Monday 22 August 2016

MENYOAL DANA DESA



UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa sebelum ditetapkan menjadi undang-undang sudah melewati perjalanan yang cukup panjang hampir tujuh tahun lamanya.
Bahkan dalam perjalanannya sebelum disyahkan dalam rapat paripurna DPR tanggal 18 Desember 2013, sudah beberapa kali terjadi aksi-aksi demostrasi yang dilakukan aparat desa di Jakarta dan beberapa tempat di tanah air yang menuntut undang-undang tersebut secepatnya disyahkan.

Dengan adanya undang-undang ini diharapkan akan bisa mengakomodasi semua tututan dan kepentingan pemerintahan dan masyarakat desa, khususnya perangkat desa yang selama ini gencar menuntut kesejahteraan. Di samping itu keberadaan pemerintah desa sebagai sebagai penyelenggara urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat yang terendah dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia semakin jelas.

Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam UU tersebut, antara lain terkait dengan penghasilan kepala desa dan perangkat desa yang kini memperoleh gaji tetap dan jaminan kesehatan setiap bulannya yang bersumber dari dana perimbangan dalam APBN yang diterima oleh kabupaten/kota.
Kepala desa dan perangkat desa juga akan mendapatkan tunjangan yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja desa.

Kepala desa yang sebelumnya masa jabatannya 8 tahun dipotong menjadi 6 tahun, tapi bisa dijabat 3 priode berturut-turut, sebelumnya hanya dua priode.
Sepanjang kepala desa masih dipilih masyarakat, ia tetap diberikan kesempatan tiga priode.
Kesempatan selama tiga priode, memberi peluang kepala desa untuk melanjutkan kebijakan-kebijakan pembangunan dan peningkatan kesejahteraa masyarakat desa.

UU ini juga memberi implikasi positif bagi keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah.
Mengingat perkembangan dan kemajuan desa akan bersinergi dengan keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah.
Bukankah bagian terbesar masyarakat ada di desa, tentunya dengan sejahteranya masyarakat di desa dan meratanya pembangunan, maka implementasi otonomi daerah yang bersifat, nyata, bertanggungjawab dan luas akan terlaksana.

Perubahan paling mendasar adalah ketidakadilan dalam konsep pembangunan nasional yang terpusat di kota dengan menggabaikan pembangunan di desa tidak akan terjadi lagi.
Karena desa diberikan anggaran yang memadai setiap tahunnya untuk pembangunan dan kesejahteraan aparat desa yang bersumber dari APBN yang disebut dengan Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) dari APBD yang sudah terlebih dahulu ada.

Dengan adanya DD dan ADD sudah pasti banyak dampak positifnya bagi perkembangan dan kemajuan desa.
Antara lainnya berkurangnya keinginan untuk melakukan pemekaran desa dengan sendirinya.
Alasannya, sudah pasti desa yang dimekarkan akan dengan sendirinya pula akan berkurang alokasi anggaran yang diterima dari DD dan ADD karena berkurang jumlah penduduknya.

Tapi sebaliknya juga peluang terjadinya pemekaran desa bisa saja terjadi dengan digelontorkannya DD.
Modus pemekaran desa bisa saja karena adanya konflik dalam masyarakat.
Hal lain mungkin karena adanya akal-akalan dan permainan antara Pemda dengan para kepala desa melakukan pemekaran untuk kepentingan bersama.

Besaran jumlah DD tersebut ditrasfer secara langsung dari pusat ke desa 10% dari dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota dalam APBN setelah dikurangi oleh Dana Alokasi Khusus (DAK).
Dimana untuk setiap tahun anggaran alokasi dana yang bersumber dari pusat tersebut utuh diterima desa, jadi tidak dicicil pemberiannya dalam setiap tahun anggaran.

Diperkirakan anggaran yang diterima setiap desa pertahunnya mencapai Rp. 500 juta sampai 1 milyar.
Besaran jumlah alokasi anggaran untuk setiap desa disesuaikan dengan kondisi desa, jumlah penduduk, luas wilayah, infrastruktur desa dan sebagainya.
Artinya jumlah besaran anggaran DD yang diterima setiap desa akan berbeda-beda.

Selain menerima kuncuran dana yang bersumber dari APBN tersebut, desa masih mendapat cipratan dana dari APBD provinsi, kabupaten/kota dalam bentuk ADD yang wajib diberikan sesuai kemampuan keuangan Pemda kepada pemerintah desa.
Bila dihitung-hitung, maka setiap desa bisa saja mendapatkan suntikan dana setiap tahun Rp. 500 juta sampai Rp. 1 milyar. Jumlah yang cukup fantastik memang.

Besarnya anggaran yang diterima desa dalam bentuk DD dan ADD sudah pasti menimbulkan kekhawatiran, para kepala desa tidak bisa mengelolanya.
Mengingat tidak semua kepala desa punya pengetahuan dalam pengelolaan anggaran.
Belajar dari Biaya Operasional Sekolah (BOS), banyak kepala sekolah yang tersandung hukum masuk bui.
Ini tidak boleh terjadi dengan kepala desa.

Kepala desa sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) supaya tidak berurusan dengan hukum karena ketidaktahuan pengelolaan dan penggunaan anggaran.
Seharusnya Pemerintah dan Pemda sudah melakukan sosialisasi dan pelatihan terhadap para kepala desa/perangkatnya dalam pengelolaan dan penggunaan anggaran.
Jangan sampai kepala desa/perangkatnya mengalami nasib yang sama dengan kepala sekolah.

Menyiapkan kapasitas kepala desa/perangkatnya yang mampu menyusun perencanaan, penganggaran dan pengelolaan administrasi dan keuangan desa yang transparan dan akuntabel menjadi sesuatu yang sangat penting dan mendesak.
Termasuk bagaimana memperkuat partisipasi dan pengawasan masyarakat dalam pembangunan yang dananya bersumber dari DD dan ADD.

Pemda seharusnya bisa menggandeng kalangan akademisi bila mengalami keterbatasan sumber daya manusia, termasuk membangun kemitraan dengan organisasi-organisasi masyarakat sipil di tingkat lokal regional dan nasional yang sudah berpengalaman melakukan pendampingan untuk memperkuat kapasitas pemerintahan desa, baik di bidang perencanaan, akutansi dan pelaporan dan manajemen resiko termasuk pencegahan korupsi.

Keberhasilan dalam pengelolaan dan penggunaan dana DD dan ADD akan mewujudkan pemerintahan desa yang bersih dari korupsi dan responsif menjawab kebutuhan masyarakatnya.
Yang lebih penting bagaimana memperkuat orientasi pembangunan desa yang punya visi pemberdayaan, keberlanjutan, keserasian lingkungan, pemerataan dan kesejahteraan.

Dilihat dari kesiapan masyarakat desa dalam penggunaan anggaran yang bersumber dari APBN dan APBD sebetulnya sudah benar-benar siap, karena sudah terlibat dengan program PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri) Perdesaan.
Dimana masyarakat desa sudah terlibat dalam proses penganggaran partisipatif untuk program di desanya masing-masing sejak dari tahap perencanaannya.

Jika semua itu dapat diwujudkan dan dimanfaatkan secara optimal oleh pemerintah desa, maka permasalahan urbanisasi, kemiskinan, ketimpangan dan keterbelakangan akan bisa terselesaikan.
Artinya momentum untuk mewujudkan desa yang otonom, demokratis, mandiri dan sejahtera akan dapat tercapai.
Mengingat selama ini proyek pembangunan di desa lebih dominan dikendalikan Pusat, Pemda Kabupaten/Provinsi dan instansi vertikal.

Seharusnya sekitar bulan April 2015 DD tersebut akan turun di 74.093 desa di Indonesia dan untuk Sumut ada 5.418 desa yang akan menerima transfer DD.
Sayangnya, sampai akhir tahub 2015 baru Rp. 3,8 triliun (20%) dari Rp. 8 triliun untuk tahap pertama yang cair.
Disebutkan banyak kendala di lapangan yang menyebabkan dana belum bisa dicairkan, antara lain belum adanya Peraturan Kepala Daerah yang mengantur soal DD tersebut.

Masalah lain sebagian sektertaris desa/bendahara belum berstatus PNS.
Karena yang bisa membuka rekening desa hanya sekretaris desa/bendahara berstatus PNS dan beberapa desa belum memiliki kantor desa.
Di samping rencana kerja  pemerintah desa belum dibuat Pemerintah Desa, karena tidak adanya sumber daya manusia untuk menyusunnya.

Adapun pendampingan dari Pemerintah Daerah dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi belum ada terutama di desa-desa di luar Pulau Jawa.

Pendamping Desa belum dibuat Pemerintah Desa, karena tidak adanya sumber daya manusia untuk menyusunnya.
Adapun pendampingan dari Pemerintah daerah dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi belum ada terutama di desa-desa di luar Pulau Jawa.


Semoga informasi ini bermanfaat..

