Saturday, 9 July 2016

KULTUR JARINGAN & MANFAATNYA



Kultur Jaringan adalah teknik memperbanyak tanaman dengan memperbanyak jaringan mikro tanaman yang ditumbuhkan secara invitro menjadi tanaman yang sempurna dalam jumlah yang tidak terbatas.
Yang menjadi dasar kultur jaringan ini adalah teori totipotensi sel yang berbunyi :
“Setiap sel organ tanaman akan mampu tumbuh menjadi tanaman yang sempurna jika ditempatkan di lingkungan yang sesuai"
Tujuan dari teknik ini adalah untuk memperbanyak tanaman dengan waktu yang lebih singkat.

Begitu banyak tanaman yang dapat dibudidayakan dengan kultur jaringan ini seperti Acasia sp, Eucalyptus sp, jati, jelutung, gaharu, sengon, sonokeling, berbagai jenis pisang, berbagai jenis anggrek, dsb.

Penanaman Jati dengan Metode Kultur Jaringan
Jati (Tectona grandis) merupakan famili dari Verbenacea. Merupakan penghasil kayu yang berkualitas, terkenal dengan keawetan dan kekuatannya, dan keindahan teksturnya membuatnya menjadi bahan furniture.
Peluang pasar jati amat tinggi, akibatnya permintaan akan bahan kayu jati pun amat tinggi.
Akan tetapi sayangnya permintaan tersebut belum dapat diimbangi dengan permintaan bahan kayu jati.
Penghasilan baru bahan jati Indonesia adalah 2,5 juta m3/tahun.
Harga jati sendiri cukup tinggi dan harganya di dalam negeri sekitar 8-9 juta /m3 sedangkan di luar negeri sekitar 15 juta/m3, akan tetapi walaupun tanaman jati merupakan tanaman yang potensial masih tetap ada kendala dalam hal produksi jati, diantaranya adalah:
- Jati memerlukan investasi jangka panjang.
- Masyarakat dan perusahaan swasta kurang meminati bidang produksi jati.
- Sulit didapatnya bibit yang berkualitas dalam skala banyak dan seragam.

Seperti yang kita singgung sedikit tentang teori totipotensi yang menyebutkan bahwa secara teoritis tiap sel organ tanaman akan bisa tumbuh menjadi tanaman yang sempurna jika ditempatkan dalam lingkungan yang sesuai.
Maka digunakanlah metode kultur jaringan ini untuk membudidayakan pohon jati.

Media untuk kultur jaringan ini mengandung :
- Unsur hara makro dan mikro
- Vitamin
- Gula
- Agar (untuk memadatkan larutan)
- Zat pengatur tumbuh:
Auksin (pertumbuhan tinggi dan akar)
Sitokinin (penggandaan tunas)

Proses pembuatan media kultur itu sendiri adalah sebagai berikut:
Bahan kimia ditimbang,
Dilarutkan dalam air destilasi (air bebas mineral),
pH larutan diukur,
Campurkan agar kemudian dimasak hingga mendidih,
Lalu tuangkan media kedalam botol ukur,
Setelah itu berikan label media dan disterilkan dengan autoclare.

Proses selanjutnya adalah sterilisasi eksplan jati, yang caranya adalah sebagai berikut:
- Siapkan pucuk tunas muda jati.
- Lalu rendam didalam larutan fungisida dan bakterisida.
- Lalu rendam dalam larutan disinfektan (Clorox/baydin)
- Dicuci dengan air steril hingga bersih dari desifektan.
- Lalu tanam didalam media inisiasi tunas invitro.

Tunas-tunas yang ditanam dalam media invitro, disimpan di ruang steril.
Botol steril disimpan pada rak kultur yang diberi cahaya lampu TL dengan intensitas cahaya 1000-4000 lux.
Lampu TL diatur 16 jam menyala dan 8 jam padam agar sesuai seperti keadaan siang dan malam di bumi.
Ruangan tempat penyimpanan dijaga suhunya di temperatur 250-280 C dengan menggunakan AC.
Dan secara berkala ruang kultur disteril dengan menggunakan formalin.
Inisiasi Invitro pertama adalah saat tunas berusia 3 minggu dan pemanjangan tunas 3-4 minggu.

Setelah itu akan ada proses aklimatisasi yaitu pembiasaan tanaman eksplan dari media botol ke media tanah.
Proses aklimatisasi dilanjutkan dengan pembesaran bibit di polybag.

