Sunday 21 May 2017

TEKNIK PEMBUATAN MOL BONGGOL PISANG

 Apa itu MOL..?
MOL adalah singkatan dari Mikro Organisme Lokal.
Kalau Mikro Organisme, kita sudah paham pengertiannya.
Untuk Lokal, adalah banyak pengertian.
Lokal bisa diartikan “dibuat sendiri”. Jadi pengertiannya MO yang kita buat sendiri.
Boleh dibilang, yang membuat MOL tersebut adalah formulator.

Lokal, bisa juga diartikan organisme yang berada di daerah/di lingkungan kita.
Jadi, mikro organisme tersebut adalah MO yang sudah beradaptasi dengan baik disekitar lingkungan kita.

 FUNGSI MOL
Dari MOL inilah, dapat digunakan untuk membuat pupuk kompos.
Dalam hal ini MOL bisa disebut sebagai starter/decomposer.

Dan juga MOL dapat digunakan sebagai pupuk cair pada aplikasi pemupukan.
Bisa juga MOL sebagai ZPT (Zat Pengatur Tumbuh).
Selain itu, MOL dapat juga sebagai pengurai atau “Pabrik Pupuk” sehingga unsur hara dapat diserap oleh akar tanaman.
 
Bahan Utama Pembuatan MOL
Untuk memahami cara pembuatan MOL, ada beberapa poin yang harus dipahami terlebih dahulu.
Minimal, ada tiga poin yang harus ada dalam pembuatan setiap MOL.
 
1. Ada Bahan Yang Akan Digunakan
Apa bahan tersebut..?
Sangat banyak dan tersedia disekitar lingkungan kita.
Bahan-bahan ini dapat dikategorikan ke dalam tahapan/fase pertumbuhan tanaman

 PERTAMA
Dominan Unsur N :
Rebung, Daun Gamal, pucuk-pucuk daun, dll.

MOL ini sangat baik, untuk pertumbuhan vegetatif awal tanaman.

 KEDUA
Unsur N dan P agak berimbang :
Bonggol Pisang, keong mas, buah-buahan, limbah dapur, dll

MOL ini sangat baik, untuk pertumbuhan vegetatif susulan tanaman.

 KETIGA
Dominan Unsur P :
Batang pisang, biji coklat, dll

MOL ini sangat baik, untuk aplikasi masa primordial tanaman.

 KEEMPAT
Dominan Unsur K :
Sabut kelapa, amplas teh, dll

MOL ini sangat baik, untuk aplikasi pengisian bulir.

2. Ada Bahan sebagai Sumber Karbohidrat
Dari bahan-bahan tsb, nantinya akan muncul MO.
Nah, MO ini butuh “makanan” untuk mengolah bahan-bahan tersebut.
Oleh sebab itu, diberikan sumber karbohidrat tersebut.

Sumber karbohidrat tersebut bisa berupa :
Air cucian beras (lira), dedak, nasi, gabah/beras yang ditumbuk, jagung yang dihaluskan, dll
 
3. Ada Bahan sebagai Sumber Energi
Untuk sumber energi ini, biasa dalam bentuk bahan-bahan yang manis. Misalnya:
Molase/tetes tebu, gula merah, gula aren, gula pasir, air kelapa, isi buah maja matang, batang tebu, dll

Makanya, ada membuat MOL keong mas, bahan utamanya ada 3 saja:
Keong mas, air cucian beras dan buah Maja.
Tapi, ada juga yang menggunakan :
Keong mas, air cucian beras, air kelapa dan gula merah.

Masalah takaran disesuaikan dengan formulator sendiri (kita sendiri).
Semakin sering membuatnya, akan paham takaran bahannya.
Intinya, semakin pekat MOL akan semakin baik

Oleh sebab itu, bahan-bahan tersebut di atas, disesuaikan dengan apa yang ada di sekeliling atau lingkungan hidup kita.

Bahan-bahan tersebut mudah didapatkan dan murah.
Apalagi bila kita tinggal ambil saja alias gratis.

 Bagaimana Proses Pembuatannya..?

Apabila kita ingin membuat MOL, kita siapkan semua bahan tersebut.
Kemudian dimasukkan ke dalam ember.
Nah, dalam proses ini, sepengetahuan saya, ada 3 cara perlakuan yang bisa digunakan :
 
PERTAMA
Semua bahan dimasukkan ke dalam ember/wadah tertutup.
Bila demikian, formulator MOL harus tiap hari mengaduk isi MOL tersebut.
Biasanya, dilakukan tiap pagi.
Masalah waktu, terserah yang buat MOL.