KEGIATAN ON FARM PERUM BULOG


Program On Farm Perum BULOG juga merupakan kegiatan di hulu bersama dengan “jaringan semut” untuk menghimpun gabah/beras dari kelompok tani dan Gapoktan yang hasilnya akan diolah oleh Unit Pengolahan Gabah-Beras (UPGB) Perum BULOG sebagai upaya untuk memperkuat pasokan bahan baku.
Upaya ini mempunyai relevansi terkait dengan pegembangan strategi Perum BULOG untuk mengintegrasikan tata niaga gabah/beras dari Hulu ke Hilir.

Program On Farm Perum BULOG dalam kegiatannya memproduksi gabah/beras untuk memenuhi kebutuhan PSO dan pasokan bahan baku UPGB (beras premium) untuk pasaran umum baik lokal maupun antar daerah, serta memenuhi Kebijakan Kementerian Negara BUMN dalam melakukan Pengadaan Gabah 20% dari total Pengadaan.

Bagi Perum BULOG, program ON FARM diharapkan selain menyumbang terhadap kenaikan produksi padi (gabah) juga lebih menjamin tercapainya target pembelian gabah dan stok beras dengan kualitas yang lebih baik.

Menggunakan pola On Farm sesuai dengan kondisi daerah setempat, melakukan pembelian gabah dengan harga mengikuti perkembangan harga setempat, melakukan pasca panen bersama UPGB di daerah setempat, melakukan pendampingan dan pengawalan teknis terhadap pelaksanaan teknis budidaya dan menjamin ketersediaan saprodi berupa benih bersertifikat dan pupuk sesuai kebutuhan.

Program tersebut meliputi tiga pola On Farm Intensifikasi yaitu :

1. Pola On Farm Mandiri
Kegiatan usaha tani yang dikelola secara mandiri baik oleh petani maupun Perum BULOG (termasuk yang dikelola R&D) di lahan milik sendiri dan/atau sewa lahan milik pihak lain.

2. Pola On Farm Kemitraan
Kegiatan kerjasama usaha tani padi antara Perum BULOG dan Mitra Kerja On Farm, dimana Perum BULOG terlibat dalam pemberian sarana produksi kepada petani/kelompok tani yang dibayar kembali setelah panen (yarnen).

3. Pola On Farm Sinergi
Kerjasama usaha tani padi antara Perum BULOG dengan instansi terkait, kelompok tani/gapoktan, perusahaan/distributor saprodi, perbankan dan mitra kerja pengadaan dalam rangka pembiayaan usaha tani, penanganan panen dan pasca panen, serta penjualan hasil panen.

KELEMBAGAAN PELAKU UTAMA

A. Pengertian

a. Kelompok Tani
Adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang terikat secara non formal dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.
Jumlah anggota kelompok idealnya berkisar 20–30 orang atau disesuaikan dengan kondisi dan wilayah kerja kelompok tidak melampaui batas administrasi desa.

Anggota kelompok tani dapat berupa petani dewasa dan pemuda, wanita dan pria.
Anggota keluarga petani (istri dan anak) yang berperan membantu kegiatan usahatani keluarga, tidak dimasukan menjadi anggota kelompok tetapi diarahkan membentuk kelompok wanita tani atau pemuda tani.

b. Kelompok Tani Ikan
Adalah kumpulan Nelayan/pembudidaya ikan/pengolah ikan yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan dan mengembangkan usaha anggota.

c. Kelompok Tani Penghijauan
Adalah suatu perkumpulan petani yang anggotanya mempunyai kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan baik sosial, ekonomi, budaya maupun sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, keakraban dan keserasian, serta memiliki kehendak yang sama untuk melakukan upaya pelestarian sumberdaya alam yang dimilikinya, antara lain melalui kegiatan penghijauan dan pengembangan aneka usahatani kehutanan pada lahan milik dan pada lahan garapannya yang meliputi satu wilayah administrasi desa yang mempunyai potensi penghijauan.

d. Kelompok Wanita Tani
Adalah kumpulan istri petani yang membantu kegiatan usaha pertanian, perikanan dan kehutanan dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya.

e. Kelompok Taruna/Pemuda Tani
Adalah kumpulan pemuda/i anak petani yang membantu kegiatan usaha pertanian, perikanan dan kehutanan dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya.

f. Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)
Adalah kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.
Wilayah kerja gabungan kelompok sebaiknya tidak melampaui batas administrasi desa, atau disesuaikan dengan kondisi.

g. Kontak Tani Nelayan
Adalah pemimpin/ketua kelompok pelaku utama yang masih aktif sebagai anggota kelompok dan diakui kepemimpinannya dalam menggerakan anggota untuk mengembangkan usahanya.
Ciri-ciri/syarat sebagai Kontak tani,
1. Pelaku utama pemilik penggarap dan penggarap tetap, pengolah pada lahan usahanya sendiri,
2. Mau dan mampu menerapkan inovasi, serta mempunyai pandangan postif untuk maju,
3. Menjadi contoh/teladan dan berpengaruh bagi anggota / pelaku utama lainnya,
4. Menjadi pemimpin di kelompoknya,
5. Aktif membantu menyebarluaskan informasi sesuai kebutuhan  anggotanya.

h. Kelompok Tani yang dibentuk berdasarkan hamparan adalah kumpulan petani pemilik penggarap pada suatu hamparan usahatani dengan jumlah dan batas-batas tertentu.

i. Kelompok Tani yang dibentuk berdasarkan domisili adalah kelompok yang ditumbuhkan berdasarkan dimana para petani tinggal pada suatu wilayah pemukiman.
Termasuk kedalam kelompok domisili adalah :
1. Kelompok Tani Ternak yang diusahakan disekitar rumah penduduk atau kawasan.
2. Kelompok Wanita Tani dan Kelompok Pemuda/Taruna Tani.
3. Kelompok jenis usaha yang dilaksanakan di sekitar rumah/pekarangan penduduk.
4. Petani Guntai yang tidak memiliki lahan tetap tetapi mereka berusahatani dengan menyewa lahan orang lain dan berpindah-pindah, dapat dibentuk kelompok di domisili.
5. Nelayan yang melakukan usaha penagkapan ikan dilaut, sungai atau danau.

j. KTNA (Kontak Tani-Nelayan Andalan) adalah kontak tani-nelayan yang dapat diandalkan dan dipilih oleh para kontak tani/ketua kelompok, untuk mewakili aspirasi petani dalam forum atau kelembagaan di tingkat desa dan tingkat wilayah yang lebih tinggi.
1. Ketua KTNA desa dipilih dari dan oleh para kontak tani/ketua kelompok yang ada di desa bersangkutan,
2. Kelompok KTNA kecamatan adalah semua KTNA desa yang ada di kecamatan tersebut dengan memperhatikan keterwakilan dewasa, wanita dan pemuda, ketua KTNA kecamatan dipilih dari dan oleh KTNA tingkat desa,
3. Kelompok KTNA Kabupaten adalah KTNA desa dan anggota kelompok KTNA Kecamatan dengan memperhatikan keterwakilan dewasa, wanita dan pemuda, ketua KTNA Kabupaten dipilih dari dan oleh KTNA Kecamatan.
Demikian seterusnya kelompok KTNA Provinsi dan kelompok KTNA tingkat nasional.



B. Organisasi dan Tata Kerja Kelembagaan

Pelaku utama adalah organisasi kemasyarakatan yang beranggotakan petani, pekebun, peternak, nelayan, pembudidaya ikan, pengolah ikan serta masyarakat di dalam dan di sekitar hutan yang berperan dan mempunyai fungsi ; 1. Sebagai wadah proses pembelajaran,
2. Wahana kerjasama,
3. Unit penyedia sarana dan prasarana prosuksi, unit produksi, unit pengolahan dan pemasaran serta unit jasa penunjang.

Sebagai organisasi kelengkapan yang harus dipunyai untuk mengatur mekanisme dan tata kerja organisasi adalah :
1. Mempunyai nama, kedudukan dan sekretariat
2. Mempunyai kepengurusan, dengan susuan minimal ;
- Ketua
- Sekretaris
- Bendahara
- Seksi-seksi sesuai kebutuhan
3. Mempunyai pembukuan dan administrasi kelompok.

Selain itu mempunyai tata kerja dalam mengatur kegiatan kelompok seperti ;
1. mempunyai aturan yang disepakati bersama,
2. mempunyai pembagian tugas dan tanggung jawab,
3. mempunyai rencana dan kegiatan.



C. Kemampuan Kelompok

Kemampuan kelompok adalah tingkatan dimana kinerja kelompok tersebut berada setelah melalui suatu penilaian yang obyektif.
Penilaian kelompok dilakukan sejak pebentukan kelompok, dan selanjutnya penilaian dilakukan paling sedikit satu kali dalam setahun.
Kemampuan kelompok dibagi menjadi 4 (empat) kelas kemampuan yaitu,
1. Kelas Pemula,
2. Kelas Lanjut,
3. Kelas Madya,
4. Kelas Utama.

