Saturday 5 May 2018

BIOTEKNOLOGI INDUSTRI


Cuka merupakan hasil industri yang memanfaatkan jasa mikroorganisme dalam pembuatannya.
Tidak hanya cuka, banyak produk yang lain yang juga memanfaatkan mikroorganisme dalam pembuatannya.
Selain berperan dalam industri makanan, mikroorganisme juga digunakan dalam industri minuman, industri kesehatan, industri pakaian dan industri kayu.

Syarat-syarat mikroorganisme yang dipakai dalam industri adalah sebagai berikut :

Organisme yang digunakan harus menghasilkan produk yang banyak, stabil, dan tidak membahayakan kesehatan manusia.
Bahan substrat/tempat hidup mikroorganisme harus murah dan mudah untuk mendapatkannya.

Berikut ini beberapa industri atau bidang usaha yang memanfaatkan organisme dalam proses pembuatannya :

a. Industri Makanan dan Minuman

Dalam industri makanan dan minuman, mikroorganisme berperan penting untuk menghasilkan berbagai bahan seperti asam cuka dan minuman fermentasi.
Minuman hasil fermentasi biasanya mengandung alkohol.
Contohnya adalah bir, rum, anggur, wiski dan minuman beralkohol lain.

Mikroorganisme yang berperan adalah khamir (jenis jamur uniseluler, contohnya Saccharomyces cerevisiae).
Produk minuman fermentasi berbeda-beda sesuai dengan bahan mentah dan jenis khamir yang digunakan.
Contohnya rum merupakan hasil fermentasi dari jagung sedangkan anggur merupakan hasil fermentasi dari sari buah anggur.
Khamir yang digunakan pada rum dan anggur adalah sama-sama dari genus Saccharomyces.

b. Industri Farmasi dan Obat-Obatan

Dalam industri farmasi atau industri obat-obatan, mikroorganisme menghasilkan antibiotik dan hormon.
Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain, khususnya mikroorganisme parasit pada tubuh manusia dan hewan.

Penicillin merupakan antibiotik pertama yang dibuat dalam skala industri, dihasilkan oleh jamur Penicillium notatum.
Contoh lain adalah neomisin-B dihasilkan oleh Streptomyces fradiae, streptomisin dihasilkan oleh Streptomyces griseus dan fumigilin dihasilkan oleh Aspergillus fumigatus.

Hormon juga dapat dihasilkan oleh mikroorganisme.
Contohnya hormon insulin berguna untuk menolong penderita Diabetes Melitus.
Bahan lain yang dihasilkan adalah berbagai jenis asam amino, enzim dan vitamin.

c. Produk Sumber Energi

Melalui Bioteknologi, kita dapat juga mengubah kotoran hewan, sampah, dan limbah pertanian dijadikan energi dengan bantuan mikroorganisme.
Gas bio atau Biogas adalah hasil fermentasi berbagai mikroorganisme yang banyak mengandung gas metana.
Oleh karena itu gas bio dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi panas dan penerangan.

Prinsip pembuatan gas bio seperti pada pembentukan gas yang terjadi pada hewan memamah biak, misalnya sapi.
Di dalam lambung sapi, serat dari rumput yang bercampur air akan diubah oleh bakteri menjadi asam organik.
Kemudian asam organik akan berubah menjadi gas metan dan karbon dioksida dengan bantuan mikroorganisme seperti Bacterioides, Clostridium butyrinum, Methanobacterium, Methanobacillus dan Eschericia coli.

d. Industri Perminyakan dan Pertambangan

Mikroorganisme digunakan dalam berbagai bidang perminyakan dan pertambangan.
Dalam bidang perminyakan berperan dalam pembentukan minyak, eksplorasi minyak dan pembersihan ceceran minyak.

