Kultur Jaringan adalah teknik memperbanyak tanaman dengan
memperbanyak jaringan mikro tanaman yang ditumbuhkan secara invitro menjadi
tanaman yang sempurna dalam jumlah yang tidak terbatas.
Yang menjadi dasar kultur jaringan ini adalah teori
totipotensi sel yang berbunyi :
“Setiap sel organ tanaman akan mampu tumbuh menjadi tanaman
yang sempurna jika ditempatkan di lingkungan yang sesuai"
Tujuan dari teknik ini adalah untuk memperbanyak tanaman
dengan waktu yang lebih singkat.
Begitu banyak tanaman yang dapat dibudidayakan dengan kultur
jaringan ini seperti Acasia sp, Eucalyptus sp, jati, jelutung, gaharu, sengon,
sonokeling, berbagai jenis pisang, berbagai jenis anggrek, dsb.
Penanaman Jati dengan Metode Kultur Jaringan
Jati (Tectona grandis) merupakan famili dari Verbenacea.
Merupakan penghasil kayu yang berkualitas, terkenal dengan keawetan dan
kekuatannya, dan keindahan teksturnya membuatnya menjadi bahan furniture.
Peluang pasar jati amat tinggi, akibatnya permintaan akan
bahan kayu jati pun amat tinggi.
Akan tetapi sayangnya permintaan tersebut belum dapat
diimbangi dengan permintaan bahan kayu jati.
Penghasilan baru bahan jati Indonesia adalah 2,5 juta
m3/tahun.
Harga jati sendiri cukup tinggi dan harganya di dalam negeri
sekitar 8-9 juta /m3 sedangkan di luar negeri sekitar 15 juta/m3, akan tetapi
walaupun tanaman jati merupakan tanaman yang potensial masih tetap ada kendala
dalam hal produksi jati, diantaranya adalah:
- Jati memerlukan investasi jangka panjang.
- Masyarakat dan perusahaan swasta kurang meminati bidang
produksi jati.
- Sulit didapatnya bibit yang berkualitas dalam skala banyak
dan seragam.
Seperti yang kita singgung sedikit tentang teori totipotensi
yang menyebutkan bahwa secara teoritis tiap sel organ tanaman akan bisa tumbuh
menjadi tanaman yang sempurna jika ditempatkan dalam lingkungan yang sesuai.
Maka digunakanlah metode kultur jaringan ini untuk
membudidayakan pohon jati.
Media untuk kultur jaringan ini mengandung :
- Unsur hara makro dan mikro
- Vitamin
- Gula
- Agar (untuk memadatkan larutan)
- Zat pengatur tumbuh:
Auksin (pertumbuhan tinggi dan akar)
Sitokinin (penggandaan tunas)
Proses pembuatan media kultur itu sendiri adalah sebagai
berikut:
Bahan kimia ditimbang,
Dilarutkan dalam air destilasi (air bebas mineral),
pH larutan diukur,
Campurkan agar kemudian dimasak hingga mendidih,
Lalu tuangkan media kedalam botol ukur,
Setelah itu berikan label media dan disterilkan dengan
autoclare.
Proses selanjutnya adalah sterilisasi eksplan jati, yang
caranya adalah sebagai berikut:
- Siapkan pucuk tunas muda jati.
- Lalu rendam didalam larutan fungisida dan bakterisida.
- Lalu rendam dalam larutan disinfektan (Clorox/baydin)
- Dicuci dengan air steril hingga bersih dari desifektan.
- Lalu tanam didalam media inisiasi tunas invitro.
Tunas-tunas yang ditanam dalam media invitro, disimpan di
ruang steril.
Botol steril disimpan pada rak kultur yang diberi cahaya
lampu TL dengan intensitas cahaya 1000-4000 lux.
Lampu TL diatur 16 jam menyala dan 8 jam padam agar sesuai
seperti keadaan siang dan malam di bumi.
Ruangan tempat penyimpanan dijaga suhunya di temperatur
250-280 C dengan menggunakan AC.
Dan secara berkala ruang kultur disteril dengan menggunakan
formalin.
Inisiasi Invitro pertama adalah saat tunas berusia 3 minggu
dan pemanjangan tunas 3-4 minggu.
Setelah itu akan ada proses aklimatisasi yaitu pembiasaan
tanaman eksplan dari media botol ke media tanah.
Proses aklimatisasi dilanjutkan dengan pembesaran bibit di
polybag.
Kelebihan bibit hasil kutur jaringan antara lain :
- Kontinuitas ketersediaan bibit dalam jumlah besar akan terjaga sepanjang waktu.
