Sunday 30 September 2018

PENGGEMUKAN SAPI POTONG SISTEM MODERN


Sapi Potong atau Sapi Pedaging adalah jenis Sapi yang dikhususkan untuk dipelihara guna diambil manfaat dagingnya.
Waktu penggemukan Sapi Potong biasanya adalah maksimal 6 bulan.
Dalam jangka waktu kurang dari 6 bulan tersebut diharapkan terjadi pertumbuhan daging dan lemak pada Sapi Potong yang diternak karena memang pada dasarnya sistem penggemukan Sapi Potong sendiri adalah sistem yang memanfaatkan potensi genetik Sapi Potong untuk tumbuh dan menyimpan lemak dalam waktu maksimal antara 6 bulan.
Kita akan membahas bagimana caranya menggemukkan Sapi Potong dengan Sistem Kereman.

Sementara pengertian tentang penggemukan Sapi Potong dengan Sistem Kereman sendiri adalah sebuah cara yang biasa digunakan oleh para peternak Sapi Potong dalam menggemukkan Sapi, dengan cara memelihara Sapi Potong di dalam kandang dengan pemberian pakan dasar berupa hijauan segar (rumput dan leguminosa), serta dengan pemberian pakan tambahan berupa konsentrat.
Adapun umumnya jumlah pakan tambahan yang diberikan adalah minimal 1,5% dari berat badan Sapi, dengan kandungan protein yang terkandung dalam pakan adalah antara 14-16%.
.

•> Beberapa Aspek Yang Harus Diperhatikan Dalam Penggemukan Sapi Potong Sistem Kereman

Kesuksesan dalam suatu usaha adalah harapan setiap pengusaha, sehingga dalam menjalankan usaha penggemukan Sapi Potong ini juga ada hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai aspek penentu keberhasilan dalam beternak Sapi Potong.
Berikut beberapa aspek yang dapat diperhatikan oleh peternak Sapi Potong :

1. Bakalan Sapi Potong
Sapi yang akan digunakan sebagai Bakalan Sapi Potong sebaiknya adalah sebagai berikut :

• Sapi jantan muda yang telah mencapai tingkat dewasa.
• Telah berumur antara 1 hinga 1,5 tahun.
• Berbadan kurus dan sehat.
• Bobot minimal adalah 300 Kg.
.

Banyak sekali jenis Sapi unggul yang dapat digunakan sebagai Sapi Potong.
Berikut jenis-jenis Sapi Potong yang telah banyak dibudidayakan di Indonesia :

• Sapi Bali
• Sapi Madura
• Sapi Brahman
• Sapi Angus
• Sapi Brangus (Sapi Brahma Angus)
• Sapi Hereford
• Sapi Charolais
• Sapi Ongole
• Sapi PO (Sapi Peranakan Ongole)
• Sapi Limousin
• Sapi Shorthorn
.

Dalam pemilihan Bakalan Sapi, sebaiknya disesuaikan dengan tipikalnya dalam kemampuannya menyesuaikan diri dengan iklim dan lingkungan yang akan ditempatinya.
Untuk usaha penggemukan Sapi biasanya dipilih dari Sapi jenis kelamin jantan, karena Sapi betina biasanya digunakan sebagai Sapi indukan atau sebagai Sapi penghasil susu (Sapi Perah).

Sapi Bakalan yang bagus dapat diketahui dari ciri-ciri umum sebagai berikut :

• Sehat dan tidak cacat
• Bulu pendek serta tidak berminyak
• Berbadan silindris
• Rusuknya cembung
• Bentuk muka panjang
• Punggung lurus
• Rangkanya besar
.

Dengan Bakalan Sapi yang mememiliki cici-ciri umum seperti diatas tersebut, adalah Bakalan Sapi Potong yang mudah digemukkan, meskipun Bakalan Sapi tersebut pada awalnya kurus.

Meskipun bisa menggunakan Bakalan Sapi yang berumur 1-1,5 tahun, namun lebih disarankan menggunakan bakalan sapi yang sudah berumur sekitar 2,5 tahun.
Karena Bakalan Sapi yang masih terlalu muda cenderung dalam masa pertumbuhan, sehingga pakan yang dikonsumsinya akan lebih banyak digunakan sebagai nutrisi pertumbuhannya dan bukannya untuk pertumbuhan daging dan lemak.
Sehingga kurang cocok digunakan untuk penggemukan jangka pendek selama kurang dari 6 bulan.

Sementara juga disarankan jangan memilih bakalan sapi dengan umur lebih dari 3 tahun atau terlalu tua untuk bakalan penggemukan.
Karena pada usia tersebut, Sapi umumnya sudah terlalu lambat dalam produksi atau pertambahan dagingnya.
.

2. Pakan Sapi Potong
Penambahan makanan Sapi untuk penguat perlu diberikan pada Sapi Potong, guna mendapatkan pertumbuhan daging dan lemak Sapi Potong dengan lebih cepat.
Berikan makanan tambahan sebagai penguat, yang berasal dari sumber makanan yang mudah didapatkan, dengan batas penggunaan makanan penguat dalam ransum adalah 9 : 100 gram.
Berikut persentase tambahan pakan penguat untuk Sapi Potong :

• Dedak padi/bekatul 60%
• Batang sagu (hati sagu) 6%
• Mixed mineral 0,5%
• Tepung ikan 3%
• Garam dapur 0,5%
• Bungkil kelapa 30%
.

Jumlah nutrisi dan gizi dari makanan yang diberikan kepada Sapi Potong harus sesuai dan cukup untuk menjamin laju peningkatan berat badan Sapi setiap hari.
Umumnya pemberian pakan hijauan yang diberikan adalah 30-40 Kg/ekor Sapi, setiap harinya pada setiap waktu sore hari dan diberi konsentrat dengan komposisi bekatul sebanyak 40 Kg, garam 0,25 Kg, serta air minum sebanyak 6 ember untuk setiap ekor Sapi, pada setiap pagi harinya.
Jika diperlukan sebagai tambahan bisa juga Sapi Potong diberikan makanan berupa Molasse Blok.
Molase blok dapat dibuat dari pencampuran antar gaplek, biji randu, dedak, mineral serta urea.

Selain menguatkan sapiy, pemberian pakan tambahan dan pakan konsentrat juga dapat mempercepat laju penambahan berat badan sapyi Potong.
Selain itu konsentrat dan pakan tambahan dapat menambah nafsu makan Sapi Potong, karena terjadi variasi dalam pemberian pakan kepada Sapi Potong.
Pemberian pakan Sapi dengan sistem diatas tadi sebaiknya dilakukan selama masa pemeliharaan Sapi Potong dalam waktu sekitar 6 bulan.

Sekedar informasi tentang pemberian ampas tahu ternyata tidak terlalu baik untuk ternak Sapi Potong, dikarenakan Sapi yang diberi makan ampas tahu biasanya akan memiliki daging dengan warna putih dan banyak mengandung air, sehingga tidak begitu disukai oleh konsumen.
Selain itu Sapi dapat mengalami penyusutan berat badan yang cukup banyak jika Sapi mengalami perjalanan pengiriman dalam jarak yang cukup jauh.