Selain itu beberapa jenis bakteri dapat dimanfaatkan dalam pemisahan logam dari bijihnya.
Contohnya adalah Thiobacillus ferooxidans. Bakteri ini tumbuh dalam lingkungan asam, seperti tempat pertambangan dan mampu memisahkan tembaga-tembaga dari bijinya melalui reaksi kimia.
Strain yang lain mampu memisahkan logam besi dari bijihnya (besi sulfida).
Chlorella vulgaris juga dapat melepaskan emas dari bijihnya dan mengakumulasi emas itu di dalam selnya.
Jenis bakteri yang lain telah digunakan untuk memperoleh kembali beberapa bijih logam seperti Mangan (Mn) dan Uranium yang terdapat pada konsentrasi rendah pada bijih.

Mikroorganisme bermanfaat dalam pertambangan karena alasan-alasan berikut :

Tidak merusak lingkungan dibandingkan pengolahan dengan bahan kimia.
Lebih banyaknya mineral yang dapat menggunakan mikroorganisme dalam pengolahannya.
Mikroorganisme mampu mengumpulkan mineral dari bijih yang hanya mengandung sedikit mineral.
Bijih miskin mineral ini tidak layak diproses secara konvensional.

BioboostHebat

Semoga Bermanfaat...

CARA MEMANFAATKAN CANGKANG TELUR

1. Buat Teh Cangkang Telur

Rebus air satu galon, kemudian letakkan 10 butir cangkang telur.
Cangkang telur harus sudah dibersihkan dan dikeringkan sebelumnya.
Biarkan rendaman cangkang itu semalaman kemudian saring dan kocorkan langsung ketanah.Teh Cangkang ini solusi jangka pendek untuk mengatasi kekurangan Kalsium dan Potassium.
Lakukan seminggu sekali.
Untuk hasil rendaman lebih kuat, bisa ditambahkan cangkangnya sampai 20 butir pergalon.
Untuk kebutuhan yang lebih sedikit, perkirakan sendiri saja takaran air dan cangkangnya.


2.  Remasan Cangkang Untuk Melawan Keong

Siput, Keong dan Slug (Siput tak bercangkang) adalah hama tanaman yang sering menyantap tanaman tanaman muda.
Seringkali benih yang baru dipindahkan ketanah habis dimakan oleh mereka.
Cangkang telur yang diremas kasar adalah pertahanan yang baik untuk melawan siput.
Badan mereka yang lunak, tidak akan bisa melewati remasan kulit telur yang tajam.
Taburkan remasan kulit telur disekeliling tanaman muda agar tidak diserang siput


3.  Remasan Cangkang Untuk Pengisi Pot

Ini adalah solusi penyediaan Kalsium dan Potassium untuk jangka panjang.
Remas cangkang telur dan letakkan didasar pot atau campur dengan media tanam.
Cangkang itu pelan-pelan akan hancur dan menjadi nutrisi tanaman dalam jangka panjang.


4.  Bubuk Cangkang Telur

Cangkang telur dapat diblender atau ditumbuk sampai halus kemudian disimpan (dijadikan stok).

Penggunaannya :
Bisa ditaburkan disekeliling tanaman
Bisa dicampurkan dengan media tanam
Bisa juga ditaburkan dalam komposter sebagai salah satu bahan organik yang akan dikomposkan.
Kompos yang sudah matang akan kaya Kalsium berkat bubuk cangkang itu.

Dosisnya adalah kira-kira 5 cangkang/tanaman.
Pemberiannya setahun sekali.


CATATAN PENTING..!

Sebelum digunakan, telur mesti dibersihkan dari sisa sisa protein telur.
Hal ini untuk menghindari bau busuk (saya jamin, baunya sangat menjijikkan bila terlanjur busuk), juga untuk menghindari berkembangbiaknya Salmonella yang berbahaya.
Setelah dicuci, keringkan dengan cara diangin angin atau dijemur.

Jangan terlalu sering meletakkan cangkang telur kedalam tanah, karena dapat mereduksi pH tanah.
Cukup setahun sekali dalam bentuk padat dan seminggu sekali dalam bentuk cair.

