Monday 18 July 2016

CARA KENDALIKAN SUNDEP & BELUK TANAMAN PADI



Pada musim kemarau, tanaman padi sangat rentan terhadap serangan hama dan penyakit.
Salah satu hama yang menyerang tanaman padi adalah penggerek batang.
Hama ini akan semakin pesat perkembangannya ketika didukung oleh cuaca yang panas dan kondisi air yang tergenang.
Jika diperhatikan, sebenarnya hama ini menyerang sejak tanaman berada dipersemaian.
Namun belum menunjukkan gejala yang jelas, sehingga para petani kurang waspada terhadap serangan hama tersebut.
Telur, larva dan pupa yang berada di persemaian akan terbawa ke pertanaman padi.


Penggerek batang ini menyerang tanaman pada dua fase tumbuh tanaman setelah tanam:

1. Pada vase vegetatif (fase pertumbuhan) disebut sundep, yang ditandai dengan gejala daun padi yang terserang daunnya akan menguning (semakin berat serangan maka kuning pada daun tersebut akan semakin rata), pucuk batang yang digerek menjadi kering dan mudah dicabut, bila dicabut ada bekas gerekan dan kadang-kadang larva nya masih ada pada pangkal batang.

2. Pada fase generatif (fase produksi) disebut beluk, yang ditandai dengan gejala malai akan mati karena tangkainya dikerat oleh larva, malai yang mati akan tetap tegak berwarna abu-abu putih dan bulirnya hampa, mudah dicabut dan pangkalnya terdapat bekas gigitan larva.

Kadang-kadang lebih dari satu jenis penggerek yang menyerang tanaman padi, kedatangannya pun tidak bersamaan, namun hasil identifikasi dilapangan menunjukkan bahwa kerusakan sundep atau beluk didominasi oleh penggerek batang padi kuning dan penggerek batang padi putih.
Dengan mengetahui gejala serangan penggerek batang padi, jenis dan waktu serangannya maka pengendalian hama ini tidaklah sulit.

Adapun beberapa cara yang dapat digunakan dalam pengendaliannya yaitu :

1. Pengendalian hama penggerek batang padi dengan teknik budidaya.
Merupakan cara penekanan populasi hama maupun pencegahan resiko kerugian akibat serangan penggerek batang padi dengan cara bercocok tanam.
Cara-cara yang dapat dilakukan dalam bercocok tanam padi untuk menghindari serangan hama penggerek batang, antara lain :

- Penggunaan varietas tahan penggerek batang
Contoh varietas yang tidak direspon baik oleh penggerek batang padi adalah IR40, IR72 dll.

- Penentuan waktu tanam
Tindakan ini bisa bersifat upaya pengendalian populasi maupun pencegahan serangan.
Penentuan waktu tanam yang tepat diharapkan bisa menghindari serangan penggerek batang padi.
Ini dikarenakan penerbangan ngengat serangga hama ini mempunyai kekhasan, pada waktu-waktu tertentu jumlahnya sangat banyak dan di saat yang lain praktis sedikit.
Di daerah tropis yang biasa ditanami padi 2 atau 3 kali dalam setahun, siklus hidup penggerek batang padi tidak pernah putus.
Disini endemik serangan sundep/beluk, pembuatan persemaian sebaiknya dilakukan 7-10 hari setelah puncak penerbangan ngengat penggerek.
Pencegahan serangan penggerek batang padi dengan menentukan waktu tanam yang tepat sebenarnya sudah dilakukan sejak dulu.
Ini dibuktikan adanya kalender tanam (pranoto mongso) sebagai acuan waktu penanaman.

- Rotasi tanaman
Di daerah tropis yang mengenal dua musim dalam setahun biasanya mempunyai pola tanam Padi-Padi-Bera atau Padi-Padi-Palawija.
Untuk menghindari serangan penggerek batang padi perlu dilakukan rotasi tanaman.
Pergiliran tanaman dengan menanam komoditas selain padi dilakukan untuk memutus siklus hidup serangga penggerek batang, misalnya dengan pola Padi-Palawija-Bera, Padi-Palawija-Palawija atau Padi-Sayur-Palawija. Pengendalian dengan rotasi tanaman memungkinkan dilakukan di lahan yang beririgasi setengah teknis atau tadah hujan, sedangkan di lahan beririgas teknis rotasi tanaman sebaiknya dilakukan secara berkala dalam wilayah yang luas.

- Pengolahan tanah dan penggenangan
Pengolahan tanah yang sempurna yaitu membalikkan lapisan olah tanah sampai sisa-sisa tanaman terpendam kemudian digenangi selama beberapa hari sehingga larva yang tertinggal di dalam batang bisa mati dan pupa gagal menjadi ngengat.

- Sanitasi lahan
Sanitasi lahan yaitu membersihkan lingkungan pertanaman yang terserang sundep/beluk dengan intensitas sedang sampai berat.
Cara ini dilakukan dengan memotong sisa-sisa tanaman hingga pangkal batang dan membakarnya sehingga pupa yang bersemayam di pangkal batang bisa mati terbakar.


2. Pengendalian Fisik/Mekanik
Teknik pengendalian ini cukup efektif untuk mencegah serangan penggerek batang padi.
Pengendalian fisik/mekanik dilakukan oleh petani secara langsung maupun dengan alat (perangkap). 
Tindakan pengendalian ini dilakukan dengan memungut kelompok telur di persemaian.
Cara ini efektif untuk mencegah sundep pada tanaman yang baru pindah (transplanting).


