Bulai
Gejala :
Penyakit ini terjadi pada permukaan daun jagung berwarna
putih sampai kekuningan diikuti dengan garis-garis klorotik dan ciri
lainnya adalah pada pagi hari di sisi bawah daun jagung terdapat
lapisan beledu putih yang terdiri dari konidiofor dan konidium jamur.
Penyakit bulai pada tanaman jagung menyebabkan gejala
sistemik yang meluas keseluruh bagian tanaman dan menimbulkan gejala lokal
(setempat).
Gejala sistemik terjadi bila infeksi cendawan mencapai
titik tumbuh sehingga semua daun yang dibentuk terinfeksi.
Tanaman yang terinfeksi penyakit bulai pada umur masih
muda biasanya tidak membentuk buah, tetapi bila infeksinya pada tanaman
yang lebih tua masih terbentuk buah dan umumnya pertumbuhannya kerdil.
Penyebab ;
Penyakit bulai di Indonesia disebabkan oleh cendawan
Peronosclerospora maydis dan Peronosclerospora philippinensis yang luas
sebarannya, sedangkan Peronosclerospora sorghii hanya ditemukan di dataran
tinggi Brastagi Sumatera Utara dan Batu Malang Jawa Timur.
Penyakit ini menyerang tanaman jagung terutama pada masa
vegetatif dengan serangan tertinggi pada tanaman saat berumur 20-40 HST.
Pengendalian :
Seed treatment pada benih direndam dengan Bioboost sebelum
di tanam, penyemprotan rutin seminggu sekali dengan fungisida sejak tanaman
tumbuh hingga berumur 50 hst, kurangi pupuk yang mengandung
NITROGEN tinggi,gunakan pupuk kompos sebelum tanam.
Bercak Daun
Gejala :
Penyakit bercak daun pada tanaman jagung dikenal dua tipe
menurut ras patogennya yaitu Ras O, bercak berwarna coklat kemerahan Ras T
bercak berukuran lebih besar , berbentuk kumparan dengan bercak berwarna
hijau kuning atau klorotik kemudian menjadi coklat kemerahan.
Kedua ras ini, Ras T lebih virulen dibanding Ras O dan pada
bibit jagung yang terserang menjadi layu atau mati dalam waktu 3-4 minggu
setelah tanam.
Tongkol yang terinfeksi dini, biji akan rusak dan
busuk, bahkan tongkol dapat gugur.
Bercak pada Ras T terdapat pada seluruh bagian tanaman
(daun, pelepah, batang, tangkai kelobot, biji dan tongkol).
Permukaan biji yang terinfeksi ditutupi
miselium berwarna abu-abu sampai hitam sehingga dapat menurunkan hasil
yang cukup besar.
Cendawan ini dalam bentuk miselium dan spora dapat bertahan
hidup dalam sisa tanaman di lapang atau pada biji di penyimpanan.
Konidia yang terbawa angin atau percikan air hujan
dapat menimbulkan infeksi pertama pada tanaman jagung.
Penyebab :
Bipolaris maydis Syn.
Pada B. maydis ada dua ras yaitu Ras O dan Ras T
Pengendalian :
Menanam varietas tahan penyakit
Eradikasi tanaman yang terinfeksi bercak daun
Penggunaan fungisida dan atau Bioboost secara rutin
Hawar Daun
Gejala :
Pada awal infeksi gejala berupa bercak kecil,
berbentuk oval kemudian bercak semakin memanjang
berbentuk ellips dan berkembang menjadi nekrotik dan
disebut hawar, warnanya hijau keabu-abuan atau coklat.
Panjang hawar 2,5-15 Cm, bercak muncul awal pada daun
yang terbawah kemudian berkembang menuju daun atas.
Infeksi berat dapat mengakibatkan tanaman cepat mati
atau mengering dan cendawan ini tidak menginfeksi tongkol atau klobot.
Cendawan ini dapat bertahan hidup dalam bentuk miselium
dorman pada daun atau pada sisa sisa tanaman di lapang.
Penyebab :
Helminthosporium turcicum
Pengendalian :
- Menanam varietas tahan
- Eradikasi tanaman yang terinfeksi bercak daun
- Penggunaan fungisida dan atau Bioboost secara rutin
Karat
Gejala :
Bercak-bercak kecil (uredinia) berbentuk bulat sampai oval
terdapat pada permukaan daun jagung di bagian atas dan bawah,
uredinia menghasilkan uredospora yang berbentuk bulat atau oval dan
berperan penting sebagai sumber inokulum dalam menginfeksi tanaman
jagung yang lain dan sebarannya melalui angin.