Sediakan tempat khusus dirumah dan beritahu keluarga, agar membuang cangkang telur ditempat itu.
Segera cuci dan keringkan.
Simpanlah stok dalam bentuk bubuk.

B W D (BAGAN WARNA DAUN)

 Apa itu BWD..?
Apa Fungsi BWD..?
Bagaimana Cara Menggunakan BWD..?


Untuk memperoleh pertumbuhan padi yang baik dan sehat, biasanya petani cenderung menggunakan pupuk N secara berlebihan tidak sesuai aturan.
Selain dapat mengakibatkan pemborosan, juga dapat menyebabkan tanaman peka terhadap infeksi penyakit serta dapat membuat tanaman padi jadi mudah rebah.


Bagan Warna Daun (BWD) / Leaf Color Chart (LCC)
Merupakan alat yang sudah banyak digunakan untuk mengetahui kecukupan N pada tanaman padi.
Berbentuk persegi panjang (6×13 cm) dengan 4 kotak skala warna, mulai dari hijau muda (skala 2) hingga hijau tua (skala 5).

Gambar alat BWD

Dengan menggunakan BWD, dapat diketahui apakah tanaman perlu segera diberi pupuk N atau tidak, dan untuk menentukan berapa takaran N yang tepat.
Pemberian pupuk N berdasarkan pengukuran warna daun dengan menggunakan BWD dapat menghemat biaya penggunaan pupuk sebanyak 15-20% dari takaran yang umum digunakan petani tanpa menurunkan hasil.


Cara Menggunakan BWD

BWD dapat digunakan melalui dua cara, yaitu :

1. Berdasarkan kebutuhan riil tanaman
Dengan membandingkan warna daun padi dengan skala BWD secara berkala, setiap 7 hingga 10 hari sejak tanaman padi menginjak usia 21-28 hari setelah tanam (HST) sampai fase primordia (pada padi hibrida dan padi tipe baru atau PTB dilanjutkan sampai fase 10% berbunga).

Tanaman segera diberi pupuk N begitu warna daun berada di bawah skala 4 BWD.

Dengan menggunakan cara pertama diatas, menuntut petani harus sering ke sawah untuk melakukan perbandingan warna daun padi dengan BWD.

Penggunaan BWD Berdasarkan Kebutuhan Riil Tanaman

Berikan 50-75 Kg Urea/Ha untuk pupuk dasarnya atau pemupukan N pertama, sebelum tanaman padi berusia 14 HST.
Pada saat ini, BWD tidak perlu digunakan.
Pengukuran dengan BWD dimulai ketika padi sudah berumur 21-28 HST, dilanjutkan setiap 7-10 hari sekali sampai 50 HST (pada PTB dan hibrida, BWD digunakan sampai fase 10% berbunga).

Langkah yang perlu diambil adalah sebagai berikut :

Ambil 10 rumpun tanaman padi yang sehat pada hamparan yang seragam secara acak, kemudian pilih daun teratas yang telah membuka penuh pada satu rumpun.

Letakkan bagian tengah daun diatas BWD (lihat foto) dan bandingkan warnanya.
Jika warna daun berada di antara 2 skala, gunakan nilai rata-ratanya, misalnya 3,5 untuk warna antara 3 dan 4.

Ketika melakukan pengukuran dengan BWD, usahakan jangan menghadap sinar matahari, karena dapat mempengaruhi pengukuran warna.
Lakukan pengukuran pada waktu yang sama, oleh orang yang sama.

Jika ada lebih 5 dari 10 warna daun yang diamati berada dalam ambang batas kritis, yaitu dibawah skala 4, itu berarti tanaman perlu segera diberi pupuk N susulan sesuai dengan target hasil yang ingin dicapai.
Pada tingkat hasil yang ingin dicapai sebesar 5 Ton/Ha (GKG), takaran pupuk Urea susulan yang diperlukan adalah 50 Kg/Ha.
Selanjutnya setiap peningkatan target hasil sebesar 1 Ton/Ha, diperlukan tambahan 25 kg Urea/Ha.