Kegiatan ini harus dilakukan sekitar 7 hari
Dan biasanya, setelah 10 hari proses ini sudah selesai.
 
KEDUA
Semua bahan dimasukkan ke dalam ember/wadah yang bagian atasnya ditutup pakai kertas koran.
Tujuan penutupan ini, agar MOL yang kita buat tidak kemasukan lalat atau serangga lainnya.

Dengan demikian, sang formulator tidak perlu mengaduk proses pembuatan MOL tsb.
Biasanya, setelah 7 hari proses pembuatan MOL ini sudah selesai.
 
KETIGA
Semua bahan dimasukkan ke dalam ember/wadah tertutup.
Cuma, bagian atas penutup diberi lubang.
Lubang ini nantinya akan dimasukan selang kecil.
Selang ini akan dihubungkan dengan botol bekas air mineral yang berisi air.

Tujuannya agar suhu/panas dan gas yang dihasilkan dalam proses pembuatan MOL ini disalurkan lewat selang tersebut ke dalam botol.
Dengan cara ini, sang formulator MOL tak perlu mengaduk proses pembuatan MOL tersebut.

 Apa kandungan MOL Bonggol Pisang..?

Menurut beberapa literatur, dalam MOL Bonggol Pisang mengandung ZPT Giberellin dan Sitokinin.
Selain itu dalam MOL Bonggol Pisang tersebut juga mengandung 9 mikroorganisme yang sangat berguna bagi tanaman yaitu :

  • Lactobacillus sp.
  • Pseudomonas sp.
  • Azospirillium sp.
  • Azotobacter sp.
  • Bacillus sp.
  • Aeromonas sp.
  • Aspergillus sp.
  • Mikroba Pelarut Phosphate.
  • Mikroba Selulotik.
 Bakteri tersebut mampu mengurai bahan organik termasuk nitrogen,phospat dan kalium dalam bahan organik yang ada dalam tanah menjadi nutrisi yang siap digunakan oleh tanaman.
Tidak hanya itu MOL Bonggol Pisang selain sebagai penghasil Hormon Sitokinin MOL Bonggol Pisang  juga tetap bisa digunakan sebagai Pupuk Hayati, Dekomposer atau mempercepat proses pengomposan.
Hebat kan..?

 Bahan pembuatan MOL Bonggol Pisang :

  • 3 Kg Bonggol Pisang
  • 3 Liter Air Kelapa.
  • 3 Liter Air Beras.
  • 3 tutup K-Bioboost
  • 3 sendok teh Gula Pasir.
 Cara membuat MOL Bonggol Pisang :

1. Bonggol Pisang dipotong-potong kecil lalu ditumbuk-tumbuk

2. Campurkan air cucian beras dan air kelapa serta gula pasir ke dalam Bonggol Pisang yang sudah
     ditumbuk.

3. Tambahkan Bioboost, aduk hingga merata

4. Masukkan dalam tong dan tutup rapat, setiap hari di aduk .

5. Setelah 15 hari biasanya siap digunakan.

Cara Aplikasi :
Penyemprotan dilakukan pada pagi/sore hari dengan konsentrasi 400 cc cairan (2 gelas air mineral) dicampur 14-15 liter air tawar pada umur :
-   10 HST
-   20 HST
-   30 HST
-   40 HST

Cocok digunakan pada tanaman Pangan dan Palawija (Padi, Jagung, Kedelai, dll) sebagai ZPT pada fase vegetatif.


Semoga bermanfaat..

FERMENTASI PAKAN LELE BIOFLOK APLIKASI K-BIOBOOST


     K-Bioboost untuk ikan merupakan solusi cerdas dan sangat menguntungkan.
Adanya mikroba Lactobacillus sp. dan beberapa mikroba pengurai bahan-bahan organik akan membantu petani tambak maupun kolam air tawar mendapatkan solusi untuk fermentasi air maupun fermentasi pakan sebelum diberikan pada lele, gurame, nila dan patin serta yang lain-lain.

     Fermentasi pakan Lele Bioflok pada sistem budidaya Lele Bioflok sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan lele dan hasil panennya menjadi lebih optimal dan menyenangkan sesuai harapan anda.
Bahkan fermentasi pakan lele sistem bioflok menjadi sangat wajib dilakukan dalam Sistem Budidaya Lele Bioflok ini karena bisa membantu limbah kotoran lele lebih sedikit dan tidak mengandung amoniak tinggi.

