Sebelum Terjun Ke Bisnis Jamur Tiram, Ketahui Hal-Hal
Berikut Ini :
Bisnis jamur tiram memang menggiurkan..
Seorang petani jamur tiram mengatakan bahwa dalam sekali
panen dirinya mampu menghasilkan 25 kg jamur dengan harga kotor Rp 241.000,-.
Sementara modal dari satu log hanya membutuhkan dana Rp 2000,- saja.
Namun, sebelum memulai usaha jamur tiram gali lebih banyak
pengetahuan tentang jamur tiram.
Alih-alih sukses meraup keuntungan dalam bisnis, kita
bisa mengalami kerugian jika tidak pandai membudidayakan jamur tiram.
1. Persiapkan dengan cermat hal-hal yang diperlukan untuk
membudidaya Jamur Tiram.
Sebelum melakukan penanaman, hal-hal yang menunjang
budidaya jamur tiram harus sudah tersedia.
Siapkan di antaranya rumah kumbung baglog, rak baglog, bibit
jamur tiram, dan peralatan budidaya.
Usahakan budidaya jamur tiram menggunakan bibit
bersertifikat yang dapat dibeli dari petani lain atau dinas pertanian setempat.
Peralatan budidaya jamur tiram cukup sederhana, harga
terjangkau, bahkan kita bisa memanfaat peralatan dapur.
2. Jamur yang dibudidayakan di lingkungan tumbuh berbeda,
membutuhkan nutrisi dan media yang berbeda pula.
Jamur liar berbeda dengan jamur yang dibudidayakan.
Jamur membutuhkan nutrisi dan media yang berbeda-beda
tergantung pada kondisi lingkungan setempat.
Untuk mengoptimalkan hasil dalam usaha budidaya jamur tiram
di dataran rendah dapat dilakukan dengan modifikasi terhadap bahan media dan
takarannya, yakni dengan menambah atau mengurangi takaran tiap-tiap bahan dari
standar umumnya.
3. Serbuk gergaji adalah nutrisi bagi jamur.
Sebagai media tumbuh jamur tiram, serbuk gergaji berfungsi
sebagai penyedia nutrisi bagi jamur.
Kayu yang digunakan sebaiknya kayu keras.
Hal ini karena kayu keras banyak mengandung selulosa yang
dibutuhkan oleh jamur.
Jenis-jenis kayu keras yang bisa digunakan sebagai media
tanam jamur tiram antara lain sengon, kayu kampung, dan kayu mahoni.
Untuk mendapatkan serbuk kayu pembudidaya bisa memperolehnya
di tempat penggergajian kayu.
Sebelum digunakan sebagai media biasanya sebuk kayu dibuat
kompos terlebih dahulu agar bisa terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana
sehingga mudah dicerna oleh jamur.
Proses pengomposan serbuk kayu dilakukan dengan cara
menutupnya menggunakan plastik atau terpal selama 1-2 hari.
Pengomposan berlangsung dengan baik jika terjadi kenaikan
suhu sekitar 50 derajat.
4. Dedak/bekatul dan tepung jagung adalah penghasil kalori
untuk pertumbuhan jamur.
Dedak/bekatul dan tepung jagung berfungsi sebagai substrat
dan penghasil kalori untuk pertumbuhan jamur.
Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan dedak maupun tepung
jagung memberikan kualitas hasil jamur yang sama karena kandungan nutrisi kedua
bahan tersebut mirip.
Namun, penggunaan dedak dianggap lebih efisien karena bisa
memangkas biaya dan cenderung mudah dicari karena banyak dimanfaatkan sebagai
pakan ternak.
Sebelum membeli dedak dan tepung jagung, sebaiknya pastikan
dahulu bahan-bahan tersebut masih baru.
Jika memakai bahan yang sudah lama kemungkinan bahan
tersebut sudah mengalami fermentasi yang dapat berakibat pada tumbuhnya jenis
jamur yang tidak dikehendaki.
5. Kapur adalah sumber mineral dan pengatur pH bagi jamur.
Kapur (CaCo3) berfungsi sebagai sumber mineral dan pengatur
pH.
Kandungan Ca dalam kapur dapat menetralisir asam yang
dikeluarkan meselium jamur yang juga bisa menyebabkan pH media menjadi rendah.
6. Ikuti aturan mencampur media bagi jamur berikut ini :
Wadah yang digunakan untuk meletakkan campuran media adalah
kantong plastik bening tahan panas (PE 0,002) berukuran 20 cm x 30 cm.
Adapun komposisi media semai adalah serbuk gergaji 100 kg;
tepung jagung 10 kg; dedak halus atau bekatul 10 kg; kompos 0,5 kg; kapur
(CaCo3) 0,5 kg; dan air 50-60%.
Ada dua hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan penanaman
bibit jamur, yaitu :
- Sterilisasi bahan
- Sterilisasi baglog
7. Perlu menyiapkan kumbung
Berikut adalah informasi mengenai kumbung :
Kumbung atau rumah jamur adalah tempat untuk merawat baglog
dan menumbuhkan jamur.
