Pestisida sebelum digunakan harus diformulasi terlebih
dahulu.
Pestisida dalam bentuk murni biasanya diproduksi oleh pabrik
bahan dasar, kemudian dapat diformulasi sendiri atau dikirim ke formulator
lain.
Oleh formulator baru diberi nama.
Berikut ini beberapa formulasi pestisida yang sering
dijumpai:
a. Cairan emulsi (emulsifiable concentrates/emulsible
concentrates)
Pestisida yang berformulasi cairan emulsi meliputi pestisida
yang di belakang nama dagang diikuti oleb singkatan ES (emulsifiable solution),
WSC (water soluble concentrate). B (emulsifiable) dan S (solution).
Biasanya di muka singkatan tersebut tercantum angka yang
menunjukkan besarnya persentase bahan aktif.
Bila angka tersebut lebih dari 90 persen berarti pestisida
tersebut tergolong murni.
Komposisi pestisida cair biasanya terdiri dari tiga
komponen, yaitu bahan aktif, pelarut serta bahan perata.
Pestisida golongan ini disebut bentuk cairan emulsi karena
berupa cairan pekat yang dapat dicampur dengan air dan akan membentuk emulsi.
b. Butiran (Granulars)
Formulasi butiran biasanya hanya digunakan pada bidang
pertanian sebagai insektisida sistemik.
Dapat digunakan bersamaan waktu tanam untuk melindungi
tanaman pada umur awal.
Komposisi pestisida butiran biasanya terdiri atas bahan
aktif, bahan pembawa yang terdiri atas talek dan kuarsa serta bahan perekat.
Komposisi bahan aktif biasanya berkisar 2-25 persen, dengan
ukuran butiran 20-80 mesh.
Aplikasi pestisida butiran lebih mudah bila dibanding dengan
formulasi lain.
Pestisida formulasi butiran di belakang nama dagang biasanya
tercantum singkatan G atau WDG (water dispersible granule).
c. Debu (Dust)
Komposisi pestisida formulasi debu ini biasanya terdiri atas
bahan aktif dan zat pembawa seperti talek.
Dalam bidang pertanian pestisida formulasi debu ini kurang
banyak digunakan, karena kurang efisien.
Hanya berkisar 10-40 persen saja apabila pestisida formulasi
debu ini diaplikasikan dapat mengenai sasaran (tanaman).
d. Tepung (Powder)
Komposisi pestisida formulasi tepung pada umumnya terdiri
atas bahan aktif dan bahan pembawa seperti tanah hat atau talek (biasanya 50-75
persen).
Untuk mengenal pestisida formulasi tepung, biasanya di
belakang nama dagang tercantum singkatan WP (wettable powder) atau WSP (water
soluble powder).
e. Oli (Oil)
Pestisida formulasi oli biasanya dapat dikenal dengan
singkatan SCO (solluble concentrate in oil).
Biasanya dicampur dengan larutan minyak seperti xilen,
karosen atau aminoester.
Dapat digunakan seperti penyemprotan ULV (ultra low volume)
dengan menggunakan atomizer.
Formulasi ini sering digunakan pada tanaman kapas.
f. Fumigansia (Fumigant)
Pestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap,
gas, bau, asap yang berfungsi untuk membunuh hama. Biasanya digunakan di gudang
penyimpanan.
Cara Pestisida Meracuni Manusia
1. Melalui Kulit
Hal ini dapat terjadi apabila pestisida terkena pada pakaian
atau langsung pada kulit.
Ketika petani memegang tanaman yang baru saja disemprot,
Ketika pestisida terkena pada kulit atau pakaian,
Ketika petani mencampur pestisida tanpa sarung tangan,
Ketika anggota keluarga mencuci pakaian yang telah terkena
pestisida.
Untuk petani atau pekerja lapangan, cara keracunan yang
paling sering terjadi adalah melalui kulit.
2. Melalui Pernapasan
Hal ini paling sering terjadi pada petani yang menyemprot
pestisida atau pada orang-orang yang ada di dekat tempat penyemprotan.