Penilaian kelas kemampuan berdasarkan tolok ukur 5 (lima) jurus kemampuan kelompok, yang selanjutnya dinilai dengan menggunakan indikator-indikator tertentu.
Tolok ukur 5 (lima) Jurus Kemampuan Kelompok yaitu :
1. Kemampuan merencanakan kegiatan untuk meningkatkan produktivitas usaha para anggota dengan penerapan rekomendasi teknologi yang tepat dan memanfaatkan sumberdaya alam secara optomal.
2. Kemampuan melaksanakan dan mentaati perjanjian  dengan pihak lain.
3. Kemampuan memupuk modal dan memanfaatkan pendapatan dan fasilitas secara rasional.
4. Kemampuan  meningkatkan hubungan melembaga dengan koperasi dan perusahaan mitra.
5. Kemampuan mencari dan memanfaatkan informasi, serta menggalang kerjasama kelompok yang dicerminkan oleh tingkat produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan para anggota kelompok.

Kelas kemampuan kelompok ditetapkan berdasarkan nilai yang dicapai oleh masing-masing kelompok untuk lima tolok ukur/jurus kemampuan tersebut dengan jumlah nilai maksimal 1000, dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Kelas Pemula mempunyai nilai 0 sampai dengan 250,
2. Kelas Lanjut mempunyai nilai 251 sampai dengan 500,
3. Kelas Madya mempunyai nilai 501 sampai dengan 750,
4. Kelas Utama mempunyai nilai 751 sampai dengan 1000.



D. Perencanaan Usahatani

Perencanaan usaha kelompok disebut dengan Rencana Definitif Kelompok (RDK) dan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).

1. RDK
Adalah rencana kegiatan kelompok untuk 1 (satu) tahun yang berisi rincian kegiatan dan kesepakatan bersama dalam pengelolaan usahatani.

Materi RDK meliputi :
1. Pola tanam dan pola usahatani yang disusun atas dasar pertimbangan  aspek teknis, ekonomi, dan sosial.
2. Sasaran skala usaha dan produksi didasarkan atas potensi wilayah kelompok, Produktivitas dan kebutuhan konsumsi.
3. Teknologi, menyangkut ketersediaan dan rekomendasi teknologi.
4. Sarana produksi dan permodalan, didasarkan atas skala usaha, teknologi yang akan diterapkan dan kemampuan permodalan anggota.
5. Jadwal kegiatan, mengacu pada rencana kegiatan usaha.
6. Pembagian tugas disesuaikan dengan kesepakatan kelompok.

2. RDKK
Adalah sebagai dasar rencana pengadaan dan pelayanan kebutuhan sarana produksi dalam pengelolaan usahatani.
Materi RDKK meliputi :
1. Jenis dan skala usaha masing-masing komoditas.
2. Perhitungan kebutuhan sarana produksi seperti ; benih, pupuk, pestisida, dan biaya produksi.
3. Jadwal penggunaan sarana produksi.

Penyusunan RDK dilaksanakan secara serentak pada hari Krida Pertanian (Juni – Juli) untuk perencanaan usahatani musim tanama Oktober – Maret dan musim tanam April – September.

Sedangkan penyusunan RDKK sudah harus selesai dilaksanakan pada bulan Agustus untuk kegiatan musim tanam Oktober – Maret, dan bulan Februari untuk kegiatan musim tanam April – September.

Penyusunan RDK dan RDKK dilaksanakan pada musyawarah kelompok yang dihadiri semua anggota  dipimpin ketua kelompok, dengan didampingi oleh penyuluh.

Wednesday 17 August 2016

JENIS PENYAKIT SAPI POTONG / SAPI PERAH


Segala penyakit sapi dapat dicegah dengan pengecekan teratur.
Jenis-jenis penyakit yang rawan terjadi pada sapi saat proses penggemukan dan ternak kami jabarkan satu demi satu untuk memudahkan pembaca dalam memahami penyakit dan bakteri yang menyerang.
Diantaranya kami pilih beberapa yang sering menjadi kendala.
Informasi ini kami dapatkan dari berbagai sumber (dokter hewan, rekan peternak dan jurnal ilmiah).
Selain penjabaran penyakit dan gejalanya, kami juga memberikan cara pengobatan dan pencegahannya, semoga dapat membantu peternak yang sedang mengalami kendala tersebut.


Penyakit Anthrax Pada Sapi dan Pengobatannya

Penyakit antrax adalah jenis penyakit yang sangat berbahaya dan dapat menular pada manusia.
Biasanya kategori penyakit seperti ini disebut zoonosis.
Nama lain dari antrax adalah radang limpa.
Biasanya disebabkan oleh bakteri yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman yang mengandung bakteri basillus anthracis.
Selain melalui makanan yang tidak bersih tersebut, bakteri antrax bisa masuk ke dalam tubuh sapi lewat tanah yang tercemar bakteri dan masuk melalui pernafasan dan luka pada sapi.
Bakteri antrax adalah bakteri yang daya tahannya luar biasa, disinfektan dan panas terkadang tidak mampu melawan bakteri ini.
Penyebarannya juga sangat cepat apabila sapi tersebut kurang makan dan kelelahan.
Apalagi saat musim panas.
Bila sapi sudah terkena antrax, sebaiknya kita tidak mendekat dan harus berhati-hati dalam penanganannya.
Bakteri dapat menular pada manusia melalui luka, pernafasan (jika menghirup bulu sapi yang terserang).


Ciri dan Gejala antrax pada sapi umumnya adalah sebagai berikut :

- Sapi demam, lemah dan mudah jatuh/ambruk.

- Radang pada bagian limpa dan akhirnya sapi menjadi diare.

- Banyak pendarahan di beberapa bagian tubuh, biasanya berwarna hitam (pada lubang hidung dan
   mulut, pori-pori dan pada lubang anus sapi).

- Nafas tersengah-sengah.

- Pembengkakan pada bagian bawah perut.
  Bila sudah akut, sapi akan mati mendadak.


 Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Antrax pada sapi :

- Vaksinasi spora avirulen secara berkala tiap tahun pada sapi yang belum terkena.

- Pengecekan, pembersihan dan karantina jika pada suatu daerah sudah terkena antrax.

- Jangan memberi makan sapi dengan akarnya, biasanya hijauan.

- Berikan rumputnya saja.

- Jangan sering-sering kontak fisik dengan ternak jika tidak benar-benar darurat.

- Jika sapi sudah terkena, berikan antibiotik dengan spektrum luas seperti Penisilin G, Oxytetracyclin,
  Streptomycin.

- Hewan yang sudah mati jangan dibedah, jangan memegang langsung bagian luka.

- Langsung kubur saja bila perlu bakar bangkainya.


Penyakit Scabies Pada Sapi dan Pengobatannya

Skabies biasa disebut kudis atau bulug/budug.
Scabies juga merupakan penyakit
zoonoisis dan dapat menular pada manusia.
Biasanya disebabkan oleh alat dan kandang yang kotor.
Kotoran tersebut terkadang mengandung tungau sarcoptes scabei.
Ternak yang sehat biasanya tertular jika sudah terjadi kontak langsung dengan ternak/sapi yang terkena skabies.
Biasanya hewan yang terserang skabies terkesan seperti hewan yang gatal-gatal.

Ciri dan Gejala Scabies pada sapi umumnya adalah :

- Sapi sering menggigit bagian tubuhnya.

- Terkadang menggosok-gosokkan badannya pada kandang (seperti menggaruk - garuk).

- Bulu rontok dan nanah mulai muncul pada bagian tubuh.

- Karena ini adalah penyakit kulit sapi, akan timbul kerak berwarna abu-abu pada bagian tubuh sapi
   dan kulit terkesan kaku.


Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Skabies Pada Sapi :

- Kandang usahakan berjauhan dengan rumah tinggal.

- Aliran udara dan sanitasi kandang usahakan bagus.

- Usahakan kandang sapi kering dan selalu bersih.

- Hewan yang terdiagnosa skabies harus dipisahkan dan dikarantina.

- Pengobatan yang aman biasanya dengan pemberian minyak kelapa dicampur dengan kapur barus
   kemudian gosokkan pada kulit yang terkena.

- Serbuk belerang, dicampur dengan kunyit dan minyak kelapa yang sudah dipanaskan, gosokkan
   pada kulit sapi.

- Bisa juga digosok dengan air tembakau.

- Sapi yang mati setelah terkena scabies tetap dapat dikonsumsi, hanya saja buang bagian yang
   terkena tungau.

- Sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter hewan.


