Sunday 3 July 2016

BIOBOOST PADA PETERNAKAN AYAM


APAKAH PUPUK BIOBOOST BISA DI KASIH KE AYAM.???

Apabila di kasih ke ayam sangat bagus apalagi di campur sama chloropil.

Percobaan Ayam pedaging 1000 ekor, baru di panen 650 ekor dg berat 1.743 kg atau rata2, 2,68kg / ekor, tidak ada afkir (ditolak), saat ini panen terbaik yg dulunya terjelek, sdgkan yg dulunya terbaik 2,46 kg / ekor Aplikasi BioBoost dan K-Liquid Chlorophyll pada ayam pedaging memberikan kenaikan bobot ayam.

    pertanyaan
1.Untuk ngilangin bau kotorannya ada ngak obat ya?

Jawabnya: . Krn bau pada kotoran ayam akibat dari 30 persen tdk diserap oleh pencernaan, dg Bioboost sbg probiotik membantu keseimbangan mikroorgabisme ususn shg penyerapan nutrisi lbh sempurna, shg bs selamatkan nutrisi yg hilang 20-25 persen shg tinggal ampas saja, akibatnya bau kotoran berkurang itu menyebabkan FCR Gratis

2.umur berapa itu?

Jawaban:
 ayam umur 44 hari berat 2,68 kg, diundur dipanen krn pasar lgi banjir ayam, Umur 34 hari sdh dpt berat 2,04 kg, lbh cepat 4 hari dr sblmnya umur 38 hr baru dpt 2,05 kg, sblmnya panen terjelek skrg jd panen terbaik, umur 34 hari FCR = 1,48 Semakin kecil FCR, maka menghemat pakan ayam.


Berhasil atau Tidakkah Pemeliharaan Broiler Anda.....???
 
Disadari atau tidak, sebuah peternakan ayam juga merupakan sebuah perusahaan. Terlepas dari besar kecilnya populasi ayam yang dipelihara, peternakan pun harus memiliki manajemen yang baik layaknya perusahaan.
Kata manajemen sering didengar saat berbicara mengenai peternakan misalnya manajemen pemeliharaan, manajemen pengobatan dan juga manajemen pakan. Pemakaian kata tersebut dikarenakan manajemen merupakan kata yang tepat untuk menggambarkan sistem pengelolaan peternakan. Dengan manajemen yang baik, peternakan juga akan berjalan dengan baik.


Lingkup kecil seperti kandang broiler di atas pun membutuhkan manajemen yang baik
agar keuntungan maksimal.
Optimal menjalankan fungsi-fungsi yang termasuk dalam manajemen adalah hal yang harus dilakukan. Salah satu fungsi dalam manajemen ialah fungsi evaluasi.
Evaluasi didefinisikan sebagai proses pengawasan dan pengendalian performa perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Bagi peternak, evaluasi sangat membantu dalam menemukan masalah yang ada yang selanjutnya memperbaiki hal tersebut agar peternakan bisa berjalan lebih optimal dibanding sebelumnya.

Indeks Performan (IP) sebagai Parameter Utama
Info Medion kali ini akan mengangkat peternakan broiler sebagai fokus. Hal ini dikarenakan peternakan broiler memiliki waktu pemeliharaan singkat, cepatnya perputaran uang dan banyak dimiliki oleh peternak baik dengan sistem kemitraan maupun mandiri.
Evaluasi pada peternakan juga membutuhkan sejumlah perangkat pengukuran yang dinamakan parameter. Sebagai bahan perbandingan, parameter tersebut dibandingkan dengan standar dari breeder.
Khusus peternakan broiler ada satu parameter utama yang sering dipergunakan untuk mengukur keberhasilan peternakan yaitu indeks performan (IP). Nilai IP digunakan untuk menentukan nilai insentif/ bonus bagi peternak (bagi kemitraan) maupun pekerja kandang. Berikut rumus indeks performan (IP) tersebut.

IP            =              (100 - D) x BB x 100
         FCR x (A/U)
Keterangan :
IP            : Indeks performan
D             : persentase deplesi (%)
BB           : bobot badan rata-rata saat panen (kg)
FCR        : feed conversion ratio
A/U         : umur rata-rata panen (hari)

Standar IP yang baik ialah di atas 300. Oleh karena itu, semakin tinggi nilai IP maka semakin berhasil suatu peternakan broiler tersebut. Menilik rumus IP di atas, untuk menghitung IP dibutuhkan empat parameter lain yaitu:

1. Bobot badan (BB) rata-rata
Rumus ini digunakan untuk mengukur berat badan baik saat kontrol berat badan maupun saat panen. Berikut rumus tersebut :
BB =       Bobot timbang (kg)
             Jumlah ayam (ekor)
Bandingkan hasil perhitungan di atas dengan data dari breeder. Idealnya, bobot badan rata-rata kandang lebih besar atau sama dengan standar. Jika bobot badan rata-rata lebih kecil dari standar lakukan beberapa perbaikan misalnya dalam tata laksana pemberian pakan dan pengaturan kepadatan kandang.
Penimbangan berat badan dapat dilakukan secara rutin tiap minggu dan saat panen. Penimbangan rutin tiap minggu dinamakan pula kontrol berat badan. Teknik kontrol badan tersebut ialah mengambil sampel 50–100 ekor tiap kandang secara merata di setiap bagian kandang. Kontrol berat badan merupakan metode penimbangan individu yang berarti seekor ayam ditimbang untuk berat badannya. Sebaiknya gunakan timbangan yang memiliki sensitivitas lebih tinggi agar berat badan ayam perindividu dapat lebih teliti diamati. Kegiatan ini dilakukan pada waktu yang sama tiap minggunya misalnya Senin pagi ketika kondisi tembolok kosong.
Penimbangan saat panen menggunakan metode penimbangan massal karena jumlah populasi yang harus ditimbang banyak. Faktor efisiensi waktu dan tingkat stres ayam menjadi hal yang penting. Secara teknis, penimbangan ayam bisa berbeda misalnya ayam ditimbang sekaligus keranjangnya atau ada juga yang mengikat ayamnya dahulu baru digantung. Ada dua model

