Secara umum, budidaya Patin dibagi kedalam dua tahap, yaitu
PEMBENIHAN dan PEMBESARAN
Pembenihan adalah kegiatan untuk menyediakan benih-benih
ikan yang siap dipelihara di kolam pembesaran.
Pembesaran adalah kegiatan memelihara benih, hasil
pembenihan hingga menjadi konsumsi.
Pembesaran ikan patin bukan hanya dapat dilakukan di kolam
darat, tetapi juga di kolam jaring apung
Pembesaran ikan patin di kolam pembesaran adalah tempat
untuk memelihara benih dari kolam pendederan hingga menjadi ikan konsumsi.
Kolam tersebut berukuran 200–500 m2.
Kolam pembesaran tersebut memiliki lima bagian penting,
yaitu: Pematang, Pintu Pemasukan, Pintu Pengeluaran, Kemalir dan Kobakan.
A. Pematang
Pematang dibuat sekeliling kolam dengan ketinggian antara
80–100 cm.
Bagian tersebut dibuat miring ke dalam dan keluar kolam,
dengan lebar bagian atas minimal 40 cm dan lebar bagian bawah minimal 80 cm.
Pematang tersebut harus kuat agar bisa menahan volume air
yang besar.
Pematang juga tidak boleh bocor agar air kolam bisa dipertahankan.
B. Pintu Pemasukan
Pintu Pemasukan dibuat dekat saluran pemasukan dengan pipa
paralon berdiameter 4 inchi.
Bagian itu tidak boleh menyentuh permukaan air untuk menjaga
agar ikan tidak keluar.
Jarak antara pintu pemasukan dengan permukaan air minimal 20
cm.
Selain untuk menjaga agar ikan tidak keluar, tingginya
bagian ini bertujuan agar selalu terjadi difusi oksigen dalam kolam.
C. Pintu Pengeluaran
Pintu Pengeluaran air dibuat dekat saluran pembuangan.
Letaknya pada lebar kolam, lurus dengan lubang pemasukan.
Tujuannya agar bisa tersebar merata pada seluruh bagian
kolam.
Lubang pengeluaran sebaiknya dibuat dari beton, dengan
sistem monik, salah satu bentuk pintu pengeluaran yang paling praktis.
D. Kemalir
Kemalir dibuat di dasar kolam dengan lebar antara 40–50 cm
dan tinggi 10–20 cm.
Arahnya memanjang dari pintu pemasukan ke arah pintu
pengeluaran.
Fungsi utama kemalir adalah sebagai tempat berkumpulnya ikan
saat panen, sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan.
Fungsi lain dari kemalir adalah sebagai tempat berlindung
ikan pada siang hari.
E. Kobakan
Bagian penting dari kolam pembesaran patin adalah kobakan.
Bagian tersebut dibuat di dasar kolam, tepat di depan pintu pengeluaran, dengan
panjang 1,5–2 m, lebar 1–1,5 m dan tinggi 20–30 cm.
Fungsi utama kobakan adalah sebagai tempat berkumpulnya ikan
saat panen, sehinga memudahkan dalam penangkapan.
Teknik Budidaya
Budidaya Patin adalah kegiatan untuk menghasilkan ikan patin
ukuran konsumsi.
Kegiatan itu dibagi dalam beberapa tahap, yaitu persiapan
kolam, penebaran, pemberian pakan, pengelolaan rutin dan pemanenan.
A. Persiapan Kolam
Kolam pembesaran patin harus baik.
Dalam kolam tercipta kualitas air yang baik sehingga ikan
bisa hidup baik, napsu makannya tinggi dan tumbuh dengan cepat.
Karena itu kolam harus disiapkan sebelumnya.
Persiapan kolam terdiri dari pengeringan, perbaikan
pematang, pengolahan tanah dasar, perbaikan kemalir, pengapuran dan pengairan.
1. Pengeringan
Pengeringan dilakukan dengan cara membuang seluruh air
kolam.
Kolam dibiarkan terjemur sinar matahari.
Pengeringan dianggap cukup bila tanah dasar sudah
retak-retak.
Biasanya selama 4–7 hari.
Pengeringan bertujuan untuk memberantas hama dan penyakit,
memperbaiki struktur tanah dasar dan membuang gas-gas beracun.
Selain itu juga untuk mempermudah perbaikan pematang,
pengolahan tanah dasar dan pembuatan kemalir.
2. Perbaikan Pematang
Perbaikan Pematang dilakukan dengan cara menutup seluruh
permukaan pematang dengan tanah dasar, agar semua bocoran dalam pematang
tertutup.
Bila ada bocoran yang lebih besar, sebaiknya pematang
dibongkar, lalu ditutup kembali dengan tanah.
Bila bocorannya banyak, sebaiknya pematang dilapisi plastik.
