Hama merupakan hewan yang memiliki potensi merugikan bagi
tanaman lebih tinggi daripada potensi menguntungkannya.
Hama hadir secara alamiah pada suatu ekosistem pertanian
yang memang sengaja dibentuk oleh manusia.
Keberadaan hama tidak bisa dihilangkan pada suatu
pertanaman.
Yang bisa dilakukan hanyalah mengendalikan hama agar
populasinya tidak sampai merugikan secara ekonomi.
Dalam budiaya kedelai hitam, hama juga merupakan penyebab
kerugian yang utama.
Kerugian yang ditimbulkan hama bisa bersifat kualitatif dan
juga bersifat kuantitatif.
Berikut adalah beberapa hama yang berada di pertanaman
Kedelai Mallika beserta pengendaliannya :
1. Lalat Bibit (Agromyza phaeseoli)
*Gejala :
Adanya alur pada daun lembaga ketika tanaman berumur
sepekan.
Tanaman umur dua pekan menunjukkan kelayuan kemudian mati.
*Pengendalian :
Penggunaan mula jerami setelah tanam dan dilakukan penanaman
serentak dengan selisih waktu,10 hari.
Pemberian pestisida pada benih sebelum ditanam, penyemprotan
dengan insektisida selektif disertai pertimbangan tingkat serangan.
2. Lalat Pucuk (Melanoagromyz dolichostigma)
*Gejala :
Ada bintik putih pada permukaan bawah daun, helai daun layu
seluruhnya pada satu tangkai.
*Pengendalian :
Penggunaan mula jerami setelah tanam dan dilakukan penanaman
serentak dengan selisih waktu,10 hari.
Pemberian pestisida pada benih sebelum ditanam, penyemprotan
dengan insektisida selektif
3. Ulat Penggulung Daun (Lamprosema indicata)
*Gejala :
Daun-daun menggulung dan ada ulat berwarna hijau mengkilat
pada gulungan.
*Pengendalian :
Tanam serentak dan dilakukan pergiliran tanam untuk memutus
mata rantai penyebaran ulat.
Pengendalian mekanis dengan menggunakan tangan dilakukan
ketika populasi ulat masih sediki.
Ketika populasi bertambah, digunakan insektisida selektif.
4. Ulat Jengkal (Plucia chaalcits)
*Gejala :
Ulat makan daun dari bagian tepi.
Serangan hebat menyebabkan daun habis dan hanya menyisakan
tulang daun saja.
Umumnya, serangan ulat jengkal terjadi pada saat fase
pengisian polong.
*Pengendalian :
Tanam serentak dan dilakukan pergiliran tanam untuk memutus
mata rantai penyebaran ulat.
Pengendalian mekanis dengan menggunakan tangan dilakukan
ketika populasi ulat masih sedikit.
Ketika populasi bertambah, digunakan insektisida selektif
dan dilakukan secara serentak.
5. Ulat Penggerek Polong (Helicoverpa armigera)
*Gejala :
Serangan larva muda akan pindah ke polong dan memakan polong
kulit polong menjadi berlubang tidak beraturan.
*Pengendalian :
Tanam serentak dan dilakukan pergiliran tanam untuk memutus
mata rantai penyebaran ulat.
Pada populasi tinggi dianjurkan menggunakan insektisida
selektif secara serentak.
6. Ulat Jengkal (Spodoptera litura)
*Gejala :
Daun yang dimakan terlihat transparan, hanya tinggal tulang
daun dan epidermis bagian atas saja.
Ulat juga akan memakan bunga dan polong muda tetapi tidak
pernah memakan tulang daun muda.
*Pengendalian :
Tanam serentak dan dilakukan pergiliran tanam untuk memutus
mata rantai penyebaran ulat.
Pengendalian mekanis dengan menggunakan tangan dilakukan
ketika populasi ulat masih sediki.
Ketika populasi bertambah, digunakan insektisida selektif.
Pengendalian biologi dengan menggunakan ulat sakit yang
digerus kemudian cairannya disemprotkan dengan air.
7. Kutu Kebul (Bemisia tabaci)
*Gejala :
Serangga muda dan dewasa menghisap cairan daun.
Kutu kebul menghasilkan ekstrak yang potensial untuk
pertumbuhan jamur jelaga berwarna hitam sehingga mengganggu fotosintesis.
Kutu kebul juga merupakan inang bagi Cowpea Chlorotic Mottle
Virus (CCMV).
*Pengendalian :
Penanaman serentak dengan selisih 10 hari.
Penyemprotan dengan insektisida selektif secara serentak.
Semoga Bermanfaat..
No comments:
Post a Comment