Penyakit patek atau antraknosa merupakan salah satu
jenis penyakit tanaman yang sering merepotkan petani atau pembudidaya.
Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan patek atau
antraknosa ini terbilang sangat besar, bahkan tidak jarang penyakit patek atau
antraknosa menimbulkan kegagalan panen, terutama pada tanaman cabai.
Jenis Tanaman Yang Rentan Terserang Patek Atau Antraknosa
Penyakit patek atau antraknosa menyerang berbagai jenis
tanaman.
Penyakit ini sangat sulit dikendalikan, terutama jika
kelembaban areal pertanaman sangat tinggi.
Bagian tanaman yang terserang penyakit patek atau antraknosa
pada umumnya adalah buah atau daun.
Penyakit patek atau antraknosa menyerang pada bagian daun
terutama pada tanaman sansevieria, anggrek, bromelia, miracle, seledri, dan
melon.
Penyakit ini juga sering menyerang buah, terutama pada
tanaman melon, apel, cabai, tomat, mangga, kopi, pepaya, alpukat, dan
sebagainya.
Jenis Cendawan Yang Menimbulkan Penyakit Patek Atau
Antraknosa
Penyakit patek atau antraknosa disebabkan oleh serangan
cendawan.
Penyakit ini terutama menyerang pada saat kelembaban udara
tinggi dan suhu rendah.
Pada musim hujan, penyakit patek atau antraknosa bisa
menggagalkan areal pertanaman cabai hanya dalam waktu beberapa hari.
Penyebaran miselium dan spora cendawan penyebab patek atau
antraknosa sangat cepat.
Serangan sangat hebat terjadi pada saat kelembaban di atas
95% dan suhu udara dibawah 32C.
Beberapa jenis cendawan yang paling sering menyebabkan
timbulnya penyakit patek atau antraknosa adalah Colletrotichum
sp. dan Gloesperium sp.
Pada buah cabai, cendawan tersebut mampu bertahan di dalam
biji selam 9 bulan.
Cendawan ini menjadi momok yang paling menakutkan terutama
di daerah subtropis dan daerah tropis seperti Indonesia.
Gejala Serangan Patek Atau Atraknosa
Penyakit patek atau antraknosa sangat ditakuti terutama oleh
petani cabai.
Serangan patek atau antraknosa ini mampu membuyarkan impian
petani untuk memetik hasil yang besar, bahkan tidak jarang justru menimbulkan
kerugian meskipun harga cabai sedang tinggi.
Tanaman yang terserang penyakit patek atau antraknosa yang
disebabkan oleh infeksi cendawan Colletrotichum sp. menunjukkan
gejala bercak cokelat kehitaman yang kemudian akan meluas menjadi busuk lunak.
Pada bagian tengah bercak terdapat kumpulan titik-titik
hitam yang merupakan koloni cendawan.
Sedangkan tanaman yang terserang patek atau antraknosa
akibat infeksi cendawan Gloesperium sp. menunjukkan bercak cokelat
dengan bintik-bintik berlekuk.
Pada bagian tepi bintik-bintik tersebut berwarna kuning
membesar dan memanjang.
Jika kelembaban tinggi, cendawan akan membentuk lingkaran
memusat atau konsentris berwarna merah jambu.
Serangan pada buah cabai biasanya diawali dari bagian ujung
buah yang mengakibatkan dieback atau mati ujung.
Pengendalian Patek Atau Antraknosa
Di Indonesia, penyakit ini tergolong penyakit yang paling
sulit dijinakkan, terutama pada saat musim hujan.
Untuk petani cabai yang melakukan penanaman dengan musim
berbuah pada saat musim hujan harus melakukan pengontrolan yang ketat dan
terus-menerus.
Berikut ini beberapa upaya penanganan untuk mengendalikan
serangan patek atau antraknosa
Perlakuan pada bibit atau biji tanaman yang akan
dibudidayakan, misalnya untuk tanaman cabai atau tomat, rendam bibit atau biji
menggunakan Bioboost.
Perendaman dilakukan selama 4-6 jam.
Secara teknis, bagian tanaman yang terserang harus
dimusnahkan dari lahan atau areal pertanaman.
Lakukan pengamatan di lapangan secara kontinu atau terus
menerus.
Berikan pupuk dengan kandungan P, K, dan Ca tinggi agar
jaringan tanaman lebih kuat.
Jangan melakukan pemupukan N berlebihan, karena akan
menyebabkan jaringan tanaman berair sehingga rentan terhadap serangan cendawan.
Berikan pupuk organik dan Bioboost.
Pemupukan Bioboost akan meningkatkan ketahanan tanaman dari
serangan hama maupun penyakit.
Hindari adanya genangan air di areal pertanaman, pembersihan
lahan termasuk penyiangan gulma.
Perlebar jarak tanam dengan pola tanam zig-zag untuk menjaga
sirkulasi udara dan mengurangi kelembaban tinggi saat terjadi hujan
berkepanjangan.
Jika kelembaban di sekitar areal pertanaman tinggi, misalnya
hujan terus menerus, lakukan pencegahan menggunakan pestisida kimia.
Beberapa bahan aktif yang bisa digunakan untuk mengendalikan
penyakit patek atau antraknosa adalah fungisida sistemik dan fungisida kontak.
Atau yang paling arif dan bijak adalah menggunakan fungisida
alami dan atau terapi Bioboost
Sudah banyak bukti dengan terapi fungisida alami dan
Bioboost, virus antraknosa bisa ditanggulangi.
No comments:
Post a Comment