Mikrobiologi adalah sebuah cabang
dari ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme. Objek kajiannya biasanya
adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan mikroskop, khususnya
bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea. Virus sering juga
dimasukkan walaupun sebenarnya tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk
hidup.
Mikrobiologi dimulai sejak
ditemukannya mikroskop dan menjadi bidang yang sangat penting dalam biologi
setelah Louis Pasteur dapat menjelaskan proses fermentasi anggur (wine) dan
membuat vaksin rabies. Perkembangan biologi yang pesat pada abad ke-19 terutama
dialami pada bidang ini dan memberikan landasan bagi terbukanya bidang penting
lain: Biokimia (kemarin sudah kita bahas).
Penerapan mikrobiologi pada masa
kini masuk berbagai bidang dan tidak dapat dipisahkan dari cabang lain karena
diperlukan juga dalam bidang farmasi, kedokteran, pertanian, peterakan, ilmu
gizi, teknik kimia, bahkan hingga astrobiologi dan arkeologi.
Soal dan Jawaban:
1. Apa arti penting pemanfaatan mikrobiologi pada Bidang Teknologi
Hasil Ternak ?
Jawab:
Jasa mikroorganisme sebenarnya
telah banyak dimanfaatkan manusia sejak lama. Berdasarkan gambar-gambar pada
dinding dalam goa dari zaman purba, telah ada indikasi yang kuat bahwa bangsa
Sumaria pada tahun 2500 sebelum Masehi, telah mempunyai kebiasaan menambahkan
inokulum pada susu untuk menstimulasi fermentasi, dan kebiasaan tersebut masih
dilakukan sampai sekarang.
Mikroorganisme telah menjadi
pusat perhatian yang kian bertambah karena mereka dapat membantu memecahkan
beberapa permasalahan manusia yang paling rumit, sebagian besar diantaranya
disebabkan oleh persaingan dalam pemanfaatan sumber daya yang terbatas
jumlahnya dan persaingan akan ruang.
Beberapa diantara permasalahan
ini seperti suplai energi atau pangan agar cukup, polutan lingkungan, dan
pencegahan penyakit serta pemeliharaan kesehatan, telah ditangani dengan
teknologi mikrobiologis.
Jasad-jasad renik tertentu
direkayasa secara genetik, yaitu dibuat sedemikian sehingga dapat dijadikan
sumber protein sel tunggal bagi pakan, yang kemudian diubah oleh hewan-hewan
ternak menjadi telur, susu, dan daging sehingga dapat menyerupai makanan
yang tidak asing lagi, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai pengganti
protein bagi konsumsi manusia. Dengan adanya mikrobiologi maka produk-produk
peternakan dalam bidang teknologi hasil ternak dapat dikembangkan.
Mikrobia bisa dimanfaatkan untuk
meningkatkan mutu atau kualitas hasil ternak tersebut sehingga nilai ekonomisnya
juga akan meningkat. Selain meningkatkan mutu, Mikrobia juga dapat
memperpanjang masa simpan produk peternakan.
Dalam
pembelajaran mikrobiologi, kita dapat memanfaatkan pengetahuan yang ada
untuk membuat berbagai jenis makanan sehat yang prosesnya menggunakan mikroba
atau langsung memanfaatkan mikroba yang ada.
Untuk mengembangkan produk-produk
dari peternakan kita dapat menerapkan ilmu mikrobiologi dengan cara melakukan
proses fermentasi dan pengawetan yang bertujuan untuk memperpanjang masa simpan
bahan pangan tersebut.
Sebagai contoh pembuatan yogurt dan keju.
Dua jenis makanan ini merupakan
makanan yang proses pembuatannya dibantu oleh mikroba.Takaran dan jenis mikroba
yang digunakan akan mempengaruhi rasa yogurt dan keju yang dihasilkan dari proses
fermentasi.
Salah satu penerapan ilmu mikrobiologi yaitu pengawetan.
Pengawetan pada suatu makanan
merupakan suatu upaya untuk menahan laju pertumbuhan mikroorganisme pada
makanan.