Perlu diingat bahwa beberapa pestisida yang beracun tidak
berbau.
3. Melalui Mulut
Hal ini terjadi bila seseorang meminum pestisida secara
sengaja ataupun tidak, ketika seseorang makan atau minum air yang telah
tercemar, atau ketika makan dengan tangan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu
setelah berurusan dengan pestisida.
Petani Sayur-sayuran dan Buah-buahan
Kecelakaan akibat pestisida pada manusia sering
terjadi, terutama dialami oleh orang yang langsung melaksanakan penyemprotan.
Mereka dapat mengalami pusing-pusing ketika sedang
menyemprot maupun sesudahnya, atau muntah-muntah, mulas, mata berair, kulit
terasa gatal-gatal dan menjadi luka, kejang-kejang, pingsan, dan tidak sedikit
kasus berakhir dengan kematian.
Kejadian tersebut umumnya disebabkan kurangnya perhatian
atas keselamatan kerja dan kurangnya kesadaran bahwa pestisida adalah racun.
Kadang-kadang para petani sayur-sayuran dan buah-buahan,
kurang menyadari daya racun pestisida, sehingga dalam melakukan penyimpanan dan
penggunaannya tidak memperhatikan segi-segi keselamatan.
Pestisida sering ditempatkan sembarangan, dan saat menyemprot
sering tidak menggunakan pelindung, misalnya tanpa kaos tangan dari plastik,
tanpa baju lengan panjang, dan tidak mengenakan masker penutup mulut dan
hidung.
Juga cara penyemprotannya sering tidak memperhatikan arah
angin, sehingga cairan semprot mengenai tubuhnya.
Bahkan kadang-kadang wadah tempat pestisida digunakan
sebagai tempat minum, atau dibuang di sembarang tempat.
Kecerobohan yang lain, penggunaan dosis aplikasi
sering tidak sesuai anjuran.
Dosis dan konsentrasi yang dipakai kadang-kadang ditingkatkan
hingga melampaui batas yang disarankan, dengan alasan dosis yang rendah tidak
mampu lagi mengendalikan hama dan penyakit tanaman.
Sering tanpa disadari bahan kimia beracun tersebut masuk ke
dalam tubuh seseorang tanpa menimbulkan rasa sakit yang mendadak dan
mengakibatkan keracunan kronis.
Seseorang yang menderita keracunan kronis, ketahuan setelah
selang waktu yang lama, setelah berbulan atau bertahun.
Keracunan kronis akibat pestisida saat ini paling ditakuti,
karena efek racun dapat bersifat karsiogenic (pembentukan jaringan
kanker pada tubuh), mutagenic (kerusakan genetik untuk generasi yang akan
datang), dan teratogenic (kelahiran anak cacad dari ibu yang keracunan).
Pestisida dalam bentuk gas merupakan pestisida yang paling
berbahaya bagi pernafasan, sedangkan yang berbentuk cairan sangat berbahaya
bagi kulit, karena dapat masuk ke dalam jaringan tubuh melalui
ruang pori kulit.
Menurut World Health Organization (WHO), paling tidak 20.000
orang per tahun, mati akibat keracunan pestisida.
Diperkirakan 5.000 – 10.000 orang per tahun mengalami dampak
yang sangat fatal, seperti mengalami penyakit kanker, cacat tubuh, kemandulan
dan penyakit liver.
Tragedi Bhopal di India pada bulan Desember 1984 merupakan
peringatan keras untuk produksi pestisida sintesis.
Saat itu, bahan kimia metil isosianat telah bocor
dari pabrik Union Carbide yang memproduksi pestisida sintesis (Sevin).
Tragedi itu menewaskan lebih dari 2.000 orang dan
mengakibatkan lebih dari 50.000 orang dirawat akibat keracunan.
Kejadian ini merupakan musibah terburuk dalam sejarah
produksi pestisida sintesis.
Bila Kulit terkena Pestisida
Kebanyakan keracunan pestisida terjadi akibat terserapnya
pestisida melalui kulit.