Perbaikan pematang bertujuan agar kolam terbebas dari
bocoran, sehingga bila diisi air, ketinggian air dan kesuburannya dapat
dipertahankan.
Kondisi ini sangat baik untuk benih, karena pakan alami
selalu tersedia dan benih tidak mudah keluar akibat arus air.
3. Pengolahan Tanah Dasar
Pengolahan tanah dasar dilakukan dengan mencangkul seluruh
bagian dasar kolam, tapi tidak terlalu dalam.
Tujuannya agar tanah dasar kedap air, strukturnya baik dan
higenis.
Tanah dasar yang kedap dapat menahan air dan tidak porous.
Struktur tanah yang baik dapat memperlancar proses
penguraian bahan organic (pupuk), sehingga pakan alami tumbuh dengan baik.
Higienis artinya tanah dasar terbebas dari gas-gas beracun,
seperti amoniak, belerang dan lain-lain.
4. Pembuatan Kemalir
Pembuatan kemalir dilakukan dengan cara menarik dua buah
tali plastik dari pintu pemasukan ke pintu pengeluaran.
Jarak antara tali atau lebar kemalir antara 40–50 cm.
Tanahnya digali sedalam 5–10 cm.
Pembuatan kemalir bertujuan untuk mempermudah penangkapan
benih saat panen.
Setelah kemalir dibuat, tanah dasar diratakan.
5. Pembuatan Kobakan
Pembuatan kobakan dilakukan dengan cara menggali lumpur pada
bagian tersebut dan membuang ke pelataran kolam.
Agar lumpur tidak kembali lagi maka pada bagian itu harus
tanak yang keras.
Dengan demikian tidak akan terjadi longsor lagi dan bagian
itu bertahan hingga panen tiba.
6. Pengapuran
Pengapuran dilakukan dengan cara menyiramkan air kapur ke
seluruh bagian tanah dasar dan pematang.
Sebelumnya kapur direndam terlebih dahulu dengan air.
Untuk kapur yang sudah kering, pengapuran dapat dilakukan
dengan cara menaburkan ke seluruh bagian tanah dasar dan pematang.
Pengapuran bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tanah,
terutama pH dan alkalinitasnya.
Pengapuran bisa digantikan dengan aplikasi Asam Humat
7. Pengisian Air
Pengisian air dilakukan dua hari setelah pengapuran. Caranya
dengan menutup lubang pembuangan dan membuka lubang pemasukan.
Air dibiarkan mengalir hingga mencapai ketinggian 60–80 cm.
Agar tercipta kualitas air yang baik, maka selama masa pemeliharaan, air
dibiarkan mengalir.
B. Penebaran Benih
Penebaran dilakukan pada pagi hari, saat suhu air masih
rendah.
Tujuannya agar benih yang ditebar tidak stres akibat suhu
tinggi.
Caranya:
Dengan meletakan alat angkut di atas permukaan air, lalu
memasukan air kolam sedikit demi sedikit hingga suhu air dalam wadah angkut
sama dengan suhu air kolam.
Setelah itu barulah benih ditebarkan sedikit demi sedikit.
Penebaran benih harus dilakukan di beberapa bagian kolam
agar benih tersebut cepat tersebar di beberapa bagian kolam.
C. Pemberian Pakan Tambahan
Pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari, yaitu pagi,
siang dan sore.
Jenis pakan yang diberikan berupa pelet dengan kandungan
protein diatas 25 persen.
Pengaturan jumlah pakan disesuaikan dengan ukuran ikan,
bobot dan umurnya.
Untuk menentukan jumlah tersebut dilakukan sampling seminggu
sekali.
Dosis pakan yang diberikan adalah 3 persen setiap hari dari
bobot total.
Pemberian pakan hendaknya disesuaikan dengan cuaca.
Pada cuaca cerah napsu makan tinggi.
Pada saat itu bisa digunakan dosis dia Namun
pada cuaca redup
sebaiknya pakan dikurangi.
Untuk menjaga agar pakan tidak terbuang dapat dilakukan
pemberian pakan secara adlibitum, yaitu diberikan saat ikan lapar.
D. Pemanenan
Panen dilakukan setelah ikan mencapai ukuran yang
diinginkan, atau mencapai ukuran konsumsi.
Caranya:
Dengan membuka lubang pengeluaran dan menutup lubang
pemasukan.
Sambil menunggu air air dilakukan penangkapan.
Bila sudah surut, ikan ditangkap sedikit demi sedikit,
kemudian dimasukan dalam ember dan ditampung dalam bak atau hapa.
Ikan-ikan ditangkap hingga habis.
Demikian Pembenihan dan Pembesaran ikan Patin
Aplikasi K-Bioboost mengikuti arahan materi Kolam
Empang/Tambak
Sekian dan Sukses..
No comments:
Post a Comment