3. Kandang Sapi Potong
Kandang ternak Sapi potonyg yang baik seharusnya berjarak 10-20 m dari rumah atau sumur sumber air.
Untuk pemeliharaan Sapi Potong dapat diterapkan kandang dengan ukuran 125 cm X 2 m.
Usahakan membuat lantai kandang sapi potong berbahan semen, sehingga lantai mudah dibersihkan dan tidak becek atau kotor.
Sediakan tempat pakan yang mudah dijangkau oleh Sapi, namun hindari posisi tempat pakan yang mudah dinaiki oleh Sapi.
Tempat pakan dan minum untuk Sapi sebaiknya dari bahan yang kuat dan tidak mudah bocor.
Disisi lain perlunya membuat penampungan untuk limbah kotoran Sapi yang letaknya upayakan terpisah dari kandang Sapi.
Hubungkan tempat penampungan kotoran sapi dengan membuat saluran berupa parit, sesuai keperluan.

Kandang harus dibuat dari bahan yang kokoh dan tidak mudah rubuh karena gerakan Sapi dalam kandang, karena Sapi yang digunakan untuk penggemukan adalah jenis Sapi jantan, yang tentunya tenaganya cukup besar.
Kandang Sapi Potong tidak perlu diberi dinding yang rapat, karena justru akan menghambat sirkulasi udara.

Posisi lantai kandang harus lebih tinggi dari tanah disekitar kandang, bertujuan agar aliran pembuangan air dan limbah kotoran bisa lancar, serta agar terhindar dari genangan air saat hujan.

Disarankan membuat lantai kandang dengan bahan yang keras, misalnya dari bahan semen.
Lantai kandang Sapi sebaiknya dibuat rata dengan kemiringan tertentu sehingga memudahkan dalam pembersihan.
Kemiringan lantai kandang Sapi dibuat mengarah ke saluran pembuangan limbah.
Kemiringan lantai kandang yang disarankan adalah sebesar 5% dari panjang lantai.

Untuk atap kandang sapi sebaiknya dari bahan yang dapat menahan panas dan sedikit penyerapannya terhadap panas, serta atap kandang dibuat agar tidak terlalu rendah, Karenay atap yang terlalu rendah akan membuat suhu dalam kandang Sapi cepat meningkat ketika terik matahari di siang hari, yang hal ini akan mengakibatkan Sapi didalam kandang mudah stress karena kepanasan dan Sapi akan sering haus.

4. Pencegahan Terhadap Penyakit Sapi
Selalu memperhatikan dan membersihkan kandang secra teratur adalah hal yang sangat baik guna mencegah datangnya sumber penyakit untuk sapi ternak.
Sekedar info yang perlu diketahui bahwa beberapa jenis penyakit sapi dapat ditularkan oleh bebrapa jenis lalat tertentu. Penyakit yang dapat dibawa oleh lalat misalnya seperti penyakit antraks, yang sangat membahayakan sapi ternak.
Oleh karena itu perlunya segera membersihkan kandang dari kotoran-kotoran yang dapat berpeluang mengundang banyak lalat, perlunya memberi tutup yang rapat pada tempat penampungan limbah kotoran sapi.

Meskipun daerah Anda dan daerah lainnya dinyatakan bebas dari penyakit-penyakit Sapi seperti Antraks,TBC, Penyakit Ngorok, Penyakit Mulut dan Kuku, Ramadewa, Pilek, Ingusan, bahkan Penyakit Tetanus dan Penyakit Sapi lainnya, tidak ada salahnya untuk memberi vaksinasi kepada Sapi Bakalan yang akan dipelihara untuk penggemukan.
Mengingat jika terjadi sakit pada Sapi, maka pengobatannya memerlukan biaya.
Sementara untuk vaksinasi biasanya tidak ada biaya yang diminta pada Dinas Peternakan setempat.

Pengawasan terhadap kesehatan Sapi harus dilalukan setiap hari, segera ketahui jenis penyakit yang kemungkinan menyerang sapi dengan melihat gejala-gejalanya, agar dapat melakukan tindakan dan pengobatan yang cepat dan tepat.
Dengan pengobatan yang tepat pada gejala awal, akan lebih mudah dalam proses penyembuhan Sapi.

5. Memandikan Sapi Secara Rutin
Menjaga kesehatan Sapi dengan cara memelihara kebersihan kandang dan kebersihan badan Sapi, adalah lebih baik lagi jika hal ini memungkinkan, dan sebenarnya hal ini cukup disarankan kepada para peternak Sapi Potong.
Memandikan Sapi selain membuat Sapi menjadi segar, juga dapat menghilangkan kutu dan bibit penyakit yang menempel pada Sapi Potong yang dipelihara.
Selain itu, Sapi yang terlihat bersih juga akan lebih menarik calon pembeli yang datang ke kandang Sapi.
Jemur Sapi yang telah dimandikan hingga kering. adapun waktu yang baik untuk memandikan dan menjemur Sapi adalah sekitar pukul 08-12 siang.
Pada waktu Sapi sedang dijemur, peternak Sapi atau petugas kebersihan kandang dapat melakukan pembersihan kandang Sapi.
Secara empiris, Sapi yang sering dimandikan cenderung akan lebih jinak dan tidak beringasan.
.

•> Kunci Sukses Penggemukan Sapi Potong Sangat Tergantung Dari Pemilihan Sapi Bakalan Yang Baik

Bakalan Sapi yang akan digunakan untuk penggemukan Sapi Potong harus benar-benar diseleksi dengan sebaik mungkin karena Bakalan Sapi adalah hal pertama dan utama yang harus dipersiapkan dengan baki, sebagai penentu keberhasilan dalam usaha penggemukan Sapi Potong karena Bakalan Sapi yang bagus, dapat menerima asupan setiap makanan yang diberikan.
Dengan demikian pertumbuhan Sapi Potong akan berjalan dengan baik..
Sebaliknya jika Bakalan Sapi yang digunakan ternyata kurang bagus, maka sudah barang tentu hasilnya akan jauh berbeda dengan Bakalan Sapi yang bagus.
Oleh karena itu sebaiknya peternak Sapi Potong selektif dan teliti dalam pemilihan Bakalan Sapi potong yang akan digunakan.

Jika pekerjaan kandang dan merawat Sapi sudah selesai, maka peternak dapat melakukan pekerjaan lainnya, sehingga kegiatan beternak Sapi sebenarnya tidak melulu seharian didalam kandang Sapi, yang tentunya ini akan akan cepat membosankan bagi peternak sendiri.
Lama waktu penggemukan Sapi hendaknya tidak lebih dari masa 6 bulan, karena setelah melewati masa itu, maka pemeliharaan sudah tidak efisien lagi.
Dengan menggunakan teknik yang benar dalam menejemen peternakan Sapi Potong.
InsyaAllah keberhasilan akan lebih mudah dicapai..!

