Friday, 8 July 2016

PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN IKAN PATIN



Secara umum, budidaya Patin dibagi kedalam dua tahap, yaitu PEMBENIHAN dan PEMBESARAN

Pembenihan adalah kegiatan untuk menyediakan benih-benih ikan yang siap dipelihara di kolam pembesaran.

Pembesaran adalah kegiatan memelihara benih, hasil pembenihan hingga menjadi konsumsi.

Pembesaran ikan patin bukan hanya dapat dilakukan di kolam darat, tetapi juga di kolam jaring apung
Pembesaran ikan patin di kolam pembesaran adalah tempat untuk memelihara benih dari kolam pendederan hingga menjadi ikan konsumsi.

Kolam tersebut berukuran 200–500 m2.
Kolam pembesaran tersebut memiliki lima bagian penting, yaitu: Pematang, Pintu Pemasukan, Pintu Pengeluaran, Kemalir dan Kobakan.

A. Pematang
Pematang dibuat sekeliling kolam dengan ketinggian antara 80–100 cm.
Bagian tersebut dibuat miring ke dalam dan keluar kolam, dengan lebar bagian atas minimal 40 cm dan lebar bagian bawah minimal 80 cm.
Pematang tersebut harus kuat agar bisa menahan volume air yang besar.
Pematang juga tidak boleh bocor agar air kolam bisa dipertahankan.

B. Pintu Pemasukan
Pintu Pemasukan dibuat dekat saluran pemasukan dengan pipa paralon berdiameter 4 inchi.
Bagian itu tidak boleh menyentuh permukaan air untuk menjaga agar ikan tidak keluar.
Jarak antara pintu pemasukan dengan permukaan air minimal 20 cm.
Selain untuk menjaga agar ikan tidak keluar, tingginya bagian ini bertujuan agar selalu terjadi difusi oksigen dalam kolam.

C. Pintu Pengeluaran
Pintu Pengeluaran air dibuat dekat saluran pembuangan.
Letaknya pada lebar kolam, lurus dengan lubang pemasukan.
Tujuannya agar bisa tersebar merata pada seluruh bagian kolam.
Lubang pengeluaran sebaiknya dibuat dari beton, dengan sistem monik, salah satu bentuk pintu pengeluaran yang paling praktis.

D. Kemalir
Kemalir dibuat di dasar kolam dengan lebar antara 40–50 cm dan tinggi 10–20 cm.
Arahnya memanjang dari pintu pemasukan ke arah pintu pengeluaran.
Fungsi utama kemalir adalah sebagai tempat berkumpulnya ikan saat panen, sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan.
Fungsi lain dari kemalir adalah sebagai tempat berlindung ikan pada siang hari.

E. Kobakan
Bagian penting dari kolam pembesaran patin adalah kobakan. Bagian tersebut dibuat di dasar kolam, tepat di depan pintu pengeluaran, dengan panjang 1,5–2 m, lebar 1–1,5 m dan tinggi 20–30 cm.
Fungsi utama kobakan adalah sebagai tempat berkumpulnya ikan saat panen, sehinga memudahkan dalam penangkapan.


Teknik Budidaya

Budidaya Patin adalah kegiatan untuk menghasilkan ikan patin ukuran konsumsi.
Kegiatan itu dibagi dalam beberapa tahap, yaitu persiapan kolam, penebaran, pemberian pakan, pengelolaan rutin dan pemanenan.

A. Persiapan Kolam
Kolam pembesaran patin harus baik.
Dalam kolam tercipta kualitas air yang baik sehingga ikan bisa hidup baik, napsu makannya tinggi dan tumbuh dengan cepat.
Karena itu kolam harus disiapkan sebelumnya.
Persiapan kolam terdiri dari pengeringan, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar, perbaikan kemalir, pengapuran dan pengairan.

1. Pengeringan
Pengeringan dilakukan dengan cara membuang seluruh air kolam.
Kolam dibiarkan terjemur sinar matahari.
Pengeringan dianggap cukup bila tanah dasar sudah retak-retak.
Biasanya selama 4–7 hari.
Pengeringan bertujuan untuk memberantas hama dan penyakit, memperbaiki struktur tanah dasar dan membuang gas-gas beracun.
Selain itu juga untuk mempermudah perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar dan pembuatan kemalir.

2. Perbaikan Pematang
Perbaikan Pematang dilakukan dengan cara menutup seluruh permukaan pematang dengan tanah dasar, agar semua bocoran dalam pematang tertutup.
Bila ada bocoran yang lebih besar, sebaiknya pematang dibongkar, lalu ditutup kembali dengan tanah.
Bila bocorannya banyak, sebaiknya pematang dilapisi plastik.
Perbaikan pematang bertujuan agar kolam terbebas dari bocoran, sehingga bila diisi air, ketinggian air dan kesuburannya dapat dipertahankan.
Kondisi ini sangat baik untuk benih, karena pakan alami selalu tersedia dan benih tidak mudah keluar akibat arus air.

