Jepang adalah salah satu negara maju di Asia.
Selain terkenal dengan industi otomotif dan animasinya,
Jepang juga sangat dikenal dengan industri pangan dan pertaniannya.
Pertanian di Jepang sudah tersohor mempunyai sistem kerja
yang baik.
Selalu ada campur tangan pemerintah untuk setiap
perkembangan pada industri suatu negara.
Pemerintah Jepang menerapkan empat pilar pembangunan
pertanian yang salah satunya adalah Farm Size Expansion.
Kebijakan ini bertujuan agar kepemilikan lahan pertanian
semakin bertambah dari empat hektare menjadi 15-20 hektare untuk setiap
keluarga petani.
Kemajuan pertanian Jepang juga bisa dilihat dengan
berkembangnya sistem pertanian urban.
Bahkan pertanian urban di Jepang kini menjadi andalan untuk
memasok produk-produk pertanian yang segar, sehat, dan cepat di seluruh dunia.
Sedangkan di Indonesia, meskipun dikenal sebagai negara
agraris, pertanian di Indonesia belum bisa bersaing dengan negara Jepang.
Kekayaan sumber daya alam Indonesia menjadi modal utamanya
untuk bisa bersaing.
Lalu, apa yang perlu ditiru Indonesia dari Jepang untuk membentuk pertanian yang unggul?
Menurut beberapa sumber, ada beberapa hal yang membuat
pertanian di Jepang maju:
Tingginya Dukungan Pemerintah di Bidang Pertanian
Ini yang belum kita rasakan di negara kita, bukan berarti
selama ini pemerintah tidak mendukung, hanya saja dukungan yang kita rasakan
selama ini serasa masih kurang.
Lihat saja kebijakan pemerintah yang masih mengimpor
produk-produk pertanian dari luar, hal tersebut tentunya merugikan petani
lokal.
Sedangkan di Jepang, tata niaga pertanian telah diatur
sedemikian rupa sehingga produk pertanian lokal tetap menjadi primadona.
Salah satunya adalah kebijakan pemerintah yang mengatur
tanaman apa yang sesuai dengan permintaan pasar.
Maka dari itu kita tidak akan menemui para petani yang
menanam tanaman budidaya sesuka hati mereka.
Kebijakan ini justru bukan membatasi kreatifitas para
petani, melainkan para petani tidak akan kesulitan menjual produk pertaniannya.
Pemerintah Mengontrol Harga Produk Pertanian
Bahkan untuk urusan penetapan harga, pemerintah Jepang juga
ikut campur tangan.
Mungkin semacam Dinas Pertanian kalau di Indonesia.
Dinas ini akan membeli hasil pertanian para petani dan
mengendalikan harga supaya layak bagi masyarakat.
Kalaupun ada pihak swasta yang hendak membeli hasil
pertanian dari para petani, maka harganya pasti lebih rendah dari pemerintah.
Dengan begitu tidak ada istilah petani dirugikan tengkulak.
Petani Diijinkan Memiliki Lahan Pertanian yang Luas
Seperti yang sempat disinggung sebelumnya, lahan pertanian
di Jepang sangat didukung pemerintah.
Tidak heran jika satu petani saja bisa memiliki lahan 7
sampai 10 hektar.
Ketika seorang petani ingin mewariskan lahan pertanianya
kepada generasi penerusnya, maka ia hanya bisa mewariskan lahan tersebut kepada
satu anaknya saja yang benar-benar ingin menjadi petani.Jadi tidak ada petani
di Jepang yang hanya mempunyai lahan pertanian 1 petak atau 2 petak sawah saja.
Tidak seperti para petani kita yang sering membagi warisan
lahan pertanian yang dipetak-petakan.
Penggunaan Teknologi Tinggi
Perkembangan teknologi di Jepang juga berimbas pada industri
pertaniannya.
Seperti yang kita tahu, walaupun para petani di Indonesia
sekarang sudah jarang ada yang membajak sawah dengan sapi atau kerbau, namun
jika dibandingkan Jepang, teknologi pertanian kita masih tertinggal jauh.
Hampir semua proses pertanian, mulai dari membajak, menanam,
memupuk dan sebagainya menggunakan mesin-mesin canggih.
Hal tersebutlah yang memungkinkan satu orang petani dapat
mengurus lahanya yang berhektar-hektar.
Etos Kerja Tinggi
Jangan kita pikir karena orang Jepang menggunakan mesin pada
setiap proses pertanianya, mereka menjadi malas.Bertani di Jepang bahkan
menerapkan jam kerja seperti halnya jam kerja kantor.
Satu orang petani biasanya akan memiliki sejumlah karyawan
untuk membantuya mengurus lahan berhektar-hektar tersebut.
Jam kerjanya pun ditentukan dengan disiplin dan mengikuti
jam kerja pada umumnya yaitu 8 jam per hari.
Bahkan tidak heran jika ada karyawan yang hanya tidur 4 jam
sehari.
Hal ini karena biasanya karyawan tersebut mengambil jam
lembur.
Di bidang pertanian, jam masuk yang umum adalah jam 2 pagi
dan akan selesai pada jam 11 atau jam 12 siang.
Sedangkan mereka yang lembur akan beristirahat sejenak
setelah jam 12 siang dan melanjutkannya lagi sampai jam 5 sore.
Coba itu..!
No comments:
Post a Comment