Thursday 26 July 2018

PERAN BIOBOOST DALAM MEMPERBAIKI PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Penggunaan bakteri pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sudah banyak diteliti dan sudah menjadi bagian terpadu dari sistem IPAL.
Namun, akibat lingkungan yang berubah-ubah, populasi asli mikroba di IPAL dapat berkurang dan menyebabkan gangguan pada sistem, penumpukan material organik dan penurunan efisiensi secara keseluruhan.
Pada kondisi tersebut suplementasi bakteri menjadi suatu keharusan.
Secara tradisional, mikroorganisme digunakan pada tahap pengolahan sekunder untuk meniadakan bahan organik.
Mikroba dipakai di bak aerasi, RBC atau kolam (lagoon), bergantung pada sistem yang digunakan, penggunaan bakteri suplemen pada tahap ini akan membawa manfaat.
Konsentrasi mikroba yang lebih tinggi akan mampu menghilangkan bahan-bahan organik pada air buangan dengan lebih cepat, khususnya pada sistem kolam dimana diperlukan waktu berbulan-bulan untuk menguraikan limbah secara sempurna.
Mikroba juga bermanfaat pada tahap lain.
Penambahan bakteri pada tahap awal (primary treatment) dapat membantu menguraikan buangan padat di dasar maupun di permukaan air limbah, sehingga mengurangi produksi lumpur (sludge).
Penambahan bakteri pada tahap ini juga menyebabkan tahap pengolahan sekunder menjadi lebih efektif sebagai akibat pengolahan yang lebih menyeluruh di tahap awal.
Pada beberapa kasus, pengolahan lanjutan diperlukan untuk menghilangkan nutrisi yang berlebih yang dapat menyebabkan gangguan pada lingkungan.
Pada pengolahan lanjutan ini, bakteri dapat digunakan sebagai pengganti bahan kimia untuk menjaga proses pengolahan limbah sealami mungkin dan meminimalkan polusi.
Penambahan bakteri juga efektif dalam mengurangi produksi lumpur yang harus dibuang.
Sebagai produk sampingan dari pengolahan air limbah, lumpur harus disaring dalam berbagai tahap pengolahan dan harus ditreatment sebelum dibuang.
Bakteri membantu dalam proses pengolahan dan pembuangan lumpur dengan cara mendecomposing bahan organik dan mengurangi volume lumpur, sekaligus mengurangi bau lumpur.
Tak mengherankan bila banyak IPAL menggunakan bakteri, disamping manfaat berupa peningkatan kapasitas, peningkatan efisiensi dan pengurangan biaya operasional.
Suplementasi bakteri juga menjaga proses pengolahan limbah sealami mungkin, yang menjadi tujuan akhir dari IPAL itu sendiri.
Didalam K-Bioboost ada empat unsur yang bekerja mengendalikan limbah antara lain :
• Nitrosomonas sp.
• Nitrobacter sp.
• Pseudomonas sp.
• Bacillus sp.
Keempat strain bakteri ini sangat efektif dalam menghilangkan bau limbah karena mampu menurunkan kandungan pencemar-pencemar dalam limbah cair terutama CPO.
"Believe to See..!"



PERANAN BAKTERI DALAM DUNIA PENGOBATAN

Apakah K-Bioboost bisa untuk Pengobatan..?
Peranan Bakteri yang Menguntungkan bagi Manusia
.
•> BAKTERI NITROGEN
• Hidup Bebas :
- Azotobacter vinelandii
- Clostridium pasteurianum
- Rhodospirillium rubrum
• Hidup bersimbiosis pada kacang-kacangan :
- Rhizobium leguminosarum
- Rhizobium radicula
* Kemampuan :
Memfiksasi/mengikat Nitrogen bebas dari udara
* Peranan :
Menyuburkan tanah pertanian
.
•> BAKTERI NITRIFIKASI
• Bakteri Nitritasi :
- Nitrosomonas winigratsky
- Nitrococcusaerobea
• Kemampuan :
- Mengubah amoniak menjadi nitrit
• Bakteri Nitratasi :
- Nitrobacter sp.
- Bactoderma sp.
• Kemampuan :
Mengubah nitrit menjadi nitrat
• Peranan Bakteri Nitrifikasi
Menyuburkan tanah dengan menyediakan nitrat yang diserap akar tumbuhan.
.
•> BAKTERI USUS
- Escherichia coli
- Aerobacter sp.
- Klebsiella sp.
• Kemampuan :
Membusukkan sisa-sisa hasil pencernaan di usus manusia
• Peranan :
- Membentuk feses
- Vitamin B12 dan K
.
•> BAKTERI FERMENTASI
1. Lactobacillus bulgarius
• Kemampuan :
Mengubah susu menjadi asam susu
• Peranan :
Memfermentasikan susu menjadi lemak

2. Streptococcus thermophilus
• Kemampuan :
Memfermentasikan susu menjadi lemak
• Peranan :
Produksi mentega

3. Lactobacillus sp.
• Kemampuan :
Memfermentasikan buah-buahan menjadi asinan buah
• Peranan :
Produksi asinan buah

4. Pediococcus cereviceae
• Kemampuan :
Memfermentasikan daging menjadi sosis
• Peranan :
Produksi sosis

5. Streptococcus lactis
• Kemampuan :
Memfermentasikan susu menjadi Keffir
• Peranan :
Produksi Keffir

6. Acetobacter xylinium
• Kemampuan :
Memfermentasikan gula menjadi selulosa (nata)
• Peranan :
Produksi nata de coco

7. Acetobacter sp.
• Kemampuan :
Memfermentasikan alkohol menjadi asam cuka
• Peranan :
Produksi asam cuka

8. Thiobacillus thiozidans
• Kemampuan :
Memfermentasikan alkohol menjadi asam sulfat
• Peranan :
Produksi asam sulfat

9. Lactobacillus cassei
• Kemampuan :
Memfermentasikan susu menjadi asam susu (yoghurt)
• Peranan :
Produksi yoghurt
.
•> PENGHASIL ANTIBIOTIK
• Peranan :
Produksi obat-obatan (antibiotik)
1. Bacillus brevis : menghasilkan terotrisin
2. Bacillus polymixa : menghasilkan polymiksin
3. Bacillus sublitis : menghasilkan basitrasin
4. Streptomyces aurofasiens : menghasilkan auremisin
5. Streptomyces griceus : menghasilkan streptomisin
6. Streptomyces venezualae : menghasilkan kloramiselin
.
•> BIODEGRADASI PLASTIK
• Bakteri :
Methylococcus capsulatus
• Kemampuan :
Menghancurkan plastik
• Peranan :
Mengatasi pencemaran plastik
.
•> BIODEGRADASI MINYAK BUANGAN
• Bakteri :
Pseudomonas sp
• Kemampuan :
Memanfaatkan minyak sebaga sumber makanannya
• Peranan :
Mengatasi pencemaran minyak
.
•> BIODEGRADASI AIR BUANGAN
• Bakteri :
- Nitrobacter sp.
- Nitrosomonas sp.
- Pseudomonas sp.
- Beggiota sp.
• Kemampuan :
Sebagai lumpur aktif penyaring air limbah
• Peranan :
Pengolahan limbah cair
.
•> BIOTEKNOLOGI DAN REKAYASA GENETIKA
1. Bacillus thuringiensis
• Kemampuan :
Penghasil pestisida biologi
• Peranan :
Pemberantasan hama

2. Thiobacillus ferrooksidan
• Kemampuan :
Memisahkan logam
• Peranan :
Membantu pemurnian emas

3. Agrobacterium tumefaciens
• Kemampuan :
Menyebabkan tumor pada tanaman
• Peranan :
Direkayasa sehingga menghasilkan tumbuhan tahan hama

4. Escherichia coli (rekayasa gen)
• Kemampuan :
Menghasilkan hormon insulin
• Peranan :
Menyembuhkan penderita Diabetes Melitus


Semoga bermanfaat...