Contoh Perhitungan
Sebuah peternakan ayam broiler komersial dengan hasil recording sebagai berikut:
Populasi awal       : 5.000 ekor
Populasi akhir                   : 4.850 ekor
Umur panen          : 28 hari
Berat panen total   : 6.776,4 kg
Jumlah pakan total : 9.400 kg
Berat DOC                            : 40 g/ ekor
Ayam mati                           : 65 ekor
Ayam afkir                           : 85 ekor
Waktu panen
21 hari --> 520 ekor    =   0,82 kg
28 hari --> 3.850 ekor =  1,4 kg
35 hari --> 480 ekor    =   2 kg
maka perhitungannya ialah,
D =          (65 + 85) ekor     x 100%
          5000 ekor
D =          3 %
(persentase deplesi maksimal = +5%)

Rata-rata BB ayam saat panen
= (480 x 2) + (520 x 0,82) + (3.850 x 1,4) kg
                    3.850 + 480 + 520 ekor
=              960 + 426,4 + 5.390 kg
            4.850 ekor
= 6.776,4 kg
   4.850 ekor
=              1,4 kg/ ekor ayam

FCR        =                9.400 kg              
           6776,4 kg – (0.04 kg x 5000)
       = 1,43

A/U = (21x520)+(28x3850)+(35x480)
                     (4850) ekor
      =        27,94 hari
(waktu panen ayam di perhitungan ini ialah 28 hari)

IP            = (100% - 3%) x 1,4 kg x 100
                1,43 x 27,94 hari
    =          339,89 (standar IP: ≥ 300)

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa peternakan tersebut telah berjalan dengan optimal. Kesimpulan tersebut diangkat berdasarkan beberapa hal di bawah ini:
Persen deplesi ayam di peternakan (3%) lebih rendah dibanding target maksimal deplesi yaitu +5%. Hal ini disebabkan baiknya tata laksana pemeliharaan, pengobatan, vaksinasi dan juga pakan yang berujung pada rendahnya persentase deplesi.
Nilai A/U (27,94 hari) yang berselisih 0,06 hari dengan umur panen ter-banyak di umur 28 hari dikarenakan penjualan ayam sesuai BB berdasarkan permintaan pasar yaitu pada BB 0,82 kg (520 ekor), 1,4 kg (3.850 ekor) dan 2 kg (480 ekor). Peternak memutuskan untuk menyisakan sebagian ayam untuk dipanen dengan BB 2 kg. Seperti diketahui, masing-masing BB ayam memiliki pangsa pasar tersendiri. Misalnya, ayam BB 0,8-0,9 kg disukai rumah makan dan pasar tradisional sedangkan BB di atas 1,5 kg disukai industri mie instan dan kaldu ayam (www.ppti.usm.my).
Rata-rata BB ayam saat tiga kali panen ialah 1,4 kg. BB panen umur 21 hari (0,82 kg), 28 hari (1,4 kg) dan 35 hari (2 kg) sedangkan standar BB breeder untuk 21 hari ialah 0,801–0,885 kg, 28 hari (1,316–1,478 kg) dan 35 hari (1,879–2,155 kg). Menilik perbandingan di atas, ayam sudah memenuhi standar sejak umur panen 21 hari. Terpenuhinya standar ini sejak panen pertama (21 hari,red) memang patut diusahakan bahkan sejak masa brooding. Lakukan kontrol BB rutin agar ayam yang BB tidak sesuai standar dapat segera dipisahkan dan diberi perlakuan khusus yaitu penambahan jumlah pakan 10% (maksimal +15 g) dan vitamin. Anda bisa mengkombinasikan pemberian vitamin sesuai umur pemeliharaan misalnya Vita Chicks dan Strong n Fit untuk umur 0-1 minggu, Broiler Vita untuk umur 1-3 minggu serta Neobro untuk di atas 3 minggu hingga panen.
Pencapaian IP peternakan tersebut (339,89) sudah sangat baik karena melebihi standar yaitu ≥300. Tingginya IP tersebut menandakan suatu peternakan telah menerapkan sistem manajemen yang cukup efisien dan efektif.

Perhitungan Break Even Point (BEP)
Nilai kualitas performan ayam ditunjukkan dari nilai IP sedangkan untuk nilai rupiah tercermin dari nilai BEP harga. BEP harga digunakan untuk menentukan tingkat harga jual agar mencapai titik impas (tidak untung tidak rugi). Metode ini paling sering digunakan oleh peternak. Seperti diketahui, bahwa harga ayam broiler mengikuti harga pasar sehingga peternak sulit mengatur harga sendiri. Dengan metode BEP harga tersebut, ketika harga jual ayam sudah melewati nilai BEP harga peternak bisa menjualnya. Metode penghitungan BEP ialah sebagai berikut.

BEP =     (FCRxBBxP)+DOC+BOP+BVK
                            BB
Keterangan :
BB           : berat badan rata-rata ayam
P             : harga pakan per kg
DOC       : harga DOC
BOP       : biaya operasional
BV   : biaya pengobatan (vaksin, antibotik, vitamin, desinfektan dsb)


Semoga bermanfaat.....

No comments:

Post a Comment