Kehilangan mutu dan kerusakan pangan disebabkan oleh faktor-faktor sebagai
berikut:
a. Pertumbuhan mikroba yang
menggunakan pangan sebagai substrat untuk memproduksi toksin didalam
pangan.
b. Katabolisme dan pelayuan
(senescence) yaitu proses pemecahan dan pematangan yang dikatalisis enzim
indigenus.
c. Reaksi kimia antar komponen
pangan dan/atau bahan-bahan lainnya dalam lingkungan penyimpanan.
d. Kerusakan fisik oleh
faktor lingkungan (kondisi proses maupun penyimpanan).
e. Kontaminasi serangga,
parasit dan tikus.
Agar dapat berjalan, setiap
reaksi kimiawi dan enzimatis membutuhkan kondisi lingkungan yang optimum
(misalnya suhu, pH, konsentrasi garam, ketersediaan air, kofaktor dan faktor
lainnya).
Sebagai contoh, mikroorganisme
memerlukan semua kondisi yang optimum untuk berlangsungnya reaksi kimiawi dan
enzimatis, dan juga membutuhkan karbon, sumber nitrogen, beragam mineral, dan
ada atau tidak ada oksigen (aerobik/anaerobik), beberapa vitamin dan
sebagainya.
Sehingga untuk mengontrol
kerusakan kita harus membuat kondisi yang dapat menghambat terjadinya reaksi
yang tidak dikehendaki.
Secara umum, penyebab utama
kerusakan produk susu, daging dan unggas adalah mikroorganisme sementara
penyebab utama kerusakan buah dan sayur pada tahap awal adalah proses pelayuan
(senescence) dan pengeringan (desiccation) yang kemudian diikuti oleh aktivitas
mikroorganisme.
Prinsip pengawetan pangan ada tiga, yaitu:
a. Mencegah atau
memperlambat kerusakan mikrobia.
b. Mencegah atau
memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan.
c. Mencegah kerusakan yang
disebabkan oleh faktor lingkungan termasuk serangan hama.
Mencegah atau memperlambat kerusakan mikrobial dapat dilakukan dengan
cara:
1. Mencegah masuknya
mikroorganisme (bekerja dengan aseptis).
2. Mengeluarkan
mikroorganisme, misalnya dengan proses filtrasi.
3. Menghambat pertumbuhan
dan aktivitas mikroorganisme, misalnya dengan penggunaan suhu rendah,
pengeringan, penggunaan kondisi anaerobik atau penggunaan pengawet kimia.
4. Membunuh mikroorganisme,
misalnya dengan sterilisasi atau radiasi.
Mencegah atau memperlambat laju
proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan dapat dilakukan dengan cara
destruksi atau inaktivasi enzim pangan, misalnya dengan proses blansir dan atau
dengan memperlambat reaksi kimia, misalnya mencegah reaksi oksidasi dengan
penambahan anti oksidan.
Pengolahan (pengawetan) dilakukan
untuk memperpanjang umur simpan (lamanya suatu produk dapat disimpan tanpa
mengalami kerusakan).
2. Mengapa kombinasi protease dan hemiselulose dapat meningkatkan
kinerja ayam broiler?
Jawab:
Ayam broiler adalah ayam yang
dipelihara secara intensif dengan kisaran umur 6-8 minggu baik jantan maupun
betina guna memperoleh produksi daging yang optimal. Secara genetis, ayam
broiler diciptakan agar dipelihara dalam waktu yang singkat sehingga dapat
dimanfaatkan hasilnya.
Agar hasil pemeliharaan ayam
broiler dapat optimal maka perlu ditunjang dengan pemberian pakan yang baik. Sebagian
besar komponen penyusun pakan unggas berasal dari tanaman (biji-bijian) seperti
jagung, kedelai, padi, gandum, bunga matahari, wheat pollard dan
lain-lain.
Bahan pakan tersebut merupakan
sumber asam fitat.