BUAH BINTARO SEBAGAI PENGUSIR TIKUS


Meskipun namanya Buah Bintaro, tapi buah ini bukanlah berasal dari sebuah daerah di Jakarta Selatan.
Buah Bintaro atau Cerbera manghas merupakan tanaman yang banyak dijumpai di daerah pesisir pantai yang dimanfaatkan sebagai tanaman peneduh.
Karena itu Buah Bintaro disebut juga dengan Mangga Laut, karena jika diperhatikan buahnya mirip seperti buah mangga.
Ciri fisik dari pohon Bintaro adalah mempunyai daun berbentuk bulat lonjong, kaku dan cenderung berwarna hijau tua.
Buahnya berbentuk bulat telur dengan warna hijau saat masih muda dan berwarna cokelat kemerahan ketika sudah tua (matang).
Ukuran buahnya tidak terlalu besar, hanya sekitar 10–15 cm.
Walau terlihat mulus dari luar, Buah Bintaro tidak mempunyai daging buah.
Setelah kulit terluar kita akan menjumpai lapisan berikutnya yang berupa serat mirip seperti sabut kelapa dan kemudian biji.
Untuk rasanya jangan ditanya dan jangan pernah mencoba, karena tanaman ini mengandung racun.
Bukan hanya di dalam buahnya, tapi juga terdapat pada daun dan getahnya.
Racun yang terdapat pada Buah Bintaro cukup kuat karena dapat mengakibatkan terganggunya detak jantung manusia sehingga dapat menyebabkan kematian.
Saking kuatnya racun yang terdapat pada Buah Bintaro, bahkan tikus pun takut untuk mendekati buah ini.
Tikus adalah binatang pengerat yang sangat rakus, mereka makan apa saja yang ditemuinya.
Bahkan kabel, sabun mandi, lem kertas dan sendal tak luput dari daftar menu mereka.
Memasang perangkap tikus tidak mengurangi jumlah mereka secara signifikan.
Akan tetapi, tikus dijamin akan lari tunggang langgang dan tidak akan kembali lagi apabila bertemu dengan Buah Bintaro.
.
Bagaimana cara mengusir tikus dengan Buah Bintaro..?
•> Cara I
Menggunakan Buah Bintaro untuk menakut-nakuti tikus dan mengusir mereka sangatlah mudah dilakukan, karena memang dalam penerapannya tidak memerlukan perlakuan khusus pada buah beracun ini.
Cukup letakkan Buah Bintaro yang masih muda dan baru dipetik di sudut ruangan atau tempat yang biasa didatangi tikus.
Selama Buah Bintaro belum layu, tikus tidak akan berani menginjakkan kaki kotornya disekitar area itu.
.
•> Cara II
Jika dengan mengusir saja belum puas, kita bisa membasmi mereka dengan racun yang terkandung di dalam Buah Bintaro.
Caranya :
Belah Buah Bintaro menjadi empat bagian kemudian keringkan di bawah sinar matahari.
Setelah kering, bakar Buah Bintaro di tempat yang dicurigai sebagai tempat persembunyian tikus.
Tapi jangan lupa untuk memakai masker pelindung karena asap dari hasil pembakaran dapat menyebabkan keracunan.
Hanya saja cara ini beresiko apabila tikus mati di tempat yang sulit dijangkau, apabila di dalam rumah pasti akan menimbulkan bau yang tidak sedap.


Semoga bermanfaat...


PUPUK GUANO


Asal muasal Guano (dari Runa Simi 'wanu' melalui Bahasa Spanyol) merujuk pada Tinja Burung Laut.
Bangsa Inca mengumpulkan Guano dari pesisir Peru untuk penyubur tanah.
Mereka memberikan penghargaan tinggi pada Guano, membatasi akses atasnya dan menjatuhkan hukuman pada pihak yang mengganggu produsennya hingga mati.
Mengingat semakin banyaknya dampak negatif terhadap lingkungan yang di timbulkan dari penerapan teknologi intensifikasi yang mengandalkan bahan kimia organik, maka penggunaan Pupuk Organik yang ramah lingkungan merupakan salah satu cara yang perlu dikembangkan.
Dengan mengolah kotoran hewan menjadi Pupuk Organik, maka diperoleh nilai tambah dan manfaatnya semakin tinggi karena dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tanaman dan lebih ramah lingkungan.
Salah satu jenis Pupuk Organik adalah Pupuk Guano.
Pupuk Guano adalah Pupuk yang berasal dari Kotoran Kelelawar atau Burung Laut yang sudah mengendap lama di dalam Gua dan telah bercampur dengan tanah dan bakteri pengurai.
Superfosfat yang terbuat dari Guano digunakan untuk topdressing.
Tanah yang kekurangan zat organik dapat dibuat lebih produktif dengan tambahan pupuk ini.
Pupuk Guano mengandung Nitrogen, Fosfor dan Potassium yang sangat bagus disamping Amonia, Asam Urat, Asam Fosfat, Asam Oksalat, dan Asam Karbonat, serta Garam Tanah.
Pupuk Guano merupakan bahan yang efektif untuk penyubur tanah maupun mesiu karena kandungan Fosfor dan Nitrogennya tinggi.
Tingginya kandungan Nitrat juga menjadikan Guano komoditas strategis untuk :
• Mendukung pertumbuhan
• Merangsang akar
• Kekuatan batang tanaman
Menurut penelitian dari Universitas Cornell di New York Amerika mengenai kegunaan Guano sebagai Pupuk Organik menyatakan bahwa kotoran Kelelawar atau Burung Laut (Guano) memiliki kadar Nitrogen yang besar, serta mengandung kadar unsur Fosfat (bahan utama penyusun pupuk disamping Nitrogen dan Potassium) tertinggi dan kadar Kalium yang besar pula.
Pupuk Guano mengandung semua unsur atau mineral mikro yang dibutuhkan oleh tanaman.
Jika dibandingkan dengan Pupuk Kimia buatan,Pupuk Guano tidak mengandung zat pengisi.
Pupuk Guano tinggal lebih lama dalam jaringan tanah, meningkatkan produktivitas tanah dan menyediakan makanan bagi tanaman lebih lama dari pada pupuk kimia buatan.
Pupuk alami seperti inilah yang saat ini sedang dicari sebagai pengganti pupuk yang terbuat dari bahan kimia, karena lebih ramah lingkungan juga tidak mengandung efek lain yang ditimbulkan.


Semoga bermanfaat...



