Madura adalah salah satu daerah di Indonesia yang memiliki
Sapi Ras Murni Indonesia.
Sapi ini berkembang pesat di Pulau Madura serta pulau-pulau
sekitarnya seperti Pulau Sapudi, yang merupakan pulau yang terkenal dengan
bibit-bibit Sapi Madura kualitas unggul.
Ada dua pendapat mengenai asal-usul Sapi Madura :
Pendapat Pertama
Sapi Madura adalah persilangan antara Bos Sondaicus (yang
menurunkan ciri-ciri sapi berpunuk) dengan Bos Indicus (yang memberikan warna
pada bulu).
Pendapat Kedua
Sapi Madura merupakan hasil perkawinan silang antara indukan
Bos Taurus atau Bos Javanicus dengan pejantan Bos Indicus.
Hal ini ditunjukkan dengan kemiripan Sapi Madura dengan Bos
Taurus, kecuali pada kromosom Y-nya yang mirip dengan Bos Indicus.
Ciri-ciri umum fisik Sapi Madura adalah sebagai berikut :
- Baik jantan ataupun betina sama-sama berwarna merah bata.
- Paha belakang berwarna putih.Kaki depan berwarna merah
muda.
- Tanduk pendek beragam.
(Pada betina kecil dan pendek berukuran 10 cm, sedangkanpada
jantannya berukuran 15-20 cm.)
- Panjang badan mirip Sapi Bali tetapi memiliki punuk
walaupun berukuran kecil.
Dengan posisinya sebagai ras murni sapi Indonesia, kemurnian
dari Sapi Madura memang harus dipertahankan, karena merupakan salah satu
kekayaan Plasma Nutfah Indonesia.
Plasma Nutfah adalah substansi pembawa sifat keturunan yang
dapat berupa organ utuh atau bagian dari tumbuhan atau hewan serta jasad renik.
Plasma nutfah merupakan kekayaan alam yang sangat berharga
bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung pembangunan
nasional.
Peraturan tentang Pelestarian Sapi Madura telah dikeluarkan
sejak jaman Kolonial Belanda, tertuang dalam Staatsblad (lembaran negara) No.
226/1923 dan No. 57/1934, serta No. 115/1937.
Tahun 1934 pemerintah juga telah menetapkan bahwa Sapi
Madura seragam dalam bentuk dan warna.
Bahkan pada pasal 13a Undang-undang No. 6/1967, telah
ditetapkan tentang pokok-pokok peternakan dan kesehatan hewan.
Yang merupakan upaya untuk mempertahankan populasi, menjaga
bentuk,warna kulit, serta meningkatkan kualitas produksi Sapi Madura.
Dengan kebijakan ini diharapkan pula dapat mencegah
tersebarnya penularan jenis penyakit antrax dan sapi gila yang selama ini
menjadi momok yang menakutkan masyarakat.
Secara umum, Sapi Madura memiliki beberapa keunggulan
seperti :
- Mudah dipelihara.
- Mudah berbiak dimana saja.
- Tahan terhadap berbagai penyakit.
- Tahan terhadap pakan kualitas rendah.
Dengan kelebihan-kelebihan tersebut, Sapi Madura banyak diminati
oleh para peternak bahkan para peneliti dari negara lain.
Sudah banyak Sapi Madura dikirim ke daerah lain, apabila
tidak diperhitungkan dengan baik, bisa jadi populasi Sapi Madura di pulau
Madura akan terkuras serta mengancam kemurnian ras-nya.
Penelitian untuk meningkatkan keunggulan Sapi Madura pun
telah dilakukan.
Pada tahun 1957 telah dicoba meningkatkan mutu genetik
dengan menyilangkan Sapi Madura dengan Sapi Red Deen.
Selain itu juga dilakukan program-program upgrading atau
pengembangan genetik ternak dengan cara inseminasi.
Salah satu hasilnya adalah keturunan Sapi Madura yang
disebut “Sapi Madrasin”, yaitu Sapi Madura yang dikawinsilangkan dengan Sapi
Limousin, yang mempunyai beberapa keunggulan yaitu : memiliki daya tahan fisik
yang cukup kuat dan kualitas daging yang sangat bagus.
Ada pula istilah “Sapi Madrali”, yaitu Sapi Madura yang
dikawinsilangkan dengan “Sapi Australi” jenis Santa Gertrudis.
Namun tak dapat dipungkiri, dari waktu ke waktu ada
kecenderungan menurunnya produktivitas Sapi Madura, atau terjadi pergeseran
nilai (produktivitas) dari waktu ke waktu, yang sampai saat ini belum diketahui
dengan jelas faktor penyebabnya.
Beberapa upaya telah dilakukan melalui seleksi calon
pejantan, seleksi bibit, perbaikan mutu pakan, tatalaksana pemeliharaan dan
penanganan faktor sosial ekonomi pemeliharaan.
Pemerintah pun telah memberlakukan peraturan dimana sapi
jenis lain dilarang masuk pulau Madura.
Sedangkan sapi Madura bebas diperdagangkan maupun dikembang
biakan keluar di daerah lain, dengan jumlah yang dikontrol ketat.
Sapi dalam kehidupan masyarakat Madura, memang mempunyai
tempat yang khusus.
Jasanya terhadap para petani tidak dapat dipandang sebelah
mata.
Tanah pertanian yang tandus tetap dapat ditanami dengan
bantuan Sapi.
Alat transportasi yang sulit didapat dipedalaman Madura juga
dapat teratasi dengan tenaga sapi yang dipadukan dengan pedati, yang disebut
dengan “Sapi Pajikaran”
Sapi Madura betina dengan kualitas bagus mempunyai peran
sebagai “Sapi Pangorbi” (induk betina) untuk diambil anaknya (keturunannya).
Sapi bagi petani juga merupakan investasi seperti tabungan
yang mudah dijadikan uang pada saat diperlukan.
Bukan hanya mempunyai tempat khusus di kehidupan para petani
di Madura, Sapi Madura juga membawa pengaruh terhadap tradisi budaya yang
memberikan efek positip terhadap kelestarian Sapi Madura ini.
Sapi Madura berjenis kelamin jantan, dimanfaatkan sebagai
“Sapi Kerapan”, sebagai bagian dari budaya tradisi pertanian, yang nantinya
menjadi salah satu aset pariwisata yang penting di tanah Madura.
Sedangkan untuk Sapi Madura berjenis kelamin betina, selain
dijadikan “Sapi Pangorbi”, juga dijadikan “Sapi Phajangan” atau “Sapi
Lotrengan” atau juga sebagai “Sapi Sono”.
Sampai saat ini “Sapi Sono” masih menjadi bagian dari
tradisi petani di Sumenep dan Pamekasan.
Di daerah Sumenep pemeliharaan “Sapi Sono” masih dapat
ditemukan di daerah Ganding, Batu Putih, Bluto dan Batang.
Semoga Bermanfaat..
No comments:
Post a Comment