Hal ini terjadi ketika pestisida dituang dan tumpah, atau
terciprat ketika campuran pestisida diaduk sebelum disemprotkan, atau ketika
Anda menyentuh tanaman yang baru saja disemprot.
Pestisida juga dapat menyentuh kulit melalui pakaian atau
ketika Anda mencuci pakaian yang terkena pestisida.
Kulit yang ruam dan iritasi adalah gejala awal terjadinya
keracunan melalui kulit.
Mengingat bahwa gejala kulit tersebut bisa terjadi karena
hal-hal lain, seperti reaksi terhadap tanaman tertentu, gigitan serangga,
infeksi, atau alergi, maka sulit untuk mengetahui apakah gejala yang timbul ini
akibat pestisida atau reaksi terhadap hal lain.
Bicarakanlah dengan pekerja lainnya untuk mengetahui apakah
mereka mengalami reaksi yang serupa saat bekerja dengan tanaman pangan yang
sama.
Jika Anda bekerja dengan pestisida dan mengalami ruam kulit,
lebih baik segera ditangani seolah-olah gejala tersebut disebabkan oleh
pestisida.
Bila pestisida dilepas ke udara, kita menghirupnya melalui
hidung dan mulut.
Begitu masuk ke paru-paru, dengan cepat pestisida masuk ke
dalam darah dan menyebar racun ke seluruh tubuh.
Beberapa pestisida tidak berbau sehingga sulit diketahui
keberadaannya di udara.
Umumnya bentuk pestisida yang menyebar di udara adalah
fumigan (pengasap), aerosol, pengabut, bom asap, pest strips (pestisida yang
dilekat pada potongan kertas), penyemprot, dan residu dari penyemprotan.Anda
dapat pula menghirup debu pestisida di tempat penyimpanan, atau saat sedang
digunakan di dalam ruangan tertutup seperti rumah kaca, atau ketika sedang diangkut
ke lahan pertanian.
Debu yang mengandung pestisida di udara dapat menyebar dan
mengotori wilayah yang jauh dari tempat dimana bahan ini digunakan.
Dengan demikian debu pestisida mudah masuk ke dalam
rumah-rumah.
Petani Tembakau
Kehidupan petani tembakau sangat rentan dari berbagai aspek
kehidupan.
Aspek kesehatan merupakan salah satu masalah bagi petani
tembakau.
Setiap pekerjaan menimbulkan risiko yang dapat mempengaruhi
kesehatan pekerjanya, tidak terkecuali bagi petani tembakau.
Petani tembakau berisiko terkena penyakit akibat kerja yang
berhubungan dengan paparan pestisida dan absorbsi nikotin daun tembakau basah
melalui kulit yang disebut Green Tobacco Sickness (GTS).
GTS adalah penyakit yang dapat disebabkan oleh penyerapan
nikotin melalui kulit saat petani bekerja di lahan tembakau yang basah tanpa
memakai alat pelindung diri.
Penyakit ini ditandai dengan gejala antara lain sakit
kepala, mual, muntah, lemas.
Mengingat gejala GTS pada petani tembakau dipicu oleh adanya
penyerapan nikotin dari daun tembakau yang basah pada kulit petani tembakau,
maka penanganan gejala GTS pada petani tembakau dapat diupayakan dengan
mengurangi kontak dengan daun yang basah serta mengkondisikan lingkungan
sekitar agar tidak lembab.
Keluhan GTS akan dirasakan antara 3 sampai 17 jam setelah
terpapar dan durasi gejala GTS akan terjadi selam 1-3 hari.
Penanganan awal dapat dilakukan dengan cara mengurangi
paparan, berganti pakaian setelah kerja, mandi dengan sabun, meningkatkan
konsumsi air, dan istirahat yang cukup.
Perlindungan berupa baju anti air, sarung tangan tahan bahan
kimia, sepatu boot dan kaus kaki, serta bekerja di siang hari dapat mengurangi
kondisi lingkungan yang memudahkan
Terjadinya Gejala GTS
- Rumah Tangga
Tanpa kita sadari terdapat berbagai jenis pestisida yang
tersimpan dirumah.