PADI : HIBRIDA Vs INBRIDA


Varietas Hibrida memberi harapan baru yang sangat menarik, karena mampu berproduksi lebih tinggi.
Kita telah mengenal lama Kelapa Hibrida, lalu Jagung Hibrida yang sudah sangat marak digunakan Petani Jagung dan terakhir ramai pula Padi Hibrida.
Beberapa pihak begitu bersemangat untuk buru-buru mengaplikasikan Benih Hibrida, yang digadang-gadang sebagai solusi paling jitu untuk Swasembada Indonesia.
Tapi, apa sebenarnya kelebihan dan kekurangan benih hibrida..?
Perbedaan utama antara Hibrida dan inbrida adalah pada proses produksi benih.
Generasi F1 Padi Hibrida dihasilkan dari persilangan antara Dua Galur atau Varietas Homozigot yang menggunakan Galur Mandul Jantan.
Galur Mandul Jantan atau CMS (Cytopasmic-genetic Male Sterility) mempunyai polen steril, sehingga hanya dapat menghasilkan benih apabila terjadi persilangan atau mendapat polen normal (fertil) dari Galur atau Varietas lain.
Karena melibatkan Galur Mandul Jantan, produksi Benih Hibrida berbeda dengan produksi Benih Inbrida.
Untuk Padi Hibrida Sistem Tiga Galur, tetua terdiri atas :
• Galur Mandul Jantan (A)
• Galur Pelestari (B)
• Galur Pemulih Kesuburan (R)
Produksi benihnya mencakup dua tahap, yaitu produksi benih galur tetua dan produksi benih hibrida.
Produksi benih galur A dilakukan melalui persilangan antara galur A dengan galur B, sedangkan produksi benih galur B dan R dilakukan seperti produksi benih padi inbrida secara normal.
Produksi benih Hibrida dilakukan melalui persilangan antara galur A dengan galur R.
Dari segi teknologinya, memang produksi benih hibrida lebih sulit, sehingga perlu pelatihan khusus.
Untuk Padi, penggunaan beniyh Hibrida disukai karena menjanjikan produktivitas lebih tinggi, efisien dalam penggunaan benih, umur tanaman lebih pendek, dan juga tahan beberapa hama dan penyakit tertentu.
.
Perbedaan Karakter Inbrida dengan Hibrida
• Benihnya diperoleh dari persilangan biasaatau secara tradisional.
Untuk benih generasi berikutnya, petani bisa menyeleksi sendiri dari hasil produksi sebelumnya, biasanya dengan memilih bulir yang paling bagus dari tanaman yang paling kokoh dan malai yang lebat.
• Produksi rata-rata 5–7 Ton/Ha
• Contoh :
Ciherang
Cisadane
IR-64
Memberamo
Ciherang
Sintanur
• Dikembangkan sudah lama semenjak awal Bimas tahun 1960-an.
• Petani tidak terlalu bergantung kepada produsen benih swasta.
Benih bisa dari hasil petani sendiri dari musim sebelumnya, dengan kemampuan hasil yang tidak banyak menurun.
• Penggunaan benih lebih banyak, namun pupuk lebih sedikit.
• Lebih kuat terhadap serangan hama dan cekaman lingkungan (misalnya terendam atau kekeringan).
Tiap varietas punya kelebihan masing-masing.
• Harga benih lebih murah, sekitar Rp 5.000 – 8.000/Kg.
.
• Tekniknya lebih rumit.
Individu generasi pertama (F1) diperoleh dari kombinasi persilangan dengan melibatkan galur mandul jantan sitoplasmik, galur pelestari, dan galur pemulih kesuburan.
Produksi benih melalui dua tahap, yaitu :
- Produksi Galur Tetua
- Lalu Produksi Benih Hibrida
• Potensi hasil lebih tinggi dari Varietas Unggul Inbrida, diatas 9 Ton/Ha.
• Contoh :
Inpari 1 hingga Inpari 13
Inpago
Inpara
Arize
Intani 1
Intani 2
PP1
H1
Bernas Prima
• Ramai di akhir tahun 2000-an.
Tahun 2009 misalnya ada 500.000 Ha penanaman Padi Hibrida di 20 Propinsi di Indonesia.
• Petani tergantung kepada produsen benih setiap musimnya.
Inilah alasan beberapa pihak menolak penggunaan benih Padi Hibrida di Indonesia.
Perbanyakan benih hanya bisa dilakukan mereka yang ahli (misalnya peneliti).
• Benih lebih sedikit, namun perlu pupuk lebih banyak.
Kebutuhan pupuk lebih banyak karena daya adaptasi lingkungannya rendah dan pemeliharaan juga harus lebih berhati-hati.
Lebih manja.
• Kelemahannya mudah terserang :
Hawar Daun Bakteri (Kresek)
Hawar Pelepah
Blast
Wereng
Sundep
Beluk
Ulat
• Sekitar Benih lebih tinggi Rp. 45.000/Kg, bahkan bisa lebih.
#Featuring
Padi Hibrida dan Inbrida PT. AIP21 dengan 600-800 Bulir/Malai


Semoga bermanfaat...





KOPI DAN VARIETASNYA

Ada empat varietas Kopi yang paling dikenal di dunia, yakni :
• Robusta
• Arabika
• Liberica
• Excelsa
Meski sama-sama keluarga Kopi, masing-masing varietas memiliki kekhasan sendiri-sendiri.
Cara membedakan Kopi tersebut terbilang gampang yakni dengan melihat daun, buah dan batang masing-masing varietas.
Berikut adalah cara membedakan jenis-jenis Kopi dilihat dari bentuk fisik pohonnya :
#Robusta
Ciri khas Robusta dapat diketahui dari pertumbuhannya yang berbentuk menyerupai payung.
Ciri lain daunnya lebih tipis dibanding Excelsa dan tepi daun seperti bergerigi.
Bunga Kopi berwarna putih dengan 5 sampai 6 kelopak yang tumbuh pada cabang.
Buah Robusta bergerombol dan berwarna merah darah saat sudah masak.
Sama seperti varietas lain, Robusta dapat menghasilkan buah empat tahun.
Robusta yang dikelola dengan baik memiliki produktifitas tinggi.
Setidaknya satu Hektar lahan Robusta dapat menghasilkan sekitar 1,2 Ton/Tahun dari biji Kopi hijau.
Meski memiliki produktifitas tinggi, sebagian orang beranggapan bahwa kualitas rasa dan aroma Robusta kalah dibanding Arabica.
Penilaian tersebut sifatnya subyektif, karena masing-masing orang punya selera yang berbeda terhadap Kopi.
Bisa saja orang beranggapan bahwa Robusta lah yang paling baik.
.
#Arabica
Varietas Arabica umumnya lebih kecil dibanding Liberica dan Robusta.
Arabica memiliki cabang yang berlawanan, horizontal dan berpasangan.
Daunnya harum, berwarna hijau pekat.
Biji Kopinya lonjong elips, berwarna hijau dan kemudian berubah menjadi merah atau kuning saat matang.
Panjang ukuran bibit berkisar 8,5–12,7 cm.
Arabika dapat berbuah setelah dua tahun penanaman.
Umumnya, sebuah perkebunan dengan luas satu Hektar yang dikelola dengan baik dapat menghasilkan 1 Ton Kopi gelondongan.
Sebagian orang menganggap Arabika sebagai varietas Kopi terbaik karena kualitas rasa dan aroma yang sangat baik.
Namun varietas ini memiliki kelemahan yakni sangat rentan terhadap serangan karat daun.
.
#Liberica
Liberica memiliki nama bermacam-macam.
Orang Inggris menyebut Kopi ini dengan nama Baraco Coffee.
Sedangkan orang Filipina menyebut, Kapeng Barako.
Dan orang Temanggung menyebut dengan nama Kopi Boriah.
Jenis Liberica menghasilkan buah yang paling besar dibanding Arabica dan Robusta.
Kopi Liberica juga memiliki rasa dan warna yang sangat kuat.
Ciri khas Liberica adalah pohon tegak dengan batang lurus.
Daunnya lebih tebal dan teksturnya kasar.
Bentuk buah kopinya bulat, tumbuh bergerombol atau kadang tumbuh sendiri-sendiri.
Keunggulan varietas Liberica adalah sangat tahan terhadap kekeringan.
Varietas ini dapat berbuah setelah usia penanaman mencapai 4–5 tahun dari tanam.
Satu Hektar lahan yang ditanami Liberica dapat menghasilkan sekitar 1.000 Kg/Tahun.
.
#Excelsa
Varietas ini mirip dengan Liberica namun memiliki ciri khas pada daunnya yang lebih halus, tipis dan lebih bulat.
Daun muda biasanya mengkilap dengan warna kuning kehijauan.
Ukuran bunga sangat besar dan berwarna putih dengan 4–6 kelopak.
Bentuk buah bulat mirip telur tapi kecil.
Bobot buah biasanya lebih berat dari Arabica tetapi lebih ringan dibandingkan dengan Liberica.
Seperti Liberica usia penanaman sampai berbuah membutuhkan waktu sekitar 4–5 tahun.
Tingkat produktifitas tanaman bisa menghasil 1.000 Kg/Hektar setiap tahun.
.
Semoga bermanfaat..





