Cara mengatasi hama dan penyakit
dengan pengendalian misalnya pemangkasan, mengurangi kelembapan kebun,
memperhatikan kebersihan tanaman, dan lainnya.
Hama dan Penyakit Tanaman Kopi
HAMA
Cacing Akar/Pratylenchus coffeae
Gejala Serangan:
Pada bagian akar tampak berwarna
cokelat menjadi kehitam-hitaman kemudian akar mati.
Kerusakan terjadi karena cairan
sel akar serabut dan akar yang masih muda diisap cacing akar.
Kalau beberapa akar mengalami gejala
demikian, akibat serangga, meskipun anaman masih hidup, tapi menderita.
Hal tersebut tampak pada buah
yang tidak normal, sedikit, dan kecil-kecil.
Cara Hidup:
Cacing akar bersifat polifag
berukuran kecil, yaitu jantan 0,42-0,61 mm, sedangkan betina 0,46-0,65 mm.
Betina mampu meletakkan telur
dalam jaringan akar.
Selama 5 minggu, total telur
kurang lebih 60 butir.
Pengendalian:
Tanah untuk pembibitan maupun
tanah perkebunan didesinfeksi terlebih dahulu.
Menggunakan pemupukan yang
berimbang.
Sanitasi, yaitu pencabutan
tanaman yang terkena gejala serangan cacing akar.
Penggunaan nematisida.
Kutu Daun/ Coccus viridis
Gejala Serangan:
Pertumbuhan daun terhambat
kemudian layu, akhirnya tanaman mati.
Kutu selain menyerang daun dan
merusak pucuk, juga merusak daun yang masih muda.
Cara Hidup:
Kutu berbentuk lonjong dan
simetris.
Panjang tubuh 4-5 mm, berwarna
cokelat agak kehitam-hitaman.
Kutu betina meletakkan telur pada
daun muda, rata-rata dapat diproduksi ratusan butir telur dalam setiap daur
hidupnya.
Daur hidup kutu daun kurang lebih
45 hari.
Setelah telur menetas, induk
betina segera mati.
Masa perkembangbiakan kutu pada
kemarau.
Kutu dapat hidup bersama dengan
semut rang-rang.
Pengendalian:
Secara mekanis, yaitu
menghilangkan sarang semut rang-rang.
Kutu daun dan semut rang-rang
dapat hidup bersimbiosis, sehingga dengan membersihkan sarang semut rang-rang
maka kutu daun dapat ikut terbawa.
Penambahan tanaman pelindung pada
tanaman kopi, agar kelembapan kebun menjadi agak tinggi.
Penggunaan insektisida pada
sarang-sarang semut rang-rang.
Bubuk Buah Kopi (Stephanoderes
hampei)
Gejala Serangan:
Buah kopi muda yang terserang
menjadi kuning, mengalami pembusukan, akhirnya gugur.
Sedangkan serangan pada buah kopi
tua, dari luar buah kopi tampak tumbuh dengan baik (tidak ada perubahan warna
dan buah), padahal di bagian dalamnya keropos.
Cara Hidup:
Mula-mula bubuk dewasa menggerek
bagian ujung buah pada satu keeping biji kopi.
Betina meletakkan telur dalam
rongga pada keeping biji yang digerek.
Produksi telur tiap betina
rata-rata 15-56 butir.
Setelah telur menetas, larva
merusak keeping biji, sehingga kerusakan buah menjadi lebih berat.
Stadium telur 9-14 hari, stadium
larva 19-25 hari, stadium Pupa 5-15 hari.
Daur hidup bubuk buah kopi kurang
lebih 95-196 hari.
Pengendalian:
Melakukan pembudidayaan tanaman
dengan baik, sejak pengolahan tanah, pemilihan bibit, dan pengaturan pohon
pelindung dengan aturan pemangkasannya.
Secara mekanis, dengan memetik
buah yang terserang dan megumpulkan buah yang jatuh sebelum waktunya.
Pemetikan masal pada buah bila
terlihat ada serangan hebat. Atau dengan memetik buah yang tertinggal pada saat
panen.
Penggunaan insektisida.
PENYAKIT
Karat Daun
Penyebab Penyakit:
Jamur Hemileia vastatrix
Gejala Serangan:
Pada sisi bawah daun terdapat
bercak-bercak berwarna kuning muda kemudian berubah menjadi kuning tua.
Pada bercak terdapat tepung
berwarna jingga cerah yang terdiri atas jamur karat.
Bercak yang tua berwarna cokelat
tua sampai hitam mengering.
Daun yang terserang akan gugur,
sehingga pohon menjadi gundul.
Daur Hidup:
Jamur membentuk spora dalam
jumlah yang banyak kemudian terjadi penetrasi ke dalam jaringan daun.
Infeksi terjadi melalui permukaan
bawah daun.
Perkecambahan spora memerlukan
air lama waktu perkecambahan tergantung dari suhu.
Pada suhu optimum 21-250C
diperlukan waktu 1-3 jam untuk berkecambah.
Faktor yang Berpengaruh:
Air berperan dalam penyebaran
penyakit.Angin berperan dalam penyebaran spora.
Umur daun menentukan kerentanan
terhadap penyakit.
Daun yang paling rentan adalah
yang membuka penuh.
Pohon atau cabang yang berbuah
lebat lebih rentan.
Pengendalian:
Menggunakan varietas kopi yang
tahan penyakit.
Menggunakan mikrobia yang
bersifat berlawanan, yaitu bakteri Bacillus thuringiensis dan
jamur Verticillium hemileiae.
Penggunaan fungisida.
Jamur Upas
Penyebab Penyakit:
Jamur Upasia salmonicolor
Gejala Serangan:
Infeksi terjadi karena pada
percabangan atau sisi bawah cabang dan ranting.
Mula-mula jamur membentuk
miselium tipis, mengkilat seperti sutera atau perak, disebut stadium rumah
laba-laba.
Pada stadium tersebut jamur belum
masuk ke dalam kulit.
Pada bagian ranting yang tidak
terlindung, stadium rumah laba-laba akan berkembang menjadi stadium bongkol
kemudian membentuk banyak sporodokium berwarna merah, disebut stadium anamorf.
Daur Hidup:
Jamur upas membentuk
basidiospora, berbentuk seperti buah peer, bersifat polifag.
Tanaman inang lain:
karet, teh, kakao, mangga,
kelengkeng, dan melinjo.
Faktor yang Berpengaruh:
Tanaman pupuk hijau (Tepharosia
candida) sering menjadi sumber infeksi.
Penyakit banyak terjadi pada
kebun yang lembab, pemangkasan kurang, dan pohon pelindung terlalu rapat.
Penyakit lebih banyak terdapat di
daerah dengan curah hujan tinggi.
Pengendalian:
Sanitasi, yaitu:
Mengurangi kelembapan kebun,
dengan memangkas pohon pelindung atau ranting-ranting kopi yang tidak
produktif.
Membersihkan sumber infeksi yang
ada di sekitar misalnya tanaman pupuk hijau yang sakit.
Penggunaan fungisida, dengan cara
melumasikan fungisida pada batang atau cabang besar yang terserang jamur.
Semoga bermanfaat...
No comments:
Post a Comment