Erosi adalah proses penggerusan lapis tanah permukaan yang
disebabkan oleh beberapa hal seperti angin, air, es, atau gravitasi.
Air hujan di atas permukaan tanah akan menumbuk agregat
tanah menjadi partikel-partikel tanah yang lepas.
Partikel-partikel tanah yang lepas ini akan terbawa oleh
aliran permukaan.
Erosi secara alamiah dapat dikatakan tidak menimbulkan
musibah bagi kehidupan manusia atau keseimbangan lingkungan.
Namun erosi dapat terjadi menjadi erosi dipercepat,
hal ini dapat diakibatkan oleh kegiatan-kegiatan atau tindakan yang menimbulkan
dampak negatif pada lingkungannya.
Terlebih lagi akan dirasakan pada lereng-lereng jalan
yang curam dan terbuka (tanpa vegetasi) dan bila jenis tanahnya mempunyai
erodibilitas yang tinggi.
Setelah lereng selesai direncanakan secara geoteknik dengan
baik dan dengan mempertimbangkan faktor keselamatan, kemudian diikuti dengan
perlindungan lereng yang dilaksanakan dengan baik untuk meyakinkan kestabilan
dalam jangka panjang terutama untuk daerah dengan curah hujan tinggi dan
memiliki tanah yang peka erosi seperti Indonesia.
Ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu dengan :
a. Metoda Kimia, penggunaan bahan pemantap tanah/soil
conditioner.
b. Metoda Mekanik, yaitu dengan pembuatan terasering,
menggunakan pemasangan tembok atau matras kawat, dsb dimana kedua metoda
tersebut berbiaya sangat mahal.
c. Metoda Vegetatif (dengan menggunakan tanaman), dimana
merupakan pendekatan yang bersifat “lembut” atau “hijau” yang tidak mahal,
estetis juga ramah lingkungan.
Salah satu upaya penanganan erosi yang dilakukan dengan
metoda vegetatif yaitu dengan Vetiver System.
Vetiver System (VS) adalah sebuah teknologi sederhana
berbiaya murah yang memanfaatkan tanaman Vetiver hidup (Vetiveria zizanioides) untuk
konservasi tanah dan air serta perlindungan lingkungan.
Vetiver yang ditanam tidak diperbolehkan dipanen akarnya,
karena justru jika hal ini terjadi dapat menimbulkan efek yang kontradiktif,
dimana terjadinya kerusakan tanah.
Bentuk Fisik Rumput Vetiver
Tanaman ini merupakan tanaman tahunan yang tumbuh tegak
dengan tinggi 1.5–2.5 m.
Sistem perakarannya dalam dan masif, mampu masuk sangat jauh
kedalam tanah.
Bahkan ada yang mampu menembus hingga kedalaman 5.2 meter.
Bila ditanam di lereng-lereng keras dan berbatu,
ujung-ujung akar vetiver mampu masuk menembus dan menjadi semacam jangkar
yang kuat.
Cara kerja akar ini seperti besi kolom yang masuk ke dalam
menembus lapisan tanah, dan pada saat yang sama menahan partikel-partikel tanah
dengan akar serabutnya.
Kondisi seperti ini dapat mencegah erosi yang disebabkan
oleh angin dan air sehingga vetiver dijuluki sebagai ”kolom hidup”.
Batangnya kaku dan keras, tahan terhadap aliran air dalam
(0.6–0.8 m).
Jika ditanam berdekatan, membentuk baris/pagar yang rapat.
Hal tersebut akan mengurangi kecepatan aliran, mengalihkan
air larian dan dapat menjadi filter yang sangat efektif.
Tidak menghasilkan bunga dan biji yang dapat menyebar liar
seperti alang-alang atau rerumputan lainnya.
Keunggulan
Keunggulan Vetiver, antara lain :
- Tahan terhadap variasi cuaca, seperti : kekeringan
panjang, banjir, genangan dan temperatur 14-55º C
- Mempunyai daya adaptasi pertumbuhan yang sangat luas pada berbagai kondisi tanah, seperti :
Pada tanah masam (mengandung mangan dan aluminium),
Pada tanah bersalinitas tinggi dan mengandung banyak
natrium,
Pada tanah yang mengandung logam berat, seperti : Ar,
Cd, Co, Cr, Pb, Hg, Ni, Se dan Zn.Tahan terhadap rentang pH tanah : 3–10.5.
- Mampu menembus lapisan keras hingga kedalaman 15 cm.
Dengan kemampuan tersebut, dapat bekerja sebagai paku tanah
atau pasak yang hidup.
VS sangat praktis, tidak mahal, mudah dipelihara dan sangat
efektif dalam mengontrol erosi dan sedimentasi tanah, konservasi air, serta
stabilisasi dan rehabilitasi lahan
Kelemahan
Karena pola pertumbuhan vetiver yang tegak lurus atau
vertikal terhadap tanah, maka disarankan penanamannya
dikombinasikan dengan jenis tanaman penutup tanah, seperti bahia, rumput pahit
(carpet grass) atau jenis kacang-kacangan (legume).
Sehingga tanaman penutup tanah tersebut dapat mengurangi
percikan dan aliran permukaan terutama pada awal
pertumbuhan vetiver.
Pada bagian depan, terlihat rumput Bahia menutupi permukaan
tanah, sebelum tunas vetiver tumbuhnya merapat dan daunnya rimbun karena
vetiver adalah tanaman hidup, sehingga tidak dapat langsung berfungsi
dengan baik dalam menangani erosi permukaan.
Tanaman ini masih memerlukan waktu atau suatu
proses yaitu proses pertumbuhan.