APA MANFAAT TRICHODERMA SP..?
Manfaat Trichoderma sp. Untuk Antifungal Pengendali Cendawan
Trichoderma sp. merupakan sejenis cendawan yang termasuk dalam kategori ascomycetes.
Trichoderma sp. ini memiliki aktifitas antifungal, yakni memiliki sifat antagonis kepada semua jenis cendawan patogen.
Untuk Trichoderma sp. ini mudah ditemukan di tanah hutan maupun tanah pertanian.
Menurut sebuah penelitian, Trichoderma sp. merupakan sejenis jamur yang bisa menjadi agen biokontrol karena sifat antagonis bagi cendawan patogen.
Patogen ini artinya memiliki sifat menimbulkan penyakit yang bisa merugikan tanaman nantinya.
Aktifitas antagonis dari Trichoderma sp. ini adalah parasitisme, persaingan, predasi atau pembentukan toksin seperti antibiotik.
Trichoderma sp. ini sangat bisa diandalkan untuk mengatasi tanaman yang rusak yang diakibatkan oleh cendawan patogen.
Dalam fungsinya sebagai pengambat pertumbuhan dan perkemmbangan dari cendawan patogen, Trichoderma sp. ini memiliki kemampuan yang bervariasi disetiap spesiesnya nanti.
Perbedaan kemampuan ini disebabkan faktor ekologi sehingga membuat produksi bahan metabolit yang bervariasi nantinya.
Metabolit yang dihasilkan oleh Trichoderma sp. ini memiliki sifat volatil dan non volatil.
Untuk metabolit non volatil lebih efektif jika dibandingkan volatil.
Metabolit yang dihasilkan oleh Trichoderma sp. ini berdifusi melalui membran dialisis yang nantinya mampu menghambat pertumbuhan dari patogen.
Spesies dari Trichoderma yang memiliki fungsi sebagai agens hayati diantaranya :
• Trichoderma harzianum
• Trichoderma viridae
• Trichoderma konigili
Trichoderma sp. Ini mampu menghambat perkembangan beberapa jenis cendawan patogen yang menyebabkan penyakit pada tanaman, diantaranya :
• Fusarium oxysporum
• Sclerotium rolfsii
• Rigidiforus lignosus
• Rhizoctonia solani
• Lentinus lepidus
• Phytium sp.
• Botrytis cinerea
• Gloesporium gloesporoides
Untuk spesies Trichoderma harzianum ini merupakan spesies yang memiliki aktifitas paling tinggi sebagai antinfungal nantinya.
Maka tidak heran jika jenis Trichoderma ini paling banyak diteliti dan juga dipelajari.
Trichoderma harzianum ini memiliki kemampuan berkompetisi melawan cendawan patogen dan juga bisa membantu pertumbuhan dari tanaman dan bisa memproduksi enzim litik dan juga antibiotik antifungal nantinya.
Trichoderma harzianum ini juga memiliki kemampuan untuk menghambat berbagai macam cendawan patogen.
Sebagai agensi hayati, maka Trichoderma ini memiliki potensi untuk menjaga sistem ketahanan tanaman lebih baik lagi dari serangan cendawan patogen.
Tanaman seperti :
- Sengon, rentan terhadap serangan penyakit busuk akar
- Tanaman Gubis, rentan terhadap penyakit akar gada
Maka dengan Trichoderma ini sebagai agen antagonis bisa diandalkan untuk mengatasi masalah tersebut.
Mekanisme sifat antifungal Trichoderma sp. kepada cendawan patogen :
• Melindungi bibit dari penyakit rebah kecambah
Antibiotoksin dan juga viridin yang dihasilkan oleh Trichoderma Viridae ini mampu melindungi benih dari berbagai penyakit rebah kecambah
• Melarutkan dinding sel cendawan patogen
Trichoderma sp. ini mampu menghasilkan enzim ekstraseluler beta (1,3) yang mampu melarutkan dinding sel cenawan patogen nantinya
• Menyerang dan menghancurkan propagul cendawan patogen
Propagul yang berisis spora patogen nantinya dapat dihancurkan dengan toksin Trichodermin yang dihasilkan oleh Trichoderma sp.
• Persaingan untuk memperoleh nutiris dan tempat
• Antibiotis
Kemampuan untuk menghasilkan antibiotik seperti Paracelsin, Alamethicin, dan Trichotoxin yang bisa merusak dan juga menghancurkan sel cendawan patogen.
Dari uraian diatas tersebut, maka bisa disimpulkan jika Trichoderma sp. bisa digunakan untuk mencegah berbagai penyakit yang ditimbulkan oleh cendawan patogen, seperti contohnya :
Layu Fusarium yang bisa disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum.
Dalam prakteknya, untuk mengatasi penyakit Layu Fusarium ini bisa dengan cara pemberian Pupuk Organik yang telah dilengkapi dengan Trichoderma sp. atau bisa juga dengan menggunakan produk Fungisida Nabati yang didalamnya sudah mengandung Trichoderma sp.
Anda tak perlu bingung, karena saat ini PT. AIP21 sudah menyediakan Pupuk maupun Fungisida Hayati yang didalamnya sudah terkandung Trichoderma sp.


Semoga bermanfaat...