Penyakit Cacingan pada Sapi dan Pengobatannya

Disebut pula helminthiasis.
Penyakit cacingan merupakan penyakit yang paling sering menyerang ternak yang dipelihara secara tradisional.
Dan tergolong penyakit yang mudah ditangani tergantung dengan banyak/sedikitnya cacing dalam tubuh, jenis cacing yang menyerang (cacing hati, cacing pita, cacing gilig/nematoda) dan penanganan.
Jenis cacing yang menyerang sapi sebenarnya sangat banyak jenisnya.
Namun yang paling sering menyerang adalah jenis cacing hati dan cacing pita, biasanya disebabkan oleh kondisi pakan yang tidak bersih/mengandung larva cacing.
Biasanya pada rumput hijauan.
Proses pengobatan biasanya dilakukan dengan melumpuhkan cacing sehingga cacing yang mati tersebut akan ikut keluar melalui kotoran sapi.


Ciri dan Gejala umum yang tampak saat sapi terserang cacingan :

- Sapi tidak nafsu makan.

- Sapi terlihat kurus dari hari ke hari.

- Susah buang air besar/tidak teratur.

- Diare berkepanjangan dan mencret.

- Gerakan melemah dan mata sayu.

- Nafas terengah-engah.

- Hidung dan mulut mulai kering.


Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Cacingan Pada Ternak :

- Usahakan kandang tidak sering lembab.

- Jangan terlalu sering menggembalakan sapi karena kita tidak bisa mengontrol kebersihan rumput
   yang dikonsumsi oleh sapi.

- Sisa pakan di kandang jangan dibiarkan terlalu lama, segera buang atau olah menjadi pupuk
   tanaman.

- Berikan obat cacing secara rutin dan berkala (biasanya dua bulan sekali).

- Obat yang biasanya digunakan oleh dokter hewan adalah dalam jenis benzimidazol, Imidathiazol
   dan Avermectin (konsultasi dengan dokter hewan sebelum menggunakan).

- Pengobatan tradisional dengan pemberian daun/buah nanas.
  Terutama untuk melumpuhkan cacing nematoda.

- Untuk cacing lainnya, bisa diberikan bawang putih karena sangat efektif dan tidak terdapat efek
   samping.


Penyakit Ingusan Pada Sapi dan Pengobatannya

Penyakit ingusan biasa disebut MCF (MALIGNANT CATHARRAL FEVER).
Penyakit ini ditularkan melalui virus Gamma Herpesvirinae dan penularan virus dari ternak jenis domba.
Biasanya menyerang sapi yang sering digembalakan bercampur dengan ternak lain seperti domba dan kambing.
Biasanya domba yang sudah terserang tidak menunjukkan gejala apapun, tetapi meninggalkan virus tersebut melalui bekas pakan yang telah dikunyah dan dimuntahkan kembali.
Sapi yang memakan bekas makanan tersebut akan dapat terkena penyakit ingusan.


Ciri dan Gejala Ingusan pada sapi biasanya adalah :

- Timbul cairan pada bagian hidung dan mata ternak, lama kelamaan akan berubah dari encer menjadi
   lebih kental.

- Ternak mulai terlihat meneteskan air liur.

- Bagian moncong kering dan terkadang keluar nanah.

- Ternak terdengar sulit bernafas dan gemetar.

- Bagian mata terlihat keruh dan cenderung memutih.

- Jika sudah parah kulit ternak seperti terkelupas.

- Sapi berjalan sempoyongan dan lemah, jaringan tubuh rusak dan sapi terlihat kurus.

- Jika dibiarkan maka sapi akan lumpuh total dan mati.


Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Ingusan pada Sapi :

- Jangan sering menggembalakan sapi bersamaan dengan domba atau kambing.

- Jauhkan kandang sapi dari kandang domba yang baru datang dan belum divaksinasi.

- Kontrol kebersihan pakan yang akan dikonsumsi oleh sapi.

- Jaga kebersihan dan sanitasi kandang.

- Pisahkan dan karantina sapi yang terserang.

- Usaha yang bisa kita lakukan adalah dengan pencegahan infeksi dengan antibiotik sehingga gejala
   tidak meluas.

- Penyakit ini belum ada obat yang mampu menghilangkan secara keseluruhan, namun dapat hilang
   sendiri jika penanganan kita cepat dan sapi dipelihara dengan baik.

- Usahakan penanganan secara langsung setelah terlihat gejala ringan, biasanya 4 hari setelah
   terserang sapi akan semakin memburuk.

- Konsultasikan pada dokter hewan terkait pemakaian obat.

- Ingat, obati secara langsung setelah terlihat gejala ingusan, jangan terlambat.

- Ternak yang mati tetap dapat dipotong dan dikonsumsi, namun bagian yang terinfeksi harus
   dibuang.


Penyakit Ngorok Pada Sapi dan Pengobatannya

Biasa disebut SEPTICHAEMIA EPIZOOTIC (SE) dalam istilah kedokteran.
Disebabkan oleh kuman yang bernama Pastuerella multocida serotipe 6B dan Pastuerella multocida serotipe 6E.
Biasanya menjangkit pada sapi yang kelelahan/letih.
Cenderung menyerang sapi pekerja maupun sapi potong yang stress akibat terlalu banyak aktifitas dan kandang yang lembab atau kurang bersih.
Pakan yang buruk kualitasnya juga merupakan sarana penularan kuman ini.

Penularan antar ternak biasanya melalui air liur, urine, makanan dan tanah yang terkontaminasi.

Kondisi lingkungan yang dingin juga merupakan sarana untuk kuman tersebut berkembang.


Ciri dan Gejala Ngorok pada Sapi adalah :

- Sapi sulit bernafas dan gemetar.

- Keluar air liur terus menerus.

- Suhu tubuh naik sampai 40 derajat Celcius.

- Busung bagian kepala sampai leher bawah.

- Radang paru-paru, terlihat pada bagian dada karena sapi kurus.

- Selaput lendir memerah.


Pencegahan dan Pengobatan Sapi Ngorok :

- Karantina dan pemeriksaan sapi yang baru datang.

- Vaksinasi rutin ternak dengan oil adjuvant tiap tahun.

- Kandang selalu bersih dan diberi disinfektan.

- Pengobatan yang umum dipakai adalah antibiotik Oxytetracyclin dan Streptomycin, pemakaiannya
   wajib konsultasi pada yang berpengalaman.

- Karena yang terserang adalah bagian paru-paru, maka jika akan dipotong dan dikonsumsi kita
   buang bagian paru-paru nya.

- Bangkai dan bagian yang terkontaminasi hendaknya dikubur atau dibakar.


Penyakit Demam Pada Sapi dan Pengobatannya

- Demam ini umum disebut demam 3 hari.
  Istilah kedokterannya adalah BOVINE EPHEMERAL FEVER (BEF).
  Penyebab demam BEF ini adalah gigitan lalat Cullicoides spdan nyamuk Culex Sp.
  Penyakit ini tergolong mudah diatasi dan tidak menular terutama bagi manusia.


- Ciri dan Gejala Demam pada Sapi (BEF) adalah :

- Sapi terlihat lemah dan lesu.

- Sapi demam tinggi dan terkesan pincang.

- Susah bergerak dan berdiri.

- Sesak dan gemetaran.

- Timbul cairan pada bagian hidung dan mata ternak.

- Nafsu makan menurun.

- Jika menjadi penyakit sapi perah, produksi susu akan menurun.


Pencegahan dan Pengobatan demam pada sapi :

- Lingkungan yang bersih.

- Penggunaan insektisida pada kandang.

- Berikan obat penurun panas dan usahakan sapi banyak minum air.

- Obat tradisional bagi BEF adalah pemberian gula merah dan garam dapur dan diminumkan pada
   sapi.

- Tetap konsultasi pada dokter hewan untuk lebih baiknya.

- Daging boleh dipotong dan dikonsumsi.


Penyakit Sapi Mubeng dan Pengobatannya

Penyakit sapi mubeng juga sering sekali menyerang sapi.
Nama lain dari penyakit ini adalah penyakit surra.
Cara kerja penyakit ini adalah dengan berkembangnya parasit dalam darah dan menurunkan kadar glukosa-nya.
Sehingga kondisi tubuh sapi menjadi menurun, kurang nafsu makan, stress dan mudah letih.
Penularanan parasit ini disebabkan oleh gigitan lalat haematophagus dan lyperosia dan aneka jenis kutu.
Penyakit surra sering menyerang sapi pada musim hujan dimana kondisi kekebalan sapi sering turun dan melemah.
Beberapa kasus bahkan dapat menewaskan ternak, terutama kerbau.


Ciri dan Gejala Sapi Mubeng adalah :

- Gerakan sapi menjadi tidak aturan (sempoyongan, jalan berputar putar/mubeng) jika sudah parah
   sering kejang-kejang.

- Selaput lendir menguning.

- Tidak nafsu makan dan bulu rontok.

- Demam dan cepat lelah.


Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Sapi Mubeng :

- Penyemprotan insektisida di kandang ternak (biasanya sejenis asuntol) untuk mencegah datangnya
   serangga penghisap darah.

- Hindarkan kandang sapi dari tempat yang rawan menjadi sarang serangga (parit dan tempat
   lembab).

- Sisa-sisa pakan ternak jangan sampai membusuk di kandang.