Pestisida ini bukan saja digunakan di dalam rumah tetapi
juga digunakan di halaman rumah dan kebun untuk melindungi tanaman dari gulma
dan hewan perusak lainnya.
Anak-anak merupakan korban utama pada kasus keracunan ini
karena rasa keingintahuannya yang tinggi dan tingkah lakunya yaitu senang
sekali memasukan apa saja yang ditemui ke dalam mulutnya.
Pestisida yang sering tersimpan dalam rumah adalah racun
serangga (insektisida) dan racun tikus (rodentisida).
Pestisida tidak saja beracun terhadap organisme sasaran
tetapi juga terhadap organisme lainnya seperti manusia dan hewan peliharaan.
Pestisida dapat masuk atau meracuni tubuh melalui beberapa
cara yaitu tertelan (mulut), terhirup (hidung/saluran pernafasan), terkena
kulit atau mata.
Gejala keracunan yang langsung terlihat akibat terkena
pestisida/racun merupakan keracunan akut sedangkan bila gejala baru terlihat
setelah berulangkali atau dalam jangka panjang terkena racun merupakan
keracunan kronik.
Pencegahan keracunan dalam penggunaan pestisida dirumah
· Sebelum menggunakannya bacalah label yang ada
dikemasan.
Jaga label jangan sampai rusak karena didalamnya terdapat
informasi mengenai cara menggunakannya, penyimpanan, bahayanya dan pertolongan
pertama jika terjadi keracunan serta informasi lainnya.
· Jangan gunakan pestisida dalam ruang tertutup.Bukalah
pintu dan jendela.
· Pestisida hendaklah disimpan dengan aman (di tempat
yang tidak terjangkau oleh anak-anak seperti dilemari yang terkunci atau tempat
yang agak tinggi) sebelum dan setelah digunakan.
· Jangan semprotkan pestisida ke atas kasur atau tidur
di atas kasur yang sudah disemprot.
· Jangan menyemprot di dekat piring atau peralatan
makan
· Jangan menyimpan dekat dengan bahan-bahan makanan dan
minuman.
· Simpan dalam wadah aslinya dan jangan di pindahkan ke
dalam wadah lain terutama ke dalam wadah bekas makanan/minuman.
· Jangan sekali-kali menggunakan bekas wadah pestisida
untuk tempat makanan atau minuman sekalipun untuk hewan peliharaan.
· Jangan menggunakan racun tikus dengan tangan kosong,
gunakanlah alat seperti sendok plastik dan cuci tangan setelah menyediakan
racun tersebut.
· Gunakan pestisida dalam bentuk semprotan kurang lebih
1 jam sebelum tidur.
Sebelum menggunakannya pastikan anak-anak tidak berada
disekitar ruangan yang akan disemprot dan semua alat mainan disimpan ke tempat
lain.
· Pastikan obat nyamuk bakar digunakan dengan aman dan
jauhkan dari bahan yang mudah terbakar
· Buanglah pestisida yang sudah tidak dipakai secara
aman.
Gejala penyakit kronis (pemaparan dosis rendah dalam
jangka panjang) akibat pestisida
Pestisida dan racun lainnya dapat menyebabkan beberapa
penyakit kronis (menahun).
Beberapa gejala seorang mengidap penyakit kronis berupa : kehilangan
berat badan, sering merasa lemah, batuk terus-menerus atau batuk darah, luka
yang sulit sembuh, tangan dan kaki mati rasa, kehilangan keseimbangan tubuh,
penglihatan kabur, detak jantung terlalu cepat atau terlalu lambat, emosi yang
mudah berubah, kebingungan, sering lupa, dan sulit konsentrasi.
Beberapa dampak penyakit kronis akibat pestisida :
· Kerusakan Paru-paru
Orang yang terpapar oleh pestisida bisa mengalami batuk yang
tidak juga sembuh, atau merasa sesak di dada.
Ini semua merupakan gejala penyakit bronkitis, asma, atau
penyakit paru-paru lainnya.