MANFAAT PUPUK SILIKA


Manfaat Pupuk Silika Dalam Menaikan Panen Tanaman Padi
Manfaat unsur Silikon (Si) dalam pertumbuhan tanaman belum banyak diperhatikan, baik oleh para ahli, pemerintah maupun petani.
Tanpa Si, tanaman masih bisa tumbuh tapi sebenarnya fungsi hara yang biasanya tersedia dalam bentuk Si02 (Silika) ini penting bagi tanaman suku Gramineae, terutama Padi dan Tebu.
Silika berperan dalam pembentukan dinding sel tanaman, memperkokoh pertumbuhan tanaman sehingga tumbuh tegak dan dapat menangkap sinar matahari untuk proses fotosintesis yang optimal.
Disamping itu, Si juga memperkuat ketahanan batang dan daun terhadap serangan ha­ma penyakit dan sebagai penyeimbang unsur hara lain, seperti fosfat dan trace element yang menjadi racun.
Si pun berperan dalam mengefisienkan penggunaan air bagi tanaman.
.
Pupuk Silika Untuk Pupuk Daun Tanaman Padi
Tanaman Padi kalau diberi Silika, tumbuhnya tegak, tidak gampang rebah.
Tumbuhnya bagus, uptake (menyerap) sinar matahari dan penyakit yang menyerang akan berkurang sehingga risikonya lebih rendah daripada yang tidak punya Silika.
Kandungan kritis Si pada Padi adalah 7,5%. Di bawah nilai tersebut tanaman sangat rentan terhadap serangan OPT (organisme pengganggu tumbuhan) dan penurunan kualitas gabah.
Kebutuhan Si pada Padi sebanyak 300–500 Kg/Ha dalam bentuk Si02 tersedia atau siap serap. Dosis ini tanpa jerami dan diaplikasikan setahun sekali.
Namun kalau jerami dikembalikan ke lahan setelah dikomposkan terlebih dulu, dosis Si bisa dikurangi sepertiga sampai separuhnya.
Lahan yang ditanami Padi secara intensif hingga tiga kali setahun dan jeraminya tidak dikembalikan ke lahan, seperti di Karawang, Jabar, perlu aplikasi Silika.
Pun di tanah ­tanah masam yang ber­-pH kurang dari 6,5 seperti di Serang, Banten, unsur Si­-nya banyak tercuci sehingga jumlahnya tidak mencukupi.
Demikian pula tanah ­tanah tua sejenis Ultisol, Oksisol dan Alluvial yang mengarah ke pantai miskin Si, jadi perlu ditambahkan.
Silika bisa diaplikasikan dalam bentuk cair melalui daun dan bentuk serbuk lewat tanah.
Si diserap tanaman dalam bentuk H2Si04.
Perbedaannya, Silika lewat daun tidak berfungsi seperti yang di tanah.
Sementara Si yang melalui tanah, sebelum bekerja di tanaman, bereaksi dulu memperbaiki struktur tanah, melepas hara P yang semula terikat sehingga bisa diserap akar tanaman.
Mengapa bisa begitu..?
Si menggantikan P yang terikat oleh Al, Fe, Mn karena ion-nya lebih kuat.
Al yang terlalu banyak da­lam tanah membuat pH rendah dan bisa meracuni tanaman.
Setelah dua minggu aplikasi Si, perkembangan akar lebih bagus, lebih panjang, akar serabut lebih banyak.
Efek ini mem­buat akar mengambil unsur hara jauh Iebih efektif.
Di dalam tanaman Si mem­bantu translokasi unsur hara merata ke seluruh bagian tanaman.
Akibatnya pertumbuhan tanaman lebih seragam dan pengisian bulir juga lebih banyak.
Tanaman Padi yang diaplikasi Si dari daun dan tanah, daun dan batangnya terlindungi seperti di Laminating.
Wajar bila ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit, terutama bisa lebih tinggi.


Semoga bermanfaat...


Wednesday 27 June 2018

PENYAKIT MASTITIS PADA KAMBING DAN SAPI



Buat yang saat ini sedang beternak Kambing maupun Sapi betina terutama yang baru bunting, sepertinya materi ini sangat penting buat dibaca karena ternak yang habis beranak biasanya sangat rentan terserang penyakit Mastitis.

Apa sih sebenarnya Mastitis itu..?
Mastitis adalah penyakit yang menyerang kelenjar susu ternak yang ditandai dengan pembengkaan dan kesakitan pada ambing susu.

Meski demikian ada juga yang disebut dengan Mastitis subklinis yakni Mastitis yang tidak disertai gejala sakit sehingga hanya bisa diketahui dengan pemeriksaan laboratorium.

Mastitis menyerang ternak pada masa produksi susu maupun pada masa kerig (dua minggu setelah penghentian pemerahan atau dua minggu sebelum melahirkan).
Waktu yang paling rawan adalah beberapa hari setelah melahirkan.
Mengapa..?
Karena pada masa ini umumnya kondisi tubuh ternak sedang turun karena sedang dalam pemulihan pasca melahirkan sehingga kemampuan tubuh melawan infeksi menjadi berkurang apalagi pada ternak yang sudah tua (beranak lebih dari 5 kali).
Jadi pemberian multivitamin sangat penting pada masa ini.

PENYEBAB
Mastitis pada ternak Kambing dan Sapi disebabkan oleh Bakteri dan Jamur.
Beberapa jenis Bakteri yang dikonfirmasi sebagai penyebab Mastitis adalah :
- Staphylococcus aureus
- Staphylococcus epidermidis
- Streptococcus dysgalactiae
- Streptococcus agalactiae
- Streptococcus uberis
- Klebsiella
- Escherichia colli

Sedang dari golongan Jamur adalah :
- Actinomyces sp
- Candida sp

Bakteri yang sering ditemukan pada kasus Mastitis subklinis adalah :
- Staphylococcus aureus
- Streptococcus agalactiae
- Escherichia colli

Apa sih nilai penting kita mengetahui jenis-jenis mikroba penyebab Mastitis..?
Nilai pentingnya adalah kita bisa memperkirakan langkah-langkah pengobatan yang akan kita ambil nantinya.

Jika penyebabnya adalah Jamur maka akan percuma kita memberikan antibiotik dan juga perlu diketahui tidak semua Bakteri sensitif (bisa diberantas) dengan salah satu jenis antibiotik

PATOGENESIS
Bagaimana infeksi terjadi pada ambing..?
Untuk bisa memahami bagaimana terjadinya infeksi pada ambing maka ada baiknya kita mengetahui bagaimanakah struktur anatomy dari ambing ternak.

Ambing pada ternak disusun oleh beberapa bagian :

A. Puting
1. Streak canal/lubang puting
2. Sphincter muscle/klep
3. Teat cistern/rongga puting

B. Penampung Susu (Gland Cistern)

C. Kelenjar Susu
1. Lobe/kelenjar susu
2. Ductus/saluran susu

Ada dua jalan untuk terjadinya infeksi pada ambing (kantong susu) :

Yang pertama adalah infeksi dari luar tubuh yang kedua adalah dari dalam organ tubuh yang terinfeksi yang menyebar melalui pembuluh darah/limfe (jarang terjadi).

Infeksi dari luar tubuh dimulai dari masuknya mikroba ke dalam ambing melalui lubang puting (teat canal) yang terbuka karena diperah atau disusu anaknya.
Infeksi dimulai pada rongga bagian bawah ambing yang kemudian apabila tidak diobati akan menyebar ke atas dan mengakibatkan infeksi yang lebih parah.

Perbedaan lokasi infeksi dan jenis bakteri akan menghasilkan gejala yang berbeda secara klinis maupun laboratoris.