3. Pengolahan Tanah Dasar
Pengolahan tanah dasar dilakukan dengan mencangkul seluruh bagian dasar kolam, tapi tidak terlalu dalam.
Tujuannya agar tanah dasar kedap air, strukturnya baik dan higenis.
Tanah dasar yang kedap dapat menahan air dan tidak porous.
Struktur tanah yang baik dapat memperlancar proses penguraian bahan organic (pupuk), sehingga pakan alami tumbuh dengan baik.
Higienis artinya tanah dasar terbebas dari gas-gas beracun, seperti amoniak, belerang dan lain-lain.

4. Pembuatan Kemalir
Pembuatan kemalir dilakukan dengan cara menarik dua buah tali plastik dari pintu pemasukan ke pintu pengeluaran.
Jarak antara tali atau lebar kemalir antara 40–50 cm.
Tanahnya digali sedalam 5–10 cm.
Pembuatan kemalir bertujuan untuk mempermudah penangkapan benih saat panen.
Setelah kemalir dibuat, tanah dasar diratakan.

5. Pembuatan Kobakan
Pembuatan kobakan dilakukan dengan cara menggali lumpur pada bagian tersebut dan membuang ke pelataran kolam.
Agar lumpur tidak kembali lagi maka pada bagian itu harus tanak yang keras.
Dengan demikian tidak akan terjadi longsor lagi dan bagian itu bertahan hingga panen tiba.

6. Pengapuran
Pengapuran dilakukan dengan cara menyiramkan air kapur ke seluruh bagian tanah dasar dan pematang.
Sebelumnya kapur direndam terlebih dahulu dengan air.
Untuk kapur yang sudah kering, pengapuran dapat dilakukan dengan cara menaburkan ke seluruh bagian tanah dasar dan pematang.
Pengapuran bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tanah, terutama pH dan alkalinitasnya.
Pengapuran bisa digantikan dengan aplikasi Asam Humat

7. Pengisian Air
Pengisian air dilakukan dua hari setelah pengapuran. Caranya dengan menutup lubang pembuangan dan membuka lubang pemasukan.
Air dibiarkan mengalir hingga mencapai ketinggian 60–80 cm. Agar tercipta kualitas air yang baik, maka selama masa pemeliharaan, air dibiarkan mengalir.

B. Penebaran Benih
Penebaran dilakukan pada pagi hari, saat suhu air masih rendah.
Tujuannya agar benih yang ditebar tidak stres akibat suhu tinggi.
Caranya:
Dengan meletakan alat angkut di atas permukaan air, lalu memasukan air kolam sedikit demi sedikit hingga suhu air dalam wadah angkut sama dengan suhu air kolam.
Setelah itu barulah benih ditebarkan sedikit demi sedikit.
Penebaran benih harus dilakukan di beberapa bagian kolam agar benih tersebut cepat tersebar di beberapa bagian kolam.

C. Pemberian Pakan Tambahan
Pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari, yaitu pagi, siang dan sore.
Jenis pakan yang diberikan berupa pelet dengan kandungan protein diatas 25 persen.
Pengaturan jumlah pakan disesuaikan dengan ukuran ikan, bobot dan umurnya.
Untuk menentukan jumlah tersebut dilakukan sampling seminggu sekali.
Dosis pakan yang diberikan adalah 3 persen setiap hari dari bobot total.
Pemberian pakan hendaknya disesuaikan dengan cuaca.
Pada cuaca cerah napsu makan tinggi.
Pada saat itu bisa digunakan dosis dia Namun
 pada cuaca redup sebaiknya pakan dikurangi.
Untuk menjaga agar pakan tidak terbuang dapat dilakukan pemberian pakan secara adlibitum, yaitu diberikan saat ikan lapar.

D. Pemanenan
Panen dilakukan setelah ikan mencapai ukuran yang diinginkan, atau mencapai ukuran konsumsi.
Caranya:
Dengan membuka lubang pengeluaran dan menutup lubang pemasukan.
Sambil menunggu air air dilakukan penangkapan.
Bila sudah surut, ikan ditangkap sedikit demi sedikit, kemudian dimasukan dalam ember dan ditampung dalam bak atau hapa.
Ikan-ikan ditangkap hingga habis.

Demikian Pembenihan dan Pembesaran ikan Patin
Aplikasi K-Bioboost mengikuti arahan materi Kolam Empang/Tambak

Sekian dan Sukses..

No comments:

Post a Comment