Unsur hara yang diperlukan oleh tanaman tersedia bagi
tanaman dalam bentuk Ion (anion dan kation), seperti :
- Nitrogen dalam bentuk NO3- dan NH4+
- Kalium dalam bentuk K+
- Calsium dalam bentuk Ca2+
- Phosphat dalam bentuk H2PO4- dan HPO42-, dan lain-lain.
Cara Aplikasi
1. Cara Aplikasi Pupuk Kimia
a. Larikan
Caranya, buat parit kecil disamping barisan tanaman sedalam
6-10 cm.
Tempatkan pupuk di dalam larikan tersebut, kemudian tutup
kembali.
Cara ini dapat dilakukan pada satu atau kedua sisi baris
tanaman.
Pada jenis pepohonan, larikan dapat dibuat melingkar di
sekeliling pohon dengan jari-jari 0,5-1 kali jari-jari tajuk.
Pupuk yang tidak mudah menguap dapat langsung ditempatkan di
atas tanah.
Setelah itu, larikan tidak perlu ditutup kembali dengan
tanah.
Hindari membuat larikan hanya pada salah satu sisi baris
tanam karena menyebabkan perkembangan akar tidak seimbang.
Karena itu, aplikasi pupuk kedua harus ditempatkan pada sisi
yang belum mendapatkan pupuk (bergantian).
Biasanya cara ini dilakukan untuk memberikan pupuk susulan.
Tanaman dengan pertumbuhan cepat dan perakaran yang terbatas
disarankan untuk menggunakan cara larikan.
b. Penebaran Secara Merata di Atas Permukaan Tanah
Cara ini biasanya dilakukan sebelum penanaman.
Setelah penebaran pupuk, lanjutkan dengan pengolahan tanah,
seperti pada aplikasi kapur dan pupuk organik.
Cara ini menyebabkan distribusi unsur hara dapat merata
sehingga perkembangan akarpun lebih seimbang.
Tidak disarankan untuk menebar pupuk urea karena sangat
mudah menguap.
c. Pop Up
Caranya, pupuk dimasukkan ke lubang tanam pada saat
penanaman benih atau bibit.
Pupuk yang digunakan harus memiliki indeks garam yang rendah
agar tidak merusak benih atau biji.
Cara ini lazim menggunakan pupuk jenis SP36, pupuk organik,
atau pupuk slow release.
d. Penugalan
Caranya, tempatkan pupuk ke dalam lubang di samping tanaman
sedalam 10-15 cm.
Lubang tersebut dibuat dengan alat tugal.
Kemudian setelah pupuk dimasukkan, tutup kembali lubang
dengan tanah untuk menghindari penguapan.
Cara ini dapat dilakukan disamping kiri dan samping kanan
baris tanaman atau sekeliling pohon.
Jenis pupuk yang dapat diaplikasikan dengan cara ini adalah
pupuk slow release dan pupuk tablet.
e. Fertigasi
Pupuk dilarutkan dalam air dan disiramkan pada tanaman
melalui air irigasi.
Lazimnya, cara ini dilakukan untuk tanaman yang pengairannya
menggunakan sistem sprinkle.
Cara ini telah banyak diterapkan pada pembibitan tanaman
Hutan Tanaman Industri (HTI), lapangan golf, atau nursery tanaman yang bernilai
ekonomi tinggi.
Lewat cara ini, akurasi dan penyerapan pupuk oleh akar dapat
lebih tinggi.
Pada pertanian intensif pemupukan sering dilakukan
berkali-kali sehingga beberapa cara diatas dapat dilakukan bersama-sama dalam
satu musim tanam.
2. Cara Aplikasi Pupuk Organik
Tanah berpasir, bekas pertambangan, tanah tererosi, atau
tanah sangat padat yang mudah retak pada musim kemarau, sebaiknya diberi pupuk
organik dalam jumlah besar sebelum digunakan untuk bercocok tanam.
Setelah diberi pupuk organik, dilanjutkan dengan pengolahan
tanah.
Kedua perlakuan tersebut dilakukan supaya sifat fisik tanah
membaik dan pemakaian pupuk kimia menjadi lebih efisien.
Kebutuhan dosis pupuk organik yang sangat besar seringkali
menyulitkan proses penebarannya.
Namun, sekarang telah dipasarkan pupuk organik yang
dipadatkan dalam bentuk pelet atau konsentrat.
Pupuk organik dalam bentuk tersebut lebih mudah
diaplikasikan dan dosis yang diperlukan menjadi lebih kecil.
Pupuk organik seperti ini diantaranya dipasarkan dengan
bermacam jenis merk dagang.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi pupuk
organik adalah sebagai berikut :
- Penebaran pupuk organik sebaiknya diikuti dengan
pengolahan tanah seperti pembajakan atau penggemburan tanah agar pupuk organik
dapat mencapai lapisan tanah yang lebih dalam.
- Pemberian pupuk organik dengan dosis kecil tetapi sering
lebih baik dari pada dosis banyak yang diberikan sekaligus.
- Pada jagung, cabai, tomat, dan beberapa jenis sayuran,
pupuk organik sebaiknya ditempatkan pada lubang tanam satu minggu sebelum bibit
ditanam.
- Pada media tanam dalam pot, perbandingan antara kompos dan
tanah yang ideal adalah 1:1. sementara itu, perbandingan pupuk kandang dan
tanah yang ideal adalah 1:3.
- Jika harus menggunakan pupuk organik yang belum terurai
sempurna (rasio C/N masih tinggi) harus diberi jeda waktu antara pemberian
pupuk organik dan penanaman bibit yakni minimal satu minggu.
Hal itu dilakukan untuk menghindari dampak buruk yang
mungkin terjadi pada tanaman ketika proses penguraian pupuk organik
berlangsung.
Semoga Bermanfaat..
No comments:
Post a Comment