Kerusakan paru-paru yang sudah berlangsung lama dapat
mengarah pada kanker paru-paru.
Jika Anda mempunyai tanda-tanda kerusakan paru-paru,
berhentilah merokok! Merokok akan memperburuk penyakit paru-paru.
· Kanker
Mereka yang terpapar pestisida mempunyai kemungkinan lebih
besar untuk mengidap kanker dibanding orang lain.
Tapi ini bukan berarti jika Anda bekerja dengan pestisida
pasti akan menderita kanker.
Ratusan pestisida dan bahan-bahan yang dikandung dalam
pestisida diketahui atau diyakini sebagai penyebab kanker dan masih banyak lagi
pestisida yang belum diteliti.
Penyakit kanker yang paling banyak terjadi akibat pestisida
adalah kanker darah (leukemia), limfoma non-Hodgkins, dan kanker otak.
· Kerusakan Fungsi Hati
Hati membantu membersihkan darah dan membuang racun-racun.
Mengingat pestisida adalah racun yang sangat berat maka
kadang-kadang hati tidak mampu membuangnya.
Beberapa kerusakan fungsi hati dapat timbul setelah terjadi
keracunan atau setelah beberapa bulan atau beberapa tahun bekerja dengan
pestisida.
· Hepatitis (Penyakit Hati) Akibat Racun
Ini adalah penyakit hati yang diperoleh seseorang yang
terpapar pestisida.
Penyakit ini dapat menyebabkan mual, muntah dan demam, kulit
menjadi kuning, dan dapat menghancurkan fungsi hati Anda.
· Kerusakan Sistem Syaraf
Pestisida merusak otak dan syaraf.
Paparan pestisida selama bertahun-tahun dapat menyebabkan
sering lupa, gelisah, emosi tidak stabil, dan kesulitan konsentrasi.
· Kerusakan Sistem Kekebalan
Beberapa pestisida dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh
yang berfungsi melindungi tubuh dari penyakit.
Jika sistem kekebalan melemah akibat gizi buruk, pestisida,
atau akibat penyakit seperti HIV/AIDS, maka orang akan lebih mudah mengalami
alergi dan infeksi sehingga penyakit awalnya lebih sulit diobati.
· Pada Perut
Muntah-muntah, sakit perut dan diare adalah gejala umum dari
keracunan pestisida.
Banyak orang-orang yang dalam pekerjaannya berhubungan
langsung dengan pestisida selama bertahun-tahun, mengalami masalah sulit makan.
Orang yang menelan pestisida (baik sengaja atau tidak)
efeknya sangat buruk pada perut dan tubuh secara umum.
Pestisida merusak langsung melalui dinding-dinding perut
· Pada Sistem Hormon
Hormon adalah bahan kimia yang diproduksi oleh organ-organ
seperti otak, tiroid, paratiroid, ginjal, adrenalin, testis dan ovarium untuk
mengontrol fungsi-fungsi tubuh yang penting.
Beberapa pestisida mempengaruhi hormon reproduksi yang dapat
menyebabkan penurunan produksi sperma pada pria atau pertumbuhan telur yang
tidak normal pada wanita.
Beberapa pestisida dapat menyebabkan pelebaran tiroid yang
akhirnya dapat berlanjut menjadi kanker tiroid.
Keracunan Akut
Keracunan akut terjadi apabila efek keracunan pestisida
langsung pada saat dilakukan aplikasi atau seketika setelah aplikasi pestisida
· Efek Akut Lokal
Bila efeknya hanya mempengaruhi bagian tubuh yang terkena
kontak langsung dengan pestisida biasanya bersifat iritasi mata, hidung,
tenggorokan dan kulit.
· Efek Akut Sistemik
Terjadi apabila pestisida masuk kedalam tubuh manusia dan
mengganggu sistem tubuh.
Darah akan membawa pestisida keseluruh bagian tubuh
menyebabkan bergeraknya syaraf-syaraf otot secara tidak sadar dengan gerakan
halus maupun kasar dan pengeluaran air mata serta pengeluaran air ludah secara
berlebihan, pernafasan menjadi lemah/cepat (tidak normal).