- Bibit yang sama memiliki sifat yang sama dengan induknya.
- Bibit yang dihasilkan bebas dari penyakit dan virus.
- Lebih cepat tumbuh.
KEUNTUNGAN PEMANFAATAN KULTUR JARINGAN
- Pengadaan bibit tidak tergantung musim
- Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang
relatif lebih cepat (dari satu mata tunas
yang sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit)
yang sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit)
- Bibit yang dihasilkan seragam
- Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ
tertentu)
- Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murahdan mudah
- Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit,
dan deraan lingkungan lainnya.
KULTUR JARINGAN adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
untukmembuat bagian tanaman (akar, tunas, jaringan tumbuh tanaman) tumbuh
menjadi tanaman utuh (sempurna) dikondisi invitro (didalam gelas).
Keuntungan dari kultur jaringan lebih hemat tempat, hemat
waktu, dan tanaman yang diperbanyak dengan kultur jaringan mempunyai sifat sama
atau seragam dengan induknya.
Contoh tanaman yang sudah lazim diperbanyak secara kultur
jaringan adalah tanaman anggrek.
MANFAAT DAN KEUNTUNGAN KULTUR JARINGAN
1. Bibit (hasil) yang didapat berjumlah banyak dan dalam
waktu yang singkat.
2. Sifat identik dengan induk.
3. Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki.
4. Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu
menunggu tanaman dewasa.
Karena dunia sudah mengalami perkembangan yang makin lama
makin maju, maka dunia pengembangan pertanian juga mengalami kemajuan yang
salah satunya adalah dengan teknologi bioteknologi kultur jaringan.
Dengan ini maka untuk mengembangkan suatu tanaman yang
langka akan semakin mudah dan tak perlu repot lagi dengan teknik-teknik
budidaya tanaman lainnya.
Perbanyakan tanaman secara besar-besaran telah dibuktikan
keberhasilannya pada perkebunan kelapa sawit dan tebu.
Dengan cara kultur jaringan dapat klon suatu komoditas
tanaman dalam relatif cepat.
Manfaat yang dapat diperoleh dari kloning ini cukup banyak,
misalnya: di luar pulau Jawa akan didirikan suatu perkebunan yang membutuhkan
bibit tanaman dalam jumlah ribuan, maka sudah dapat dibayangkan betapa mahalnya
biayanya hanya untuk trasnportasi saja.
Hal ini dapat diatasi dengan usaha kloning melalui budaya
jaringan, karena hanya perlu membawa beberapa puluh botol planlet yang berisi
ribuan bibit.
Dengan cara ini dapat menghemat waktu dan biaya yang cukup
banyak dalam persiapan pemberangkatan ataupun transportasinya.
Pada ekspor anggrek, misalnya, orang luar negeri menghendaki
bunga anggrek yang seragam baik bentuk maupun warnanya.
Dalam hal ini dapat dipenuhi juga dengan usaha kloning.
Bibit-bibit tanaman dari usaha mericlono (tanaman hasil
budidaya meristem) akan berharga lebih mahal, karena induknya dipilih dari
tanaman yang mempunyai sifat paling bagus (unggul).
Kultur jaringan tanaman telah dikenal banyak orang sebagai
usaha mendapatkan varietas baru (unggul) dari suatu jenis tanaman dalam waktu
yang relatif lebih singkat daripada dengan cara pemuliaan tanaman yang harus
dilakukan penanaman secara berulang-ulang sampai beberapa generasi.
Untuk mendapatkan varietas baru melalui kultur jaringan
dapat dilakukan dengan cara isolasi protoplas dari 2 macam varietas yang
difusikan.
Atau dengan cara isolasi khloroplas suatu jenis tanaman yang
dimasukkan kedalam protoplas jenis tanaman yang lain, sehingga terjadi
penggabungan sifat-sifat yang baik dari kedua jenis tanaman tersebut hingga
terjadi hibrid somatik.
Cara yang lain adalah dengan menyuntikkan protoplas dari
suatu tanaman ketanaman lain.
Contohnya transfer khloroplas dari tanaman tembakau berwarna
hijau ke dalam protoplas tanaman tembakau yang albino, hasilnya sangat
memuaskan karena tanaman tembakau menjadi hijau pula.
Contoh lain adalah keberhasilan mentrasnfer khloroplas dari
tanaman jagung ke dalam protoplas tanaman tebu hasilnya memuaskan.
Tolong Asrori dan Anny jangan di "Kultur
Jaringan"kan..
No comments:
Post a Comment