Tuesday 19 July 2016

"VETIVER" RUMPUT PERKASA PENAHAN EROSI



Erosi adalah proses penggerusan lapis tanah permukaan yang disebabkan oleh beberapa hal seperti angin, air, es, atau gravitasi.
Air hujan di atas permukaan tanah akan menumbuk agregat tanah menjadi partikel-partikel tanah yang lepas.
Partikel-partikel tanah yang lepas ini akan terbawa oleh aliran permukaan.
Erosi secara alamiah dapat dikatakan tidak menimbulkan musibah bagi kehidupan manusia atau keseimbangan lingkungan.
Namun erosi dapat terjadi menjadi  erosi dipercepat, hal ini dapat diakibatkan oleh kegiatan-kegiatan atau tindakan yang menimbulkan dampak negatif pada lingkungannya.
Terlebih lagi  akan dirasakan pada lereng-lereng jalan yang curam dan terbuka (tanpa vegetasi) dan bila jenis tanahnya mempunyai erodibilitas yang tinggi.

Setelah lereng selesai direncanakan secara geoteknik dengan baik dan dengan mempertimbangkan faktor keselamatan, kemudian diikuti dengan perlindungan lereng yang dilaksanakan dengan baik untuk meyakinkan kestabilan dalam jangka panjang terutama untuk daerah dengan curah hujan tinggi dan memiliki tanah yang peka erosi seperti Indonesia.

Ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu dengan : 
a. Metoda Kimia, penggunaan bahan pemantap tanah/soil conditioner.
b. Metoda Mekanik, yaitu dengan pembuatan terasering, menggunakan pemasangan tembok atau matras kawat, dsb dimana kedua metoda tersebut berbiaya sangat mahal.
c. Metoda Vegetatif (dengan menggunakan tanaman), dimana merupakan pendekatan yang bersifat “lembut” atau “hijau” yang tidak mahal, estetis juga ramah lingkungan.

Salah satu upaya penanganan erosi yang dilakukan dengan metoda vegetatif yaitu dengan Vetiver System.
Vetiver System (VS) adalah sebuah teknologi sederhana berbiaya murah yang memanfaatkan tanaman Vetiver hidup (Vetiveria zizanioides) untuk konservasi tanah dan air serta perlindungan lingkungan.
Vetiver yang ditanam tidak diperbolehkan dipanen akarnya, karena justru jika hal ini terjadi dapat menimbulkan efek yang kontradiktif, dimana terjadinya kerusakan tanah.

Bentuk Fisik Rumput Vetiver
Tanaman ini merupakan tanaman tahunan yang tumbuh tegak dengan tinggi 1.5–2.5 m.
Sistem perakarannya dalam dan masif, mampu masuk sangat jauh kedalam tanah.
Bahkan ada yang mampu menembus hingga kedalaman 5.2 meter.

Bila ditanam di lereng-lereng keras dan berbatu, ujung-ujung akar vetiver mampu masuk menembus dan menjadi semacam jangkar yang kuat.
Cara kerja akar ini seperti besi kolom yang masuk ke dalam menembus lapisan tanah, dan pada saat yang sama menahan partikel-partikel tanah dengan akar serabutnya.
Kondisi seperti ini dapat mencegah erosi yang disebabkan oleh angin dan air sehingga vetiver dijuluki sebagai ”kolom hidup”.
Batangnya kaku dan keras, tahan terhadap aliran air dalam (0.6–0.8 m).

Jika ditanam berdekatan, membentuk baris/pagar yang rapat.
Hal tersebut akan mengurangi kecepatan aliran, mengalihkan air larian dan dapat menjadi filter yang sangat efektif.
Tidak menghasilkan bunga dan biji yang dapat menyebar liar seperti alang-alang atau rerumputan lainnya.

Keunggulan
Keunggulan Vetiver, antara lain :
- Tahan terhadap variasi cuaca, seperti : kekeringan panjang, banjir, genangan dan temperatur 14-55º C

- Mempunyai daya adaptasi pertumbuhan yang sangat luas pada berbagai kondisi tanah, seperti :
Pada tanah masam (mengandung mangan dan aluminium),
Pada tanah bersalinitas tinggi dan mengandung banyak natrium,
Pada tanah yang mengandung  logam berat, seperti : Ar, Cd, Co, Cr, Pb, Hg, Ni, Se dan Zn.Tahan terhadap rentang pH tanah : 3–10.5.

- Mampu menembus lapisan keras  hingga kedalaman 15 cm.
Dengan kemampuan tersebut, dapat bekerja sebagai paku tanah atau pasak yang hidup.

VS sangat praktis, tidak mahal, mudah dipelihara dan sangat efektif dalam mengontrol erosi dan sedimentasi tanah, konservasi air, serta stabilisasi dan rehabilitasi lahan

Kelemahan
Karena pola pertumbuhan vetiver yang tegak lurus atau vertikal terhadap tanah, maka disarankan  penanamannya  dikombinasikan dengan jenis tanaman penutup tanah, seperti bahia, rumput pahit (carpet grass) atau jenis kacang-kacangan (legume).
Sehingga tanaman penutup tanah tersebut dapat mengurangi percikan dan aliran permukaan terutama  pada awal pertumbuhan vetiver.

Pada bagian depan, terlihat rumput Bahia menutupi permukaan tanah, sebelum tunas vetiver tumbuhnya merapat dan daunnya rimbun karena vetiver adalah tanaman hidup, sehingga tidak dapat langsung berfungsi dengan baik dalam menangani erosi permukaan.
Tanaman ini masih memerlukan waktu atau suatu proses yaitu proses pertumbuhan.

