Beberapa jenis tanaman dapat mengakibatkan keracunan pada
berbagai jenis ternak.
Hal ini karena pada tanaman tersebut mengandung racun yang
apabila dikonsumsi oleh ternak dapat memacu terjadinya keracunan bahkan dapat
berakibat fatal yaitu kematian.
Beberapa jenis tanaman yang mengandung racun
tersebut adalah:
1. Kacang Tanah
Kacang tanah atau bungkil kacang tanah sebagai limbah
industri sering dimanfaatkan untuk makanan penguat bagi ternak, utamanya sapi
dan babi.
Kacang tanah atau bungkil kacang tanah dalam situasi
tertentu dapat mengakibatkan keracunan akibat dari daya kerja aflatoksin.
Dalam keadaan biasa pakan ternak dari bungkil kacang tanah
ini adalah normal dan biasa diberikan, namun dalam situasi tertentu dapat
menjadi racun karena kacang atau bungkil kacang tersebut telah ditumbuhi jamur
Aspergillus flavus.
Galur tertentu dari jamur tersebut dapat diproduksi toksin,
terutama bila bungkil yang tersedia tidak betul-betul kering.
Hewan rentan terhadap racun dari jamur Aspergillus ini
adalah sapi, babi, dan ayam, sedangkan domba termasuk lebih tahan.
Hewan muda lebih rentan daripada hewan dewasa.
Gejala klinis akibat pengaruh dari racun jamur Aspergillus
flavus pada kebanyakan hewan antara lain adalah kecepatan pertumbuhannya
berkurang dan nafsu makan juga berkurang.
Keracunan yang hebat dapat menyebabkan kekejangan dan
kemudian hewan akan ambruk.
Pedet yang keracunan dapat mengalami tenesmus dan buta.
Pengaruh paling menonjol pada sapi dewasa yang sedang
laktasi adalah penurunan produksi susu.
2. Lantana (Pohon bunga Telekan)
Lantana memiliki banyak spesies, tetapi yang paling banyak
dijumpai adalah Lantana camara.
Lantana termasuk jenis tanaman perdu, berbatang kasar,
bercabang banyak, permukaan daun kasar dan tepi daun bergerigi.
Warna mahkota beragam, antara lain merah, kuning, ungu dan
putih.
Lantana tumbuh di hampir setiap negara tropis dan dapat
hidup di tanah yang sangat miskin hara, kering, tandus, dan berbatu.
Lantana sering dipakai sebagai tanaman hias atau tanaman
pagar halaman.
Daun dan bunganya berbau langu, sehingga jika tidak terpaksa
ternak tidak akan menyukainya.
Hewan yang rentan dan sering mnaglami keracunan lantana
adalah sapi, terutama pada saat musim kering karena sulit menemukan tanaman
hijauan lain di padang penggembalaan kecuali tanaman lantana.
Sapi Bali, Brahman Cross, dan sapi Brahman sangat rentan
terhadap racun tanaman lantana ini.
Gejala klinis pada sapi yang keracunan lantana
antara lain adalah jaundice yang berat, fotosensitisasi, dermatitis nekrotik berat
terutama di bagian tubuh yang paling banyak terkena sinar matahari atau
berwarna lebih pucat seperti pada cuping telinga, ponok, bagian atas moncong
dan punggung.
Ternak kehilangan nafsu makan, diare, gelisah, ambruk, dan
akhirnya mati dalam beberapa hari dengan kondisi tubuh yang sangat kurus.
Apabila makan tanaman lantana dalam jumlah banyak, maka sapi
akan mati karena gastroenteritis sebelum terjadi fotosensitisasi.
3. Jarak (Ricinus communis)
Tanaman ini disebut juga Palma Christi, yang dapat meracuni
darah.
Tanaman ini ditemukan hampir disetiap daerah tropis.
Tanaman ini termasuk jenis tanaman semak yang dapat tumbuh
sampai pada ketinggian 3 meter.
Tanaman ini berdaun lebar dan memiliki 3 atau 5 jari.
Bunganya kecil-kecil dan berwarna kuning.
Bijinya bulat ada kalanya direndam atau direbus untuk
dimakan orang bagi yang biasa memakannya.
Bila tidak ada perlakuan tertentu, biji-biji jarak ini dapat
meracuni.