- Bila sapi luka, jangan sampai dibiarkan infeksi dan menjadi makanan bagi lalat.

- Karantina sapi yang sakit dan berikan obat berupa atocyl maupun artosol, namun dalam 
   penggunaannya hendaknya melalui konsultasi dengan dokter hewan setempat.


Penyakit Sapi Kembung dan Pengobatannya

Seringkali saya mendengar keluhan peternak yang sapi-nya terkena penyakit kembung, dalam bahasa kedokteran biasa disebut bloat.
Penyakit sapi kembung disebabkan oleh macetnya saluran gas dalam tubuh sapi, akibatnya pencernaan tidak lancar dan bagian perut rumen membesar.
Ini dapat dilihat dari bagian perut sapi sebelah kiri, apabila sapi kembung pasti akan terlihat membesar.
Penyebab utama sapi terserang kembung adalah rumput-rumputan yang basah, kurang berserat.
Oleh karenanya seleksi hijauan mutlak diperlukan.
Dan berikan prosentase hijauan jenis leguiminose maksimal lima puluh persen.


Ciri dan Gejala Sapi Kembung / Bloat :

- Perut bagian kiri membesar karena gas tidak dapat keluar.

- Pernafasan terganggu karena organ pernafasan ditekan oleh membesarnya rumen.

- Gerakan kurang lincah dan sering terjatuh.

- Dalam kondisi parah, hewan bisa lumpuh dan mati.


Pencegahan dan Pengobatan Kembung Pada Sapi :

- Jangan biasa memberikan pakan rumput yang masih basah, terutama di pagi hari.

- Kurangi prosentase pemberian leguminose hijauan.

- Jerami kering berikan di pagi hari sebelum memakan hijauan jenis lain.

- Usahakan ternak banyak bergerak sehingga mengurangi gas pada lambung.

- Cara pengobatan yang biasa diberikan adalah anti bloat yang mengandung dimethicone dan minyak
   nabati yang berasal dari kacang tanah.
  Minyak nabati bisa disuntikkan pada sapi yang terkena bloat.

- Konsultasikan pada dokter hewan untuk penggunaan obat yang tepat.


Penyakit Kuku Busuk Pada Sapi dan Pengobatannya

Seperti namanya, penyakit kutu busuk berkembang di bagian kuku sapi.
Sering disebut sebagai penyakit Foot Rot (Pembusukan kaki/kuku). Kuman fusiformis masuk ke dalam celah kuku sapi dan berkembang disana, bahkan daya tahan kuman tersebut semakin lama jika berada di dalam kuku sapi.
Penyebab masuknya kuman ini adalah dimana kuku sapi terluka akibat hantaman benda keras di tempat yang kotor dan akhirnya kuman masuk dan berkembang pesat.
Jika dibiarkan, kuman ini akan berkembang menjadi penyakit yang melumpuhkan sel-sel di telapak kaki sapi hingga sapi tidak dapat berjalan.


Ciri dan Gejala Kuku Busuk pada Sapi :

- Celah kuku dan tumit terlihat membengkak.

- Keluar cairan kuning dan berbau busuk pada bagian kuku.

- Mengelupasnya selaput pada bagian kuku diakibatkan matinya jaringan sel pada bagian tersebut.

- Sapi terlihat pincang saat bergerak dan kesakitan.


Pencegahan dan Pengobatan Kuku Busuk pada Sapi :

- Jaga kebersihan kandang sehingga bakteri dan kuman sulit berkembang disana.

- Sering periksa kebersihan kuku sapi.

- Jika sudah terserang, segera rendam kaki yang terserang dengan larutan formalin sebanyak 10%.

- Untuk pengobatan dengan suntik, usahakan kaki sapi tetap kering dan disuntikkan larutan sulfat
   beserta antibiotik sesuai saran dokter hewan.


Demikian beberapa poin informasi mengenai macam - macam penyakit sapi dan cara mengobatinya.
Ingat, kebersihan dan perawatan yang baik dan teratur sangat mempengaruhi kesehatan ternak kita.
Dan juga sebelum memberikan obat-obatan tersebut, tidak ada salahnya kita berkonsultasi dengan ahlinya terkait dengan dosis, tanggal kadaluarsa dan penggunaannya.
Karena sekarang sudah sangat banyak obat hewan dan ternak yang tersedia di pasaran.
Kesalahan pemberian dapat berakibat fatal pada ternak yang akan kita obati. Semoga menjadi pelajaran dan ilmu yang baru bagi sobat untuk mengenali macam-macam penyakit menular pada sapi.



Semoga Bermanfaat.. 

Wednesday 10 August 2016

JENIS-JENIS AIR DI BUMI

Air Tanah, Air Permukaan, Air Angkasa dan Manfaatnya


Tak dipungkiri bahwa setiap makhluk hidup mulai dari tumbuhan, hewan hingga manusia sangat bergantung dengan air sebagai sumber daya untuk menunjang kehidupannya.
Oleh karena itu kita sebagai makhluk berakal sudah semestinya menjaga kelestariannya supaya air bersih dapat dimanfaatkan oleh generasi mendatang.
Manusia lah yang sebenarnya sebagai faktor utama perusak sehingga kualitas air mengalami penurunan.

Peranan air dalam kehidupan sangatlah banyak, terkadang dalam penggunaannya tidak dilakukan secara bijaksana, sehingga tidak memperhitungkan lagi dampak negatif yang dapat saja terjadi.
Jika terjadi demikian maka manusia juga yang akan menanggung akibatnya.
Untuk itulah kesadaran atas penghematan dan upaya melestarikan sumber daya air harus ditanam dan dipupuk oleh semua orang.

Kesadaran yang hakiki dan bukan karena takut mendapatkan sanksi/ hukuman.
Sumber daya air sangatlah banyak karena hampir 70% muka bumi tertutupi air, namun sayangnya sebagian besar berbentuk air laut yang kurang baik jika digunakan untuk keperluan hidup manusia.
Air laut mengambil bagian sekitar 97% dari total keseluruhan air dunia serta hanya 3% air tawar dan dari 3% itupun 70% berbentuk es, 30% lainnya ada di danau, sungai, air permukaan dan air dalam tanah.

Dapat dibayangkan betapa sedikitnya air tawar itu, terlebih untuk air tanah yang jumlahnya sangat terbatas.
Banyaknya populasi manusia saat ini tidak sebanding dengan pasokan air tawar yang benar benar bersih dan murni.
Untuk itulah banyak orang berusaha mencari sumber air yang masih terjaga kelestarian dan kemurnian, dan air tanah menjadi pilihan favorit karena selain murni, tidak adanya biaya tambahan untuk mendapatkannya atau bahkan bisa dikatakan gratis.

Seperti yang diketahui sebelumnya air tersebar dimana saja, tidak hanya terkonsentrasi di lautan, di daratan pun dijumpai air meskipun jumlahnya relatif sedikit jika dibandingkan dengan total air keseluruhan.
Berdasarkan letak dan asalnya air secara umum dikelompokan menjadi 3 yakni air permukaan, air angkasa dan air tanah dan berbagai jenis jenis air..


Air Permukaan
Jenis air permukaan merupakan air hujan yang mengalir diatas permukaan bumi dikarenakan tidak mampu terserap kedalam tanah dikarenakan lapisan tanahnya bersifat rapat air sehingga sebagian besar air akan tergenang dan cenderung mengalir menuju daerah yang lebih rendah, air permukaan seperti inilah yang sering disebut dengan sungai.

Pada umumnya, air permukaan mengalami pengotoran selama mengalir diatas permukaan seperti bercampur dengan lumpur, sisa daun dan batang kayu serta kotoran lainnya.
Tingkat pengotoran air permukaan tergantung dari daerah yang dialirinya, jika di daerah urban/perkotaan, air permukaan berkualitas sangat buruk karena sudah tercampur dengan bahan bahan kimia, sementara itu jika air permukaan pada hutan cenderung mengandung bahan bahan anorganik alamiah seperti air yang sudah tercampur humus dan sisa pelapukan organik seperti daun, batang pohon dan akar.

Air permukaan terbagi menjadi 2 yaitu :

1. Air Sungai
Merupakan jenis air permukaan dengan tingkat kekotoran yang sangat tinggi.
Paling sering digunakan oleh manusia seperti untuk irigasi, transportasi dan untuk pemenuhan kebutuhan lainnya.
Karena derajat pengotorannya begitu tinggi sehingga dalam penggunaan-nya untuk air minum perlu melewati proses pengolahan yang sempurna sehingga dapat di konsumsi secara aman.

Pada daerah hulu sungai umumnya memiliki kualitas air yang jauh lebih baik, sehingga tidak memerlukan proses rumit dalam pengolahannya untuk menjadi air minum.
Masyarakat yang tinggal di daerah hulu sungai lebih memilih menggunakan air sungai, dibandingkan dengan air tanah karena perbedaan kualitas antara keduanya tidak begitu mencolok.