Bahan pakan yang berasal dari
tanaman memiliki kandungan fosfor (P), sekitar 2/3 dari fosfor tersebut berada
dalam bentuk senyawa fitat. Senyawa ini tidak hanya mengikat fosfor tetapi juga
mengikat protein serta mineral (Mg, Fe, Zn, Mn, Ca) dan enzim protein yang
sangat berguna bagi pertumbuhan dan produksi. Aktivitas enzim protease pada
usus halus dan pankreas meningkat secara nyata.
Besarnya peningkatan aktivitas
enzim tersebut berbeda antara yang terjadi pada usus halus dengan di pankreas. Aktivitas enzim meningkat sebesar antara 3-3,5
kali lebih tinggi pada usus halus dan 4-4,5 kali lebih besar pada pankreas. Peningkatan
aktivitas enzim pada penelitian ini tampak jelas dipengaruhi oleh umur lewat rangsangan
banyaknya "chyme" yang ada.
Banyaknya "chyme"
berhubungan erat dengan jumlah konsumsi, karena umur makin bertambah jumlah
konsumsi (intake) juga meningkat. Meskipun aktivitas enzim pencernaan pada
umumnya dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain genetis, komposisi
ransum, dan intake, intake lebih berpengaruh terhadap produksi dan
aktivitas enzim pencernaan.
Hasil penelitian yang menunjukkan
bahwa umur merupakan faktor yang mempengaruhi produksi enzim pencernaan pada
ayam dan kalkun. Perubahan ransum menjadi "chyme" dalam saluran
pencernaan dapat menjadi rangsangan mekanis bagi dinding usus yang selanjutnya
mempengaruhi produksi enzim pencernaan. Aktivitas tripsin pada ayam dengan
bobot badan ringan lebih rendah jika dibandingkan dengan pada ayam dengan bobot
badan yang lebih tinggi.
Hal tersebut konsisten dengan
hasil penelitian ini bahwa semakin muda umur ayam semakin rendah aktivitas
enzim karena konsumsi ransum semakin sedikit sebagai perangsang dinding saluran
pencernaan (usus halus).
Enzim Protease adalah enzim yang mengubah Proteosa, pepton dan
polipeptida menjadi asam amino.
Proteosa itu sendiri adalah suatu
modifikasi dari asam amino yang susunannya lebih sederhana daripada susunan
asam amino dalam Protein sehingga dapat lebih mudah diubah menjadi asam amino
penyusunnya.
Untuk mengubah Protein menjadi
Proteosa, pepton dan polipeptida diperlukan bantuan bantuan dari Enzim
Pepsin.Hemiselulosa merupakan senyawa prekursor (pembentuk) selulosa.
Hemiselulosa berfungsi sebagai
pendukung dinding sel dan berlaku sebagai perekat antar sel tunggal (perekat
antar mikrofibril selulosa) yang terdapat didalam batang pisang dan tanaman
lainnya.
Hemiselulosa menyerupai selulosa.
Dengan asam encer dihidrolisa
menjadi mannose + galaktosa.
Dapat dijumpai misal pada lendir
tumbuhan.
Hemiselulosa yaitu polisakarida
yang mengisi ruang antara serat-serat selulosa dalam dinding sel
tumbuhan.
Serat merupakan senyawa yang
selalu terdapat pada bahan pakan yang berasal dari tanaman dan merupakan
senyawa yang tidak dapat didigesti oleh ternak monogastrik.
Jika jumlah serat yang tidak
dicerna meningkat maka akan menimbulkan tambahan biaya pada pakan.
Tidak terdigestinya serat juga
mengakibatkan efek negatif pada digesti mineral dan protein.
Serat juga termasuk jenis asam
fitat.
Padahal ayam broiler termasuk
hewan monogastrik yang tidak mampu memetabolis asam fitat sehingga fosfat
anorganik ditambahkan dalam pakannya untuk memenuhi kebutuhan fosfor.
Hal ini memberi konsekuensi
adanya masalah polusi fosfor di area peternakan yang intensif.