Biji jarak ini dapat diperas dan menghasilkan minyak castro.
Ampas dari biji jarak tersebut mengandung banyak substansi
beracun karena mengandung toksalbumin yang disebut risin.
Gejala klinis pada sapi yang secara tidak sengaja makan
pakanan yang tercampur bahan mengandung risin dapat mengalami kematian dengan
gejala kejang-kejang.
4. Bakung (Pohon Bunga Lily)
Bakung termasuk dalam keluarga Liliaceae.
Hampir semua jenis bakung adalah beracun dan tidak mudah
dicerna.
Tanaman jenis ini banyak tumbuh di padang penggembalaan
sehingga secara tidak sengaja dapat termakan oleh ternak.
Umbi bakung sering lebih banyak mengandung racun daripada
bagian tanaman yang berada di atas tanah.
Hewan yang termasuk rentan adalah sapi dan babi.
Babi sering terkena racun bakung karena
kebiasaannya makan umbi-umbian dengan cara menggali tanah menggunakan moncongnya.
Gejala klinis pada ternak yang keracunan bakung terlihat
gejalanya bervariasi, tergantung banyaknya bakung yang dimakan.
Glikosida atau alkaloid merupakan bahan pokok racun yang
berakibat pada jantung dan sistem saraf.
Bila hanya sebagian kecil yang termakan, maka akan terlihat
gejala saraf.
Tetapi bila sebagian besar termakan, maka yang timbul adalah
gejala jantung sebelum sempat menunjukkan gejala saraf.
Sapi yang keracunan sering muntah-muntah, diare, dan
kemudian mati karena berhentinya fungsi jantung.
Pada uji pascamati yang sering terlihat adalah
gastroenteritis.
5. Oleandra
Oleandra adalah jenis tanaman perdu yang sering ditemukan di
pedesaan.
Tanaman ini juga sering ditanam sebagai tanaman hias karena
memiliki bunga yang indah.
Pohon Oleandra dapat tumbuh tinggi mencapai 4 meter.
Pada akarnya sering tumbuh tunas yang banyak dan bercabang.
Bunganya berwarna merah-jambu yang terdapat pada akhir dari
cabangnya.
Daunnya tebal berwarna hijau tua berbentuk seperti tombak
(lanceolate), pucuknya runcing.
Tulang-tulang daun terlihat jelas dan sangat beracun.
Gejala klinis yang dapat diamati pada sapi yang
mengalami keracunan tanaman ini adalah kejang, diare, dan kolik.
Pemeriksaan secara patologi anatomi menunjukkan
gastroenteritis akut.
6. Ubi Kayu (Casava)
Ubi kayu, cassava atau singkong banyak ditanam di berbagai
tempat di Indonesia.
Ubi kayu banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan bagi
masyarakat, bahkan di beberapa tempat manjadi bahan makanan pokok pengganti
beras.
Daun ubi kayu bercabang seperti jari berwarna hijau tua.
Daun yang muda sering dimanfaatkan sebagai sayur.
Daun ubi kayu mengandung sianida yang beracun.
Oleh karena itu jika akan dimanfaatkan untuk bahan sayur
harus diolah dengan cara yang benar agar efek toksiknya hilang, misalnya dengan
dipanaskan.
Kandungan sianida pada daun ubi kayu bervariasi, tergantung
pada jenisnya.
Daun ubi kayu yang segar memiliki kandungan sianida yang
cukup banyak.
Cara menetralisasi kandungan sianida tersebut dapat
dilakukan dengan dijemur sebelum diberikan kepada ternak.
Hewan yang rentan adalah semua jenis ternak ruminansia
termasuk sapi, kerbau, kambing, dan domba.
Oleh karena itu daun ubi kayu yang akan diberikan kepada
ternak harus dipanaskan terlebih dahulu di bawah terik matahari hingga layu
untuk menetralisasi kandungan racunnya.
Gajala klinis akibat keracunan daun ubi kayu ini terutama
pada sapi adalah gejala kejang-kejang, mulut keluar buih keputihan, mata
menjadi juling, pernafasan sesak, denyut jantung meningkat, dan bila mengalami
keracunan yang berat dapat mengakibatkan kematian.
Semoga Bermanfaat..
No comments:
Post a Comment