Gambar Tabel 1

2. Berdasarkan waktu yang sudah ditetapkan
Biasanya berdasarkan pertumbuhan tanaman, yaitu pertumbuhan awal (0-14 HST), pembentukan anakan aktif (21-28 HST), dan premordia (pada padi hibrida dan padi tipe baru atau PTB dilanjutkan pada fase 10% bebunga).

Dengan cara kedua diatas, petani hanya perlu melakukan 2-3 kali pengukuran warna daun padi dengan BWD.


Penggunaan BWD Berdasarkan Waktu yang sudah ditetapkan

Berikan 50-75 kg urea/ha untuk pupuk dasar atau pemupukan N pertama, sebelum tanaman berumur 14 HST.
Pada saat ini, BWD tidak perlu digunakan.

Pada waktu pemupukan kedua dan ketiga, bangdingkan warna daun dengan skala BWD.

Bila warna daun berada pada skala 3 atau kurang, berikan 75 Kg Urea/Ha bila target hasil yang diinginkan adalah 5 Ton/Ha GKG.
Tambahan Urea 25 Kg/Ha setiap kenaikan target hasil 1 Ton/Ha.

Bila warna daun mendekati skala 4, berikan 50 Kg Urea/Ha pada target hasil 5 Ton/Ha GKG dan tambahan Urea 25 Kg/Ha untuk setiap kenaikan target hasil 1 Ton/Ha.

Bila warna daun pada skala 4 atau mendekati 5, tanaman tidak perlu dipupuk N kalau target hasil 5-6 Ton/Ha.
Tambahan Urea 50 Kg/Ha jika target hasil diatas 6 Ton/Ha

Gambar (tabel 2)



Semoga Bermanfaat..

4 JENIS HUTAN BERDASARKAN FUNGSINYA

Hutan menurut fungsinya dibedakan menjadi berbagai macam jenis.
Jenis-jenis Hutan berdasarkan fungsinya dibagi menjadi beberapa macam, sebagai berikut :

1. HUTAN PRODUKSI

Hutan Produksi merupakan jenis hutan yang digunakan untuk menghasilkan barang- barang tertentu.
Dengan kata lain Hutan Produksi ini merupakan hutan yang dikelola untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai ekonomi, baik dikonsumsi masyarakat, kepentingan industri maupun ekspor.
Oleh karena itulah hutan produksi ini juga mempunyai nama lain atau biasa disebut sebagai Hutan Industri.

Hutan Produksi ini selain dimiliki oleh pemerintah, bisa juga dimiliki oleh pihak swasta yang memang membutuhkan jasa hutan tersebut untuk menghasilkan barang- barang yang akan diproduksi pihak swasta tersebut.
Secara umum Hutan Produksi ini dibedakan menjadi dua beberapa macam, yaitu :

a. Hutan Rimba, yaitu hutan yang muncul dan tumbuh secara alami.

b. Hutan Budidaya, yaitu hutan yang sengaja dikelola oleh manusia untuk kepentingan manusia.
Hutan seperti ini biasanya hanya terdiri atas satu jenis pohon saja.

Jenis Hutan Produksi

1. Hutan Produksi Tetap (HP)
Hutan Produksi yang dapat dieksploitasi dengan perlakuan cara tebang pilih atau tebang habis.

2. Hutan Produksi Terbatas (HPT)
Merupakan hutan yang dapat dieksploitasi dengan cara tebang pilih saja.
Hutan ini merupakan hutan yang dialokasikan untuk memproduksi kayu dengan intensitas yang rendah.
Hutan seperti ini pada umunya berada di wilayah pegunungan yang mempunyai lereng-lereng curam untuk mempersulit pembalakan.

3. Hutan Produksi Konversi (HPK)
Kawasan hutan yang secara ruang mencadangkan untuk digunakan sebagai sarana pengembangan transmigrasi, pemukiman dan pertanian.