2. Air Danau/Telaga
Air permukaan yang mengalir dan menemukan sebuah cekungan akan membentuk danau jika cekungan tanah dalam skala besar atau jika cenkungan berskala kecil maka akan membentuk telaga.
Danau biasanya memiliki sumber air dari sungai ataupun mata air (pada danau di dataran tinggi) dan memiliki aliran keluar.

Sedangkan Telaga dan rawa umumnya lebih disebabkan oleh air hujan yang tergenang di suatu cekungan tanah dan tidak memiliki aliran keluar, hal inilah yang menyebabkan kenapa air rawa berwarna.
Kandungan zat-zat organik yang tinggi misalnya humus tanah yang sudah terlarut menjadikan air berwarna kuning coklat.

Karena tingkat pembusukan bahan organik begitu tinggi dan sedikitnya jumlah air menyebakan kandungan Besi (Fe) dan Mangan (Mn) akan tinggi juga ditengah tingkat kelarutan kandungan oksigen pada air rawa yang begitu rendah.
Pada  beberapa kasus akan dijumpai alga/lumut pada permukaan air telaga/rawa jika kondisi sinar matahari dan kadar Co2 yang memadai.

Jadi ketika ingin memanfaatkan air rawa haruslah berhati-hati dengan hanya mengambil air sampai kedalaman tertentu saja, supaya endapan Besi dan Mn tidak ikut terbawa.
Jikalau seandainya terbawa maka, harus kembali diendapkan lagi.
Akan lebih baik lagi jika memakai filter air sehingga lumut atau alga dapat terpisah dengan sempurna.


3. Air Laut
1/3 luas bumi adalah lautan, zona laut merupakan zona terluas di bumi, setiap orang tentu mengetahui laut.
Air laut merupakan penyumbang air terbesar di Bumi.
Air laut memiliki rasa yang sangat asin.
Namun sumber air lainnya sebenarnya dapat kita simpulkan berasal dari laut.


Air Angkasa
Yaitu air yang asalnya dari udara atau atmosfer yang jatuh ke permukaan bumi.
Perlu diketahui bahwa komposisi air yang yang terdapat di lapisan udara bumi berkisar 0.001 persen dari total air yang ada dibumi.

Menurut bentuknya air angkasa terbagi lagi menjadi:

1. Air Hujan
Matahari berperan dalam mendorong proses terjadinya penguapan uap air yang ada di permukaan bumi naik hingga atmosfer.
Disanalah uap air akan mengalami kodensasi sehingga berubah wujud menjadi titik air yang akan semakin berat dan akhirnya jatuh kembali ke permukaan bumi dalam bentuk hujan.
Namun ada juga titik air yang sebelum sampai ke bumi sudah menguap lagi, ini disebut dengan Virga.

Saat terjadinya Virga maka proses penjenuhan udara akan berlangsung, semakin lama udara akan mencapai titik jenuh maksimum sehingga terjadinya hujan. Air hujan umumnya memiliki tingkat pH yang rendah sehingga cenderung bersifat asam dan tekstur lunak karena tidak mengandung garam dan zat-zat mineral lainnya.

Proses kodensasi yang berlangsung pada daerah pengunungan yang udaranya belum terkena polutan maka akan menghasilkan air hujan dengan pH mendekati normal.
Namun jika proses kodensasi terjadi pada daerah dengan tingkat polutan tinggi seperti daerah perkotaan dan industri maka pH air hujan nya akan rendah sehingga sering disebut dengan istilah hujan asam.

2. Air Salju
Memiliki karakteristik yang sama dengan air hujan, hanya saja karena suhu udara disekitar yang lebih rendah sehingga titik air berubah menjadi es dan jatuh kembali ke bumi dalam bentuk kepingan es bertekstur lembut yang sering disebut dengan salju.
Saat jatuh ke permukaan bumi yang suhunya sekitar 0 derajat Celcius maka salju akan meleleh dan menjadi pecahan kecil yang dinamakan  kepingan salju.

3. Air Es
Proses pembentukan-nya sama dengan air hujan dan salju, hanya saja udara saat terjadi kodensasi lebih dingin lagi sehingga membentuk butiran es yang ukurannya bervariasi.
Sebenarnya Es dapat terbentuk pada suhu yang lebih tinggi asalkan tekanan udara saat itu juga tinggi.
Jika tekanan udara sangat rendah, terkadang air belum berubah menjadi es meskipun bersuhu dibawah 0 derajat Celcius.


Air  Tanah

Merupakan segala macam jenis air yang terletak dibawah lapisan tanah.
Menyumbang sekitar 0,6% dari total air di bumi.
Hal ini menjadikan air tanah lebih banyak daripada air sungai dan danau bila digabungkan maupun air yang terdapat di atmosfer.
Air tanah dapat dikelompokkan menjadi air tanah dangkal dan air tanah dalam.

Umumnya masyarakat lebih sering memanfaatkan air tanah dangkal untuk keperluan dengan membuat sumur hingga kedalaman tertentu.
Rata rata kedalaman air tanah dangkal berkisar 9 hingga 15 meter dari bawah permukaan tanah.
Meskipun volumenya tidak sebanyak air tanah dalam, namun sudah sangat mencukupi segala kebutuhan seperti untuk air minum, mandi dan mencuci.

Banyak atau sedikitnya air tanah dangkal tergantung dari seberapa besar atau banyak air yang terserap tanah, jadi pada kondisi kemarau maka pasokan air tanah dangkal ini akan jauh menurun sehingga tidak mengeluarkan air lagi.
Secara fisik air tanah dangkal jernih dan bening, hal itu terjadi akibat proses penyaringan di setiap lapisan tanah.
Namun kandungan zat kimia seperti garam gara, terlarut.


Pengelompokan Air Tanah Menurut Letaknya

Seperti yang telah diketahui bahwa tanah tersusun atas beberapa lapisan hingga mencapai lapisan tanah kedap air dan batuan.
Dan air tanah pun sebenarnya tersebar di semua lapisan tersebut dan memiliki karakteristik yang berbeda dengan air tanah pada lapisan lain.
Secara fisik tidak ada yang berbeda, namun jika dilihat dari kandungan/ komposisi kimia jelas berbeda.

Berdasarkan letaknya air tanah terbagi menjadi beberapa jenis seperti berikut:

1. Air Tanah Freatik
Merupakan air tanah dangkal yang berada tidak jauh dari permukaan tanah.
Cara mendapatkan air tanah freatik sangatlah mudah, cukup dengan membuat sumur hingga kedalaman antara 9 hingga 15 meter biasanya sudah muncul airnya.
Air tanah dangkal umumnya bening, namun pada beberapa tempat air tanah freatik ini dapat juga tercemar seperti memiliki kandungan Fe dan Mn yang tinggi.
Karena rentan tercemar, maka untuk itu pembuatan sumur pun harus mengikuti kaidah yang dianjurkan seperti:
Tembok harus diberikan hingga kedalaman 3 meter dari permukaan tanah supaya pengotoran air sumur oleh air yang berasal dari permukaan dari dihindari.
Jika tidak ada tembok bisa saja air kotor pemukaan menyerap dan masuk secara langsung kedalam sumur tanpa melewati penyaringan dari beberapa lapisan tanah.

Di sekeliling sumur, pada jarak sekitar 2 meter dari bibir sumur harus dibangun lantai rapat/keramik, hal ini bertujuan supaya air permukaan yang kotor, misalnya bekas mandi dan mencuci tidak terserap kedalam sumur kembali.

Pada lantai tersebut harus dilengkapi dengan saluran pembuangan air yang terpadu sehingga air kotor tidak terlalu lama tergenang di sekitar sumur.
Salurannya pun harus kokoh dan tidak ada yang rusak, jika ada saluran yang strukturnya rusak terlebih lokasinya dekat sumur maka air akan terserap kembali ke sumur.

2. Air Tanah Dalam (Artesis)
Terletak dibawah lapisan tanah kedap air pertama, untuk mengambil air tanah dalam tidak semudah air tanah dangkal.
Air Artesis terletak pada kedalaman antara 80 meter hingga 300 meter dari permukaan tanah.
Sehingga untuk mendapatkan air tanah dalam ini harus mengunakan pompa air kapasitas besar dan tidak bisa menggunakan pompa air biasa.
Namun jika tekanan air tanah dalam ini besar maka air akan keluar dengan sendirinya, yang disebut dengan sumur artesis.

Untuk kualitas air tanah dalam jauh lebih baik jika dibandingkan dengan air tanah dangkal/freatik.
Hal ini dikarenakan telah mengalami penyaringan yang sempurna dan air tanah artesis biasanya bebas bakteri sehingga dapat langsung diminum.Air tanah Artesis bisa dijadikan solusi terhadap kekeringan.
Jika pada musim kemarau panjang, biasanya sumur/air tanah dangkal mengering, namun tidak halnya dengan air tanah dalam yang mana debit airnya cenderung stabil.
Permasalahan yang kerap dihadapi adalah cukup mahalnya biaya yang dibutuhkan untuk membuat sumur artesis tersebut.