Kumbung biasanya berupa sebuah bangunan, yang diisi rak-rak
untuk meletakkan baglog.
Bangunan tersebut harus memiliki kemampuan untuk menjaga
suhu dan kelembaban.
Kumbung biasanya dibuat dari bambu atau kayu.
Dinding kumbung bisa dibuat dari gedek atau papan.
Atapnya dari genteng atau sirap.
Jangan menggunakan atap asbes atau seng, karena atap
tersebut akan mendatangkan panas.
Sedangkan bagian lantainya sebaiknya tidak diplester agar
air yang digunakan untuk menyiram jamur bisa meresap.
Di dalam kumbung dilengkapi dengan rak berupa kisi-kisi yang
dibuat bertingkat.
Rak tersebut berfungsi untuk menyusun baglog.
Rangka rak bisa dibuat dari bambu atau kayu.
Rak diletakkan berjajar.
Antara rak satu dengan yang lain dipisahkan oleh lorong
untuk perawatan.
Ukuran ketinggian ruang antar rak sebaiknya tidak kurang
dari 40 cm, rak bisa dibuat 2-3 tingkat.
Lebar rak 40 cm dan panjang setiap ruas rak 1 meter.
Setiap ruas rak sebesar ini bisa memuat 70-80 baglog.
Keperluan rak disesuaikan dengan jumlah baglog yang akan
dibudidayakan.
Sebelum baglog dimasukkan ke dalam kumbung, sebaiknya
lakukan persiapan terlebih dahulu.
Berikut langkah-langkahnya:
- Bersihkan kumbung dan rak-rak untuk menyimpan baglog dari
kotoran.
- Lakukan pengapuran dan penyemprotan dengan fungisida di
bagian dalam kumbung.
- Diamkan selama 2 hari, sebelum baglog dimasukkan ke dalam
kumbung.
- Setelah bau obat hilang, masukkan baglog yang sudah siap
untuk ditumbuhkan.
- Seluruh permukaannya sudah tertutupi serabut putih.
8. Juga perlu menyiapkan baglog
Baglog merupakan media tanam tempat meletakkan bibit jamur
tiram.
Bahan utama baglog adalah serbuk gergaji, karena jamur tiram
termasuk jamur kayu.
Baglog dibungkus plastik berbentuk silinder, dimana salah
satu ujungnya diberi lubang.
Pada lubang tersebut jamur tiram akan tumbuh menyembul
keluar.
Pada usaha budidaya jamur tiram skala besar, petani jamur
biasanya membuat baglog sendiri.
Namun bagi petani pemula, atau petani dengan modal terbatas
biasanya baglog dibeli dari pihak lain.
Sehingga petani bisa fokus menjalankan usaha budidaya.
Saat ini, baglog jamur tiram yang berbobot sekitar 1 kg
dijual dengan harga Rp. 3.000-3.500.
9. Rawat baglog dengan baik
Terdapat dua cara menyusun baglog dalam rak, yakni :
- Diletakkan secara vertikal, ubang baglog menghadap ke
atas.
- Diletakkan secara horizontal, lubang baglog menghadap ke
samping.
Kedua cara ini memiliki kelebihan masing. Baglog yang
disusun secara horizontal lebih aman dari siraman air.
Bila penyiraman berlebihan, air tidak akan masuk ke dalam
baglog.
Selain itu, untuk melakukan pemanenan lebih mudah.
Hanya saja, penyusunan horizontal lebih menyita ruang.
Berikut cara-cara perawatan budidaya jamur tiram adalah
sebagai berikut:
Sebelum baglog disusun, buka terlebih dahulu cincin dan
kertas penutup baglog.
Kemudian diamkan kurang lebih 5 hari.
Bila lantai terbuat dari tanah lakukan penyiraman untuk
menambah kelembaban.
Setelah itu, potong ujung baglog untuk memberikan ruang
pertumbuhan lebih lebar.
Biarkan selama 3 hari jangan dulu disiram.
Penyiraman cukup pada lantai saja.
Lakukan penyiraman dengan sprayer.
Penyiraman sebaiknya membentuk kabut, bukan tetesan-tetesan
air.
Semakin sempurna pengabutan semakin baik.
Frekuensi penyiraman 2-3 kali sehari, tergantung suhu dan
kelembaban kumbung.
Jaga suhu pada kisaran 16-24 derajatnC.
10. Waspada terhadap hama ulat
Ulat merupakan hama yang paling banyak ditemui dalam
budidaya jamur tiram.
Ada tiga faktor penyebab kemunculan hama ini yaitu faktor
kelembaban, kotoran dari sisa pangkal/bonggol atau tangkai jamur dan jamur yang
tidak terpanen, serta lingkungan yang tida bersih.
Hama ulat muncul ketika kelembaban udara berlebihan.
Oleh sebab itu, hama ulat sering dijumpai ketika musim
hujan.
Untuk tindakan pencegahan, atur sirkulasi udara dengan cara
membuka lubang sirkulasi dan untuk sementara proses penyiraman keumbung
dihentikan.