     Fermentasi pakan lele sebenarnya tidak hanya pada Budidaya Sistem Bioflok yang bisa menggunakan K-Bioboost, pada Sistem Budidaya Tradisional pun membutuhkan K-Bioboost sebagai fermentasi pakannya.
     Dengan fermentasi pakan akan membantu ikan memproses pelet lebih cepat diproses dalam sistem pencernaan ikan dengan bantuan mikroba Lactobacillus yang terkandung dalam K-Bioboost, disamping itu adanya kandungan Mikroba Selulotik akan mempermudah bahan-bahan organik di kolam lebih cepat dibusukkan sehingga mudah menjadi pakan alami lele.
Berikut ini cara fermentasi pakan Lele Bioflok :

Siapkan bahan-bahan sebagai berikut :

  • K-Bioboost 1 L.
  • Jerigen ukuran 5 L.
  • Wadah yang memiliki tutup rapat.
  • Molase 500 ml yang sudah di masak.
  • Kunyit dan Temulawak masing-masing 1 Kg yang sudah di blender.
 Cara Pembuatan :
1. Campurkan Bioboost 1 L + Molase 500 ml + kunyit yg sudah diblender dan disaring ampasnya di buang 
     + Temulawak yang sudah di blender dan disaring ampasnya di buang + air bersih sebanyak 3 L.

2. Campurkan dan jadikan sebagai indukan fermentasi dan masukkan jerigen 5 L.
    Kemudian simpan sebagai stock untuk fermentasi.

3. Saat akan membuat fermentasi pakan, ambil 20 ml dan campur dengan air sebanyak 1 L kemudian di 
    campurkan dengan pakan maksimal 2,5 Kg kemudian aduk-aduk rata hingga semua pelet / pakan rata 
    basah tapi tidak sampai hancur dan simpan di wadah tertutup dan didiamkan minimal 1 malam dan pelet 
    bisa diberikan pada lele.

4. Pakan yang sudah difermentasi dengan K-Bioboost diberikan pada lele maksimal sampai 3 hari, jangan 
     terlalu lama.

Demikian tehnik fermentasi pakan Lele Bioflok dengan K-Bioboost.

Semoga Bermanfaat..

APLIKASI K-BIOBOOST PADA BUDIDAYA LELE BIOFLOK


     Budidaya Lele konsumsi dengan Tehnologi Bioflok saat ini sangat digemari oleh masyarakat pembudidaya perikanan karena hasilnya sangat melimpah dan menguntungkan. 
Budidaya Lele dengan Sistem Bioflok sangatlah sederhana, efesien waktu dan tempat tidak seperti budidaya konvensional baik dengan kolam tanah maupun kolam terpal sekalipun yang tidak menggunakan Sistem Bioflok.

     K-Bioboost sebagai Pupuk Hayati dengan kandungan mikroba didalamnya, sangat bermanfaat sebagai probiotik pengaktif bakteri nonpathogen dengan mencampur dengan molase, dengan menggunakan K-Bioboost + molase serta beberapa bahan tertentu akan membantu terbentuknya flok (gumpalan-gumpalan kecil) yang akan menjadi pakan tambahan bagi lele.
Dibawah ini tatacara Aplikasi K-Bioboost :

Untuk Aplikasi K-Bioboost pada Sistem Budidaya Lele Bioflok sebagai berikut :

1. Persiapan
Kolam Bioflok yang sudah berisi air bersih (disarankan air sumur) dan kondisikan aerator sudah menyala (rekomendasi, aerator sudah menyala 1-2 hari sebelumnya dalam air, sehingga air terkelola)

2. Hari Pertama
Rekomendasi untuk 250 ml K-Bioboost dituangkan dalam 2-3 M³ air dan biarkan air selama 24 jam.

3. Hari Kedua
Tuangkan molase kedalam kolam Bioflok dan aduk sampai rata kemudian biarkan 4-5 hari.
Pada hari ke-6 masukkan 250 ml K-Bioboost ke dalam Bioflok.

Tehnik Budidaya Bioflok akan mendapatkan hasil optimal dengan memperhatikan dua hal :

1. Pengelolaan air yang baik.
2. Managemen pakan yang baik.

K-Bioboost sangat berperan dalam 2 hal tersebut, seperti proses fermentasi pakan dan pengendalian kehidupan bakteri selama proses pembesaran ikan. 


Semoga bermanfaat..