3. Air Tanah Meteorit (Vados)
Merupakan air tanah yang berasal dari hujan/presipitasi yang mana sebelumnya terjadi proses kodensasi air di atmosfer dan tercampur dengan debu meteor.
Perlu diketahui sebelumnya bahwa setiap saat sebenarnya meteor berukuran kecil bergesekan dengan atmosfer dan habis sebelum mencapai permukaan bumi.

Meteor yang bergesekan dengan atmosfer maka akan berpijar dan terbakar sehingga sering disebut bintang jatuh.
Hasil pembakaran meteor tadi tentu saja akan menghasikan abu yang pada akhirnya masuk kedalam lapisan troposfer dan bercampur dengan awan yang mengandung titik air.
Air Vados mengandung air berat (H3) dan terdapat tritium (suatu unsur yang berasal dari debu meteor) didalamnya sehingga sering disebut dengan air tua.

4. Air Tanah Magma (Juvenil)
Merupakan air yang terbentuk secara kimiawi didalam tanah karena intrusi dari magma pada kedalaman tertentu.
Biasa ditemukan pada daerah didekat gunung berapi.
Air Juvenil muncul ke permukaan bumi dalam bentuk air panas atau jika tekanan didalamnya sangat tinggi air juvenil bisa menjadi Geyser.

Karena terletak di dekat gunung berapi atau dapur magma, maka terkadang air juvenil juga mengandung kadar belerang yang tinggi, jika selama pembentukannya melewati batuan belerang/sulfur.
Namun jika tidak melewati struktur batuan belerang saat proses perjalanan ke permukaan bumi, maka air juvenil seperti air biasanya hanya saja bersuhu panas.

5. Air Konat (Tersengkap)
Merupakan air tanah yang terjebak didalam batuan selama ribuan tahun hingga jutaan tahun sehingga sering disebut dengan air purba.
Umumnya memiliki kadar garam yang lebih tinggi dibandingkan air laut dan tercampur dengan senyawa/mineral dari batuan yang melingkupinya dalam waktu lama.
Air konat pada mulanya sama seperti air tanah pada umumnya, namun karena pengaruh geologi sehingga terperangkap di antara batuan sedimen di dekat gunung.
Terperangkap dalam waktu yang sangat panjang menyebabkan air konat termineralisasi secara sempurna.

Demikianlah penjelasan mengenai pengelompokan air beserta jenis-jenis air.
Setelah ini diharapkan kita akan semakin paham dan mengerti serta dapat membedakan jenis-jenis air khususnya air yang terletak didalam permukaan bumi.


Semoga Bermanfaat..

JENIS DAN PERAN MIKROBA RUMEN



Ternak Ruminansia merupakan hewan yang mempunyai lambung depan yang terdiri dari Retikulum (perut jala), Rumen (perut handuk), Omasum (perut kitab), dan lambung sejati , yaitu Abomasum (perut kelenjar).
Proses pencernaan di dalam lambung depan terjadi secara mikrobial.
Mikroba memegang peranan penting dalam pemecahan makanan.
Sedangkan di dalam lambung sejati terjadi pencernaan enzimatik karena lambung ini mempunyai banyak kelenjar.
Rumen merupakan tempat pencernaan sebagian serat kasar serta proses fermentatif yang terjadi dengan bantuan mikroorganisme, terutama bakteri anaerob dan protozoa.
Di dalam rumen karbohidrat komplek yang meliputi selulosa, hemiselulosa dan lignin dengan adanya aktifitas fermentatif oleh mikroba akan dipecah menjadi asam atsiri, khususnya asam asetat, propionat dan butirat.

Rumen merupakan tabung besar dengan berbagai kantong yang menyimpan dan mencampur ingesta bagi fermentasi mikroba.
Isi rumen pada ternak ruminansia berkisar antara 10-15% dari berat badan ternak tersebut.
Kondisi dalam rumen adalah anaerobik dan mikroorganisme yang paling sesuai dan dapat hidup serta ditemukan di dalamnya.
Tekanan osmosis pada rumen mirip dengan tekanan aliran darah.
Temperatur dalam rumen adalah 32-42°C, pH dalam rumen kurang lebih tetap yaitu sekitar 6,8 dan adanya absorbsi asam lemak dan amonia berfungsi untuk mempertahankan pH.
Proses pencernaan dalam rumen ini sangat bergantung pada species-species bakteri dan protozoa yang berbeda dan saling berinteraksi melalui hubungan simbiosis.

Ada tiga macam mikroba yang terdapat di dalam cairan rumen, yaitu bakteri, protozoa dan sejumlah kecil jamur . Volume dari keseluruhan mikroba diperkirakan meliputi 3,60% dari cairan rumen.
Bakteri merupakan jumlah besar yang terbesar sedangkan protozoa lebih sedikit yaitu sekitar satu juta/ml cairan rumen.
Jamur ditemukan pada ternak yang digembalakan dan fungsinya dalam rumen sebagai kelompok selulolitik.
Bakteri merupakan biomassa mikroba yang terbesar di dalam rumen, berdasarkan letaknya dalam rumen, bakteri dapat dikelompokkan menjadi :
a. Bakteri yang bebas dalam cairan rumen (30% dari total bakteri).
b. Bakteri yang menempel pada partikel makanan (70% dari total bakteri).
c. Bakteri yang menempel pada epithel dinding rumen dan bakteri yang menempel pada protozoa.

Adanya mikroba dan aktifitas fermentasi di dalam rumen merupakan salah satu karakteristik yang membedakan sistem pencernaan ternak ruminansia dengan ternak lain.

Mikroba tersebut sangat berperan dalam mendegradasi pakan yang  masuk ke dalam rumen menjadi produk-produk sederhana yang dapat dimanfaatkan oleh mikroba maupun induk semang dimana aktifitas mikroba yang tinggi tersebut sangat tergantung pada ketersediaan nitrogen dan energi.
Kelompok utama mikroba yang berperan dalam pencernaan tersebut terdiri dari bakteri, protozoa dan jamur yang jumlah dan komposisinya bervariasi tergantung pada pakan yang dikonsumsi ternak.

Mikroba rumen membantu ternak ruminansia dalam mencerna pakan yang mengandung serat tinggi menjadi asam lemak terbang (Volatile Fatty Acids = VFA’s) yaitu asam asetat, asam propionat, asam butirat, asam valerat serta asam isobutirat dan asam isovalerat.
VFA’s diserap melalui dinding rumen dan dimanfaatkan sebagai sumber energi oleh ternak.
Sedangkan produk metabolis yang tidak dimanfaatkan oleh ternak yang pada umumnya berupa gas akan dikeluarkan dari rumen melalui proses eruktasi.
Namun yang lebih penting ialah mikroba rumen itu sendiri, karena biomas mikroba yang meninggalkan rumen merupakan pasokan protein bagi ternak ruminansia.
2/3 – 3/4 bagian dari protein yang diabsorbsi oleh ternak ruminansia berasal dari protein mikroba.
Kualitas pakan yang rendah seperti yang umum terjadi di daerah tropis menyebabkan kebutuhan protein untuk ternak ruminansia sebagian besar dipasok oleh protein mikroba rumen.
Hampir sekitar 70% kebutuhan protein dapat dicukupi oleh mikroba rumen.

Produk akhir fermentasi protein akan digunakan untuk pertumbuhan mikroba itu sendiri dan digunakan untuk mensintesis protein sel mikroba rumen sebagai pasokan utama protein bagi ternak ruminansia.
Sekitar 47% sampai 71%  dari nitrogen yang ada di dalam rumen berada dalam bentuk protein mikroba.


JENIS-JENIS MIKROBA DAN PERANANNYA

Bakteri diklasifikasikan menjadi 8 kelompok didasarkan pada jenis bahan yang digunakan dan hasil akhir fermentasi.

Berikut contoh-contoh species bakterinya:
1. Bakteri Selulolitik
Bakteri yang mempunyai kemampuan untuk memecah selulosa dan mampu bertahan pada kondisi yang buruk pada saat makanan yang mengandung serat kasar yang tinggi.
Contoh : Bacteroides sussinogenes (bentuk batang), Ruminococcus albus (bentuk bulat).

2. Bakteri Proteolitik
Mempunyai kemampuan untuk memecah protein, asam amino dan peptida lain menjadi amonia.
Contoh : Bacteroides ruminocola, Selenomonas ruminantium.

3. Bakteri Methanogenik
Merupakan bakteri yang dapat mengkatabolisasi alkohol dan asam organik menjadi methan dan karbondioksida.
Contoh: Methanobacterium formicium, Methanobrevibacter ruminantium.

4. Bakteri Amilolitik
Merupakan bakteri yang dapat memfermentasikan amilum.
Bakteri jenis ini relatif lebih tahan terhadap perubahan pH dibandingkan dengan bakteri selulolitik, dapat bekerja pada pH 5,7-7,0.
Contoh: Clostridium lochheaddii, Streptococcus bovis, Bacteroides amylophilus.