Tindakan Preventif dan Kuratif Sebelum Pengaplikasian
Pestisida
Untuk melindungi anda dan orang lain di sekeliling anda,
oleh karena itu tindakan yang perlu dilakukan sebelum melakukan pengaplikasian
pestisida yaitu :
· Peraturan dan perundangan tentang pestisida harus
lebih dimasyarakatkan, ditaati, serta
dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab.
· Petani/pengguna serta para penyuluh pertanian harus
dibekali informasi yang benar dan
memadaitentang seluk beluk pestisida, resiko
yang harus dihadapi, dan cara penggunaannya secara
legal, benar dan bijaksana.
Pelatihan semacam ini juga harus mencakup praktik bagaimana membaca
label, terutama
memahami peringatan bahaya._
· Memastikan pakaian Anda benar-benar melindungi tubuh
(sepatu, sarung tangan, topi,
masker, baju dan celana yang berlengan
panjang)._
· Pastikan peralatan penyemprot pestisida tidak rusak
dan tidak bocor.
Jangan gunakan penyemprot yang patah atau retak atau sarung
tangan yang sobek atau pecah.
Karena pestisida yang keluar dari lubang bocoran akan
mengenai tubuh pengguna dengan jelas kita
akan keracunan.
· Semua peralatan yang berhubungan langsung
dengan pestisida dan pencampurannya dipisahkan
dan diberi label agar tidak
menimbulkan keracunan dan jauh dari jangkauan anak-anak.
· Lakukan aplikasi saat tubuh sehat dan fit. Jangan
bekerja dengan pestisida saat perut kosong/lapar
maka akan semakin memperburuk
keadaan jika terjadi keracunan._
Kesehatan yang baik dan perut cukup terisi tidak
menjamin pengguna bebas dari keracunan.
· Siapkan air bersih dan sabun dekat tempat kerja (air
bersih harus tertutup) untuk mencuci tangan
atau keperluan lain dan siapkan
handuk kecil bersih dalam kantung plastik yang tertutup._
· Saat menakar pestisida, sebaiknya jangan langsung
memasukan pestisida kedalam tangki,karena
bisa saja campuran tersebut
tidak rata._
Siapkan ember dan air secukupnya terlebih dahulu,
kemudian tuangkan pestisida sesuai takaran yang dikehendaki dan aduk hingga
merata._
Kemudian larutan tersebut dimasukan ke dalam tangki dan
ditambah air secukupnya.
Tindakan Preventif dan Kuratif saat melakukan
Pengaplikasian Pestisida
· Perhatikan kecepatan angin. Jangan menyemprot jika
angin sangat kencang.
· Perhatikan arah angin.
Jangan menyemprot dengan menentang arah karena drift
pestisida bisa membalik dan mengenai diri sendiri.
· Kendalikan hama tanpa menggunakan pestisida.
· Jangan bekerja dengan pestisida sendirian.
· Gunakan dengan dosis sekecil mungkin. Dosis yang
lebih banyak tidak selalu lebih baik.
· Jangan mencampur dua pestisida yang berbeda.
· Jangan membawa makanan, minuman atau rokok dalam
kantung pakaian kerja dan jangan makan, minum atau merokok selama
pengaplikasian.
· Jaga tubuh Anda dan tubuh orang lain agar tidak
terkena percikan pestisida.
· Cucilah tangan sebelum makan, minum, atau menyentuh
muka.
· Jangan menyeka keringat diwajah dengan tangan,
sarung tangan, atau lengan baju yang telah terkontaminasi pestisida.
· Jauhkan pestisida dari sumber air.
· Jaga agar kuku jari tangan dan kaki tetap pendek
agar pestisida tidak terkumpul di situ.
· Gunakan pakaian pelindung dan alat pelindung.
· Jangan memasuki lahan yang baru disemprot sampai
lahan itu aman.