Penggunaan
Penelitian yang telah dilakukan oleh Pusat Litbang Jalan dan Jembatan Balitbang Departemen PU, dengan tujuan :
1. Pemilihan tata letak tanaman yang paling baik dalam mengurangi erosi yang terjadi.
Hasil yang diperoleh dari penelitian pada lokasi, bahwa kombinasi antara rumput vetiver dengan rumput Bahia dengan komposisi 50% : 50%, dengan penanaman setiap baris vetiver berselang seling dengan baris rumput bahia , menunjukkan hasil yang paling baik dalam mengurangi erosi yang terjadi.

2. Mengetahui signifikansi erosi yang terjadi pada variasi kemiringan lereng dan variasi panjang lereng (sedang dilaksanakan pada tahun 2009 ini)

Dari penelitian di atas, dilanjutkan dengan mengaplikasikan  tata letak terbaik dari penelitian tersebut, dengan variasi :
Panjang lereng (3 meter, 6 meter dan 9 meter)
Kemiringan lereng (30º, 45º dan 60º )
Variasi-variasi tersebut dilakukan pada dua jenis tanah yang mempunyai nilai erodibilitas tanah yang berbeda.

Cara Penanaman dan Biaya Operasional
Dalam penanaman vetiver, baik untuk jarak bibit dalam baris (jarak horizontal) maupun jarak vertikal antar strip vetiver, tergantung dari rawan atau tidak rawannya jenis tanah maupun  kemiringan lereng.
Perhitungan perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk : penyiapan bibit (pupuk, tanah subur, polibag, pemeliharaan)  , penanaman (penggalian, pemupukan dasar, penanaman, penutupan lubang kembali) dan pemeliharaan (pemangkasan, penyiangan, pemupukan, penyiraman) serta penyulaman (mengganti tanaman yang mati).

Peluang Investasi
Teknologi penggunaan vetiver sebagai penahan erosi dapat membuka peluang-peluang investasi baru.
Peluang investasi tersebut dapat dilakukan pada dua hal, yaitu dalam hal pembibitan/pemasaran bibit pada calon pengguna, dan dalam hal penggunaan itu sendiri. Keduanya merupakan sebuah proses yang dapat menggunakan pola kerjasama antara dunia usaha dan masyarakat, dengan dukungan pemerintah.
Peluang-peluang tersebut antara lain :
a. Dengan teknologi vetiver (vetiver system) merupakan investasi lingkungan yang tidak ternilai, karena merupakan teknologi ramah lingkungan yang berorientasi jangka panjang.
b. Dengan memberdayakan masyarakat, dimana dengan melibatkan penduduk setempat untuk menyediakan bibit, dapat menambah pendapatan mereka.

Dalam proses produksi bibit, penanam modal dapat bekerja sama dengan masyarakat (pemberdayaan masyarakat).
Masyarakat dapat melakukan pembibitan dengan metode penggunaan polybag.
Misalnya penanam modal menjamin keseluruhan biaya yang diperlukan dalam pembibitan tersebut.
Pendapatan untuk masyarakat dapat diperoleh malalui sistem bagi hasil dengan penanam modal, atau secara sederhana dengan menjual langsung bibit-bibit polybag tersebut dalam skala harga tertentu yang disepakati.

Biaya produksi bibit vetiver maupun biaya penanaman dan pemeliharaannya secara keseluruhan masih relatif lebih murah dibanding metode kimia dan mekanik.
Artinya, produsen vetiver dapat menjual VS ini dengan harga yang lebih murah dibanding penyedia metode lain.
Inilah yang mendasari prospek vetiver di pasaran.
Tentunya, penggunaan vetiver juga tidak terbatas untuk pencegah erosi saja, sehingga peluang pasar lain juga masih terbuka.

Produk samping : daunnya dapat digunakan bermacam-macam kerajinan tangan, seperti : tas, taplak meja, tas, dllantara baris pertanaman vetiver untuk bibit, masyarakat masih dapat menanam palawija atau sayuran.

Yang perlu diperhatikan : adanya PERDA yang mengatur, agar pertanaman vetiver untuk bibit tidak merusak tanah, antara lain :
Persyaratan tempat/area untuk penanaman untuk bibit vetiver (misalnya di tempat datar).
Membatasi agar lahan budidaya vetiver tidak meluas tanpa kendali.dll

c. Kemungkinan dibentuknya kelompok budidaya Vetiver dengan dukungan dari pemerintah, dengan memberikan insentif pada masyarakat, seperti :

- Insentif harga untuk pupuk dan peralatan
- Pelatihan
- Penghargaan
- Dalam hal promosi dan pembukaan peluang pasar Vetiver

Hal ini sangat dibutuhkan karena penggunaan vetiver dalam pencegahan erosi belum diketahui secara luas, sehingga pembudidayaan bibit tanpa disertai dengan prospek pasar yang jelas justru dapat merugikan masyarakat dan penanam modal.
Dukungan lembaga keuangan seperti Bank dan koperasi (pinjaman/pemberian modal)

d. Dengan semua keunggulan ini, prospek vetiver dalam  pencegahan erosi sebenarnya sangat terbuka untuk peluang investasi.
Tentunya manfaat yang diharapkan tidak hanya dalam hal financial, akan tetapi juga dalam aspek lingkungan dan pemenuhan kebutuhan teknis pencegahan erosi itu sendiri.

Semoga Bermanfaat..

No comments:

Post a Comment