Penggunaan
Penelitian yang telah dilakukan oleh Pusat Litbang
Jalan dan Jembatan Balitbang Departemen PU, dengan tujuan :
1. Pemilihan tata letak tanaman yang paling baik
dalam mengurangi erosi yang terjadi.
Hasil yang diperoleh dari penelitian pada lokasi, bahwa
kombinasi antara rumput vetiver dengan rumput Bahia dengan komposisi 50% : 50%,
dengan penanaman setiap baris vetiver berselang seling dengan baris rumput
bahia , menunjukkan hasil yang paling baik dalam mengurangi erosi yang terjadi.
2. Mengetahui signifikansi erosi yang terjadi pada
variasi kemiringan lereng dan variasi panjang lereng (sedang
dilaksanakan pada tahun 2009 ini)
Dari penelitian di atas, dilanjutkan dengan
mengaplikasikan tata letak terbaik dari penelitian tersebut, dengan
variasi :
Panjang lereng (3 meter, 6 meter dan 9 meter)
Kemiringan lereng (30º, 45º dan 60º )
Variasi-variasi tersebut dilakukan pada dua jenis tanah yang
mempunyai nilai erodibilitas tanah yang berbeda.
Cara Penanaman dan Biaya Operasional
Dalam penanaman vetiver, baik untuk jarak bibit dalam baris
(jarak horizontal) maupun jarak vertikal antar strip vetiver, tergantung dari
rawan atau tidak rawannya jenis tanah maupun kemiringan lereng.
Perhitungan perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk :
penyiapan bibit (pupuk, tanah subur, polibag, pemeliharaan) , penanaman
(penggalian, pemupukan dasar, penanaman, penutupan lubang kembali) dan
pemeliharaan (pemangkasan, penyiangan, pemupukan, penyiraman) serta penyulaman
(mengganti tanaman yang mati).
Peluang Investasi
Teknologi penggunaan vetiver sebagai penahan erosi dapat
membuka peluang-peluang investasi baru.
Peluang investasi tersebut dapat dilakukan pada dua hal,
yaitu dalam hal pembibitan/pemasaran bibit pada calon pengguna, dan
dalam hal penggunaan itu sendiri. Keduanya merupakan sebuah proses yang dapat
menggunakan pola kerjasama antara dunia usaha dan masyarakat, dengan dukungan
pemerintah.
Peluang-peluang tersebut antara lain :
a. Dengan teknologi vetiver (vetiver system) merupakan
investasi lingkungan yang tidak ternilai, karena merupakan teknologi ramah
lingkungan yang berorientasi jangka panjang.
b. Dengan memberdayakan masyarakat, dimana dengan melibatkan
penduduk setempat untuk menyediakan bibit, dapat menambah pendapatan
mereka.
Dalam proses produksi bibit, penanam modal dapat bekerja
sama dengan masyarakat (pemberdayaan masyarakat).
Masyarakat dapat melakukan pembibitan dengan metode
penggunaan polybag.
Misalnya penanam modal menjamin keseluruhan biaya yang
diperlukan dalam pembibitan tersebut.
Pendapatan untuk masyarakat dapat diperoleh malalui sistem
bagi hasil dengan penanam modal, atau secara sederhana dengan menjual langsung
bibit-bibit polybag tersebut dalam skala harga tertentu yang disepakati.
Biaya produksi bibit vetiver maupun biaya penanaman dan
pemeliharaannya secara keseluruhan masih relatif lebih murah dibanding metode
kimia dan mekanik.
Artinya, produsen vetiver dapat menjual VS ini dengan harga
yang lebih murah dibanding penyedia metode lain.
Inilah yang mendasari prospek vetiver di pasaran.
Tentunya, penggunaan vetiver juga tidak terbatas untuk
pencegah erosi saja, sehingga peluang pasar lain juga masih terbuka.
Produk samping : daunnya dapat digunakan bermacam-macam
kerajinan tangan, seperti : tas, taplak meja, tas, dllantara baris pertanaman
vetiver untuk bibit, masyarakat masih dapat menanam palawija atau sayuran.
Yang perlu diperhatikan : adanya PERDA yang mengatur,
agar pertanaman vetiver untuk bibit tidak merusak tanah, antara lain :
Persyaratan tempat/area untuk penanaman untuk bibit vetiver
(misalnya di tempat datar).
Membatasi agar lahan budidaya vetiver tidak meluas tanpa
kendali.dll
c. Kemungkinan dibentuknya kelompok budidaya Vetiver dengan
dukungan dari pemerintah, dengan memberikan insentif pada masyarakat, seperti :
- Insentif harga untuk pupuk dan peralatan
- Pelatihan
- Penghargaan
- Dalam hal promosi dan pembukaan peluang pasar Vetiver
Hal ini sangat dibutuhkan karena penggunaan vetiver dalam
pencegahan erosi belum diketahui secara luas, sehingga pembudidayaan bibit
tanpa disertai dengan prospek pasar yang jelas justru dapat merugikan
masyarakat dan penanam modal.
Dukungan lembaga keuangan seperti Bank dan koperasi
(pinjaman/pemberian modal)
d. Dengan semua keunggulan ini, prospek vetiver dalam
pencegahan erosi sebenarnya sangat terbuka untuk peluang investasi.
Tentunya manfaat yang diharapkan tidak hanya dalam hal
financial, akan tetapi juga dalam aspek lingkungan dan pemenuhan kebutuhan
teknis pencegahan erosi itu sendiri.
Semoga Bermanfaat..
No comments:
Post a Comment