· Jika nozzle tersumbat, jangan meniupnya langsung
dengan mulut.
Tindakan Preventif dan Kuratif Sesudah Pengaplikasian
Pestisida
· Mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum makan,
merokok, minum, mengunyah permenkaret atau tembakau, menyentuh mata, hidung,
atau mulut, dan sebelum buang air.
Setelah bekerja, mula-mula cuci tangan dan jari-jari
Anda.
Kemudian mandilah dengan sabun.
· Mencuci pakaian kerja, sepatu, topi, dan sarung
tangan adalah hal yang paling penting yang dapat Anda lakukan untuk mencegah
terjadinya keracunan pestisida.
Bila pakaian kerja digunakan lagi tanpa dicuci, kulit akan
terpapar pestisida.
Setelah kerja, ganti pakaian dan masukkan pakaian kerja ke
dalam kantong plastik untuk melindungi orang yang akan mencucinya (meskipun
dikerjakan sendiri).
Gunakan sabun dan air bersih, dan pakailah sarungtangan
untuk melindungi tangan Anda dan menyimpan pakaian kerja tersebut terpisah dari pakaian
lainnya.
· Tunggulah sampai hasil semprotan kering dan debu
pestisida melekat sebelum memasuki lahan.
Cari tahu pestisida apa yang baru saja digunakan dan jangan
masuk sampai lahan itu aman.
Periksa label kemasan pestisida untuk mengetahui berapa
lama pestisida itu melekat dan lahanaman untuk dimasuki.
· Angkut pestisida dengan hati-hati.
Ketika Anda mengangkut atau memindahkan pestisida, letakkan
di bak belakang truk atau di dalam bagasi mobil.
Ikat kemasannya dengan kencang agar tidak bergerak dan
jatuh.
Jangan bawa pestisida dalam wadah makanan Anda atau di atas
kepala.
Jangan biarkan anak-anak membeli atau membawa pestisida.
· Pestisida harus disimpan di tempat yang aman dan
kering.
Seringkali pestisida disimpan untuk waktu yang lama dan
menyebabkan kemasannya bocor.
Sering ditemukan kucing, burung, atau binatang
lain mati di sekitar gudang penyimpanan pestisida.
Hal ini seringkali merupakan tanda-tanda awal adanya
bahan kimia yang mulai merembes ke tanah dan air.
· Jangan masukkan pestisida dalam kantong makanan
binatang, botol minum, atau ember air.
Pastikan kemasan pestisida tertutup rapat dan disimpan
tegak berdiri.
Periksa secara berkalaapakah ada retak, bocor, dan noda.
Simpan pestisida jauh dari jangkauan anak-anak, dalam
lemari terkunci dan jauh dari makanan.
· Jangan pernah menggunakan kemasan/wadah pestisida
untuk minum, mencuci, menyimpanmakanan, atau untuk apa pun.
Jangan gunakan plastik pembungkus pestisida sebagai jas
hujan atau untuk kebutuhan lainnya.
Cara terbaik membuang kemasan kosong bekas pestisida adalah
dengan melubanginya sehingga tidak ada yang dapat menggunakannya lagi, kemudian
menguburnya.
· Buang kemasan bekas pestisida dengan aman.
Jangan pernah menggunakan kemasan/wadah pestisida untuk
minum, mencuci, menyimpan
makanan, atau untuk apa pun.
Jangan gunakan plastik pembungkus pestisida sebagai jas
hujan atau untuk kebutuhan lainnya.
Cara terbaik membuang kemasan kosong bekas pestisida adalah
dengan melubanginya sehingga tidak ada yang dapat menggunakannya lagi, kemudian
menguburnya.
· Bila pestisida tumpah, Sebelum membersihkan tumpahan
pestisida, lindungi diri Anda, orang-orang
di sekitar Anda, dan sumber air.
Jika ada orang yang telah terlatih membersihkan tumpahan
pestisida, mintalah bantuannya.
Gunakan selalu pakaian pelindung ketika membersihkan
tumpahan pestisida.
Semoga Bermanfaat..
No comments:
Post a Comment