Hutan Produksi ini merupakan hutan yang khas karena fungsinya yang penting bagi kehidupan manusia.
Berikut ini merupakan karakteristik yang dimiliki oleh Hutan Produksi :

- Digunakan untuk memproduksi barang- barang yang bernilai ekonomi.
- Biasanya terletak di kawasan yang mempunyai batas HPH.
- Biasanya dikelola untuk menghasilkan kayu.


2. HUTAN LINDUNG

Hutan Lindung merupakan hutan yang mempunyai fungsi sebagai perlindungan, yakni :

- Menjaga keteraturan air di dalam tanah
- Menjaga air agar tidak terjadi erosi tanah menjadi penyebab tanah longsor
- Mengatur iklim yang ada di kawasan sekitar hutan tersebut.

Hutan Lindung juga merupakan hutan yang khas jika dilihat dari fungsi yang dimilikinya.
Hutan Lindung mempunyai karakteristik sebagai berikut :

- Mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan, seperti mengatur tata air
- Menghindari banjir
- Mengendalikan erosi
- Mencegah intrusi air laut
- Memelihara kesuburan tanah

Hutan Lindung biasanya ditetapkan pada hutan yang berada di wilayah hulu sungai, sepanjang aliran sungai dan di tepi-tepi pantai sesuai dengan fungsi yang diharapkan.


3. HUTAN WISATA

Hutan Wisata merupakan hutan yang digunakan untuk rekreasi.
Namun disamping pemanfaatannya sebagai tempat rekreasi, Hutan Wisata ini juga ditujukan untuk melindungi tumbuh-tumbuhan serta binatang-binatang langka agar keberadaannya pun tidak punah.
Sama dengan jenis hutan yang sebelumnya, Hutan Wisata ini pun mempunyai beberapa karakteristik, antara lain sebagai berikut :

- Dikhususkan, dibina dan dipelihara untuk kepentingan pariwisata dan juga wisata buru
- Mempunyai keindahan alam yang khas
- Digunakan sebagai tempat perlindungan bagi binatang maupun tumbuhan-tumbuhan langka agar kebedaraannnya tidak musnah.


4. HUTAN CADANGAN

Hutan Cadangan merupakan hutan yang digunakan atau dimanfaatkan untuk pemukiman atau lahan pertanian penduduk.
Hutan Cadangan juga memiliki karakteristik khusus, antara lain sebagai berikut :

- Dimanfaatkan sebagai lahan pertanian maupun lahan pemukiman bagi penduduk.
- Kaya akan berbagai macam tanaman sumber pangan.
- Digunakan untuk melestarikan berbagai flora dan fauna agar habitatnya tidak musnah.


Itulah jenis-jenis hutan apabila dilihat dari fungsi hutan, dari masing-masing hutan kita dapat mengetahui bahwasanya hutan ini sangat besar manfaatnya dan mempunyai manfaat yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya.
Oleh karena itulah keberadaan hutan ini harus kita lestarikan.

KONSEP PEMUPUKAN TANAMAN TAHUNAN

Konsep Pemupukan untuk tanaman tahunan terutama buah-buahan termasuk tabulampot, agar selalu berbuah tanpa mengenal musim dengan kwalitas yang baik.

#Pemupukan

•> K-Bioboost
Tahap I   : 2 minggu sekali selama 3 bln
Tahap II  : 1 bulan sekali selama 3 bln
Tahap III : 3 bulan sekali untuk seterusnya
1 L larutan/pokok
(Perbandingan larutan 1 L K-Bioboost + 99 L air)

•> Organik (Guano, Bokashi atau Kandang)
1-2 Kg/pokok/3 bulan

•> Anorganik (NPK)
0,5 Kg/pokok/4 bulan

•> Asam Humat
1 L larutan/pokok/4-6 bulan
(Perbandingan larutan 1 L Asam Humat + 50 L air)


Semoga Bermanfaat..