POLA TANAM NILAM
Penanaman nilam sebaiknya dilakukan dengan cara tidak
langsung, yaitu melalui proses bertahap dari persemaian benih di polibag atau
di bedengan yang kemudian dipindahkan ke lapangan.
Benih yang ditanam di setiap lubang tanam yaitu benih yang
telah berakar dan telah mempunyai daun sebanyak 2–4 helai, sedalam +15 cm.
Setelah itu tanah di sekitar benih dipadatkan agar tanaman
menjadi kokoh.
Untuk satu lubang tanam hanya ditanam satu benih yang telah
memenuhi persyaratan tanam.
Penanaman nilam sebaiknya ditanam pada awal musim hujan,
karena nilam peka terhadap kekeringan.
Pada saat penanaman nilam dibutuhkan curah hujan yang
relatif tinggi, apabila curah hujan kurang, maka akan mengalami resiko kematian
yang cukup tinggi.
Penanaman benih ke lapang sebaiknya dilakukan pada pagi atau
sore hari agar proses adaptasi tanaman tidak mengalami hambatan.
Jarak tanam nilam disesuaikan dengan pola tanam yang
dilakukan, yaitu pada pola tanam monokultur dan polikultur.
1. MONOKULTUR
a. Jarak tanam bervariasi dan disesuaikan dengan kondisi
lahan.
b. Pada lahan datar,
Jarak antar barisan di dalam bedengan 90–100 cm.
Jarak tanam di dalam barisan yaitu 50–100 cm,
Sedangkan pada lahan yang kurang subur jarak tanam lebih
rapat.
c. Jarak tanam di dalam barisan pada lahan yang agak miring
lebih rapat, 40–50 cm, arah baris sesuai kontur tanah.
d. Pada lahan yang subur dan banyak humus, jarak tanam
sebaiknya 100 x 100 cm, karena pada umur 5–6 bulan, kanopi sudah bertemu.
2. POLIKULTUR
Nilam dapat ditanam secara tumpangsari dengan berbagai jenis
tanaman, baik tanaman semusim dan tanaman tahunan.
Untuk tumpang sari dengan tanaman tahunan, jarak tanam antar
barisan disesuaikan dengan lahan yang terbuka.
Untuk tumpang sari dengan tanaman semusim non perkebunan
disesuaikan dengan jarak tanam nilam dalam barisan.
PENANAMAN BIBIT NILAM
a. Pola Tanam Monokultur
Penanaman pola monokultur memerlukan sistem budidaya
intensif, lahan maupun iklim yang sesuai, menggunakan varietas unggul,
pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, cara dan waktu Panen yang tepat.
Jarak tanam dan pemupukan disesuaikan dengan tingkat
kesuburan lahan.
b. Pola Tanam Polikultur
Penanaman secara polikultur diterapkan pada pertanaman
rakyat dengan luasan yang sempit.
Pola Tanam Polikultur yaitu pola tanam campuran (mix
cropping), tumpang sari (multiple cropping), budidaya lorong (alley cropping),
baik dengan tanaman semusim, tanaman palawija seperti: jagung dan
kacang-kacangan maupun tanaman tahunan seperti kelapa, kelapa sawit, kakao,
jati, pala dan karet.
Bila nilam ditanam di bawah tegakan tanaman tahunan,
sebaiknya ditanam pada tanaman tahunan yang masih berumur muda karena nilam
akan berproduksi dengan baik bila mendapatkan intensitas cahaya minimum 75%.
Jarak dan waktu tanam serta pemupukan antara nilam dan
tanaman semusim maupun tahunan harus diperhitungkan dengan cermat.
Dalam penentuan jenis tanaman sela yang tepat, perlu
diperhatikan kesesuaian lingkungan dan lahan sehingga tidak saling merugikan
dan tidak sebagai inang hama dan penyakit.
Pola polikultur memiliki beberapa kelebihan, diantaranya
yaitu dapat menekan biaya operasional pemeliharaan dan dapat mengurangi resiko
kegagalan panen akibat serangan hama dan penyakit, pemanfaatan lahan lebih
efisien, mengurangi resiko fluktuasi harga dan meningkatkan produktivitas lahan
per satuan luas dan waktu.
c. Pergiliran Tanaman/Rotasi Tanaman
Pergiliran Tanaman untuk nilam sangat diperlukan, guna
mempertahankan kesuburan tanah, menghindari efek alelopati yang bersifat
autotoksik, serta memutus siklus hama dan penyakit.
Pergiliran Tanaman/Rotasi Tanaman, sangat dianjurkan setelah
penanaman nilam selama 2 tahun, dengan tanaman lain seperti palawija dan
kacang-kacangan yang tidak banyak menguras unsur hara.
Setelah itu nilam dapat ditanam kembali.
APLIKASI K-BIOBOOST
Dapat dilakukan 2 minggu sekali 2 L/Ha, untuk mendapatkan
nilai PA yang sesuai dengan permintaan dan kebutuhan pabrik penyulingan minyak
atsiri Nilam.
Semoga Bermanfaat..
No comments:
Post a Comment