Lakukan juga pembersihan rumah kumbung dan sekitar rumah
kumbung dengan melakukan penyemprotan formalin.
Pangkal jamur yang tertinggal di baglog saat pemanenan dapat
menimbulkan binatang kecil seperti kepik.
Kepik inilah yang menjadi penyebab munculnya hama ulat.
Sementara jamur yang tidak terpanen kemungkinan terjadi
karena jamur tidak muncul keluar sehingga luput saat pemanenan dan menjadi
busuk.
Hal ini menyebabkan munculnya ulat.
Sebaiknya, ketika melakukan pemanenan baglog telah
dipastikan kebersihannya sehingga tidak ada pangkal atau batang dan jamur yang
tidak terpanen.
11. Waspadai hama semut dan laba-laba
Secara mekanis hama semut dan laba-laba dapat diatasi dengan
membongkar sarangnya dan menyiramnya dengan minyak tanah.
Sedangkan secara kemis hama tersebut dapat dikendalikan
dengan penyemprotan insektisida.
Namun, sebaiknya hindari penggunaan penggunaan insektisida
jika serangan tidak parah.
Sementara itu hama kleket kerap dijumpai pada mulut baglog.
Untuk mengendalikannya juga dilakukan dengan cara mekanis,
yaitu mengambilnya dengan tangan.
12. Waspadai penyakit tangkai memanjang
Penyakit ini merupakan penyakit fisiologis yang ditandai
dengan tangkai jamur memanjang dengan tubuh jamur kecil tidak dapat berkembang
maksimal.
Penyakit tangkai memanjang disebabkan karena kelebihan CO2
akibat ventilasi udara yang kurang sempurna.
Agar tidak terserang penyakit ini harus dilakukan pengaturan
ventilasi dalam kumbung seoptimal mungkin.
13. Hati-hati..! Jamur juga bisa berjamur.
Jamur lain yang kerap mengganggu jamur tiram adalah Mucor
sp., Rhizopus sp., Penicillium sp., dan Aspergillus sp. pada substrat atau
baglog.
Serangan jamur-jamur tersebut bersifat patogen yang ditandai
dengan timbulnya miselium berwarna hitam, kuning, hijau, dan timbulnya lendir
pada substrat.
Miselium-miselium tersebut mengakibatkan pertumbuhan jamur
tiram terhambat atau bahkan tidak tumbuh sama sekali.
Penyakit ini dapat disebabkan karena lingkungan dan
peralatan saat pembuatan media penanaman kurang bersih atau karena lingkungan
kumbung yang terlalu lembab.
Untuk mengatasi penyakit ini, lingkungan dan peralatan
ketika pembuatan media dan penanaman perlu dijaga kebersihannya.
Kelembaban di dalam kumbung juga diatur agar tidak
berlebihan.
Penyakit ini dapat menyerang baglog yang sudah dibuka
ataupun masih tertutup.
Jika baglog sudah terserang maka harus segera dilakukan
pemusnahan dengan cara dikeluarkan dari kumbung kemudian dibakar.
14. Ketika tiba masa Panen
Bila baglog yang digunakan permukaannya telah tertutup
sempurna dengan miselium, biasanya dalam 1-2 minggu sejak pembukaan tutup
baglog, jamur akan tumbuh dan sudah bisa dipanen.
Baglog jamur bisa dipanen 5-8 kali, bila perawatannya
baik.
Baglog yang memiliki bobot sekitar 1 kg akan menghasilkan
jamur sebanyak 0,7-0,8 kg.
Setelah itu baglog jangan dibuang karena bisa dijadikan
bahan kompos.
Pemanenan dilakukan terhadap jamur yang telah mekar dan
membesar.
Tepatnya bila ujung-ujungnya telah terlihat meruncing.
Namun tudungnya belum pecah warnanya masih putih bersih.
Bila masa panen lewat setengah hari saja maka warna menjadi
agak kuning kecoklatan dan tudungnya pecah.
Bila sudah seperti ini, jamur akan cepat layu dan tidak
tahan lama.
Jarak panen pertama ke panen berikutnya berkisar 2-3 minggu.
15. Perhatikan juga proses pengemasan
Pengemasan jamur tiram segar biasanya menggunakan plastik
kedap udara.
Semakin sedikit udara yang ada di dalam plastik, jamur tiram
semakin tahan lama untuk disimpan.
Namun, idealnya penyimpanan dengan plastik kedap udara hanya
dapat mempertahankan kesegaran jamur tiram selama 2-4 hari.
Oleh karena itu, agar jamur tiram segar yang dijual tetap
dalam kondisi baik, proses pengangkutan/transportasi tidak boleh terlalu lama
dari proses pengemasannya.
Seandainya jarak pengangkutan cukup jauh, sebaiknya alat
transportasi dilengkapi dengan ruangan berpendingin.
Semoga bermanfaat...!!!
Semoga bermanfaat...!!!
No comments:
Post a Comment