Penyakit karat dapat terjadi di dataran rendah sampai
tinggi dan infeksinya berkembang baik pada musim penghujan atau musim
kemarau.
Penyebab :
Puccinia polysora
Pengendalian :
- Menanam varietas tahan
- Eradikasi tanaman yang terinfeksi karat daun dan
gulma
- Penggunaan fungisida dan atau Bionoost secara
teratur
Busuk pelepah
Gejala :
Gejala penyakit busuk pelepah pada tanaman jagung umumnya
terjadi pada pelepah daun, bercak berwarna agak kemerahan kemudian berubah
menjadi abu-abu, bercak meluas dan seringkali diikuti pembentukan
sklerotium dengan bentuk yang tidak beraturan mula-mula berwarna
putih kemudian berubah menjadi cokelat.
Gejala hawar dimulai dari bagian tanaman yang paling dekat
dengan permukaan tanah dan menjalar kebagian atas, pada varietas yang
rentan serangan jamur dapat mencapai pucuk atau tongkol.
Cendawan ini bertahan hidup sebagai miselium dan
sklerotium pada biji, di tanah dan pada sisa-sisa tanaman di lapang.
Keadaan tanah yang basah, lembab dan drainase yang
kurang baik akan merangsang pertumbuhan miselium dan sklerotia, sehingga
merupakan sumber inokulum utama.
Penyebab :
Rhizoctonia solani
Pengendalian :
- Menggunakan varietas/galur yang tahan sampai
agak tahan terhadap penyakit hawar pelepah.
- Diusahakan agar pertanaman tidak terlalu rapat sehingga
kelembaban tidak terlalu tinggi.
- Lahan mempunyai drainase yang baik.
- Mengadakan pergiliran tanaman, tidak menanam jagung terus
menerus di lahan yang sama
- Penggunaan fungisida dan atau Bioboost secara rutin
Busuk Batang
Gejala :
Tanaman jagung tampak layu atau kering seluruh daunnya.
Umumnya gejala tersebut terjadi pada stadia generatif, yaitu setelah fase
pembungaan.
Pangkal batang yang terinfeksi berubah warna dari hijau
menjadi kecoklatan, bagian dalam busuk, sehingga mudah rebah, pada bagian
kulit luarnya tipis.
Pada pangkal batang terinfeksi tersebut ada yang
memperlihatkan warna merah jambu, merah kecoklatan atau coklat.
Penyebab:
Penyakit busuk batang jagung dapat disebabkan oleh delapan spesies/cendawan seperti :
Colletotrichum graminearum
Diplodia maydis
Gibberella zeae
Fusarium moniliforme
Macrophomina phaseolina
Pythium apanidermatum
Cephalosporium maydis
Cephalosporium acremonium.
Penularan Cendawan phatogen penyebab penyakit busuk
batang memproduksi konidia pada permukaan tanaman inangnya.
Konidia dapat disebarkan oleh angin, air hujan ataupun
serangga.
Pada waktu tidak ada tanaman, cendawan dapat bertahan pada
sisa-sisa tanaman yang terinfeksi dalam fase hifa atau piknidia dan
peritesia yang berisi spora.
Pada kondisi lingkungan yang sesuai untuk perkembangannya,
spora akan keluar dari piknidia atau peritesia.
Spora pada permukaan tanaman jagung akan tumbuh dan
menginfeksi melalui akar ataupun pangkal batang.
Infeksi awal dapat melalui luka atau membentuk sejenis
apresoria yang mampu penetrasi ke jaringan tanaman.
Spora/konidia yang terbawa angin dapat menginfeksi ke
tongkol, dan biji yang terinfeksi bila ditanam dapat menyebabkan penyakit
busuk batang.
Pengendalian :
- Pengendalian penyakit busuk batang jagung dapat
dilakukan dengan menanam varietas tahan
- Pergiliran tanaman
- Pemupukan berimbang,
- Menghindari pemberian N tinggi dan K rendah dan
drainase yang baik.
- Pengendalian penyakit busuk batang
(Fusarium) secara hayati dapat dilakukan dengan
cendawan antagonis yang juga terdapat dan ada di Bioboost.
Semoga Bermanfaat..
No comments:
Post a Comment