Pada dasarnya ambing telah dibekali mekanisme pertahanan berupa spincter atau klep yang dapat menutup setelah diperah atau disusu namun proses penutupan ini membutuhkan beberapa waktu.
Pada jeda inilah tingkat kerawanan infeksi meningkat, sehingga pada prosedur baku pemerahan biasanya dianjurkan untuk mencelup puting susu dengan antiseptik (alkohol 70% atau povidon iodin 1%) setiap kali selesai pemerahan.

Jalur infeksi yang kedua adalah melalui saluran darah, infeksi ini terjadi pada Mastitis yang disebabkan oleh bakteri Brucella abortus yang menyebar dari organ reproduksi.

TANDA KLINIS
Sebelum berbicara tentang tanda klinis Mastitis ada baiknya kita mengetahui beberapa pembagian Mastitis.

1. Berdasarkan onset (proses kejadian) penyakit Mastitis dibagi menjadi Mastitis perakut, akut dan kronis.

2. Berdasar tampak tidaknya gejala Mastitis dibagi menjadi Mastitis klinis dan subklinis (tidak tampak).

Secara umum Mastitis ditandai dengan pembengkakan salah satu kuartir/bagian ambing kanan atau kiri, jarang terjadi dua-duanya/keempat-empatnya (Sapi), ambing menjadi keras, memerah, panas dan sakit saat disentuh.
Bila diperah maka susu akan berubah menjadi bening dan encer, saat sudah lanjut susu akan menjadi pecah/berjonjot dan kadang disertai darah.

Pada Mastitis perakut gejala klinis akan berlangsung cepat dan dalam satu hari bisa diikuti dengan kematian (terutama pada Kambing), umumnya penyakit berlangsung akut (1-3 hari) sehingga dengan pengamatan yang cermat dapat segera ditangani.
Sedangkan pada Mastitis kronis biasanya gejala klinis tidak begitu mencolok namun diikuti dengan perubahan jaringan menjadi jaringan ikat atau kematian kelenjar susu.

Langkah Pemeriksaan Mastitis Secara Mandiri

1. Lakukan restrain atau pengekangan dengan tali, tujuannya agar hewan tidak berontak dan untuk menjaga keamanan pemeriksa.

2. Amati dari jarak dekat perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada ambing.
Perubahan bisa berupa pembengkakan atau perubahan warna kulit ambing.

3. Raba ambing dan lakukan sedikit tekanan, perhatikan ada atau tidak respon rasa sakit dan rasakan apakah ambing berubah menjadi keras atau tidak.

4. Selanjutnya coba lakukan pemerahan pada ambing yang dicurigai mengalami Mastitis, lihat apakah ada perubahan pada bentuk cairan susu seperti berubah menjadi encer, berjonjot atau bercampur dengan darah.

Apabila dengan pemeriksaan tersebut tidak ditemukan tanda Mastitis tapi produksi susu menurun bisa jadi ternak mengalami Mastitis subklinis.

Pada Mastitis subklinis penyakit dapat diketahui dengan pemeriksaan jumlah sel somatik yang ada pada susu di laboratorium.

Kerugian yang ditimbulkan akibat penyakit Mastitis :

Kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh Mastitis meliputi penurunan produksi susu/kuartir, penurunan kualitas susu yang mengakibatkan penolakan, peningkatan biaya perawatan dan pengobatan, pengafkiran ternak lebih awal dan pembelian ternak baru.

Langkah yang dinilai paling tepat dalam mensikapi kasus Mastitis pada ternak adalah dengan langkah pencegahan.

Langkah Pencegahan Mastitis

Mastitis adalah penyakit yang umum terjadi pada ternak betina terutama ternak yang dimanfaatkan hasil susunya.
Mastitis dapat dicegah atau diminimalisir dengan menerapkan beberapa langkah berikut :

1. Peningkatan sanitasi kandang, dilakukan dengan cara menyemprot kandang/membersihkan kandang beberapa saat sebelum dilakukan pemerahan.
Kandang diupayakan selalu dalam keadaan bersih dan kering.

2. Penerapan higiene pemerahan susu yang baik, seperti pencucian ambing sebelum dan sesudah pemerahan dengan kain yang bersih dan tidak dipakai bergantian dengan ternak lainnya, dipping atau pencelupan puting susu setelah diperah dengan iodin 1%, menjaga kebersihan tangan atau mesin perah.

3. Peningkatan kualitas kesehatan ternak dengan cara memberikan pakan yang cukup dan pemberian multivitamin mineral terutama pada masa-masa kritis/resiko tinggi seperti pasca beranak atau pasca ditransportasikan.

Apabila langkah pencegahan telah diterapkan dengan baik namun kasus tetap muncul maka perlu dilakukan langkah pengobatan.
Dalam pengobatan Mastitis ada beberapa hal yang harus diperhatikan sehingga pengobatan menjadi efektif seperti pemilihan jenis obat dan penentuan waktu yang tepat untuk pengobatan.

Langkah Pengobatan Mastitis

Mastitis sebagian besar disebabkan oleh bakteri dan jarang disebabkan oleh jamur, sehingga secara umum bisa diterapi dengan antibiotik.
Langkah yang harus dilakukan sebelum melakukan pengobatan dengan antibiotik adalah melakukan uji sensitivitas bakteri terhadap antibiotik namun langkah ini sangat sulit untuk dilakukan dilapangan.

Kabar baiknya adalah dari sekian banyak bakteri penyebab Mastitis bakteri Staphylococcus aureus adalah yang palling sering ditemui dan data sensitivitas bakteri tersebut terhadap antibiotik telah diteliti.

Tabel hasil uji sensitivitas Bakteri Staphylococcus aureus (Turutoglu et al, 2006) terhadap beberapa jenis antibiotik berikut ini :

No. Jenis Antibiotik                Resistensi    Efektivitas

1. Oxytetracycline                       65,8%            34,2%

2. Penicillin G                               76,3%            23,7%

3. Ampicillin                                 73,7%            26,3%

4. Ampicillin/Sulbactam              2,6%            97,4%

5. Amoxycillin/Clavulanic acid   0,0%             100%

6. Cloxacillin                                18,4%            81,6%

7. Neomycin                                   7,9%            92,1%

8. Trimethoprim/Sulpha-Metoxazone                            
                                                       47,7%            52,3%

9. Gentamicin                               57,9%           42,1%

Dari data tersebut kita bisa melihat bahwa obat jenis Amoxycillin adalah obat yang memiliki efektivitas tertinggi, disusul Ampicillin/Sulbactam dan Neomycin.

Ada baiknya dalam memillih antibiotik tidak memilih yang bersifat "Long Acting" sehingga apabila setelah diterapi tidak tampak adanya perkembangan maka bisa diganti dengan antibiotik lainnya tanpa harus menunggu waktu lama.

Kapan waktu pengobatan yang paling efektif..?
Pengobatan Mastitis yang paling baik adalah pada masa kering susu.

Apabila telah dilakukan pengobatan dengan beberapa jenis antibiotik namun tidak respon bisa jadi penyebab Mastitis adalah Jamur.

Demikian seputar Penyakit dan Pengobatan Mastitis pada Kambing dan Sapi.




Semoga bermanfaat...