3. Pengendalian Biologi
Pengendalian secara biologi dengan menggunakan musuh alaminya, baik predator, parasitoid maupun virus/jamur patogenik.
Contoh predator yang memakan kelompok telur adalah jangkrik, sedangkan yang memangsa ngengat penggerek adalah kelelawar dan laba-laba.
Bangsa tabuhan (Trichogramma sp.) juga merupakan musuh alami penggerek batang padi.
Serangga ini memarasit kelompok telur penggerek.
Musuh alami lain adalah virus dan jamur entomopatogenik, yaitu cendawan yang berkembang biak dengan tubuh serangga sebagai inangnya.
Metharrizium anisopliaeadalah salah satu contoh jamur yang menyerang larva penggerek batang padi. 

Teknik pengendalian secara biologis banyak dikembangkan dalam pertanian organik karena mekanisme penekanan terhadap populasi serangga hama sangat kuat, tidak menimbulkan dampak negatif pada tanaman serta tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.
Saat ini, musuh-musuh alami serangga hama diperbanyak atau dikembangbiakkan secara khusus menjadi agensia hayati.


4. Pengendalian Kimiawi
Pengendalian secara kimiawi atau dengan pestisida sebaiknya dilakukan bila populasi serangga hama atau intensitas serangan penggerek batang telah melebihi ambang pengendalian.
Pada tanaman padi dalam masa pertumbuhan (stadia vegetatif) penggunaan pestisida bila tingkat serangannya lebih dari 5%, sedangkan pada vase generatif jika intensitasnya 15% atau lebih.
Dengan pestisida, populasi serangga hama dapat ditekan dan turun secara cepat bahkan reaksinya bisa langsung dilihat (knockdown effect).









HAMA SUNDEP DAN BELUK Oleh Penggerek Batang Padi Putih (Scirpophaga innotata)

Hama endemis ini berkembang dari dari pantai hingga daerah pedalaman dengan ketinggian 200 meter diatas pemukaan laut dengan curah hujan (kurang dari 200 mm).
Tanda-tanda hama ini dimulai dengan melakukan invasi (terbangnya ribuan kupu-kupu keell berwarna putih pada sore dan malam hari) setelah 35 hari masa hujan. Kupu-kupu ini melakukan terbang sekitar dua minggu, menuju daerah-daerah persemaian tanamaan padi. Selanjutnya telur-telur (170-240 telur) diletakkan dibawah daun padi yang masih muda dan akan menetes menjadi ulat perusak tanaman padi setelah seminggu. Ulat S.Innotata selain mampu mewujudkan serangan hama sundep, mampu pula mewujudkan seranganhama beluk. Penyerangan ini dikenal dengan nama "Hama Sundep" dan "Hama Beluk",


Perbedaan Hama Sundep dan Hama Beluk.

Hama Sundep
Menyerang daun padi muda. menguning dan mati. Walaupun batang padi bagian bawah masih hidup atau membentuk anak tanaman baru tapi pertumbuhan daun baru tidak terjadi.

Hama Beluk
Menyerang titik tumbuh tanaman padi yang sedang bunting sehingga buliran padi keluar, berguguran, gabah-gabah kosong dan berwarna keabu-abuan.

Selain itu gejala serangan Sundep terjadi pada fase vegetatif dimana daun tengah atau pucuk tanaman mati karena titik tumbuh dimakan. Pucuk yang mati akan berwarna coklat dan mudah dicabut. Gejala serangan Beluk terjadi pada fase generatif, hal ini bisa dilihat malai akan mati karena pangkalnya dikerat oleh larva. Malai yang mati akan tetap tegak berwarna abu-abu putih dan bulirnya hampa. Malai ini mudah dicabut dan pangkalnya terdapat bekas gigitan larva.

Angin membantu penyebaran ngengat dan larva. Larva yang baru keluar dari telur menggantungkan diri dengan benang sutera halus pada daun padi sebagai alat pindah ke pertanaman lainnya. Pada daerah dimana terdapat pola pertanaman padi lebih dari satu kali setahun, hama ini menjadi penting artinya karena periode tersedianya makanan yang cukup panjang.

Untuk membasmi hama-hama ini ditempuh cara-cara sebagai berikut:
1. Petani menyebarkan bibit-bibit tanaman padi di persemaian setelah tahu jadwal invasi serangan ulat-ulat ini diperkirakan telah selesai.
2. Penanaman padi yang memiliki daya regenerasi yang tinggi.
3. Menghancurkan telur-telur S. innotata yang terdapat dilingkungan persemaian dan membunuh larva-larva yang baru menetas.
4. Melakukan tindakan preventif dengan penyemprotan persemaian menggunakan insektisida yang resistensi.
5. Bibit-bibit tanaman padi yang akan disemai dicelupkan dalam herbisida.
6. Setelah invasi S. innotata dilakukan penyemprotan insektisida yang mematikan telur dan larva.
7. Crop rotation (pergiliran tanaman), setelah penanaman padi batang atau jeraminya harus dibenamkan kedalam tanah/lumpur.
8. Menarik perhatian S. innotata menggunakan perangkap jebak berwarna atau lampu petromaks.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
· Ketika terlihat banyak kupu-kupu yang bertebaran disawah, siapkan petromaks.
· Siapkan pula nampan seng sebagai tempat petromaks.
· Cari oli bekas, yang baru beli juga boleh. Nggak tergantung merk.
· Nyalakan lampu petromax. Harus malam hari. Tidak bisa siang hari.
· Letakkan lampu diatas nampan yang telah diberi oli bekas.
· Kupu-kupu sundep yang cuma muncul dimalam hari akan tertarik pada cahaya lampu, dan akan menempel pada lapisan oli di nampan seng.

Semoga bermanfaat..

No comments:

Post a Comment