Kelebihan bibit hasil kutur jaringan antara lain :

- Kontinuitas ketersediaan bibit dalam jumlah besar akan terjaga sepanjang waktu.
- Bibit yang sama memiliki sifat yang sama dengan induknya.
- Bibit yang dihasilkan bebas dari penyakit dan virus.
- Lebih cepat tumbuh.


KEUNTUNGAN PEMANFAATAN KULTUR JARINGAN

- Pengadaan bibit tidak tergantung musim
- Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif lebih cepat (dari satu mata tunas
   yang sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit)
- Bibit yang dihasilkan seragam
- Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ tertentu)
- Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murahdan mudah
- Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan lingkungan lainnya.

KULTUR JARINGAN adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untukmembuat bagian tanaman (akar, tunas, jaringan tumbuh tanaman) tumbuh menjadi tanaman utuh (sempurna) dikondisi invitro (didalam gelas).

Keuntungan dari kultur jaringan lebih hemat tempat, hemat waktu, dan tanaman yang diperbanyak dengan kultur jaringan mempunyai sifat sama atau seragam dengan induknya.
Contoh tanaman yang sudah lazim diperbanyak secara kultur jaringan adalah tanaman anggrek.


MANFAAT DAN KEUNTUNGAN KULTUR JARINGAN

1. Bibit (hasil) yang didapat berjumlah banyak dan dalam waktu yang singkat.
2. Sifat identik dengan induk.
3. Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki.
4. Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu menunggu tanaman dewasa.

Karena dunia sudah mengalami perkembangan yang makin lama makin maju, maka dunia pengembangan pertanian juga mengalami kemajuan yang salah satunya adalah dengan teknologi bioteknologi kultur jaringan.

Dengan ini maka untuk mengembangkan suatu tanaman yang langka akan semakin mudah dan tak perlu repot lagi dengan teknik-teknik budidaya tanaman lainnya.

Perbanyakan tanaman secara besar-besaran telah dibuktikan keberhasilannya pada perkebunan kelapa sawit dan tebu.
Dengan cara kultur jaringan dapat klon suatu komoditas tanaman dalam relatif cepat.
Manfaat yang dapat diperoleh dari kloning ini cukup banyak, misalnya: di luar pulau Jawa akan didirikan suatu perkebunan yang membutuhkan bibit tanaman dalam jumlah ribuan, maka sudah dapat dibayangkan betapa mahalnya biayanya hanya untuk trasnportasi saja.
Hal ini dapat diatasi dengan usaha kloning melalui budaya jaringan, karena hanya perlu membawa beberapa puluh botol planlet yang berisi ribuan bibit.

Dengan cara ini dapat menghemat waktu dan biaya yang cukup banyak dalam persiapan pemberangkatan ataupun transportasinya.
Pada ekspor anggrek, misalnya, orang luar negeri menghendaki bunga anggrek yang seragam baik bentuk maupun warnanya.
Dalam hal ini dapat dipenuhi juga dengan usaha kloning.

Bibit-bibit tanaman dari usaha mericlono (tanaman hasil budidaya meristem) akan berharga lebih mahal, karena induknya dipilih dari tanaman yang mempunyai sifat paling bagus (unggul).

Kultur jaringan tanaman telah dikenal banyak orang sebagai usaha mendapatkan varietas baru (unggul) dari suatu jenis tanaman dalam waktu yang relatif lebih singkat daripada dengan cara pemuliaan tanaman yang harus dilakukan penanaman secara berulang-ulang sampai beberapa generasi.
Untuk mendapatkan varietas baru melalui kultur jaringan dapat dilakukan dengan cara isolasi protoplas dari 2 macam varietas yang difusikan.
Atau dengan cara isolasi khloroplas suatu jenis tanaman yang dimasukkan kedalam protoplas jenis tanaman yang lain, sehingga terjadi penggabungan sifat-sifat yang baik dari kedua jenis tanaman tersebut hingga terjadi hibrid somatik.
Cara yang lain adalah dengan menyuntikkan protoplas dari suatu tanaman ketanaman lain.
Contohnya transfer khloroplas dari tanaman tembakau berwarna hijau ke dalam protoplas tanaman tembakau yang albino, hasilnya sangat memuaskan karena tanaman tembakau menjadi hijau pula.
Contoh lain adalah keberhasilan mentrasnfer khloroplas dari tanaman jagung ke dalam protoplas tanaman tebu hasilnya memuaskan.

Tolong Asrori dan Anny jangan di "Kultur Jaringan"kan..

No comments:

Post a Comment