Hemiselulosa memiliki sifat
non-kristalin dan bukan serat, mudah mengembang, larut dalam air, sangat
hidrofolik, serta mudah larut dalam alkali.
Kandungan hemiselulosa yang
tinggi memberikan kontribusi pada ikatan antar serat, karena hemiselulosa
bertindak sebagai perekat dalam setiap serat tunggal.
Pada saat proses pemasakan
berlangsung, hemiselulosa akan melunak, dan pada saat hemiselulosa melunak,
serat yang sudah terpisah akan lebih mudah menjadi berserabut.
Bahwa adanya hemiselulosa
mengurangi waktu dan tenaga yang diperlukan untuk melunakkan serat selama
proses mekanis dalam air.
Dengan peran kedua enzim tersebut
yang saling membantu dapat meningkatkan menyerapan nutrisi pada pakan ternak
ayam broiler.
3. Mengapa bakteri Butyrivibrio fibrisolvens yang ditambahkan
pada pakan dapat menghasilkan susu dengan kandungan asam linoleat
tinggi?
Jawab:
Butyrifibrio
fibriosolvens merupakan bakteri rumen pencerna serat berbentuk batang dan
gram positif.
Hasil fermentasi katbohidrat
oleh B. fibriosolvens meliputi asetat, format, laktat, butirat,
H2 dan CO2. B. fibrisolvens termasuk kelompok bakteri mesophyl, yang dapat
tumbuh dengan baik pada suhu 25–40 derajat C.
Bakteri ini memiliki flagela,
sehingga bersifat motil.
Populasi B.
fibrisolvens cenderung meningkat bila proporsi konsentrat pakan juga
meningkat.
Peranan B.
fibrisolvens lebih dominan pada hidrolisis hemiselulosa, sehingga dapat
memecah menjadi senyawa yang lebih sederhana.
Dalam kaitannya dengan produksi
asam linoleat pada susu, asam linoleat merupakan sebuah asam karboksilat
dengan rantai karbon dan 18-cis dua ikatan ganda, ikatan rangkap pertama
terletak pada karbon keenam dari ujung omega.
Asam linoleat merupakan asam
esensial yang tidak bisa diproduksi oleh tubuh, sehingga perlu adanya bantuan
mikroba.
Mikroba yang bisa membantu
produksi asam linoleat antara lain B. Fibrisolvens.
Bakteri tersebut ditambahkan pada
pakan ternak, sehingga bakteri tersebut akan memproduksi asam linoleat yang
tinggi.
Asam linoleat adalah omega-6
asam lemak yang tak jenuh.
Asam linoleat merupakan sebuah
asam karboksilat dengan rantai karbon ikatan rangkap pertama yang terletak pada
karbon keenam dari ujung omega.
Asam linoleat adalah asam lemak
tak jenuh ganda yang digunakan dalam biosintesis asam arakhidonat (AA) dengan
beberapa prostaglandin.
Hal ini ditemukan dalam lipid
pada membran sel.
Linoleat (omega-6) dan linoleat
terkonjugasi (Conjugated Linoleic Acid (CLA)) sangat terbatas sebarannya di
alam sebagai nabati dan hewani, padahal keduanya lemak essensial.
Sebagai nabati linoleat terdapat
dalam biji bunga matahari, kedelai, kemiri, dan beberapa tumbuhan khas Turki.
Susu yang mengandung asam
linoleat terkonjugasi yang dapat dipercaya menambah kekebalan tubuh dan
mengurangi pertumbuhan tumor.
Kandungan asam linoleat dalam
susu organik lebih tinggi.
Hal ini kemungkinan di karenakan
pada sapi organik lebih banyak di beri makan rumput dan pakan alami daripada
pakan berkosentrat.
Dapat disimpulkan
bakteri butyrivibrio fibrisolvensmerupakan mikroba yang dapat
membantu produksi asam linoleat.
Bakteri butyrivibrio
fibrisolvens ditambahkan pada pakan ternak, sehingga bakteri tersebut
mampu memproduksi asam linoleat tinggi.
No comments:
Post a Comment