5. Bakteri yang memfermentasikan gula
Bakteri yang memfermentasikan amilum, sebagian besar mampu memfermentasikan gula sederhana.
Contohnya : Eurobacterium ruminantium, Lactobacillus ruminus.

6. Bakteri Lipolitik
Merupakan bakteri rumen yang dapat menghidrolisis lemak menjadi gliserol dan asam lemak.
Hal ini dapat berlangsung karena adanya enzim lipase yang dapat memecah lemak.
Contohnya : Anaerovibrio livolytica, Veillonella alcalescens.

7. Bakteri pemanfaat Asam
Contohnya : Selonomonas dan Veillonella alcalescens.

8. Bakteri Hemiselulotitik
Hemiselulosa adalah karbohidrat yang terdapat dalam tanaman yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam asam dan alkali.
Hemiselulosa ini terdapat dalam tanaman yang menjadi pakan temak dalam jumlah besar.
Contohnya : Ruminococcus sp, Butyrivibrio fibriosolvens.

Serta ditambah beberapa contoh spesies protozoa dan jamur diantaranya :
a. lsotricha intestinalis (memfermentasi gula, pati dan pektin)
b. Dasytricha ruminantium (pencerna pati, maltosa, dan glukosa)
c. Entodinium caudatum dan Diplodinium sp

Sedangkan Jamur Neocalimastik sp dan Orpinomyces kelompok fungsi selulolitik.


Semoga Bermanfaat..

TAMBAK RAMAH LINGKUNGAN



Struktur dan Bagian Tambak Ramah Lingkungan

Kegagalan utama produksi udang di tambak umumnya disebabkan serangan penyakit dan kualitas air yang buruk akibat pencemaran.
Persiapan lahan yang benar serta upaya menjaga mutu air pasokan akan sangat membantu peningkatan produktivitas tambak.

Sistem tertutup adalah sistem pengelolaan air tambak, di mana penggantian air dilakukan seminimal mungkin.
Caranya, dengan memanfaatan kembali air buangan.
Untuk sistem ini pembuatan tandon sangat diperlukan.
Tandon dibuat sebagai wadah untuk menampung air dan pengontrol kualitas air dari sumber pemasukan seperti air laut dan air tawar.
Setelah melalui proses filtrasi, air dapat dimanfaatkan kembali dengan syarat memenuhi parameter kualitas air yang optimal.
Filtrasi air dapat dilakukan dengan proses secara fisika, kimia, dan biologis pada setiap tahapan tandon air.

Air buangan dari tambak, saat pergantian air atau pemanenan, tidak boleh langsung dibuang ke laut atau sungai agar tidak mengotori lingkungan dan menularkan penyakit.
Oleh karena itu, diperlukan filter yang diletakkan pada inlet maupun outlet di petak tandon.
Filternya berupa batu kapur, ijuk, dan arang.
Kemudian di setiap petak tandon harus ditempatkan aerator, bisa menggunakan kincir atau blower, untuk menambah oksigen terlarut dalam air.


Petak Karantina

Petak Karantina berfungsi sebagai tempat penampungan air yang mempunyai standar baku mutu air, dimana nantinya digunakan sebagai suplai air pada saat penggantian air baru ke petak pembesaran atau petak tandon lainnya.
Letak dan posisi petakan ditempatkan sebelum air disalurkan ke petak pembesaran atau petak distribusi air suplai.
Luas petakan yang optimal dapat menampung air baru pada kondisi kritis, yaitu antara 30—50%, tergantung tingkat teknologi yang diterapkan.


Saluran Distribusi Air

Saluran distribusi air merupakan saluran pembagi air untuk mensuplai air harian ke petak pembesaran.
Petak ini ditempatkan pada tempat yang strategis untuk mensuplai air ke petak pembesaran dengan pertimbangan efisiensi penggunaan sarana dan fasilitas tambak.
Volume air yang optimal untuk petak distribusi air antara 30—50% luas petak pembesaran.
Petak ini juga dapat berfungsi sebagai petak karantina dengan tujuan untuk menghemat lahan.


Petak Pembesaran
Petak pembesaran udang biasanya berada di tengah unit tambak sistem resirkulasi.
Luas petak pembesaran yang optimal untuk tambak udang teknologi intensif dan super intensif pada sistem resirkulasi tertutup antara 2.000-4.000 meter persegi.
Sementara untuk tambak udang teknologi sederhana dan semi-intensif, luas antara 5.000-8.000 meter persegi.
Bentuk tambak yang ideal adalah sama sisi dengan sudut tumpul.
Tujuan bentuk petakan seperti ini diharapkan dapat memudahkan proses pengelolaan air dan lumpur di dasar tambak secara fisik.


Petak Endapan Lumpur
Petak endapan lumpur merupakan tempat penampungan buangan dari petak pembesaran.
Peran petak ini sebagai petak pengendapan lumpur.
Posisi petakan ini berada dekat dengan bagian ujung pintu monik dan PVC sentral drainpembuangan air.
Luas petak pembuangan air pada dasarnya dapat menampung air yang dibuang dari petak pembesaran.


Petak Tandon Biofilter
Petak tambak ini biasanya ditebari organisme jenis ikan predator multispecies, untuk memangsa hama penular penyakit udang.
Letak petakan ditempatkan setelah petak pengendapan.
Luas petakan ini sama dengan petak distribusi air suplai dengan bentuk memanjang.
Persentase petak tandon untuk teknologi intensif dan super intensif antara 50-100%.
Dengan kata lain, volume tandon mampu untuk mengganti air pada kondisi kritis dalam petak pembesaran minimal 50%, sedangkan untuk semi intensif berkisar 30-50 %.

Air buangan di dalam tandon diendapkan dan didalamnya diberi tanaman rumput laut sebagai biofilter yang menyerap gas-gas terlarut bersifat racun seperti NH3, CO2, dan nitrit. Organisme lain dalam tandon biofilter seperti kerang bakau, tiram, dan vegetasi bakau.
Kerang bakau dengan ukuran cangkang 4-5 cm ditebar dengan kepadatan 6-8 ekor per meter persegi.
Sementara tiram dengan ukuran cangkang 5-7 cm ditebar dengan kepadatan 0,75 kg atau 28 ekor per meter persegi.
Tiram ditempatkan pada rak bambu dengan kedalaman 10 cm.


Petak Pengolah Limbah

Petak pengolahan limbah berfungsi sebagai petak penampungan air buangan kotoran udang, terutama air buangan limbah tambak yang bermasalah seperti terserang virus.
Pada petak ini, air di treatment terlebih dulu, baik secara kimia maupun secara biologis.
Setelah steril, air dibuang ke laut atau saluran umum.

Posisi petak pengolah limbah berada dekat dengan petak pembuangan air.
Petak ini dapat ditanami pohon bakau sekitar 10-15% dari luas petakan untuk menyerap limbah anorganik secara biologis.
Selain itu, treatment lain yang bisa diterapkan yaitu pemberian disinfektan.


Elevasi Dasar Tambak Terhadap Saluran Pembuangan

Elevasi dasar tambak sesuai standar dapat mempermudah pengelolaan air dan pembuangan lumpur, baik harian maupun insidental.
Selain itu, elevasi tambak yang ideal akan mempermudah proses pemanenan dan persiapan lahan.
Elevasi dasar tambak yang standar dan optimal dicirikan dengan kemiringan dasar tambak yang lebih tinggi dari saluran pembuangan air, berkisar antara 30-40 cm.


Central Drain

Central drain merupakan sistem pembuangan air yang diletakan di bagian tengah petak pembesaran udang dan terbuat dari pasangan cor semen berbentuk bulat dengan diameter tergantung kebutuhan, umumnya 2-3 m.
Untuk mengalirkan air ke arah saluran pembuangan, pada bagian tengah lingkaran cor semen tersebut dipasang PVC berukuran 8-12 inchi, buis beton berdiameter 20—30 cm, atau disesuaikan kebutuhan dan teknologi yang diterapkan.


Pintu Monik

Pintu monik merupakan pintu pembuangan air yang terbuat dari cor semen serta buis beton.
Pintu pengatur berada pada pematang bagian sisi dalam, sedangkan buis beton pembuangan air menghadap ke saluran pembuangan air.
Ukuran pintu monik tergantung luas petakan dan konstruksi pematang tambak yang dioperasionalkan.
Ukuran pintu monik yang sering digunakan pada tambak udang intensif umumnya memiliki lebar bukaan pintu antara 60-100 cm, tinggi 1,6-2,0 m, panjang 80-120 cm, diameter buis beton 60-80 cm, dan  panjang buis beton tergantung lebar pematang bagian bawah.
Pada tambak dengan teknologi sederhana dan semi intensif, pintu pembuangan air dapat terbuat dari pintu kayu atau PVC dengan ukuran sesuai kebutuhan.

Semoga Bermanfaat..