Salah satu syarat agar tanaman pare dapat tumbuh dan
berkembang sehingga menimbulkan buah adalah tanaman pare harus sehat.
Agar sehat tanaman harus terbebas dari gangguan hama dan
penyakit pada tanaman.
Yang dimaksud dengan hama adalah semua hewan yang dapat
mengganggu tanaman sehingga dapat merugikan bagi tanaman tersebut.
Sedangkan penyakit tanaman adalah semua gangguan pada
tanaman yang disebabkan oleh jamur, virus, dan kekurangan unsur hara dalam
tanaman.
Hama penyakit dan hama yang menyerang tanaman pare
sebenarnya tidak terlalu banyak, namun demikian ada beberapa hama dan penyakit
yang menyerang tanaman pare yang perlu kita ketahui, baik dari gejala maupun
pengendaliannya.
Hama Penyerang Tanaman Pare
Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak
diinginkan dalam kegiatan sehari-hari manusia.
Walaupun dapat digunakan untuk semua organisme, dalam
praktek istilah ini paling sering dipakai hanya kepada hewan.
Suatu hewan juga dapat disebut hama jika menyebabkan kerusakan
pada ekosistem alami atau menjadi agen penyebaran penyakit dalam habitat
manusia.
Dalam pertanian, hama adalah organisme pengganggu tanaman
yang menimbulkan kerusakan secara fisik, dan ke dalamnya praktis adalah semua
hewan yang menyebabkan kerugian dalam pertanian.
Berikut ini adalah macam-macam hama yang dapat menyerang
tanaman Pare beserta gejala dan penanganannya :
a. Ulat Grayak yang menyerang Daun
Ulat ini menyerang pada malam hari, sedangkan pada siang
hari ulat ini bersembunyi didalam tanah.
Dalam kondisi serangan berat semua daun pare bisa habis
dimakannya, karena sifat hama ini adalah hampir semua jenis daun dimakannya.
Pemberantasan hama ini dapat dilakukan dengan :
- penanganan secara mekanis yaitu mengambil telur-telur yang baru menetas diambil bersama-sama
dengan daun yang menempel.
- penanganan secara mekanis yaitu mengambil telur-telur yang baru menetas diambil bersama-sama
dengan daun yang menempel.
- penanganan secara biologis yaitu dengan
penyemprotan Bacillus thungiriensis atau Borelinevirus litura.
- Penanganan secara kimia dengan menyemprotkan pestisida
azodrin 2 cc/lt.
b. Lembing (Epilachma sparsa)
Gejala tanaman yang ini adalah daun pare yang diserang hanya
tersisa tulang daunnya saja, daun menjadi kering dan kecoklatan, yang akhirnya
produksi buah akan menurun.
Hama ini berbentuk lembing bulat, warnanya merah mempunyai
bercak hitam sebanyak 12-26 buah.
Cara pengendaliannya antara lain dengan :
- menangkap telur, larva dan lembing dengan tangan dan dimatikan.
- menangkap telur, larva dan lembing dengan tangan dan dimatikan.
- Memberantas dengan musuh alaminya, yaitu jenis tabuhan yang
menjadi parasit telur, larva dan pupa.
- Selain itu dilakukan rotasi tanaman dan disemprot dengan
insektisida.
c. Kumbang Aulacophora silimis
Gejala terserang kumbang ini yaitu tanaman menjadi layu
karena jaringan akarnya dimakan larva dan daunnya dimakan kumbang.
Hama ini menyerang akar.
- Pengendalian secara kimia yaitu dengan menyemprot
insektisida curacon 500 EC.
- Pengendalian secara mekanik yaitu dengan gropyokan.
d. Kepik Leptoglossus australis
Hama ini menyerang buah.
Gejalanya kualitas buah akan menurun, bekas serangan hama
bisa ditumbuhi cendawan nestopora, akhirnya buah menjadi busuk.
Pengendalian kimia dengan menyemprot racun kontak seperti
azodrin dosis 2 cc/lt.
e. Lalat Buah
Gejalanya adalah daging buah tidak dapat dimakan karena
busuk dan berair dengan ratusan belatung.
Pengendalian dengan membungkus tanaman pare pada waktu
berbuah, menggunakan insect trap, mengadakan penyiangan dan pembubunan.
f. Siput (Pamarion pupillaris humb)*
Gejala serangannya yaitu tanaman terutama dipersemaian
terkoyak, lalu mati.
Pengendalian dengan ditangkap secara langsung, atau
diberantas menggunakan racun kontak mesurol dengan bahan kimia methiocrab
dengan dosis 2 gram/1 L air.
Penyakit Pada Tanaman Pare
Selain hama, berikut ini adalah penyakit yang terdapat dan
dapat merusak tanaman pare, antara lain :
a. Penyakit Embun Tepung
Gejala awalnya ditandai dengan adanya tepung putih pada daun
terbawah.
Daun yang terserang menjadi kuning, coklat, dan akhirnya
mongering.
Batang jg diserang tepung ini, batang dilapisi tepung.
Tanaman akan lemah dan mati atau buahnya tidak normal.
Penyebab gejala ini adalah cendawan Oidium sp.
Pengendalian dapat dilakukan dengan :
• Mengurangi kelembaban disekitar tanaman dengan cara
pengaturan jarak tanam dan drainase yang baik.
• Menyemprot fungisida sulfur dosis 2 g/liter
• Menanam varietas yang resisten
• Membuang bagian tanaman yang diserang.
b. Penyakit Antraktosa
Gejala penyakit ini daun bernoda hitam.
Pada serangan berat batang dan buah juga diserang, dan
serangan lebih berat jika terjadi pada musim hujan.
Gejala penyakit ini disebabkan oleh cendawan collectrichum
sp.
Pengendalian dengan memusnahkan tanaman yang terserang,
pergiliran tanaman, dan penyemprotan dengan fungisida benlate dengan dosis 2
gram/L
c. Penyakit Layu
Gejala layu tampak pada ujung daun, kemudian seluruh daun
akan mengkerut lalu mongering.
Tanaman akan mati sejak beberapa saat terinfeksi.
Menyerang tanaman bibit yang baru berkecambah, tanaman muda
dan tanaman dewasa.
Penyebab penyakit ini disebabkan oleh Fusarium sp.
Pengendalian
dengan memusnahkan tanaman yang terserang, menyiram dengan larutan fungisida benlate 2 gram/liter ke tanah bekas tanaman yang terkena penyakit dan menggunakan benih yang tahan terhadap serangan patogen.
dengan memusnahkan tanaman yang terserang, menyiram dengan larutan fungisida benlate 2 gram/liter ke tanah bekas tanaman yang terkena penyakit dan menggunakan benih yang tahan terhadap serangan patogen.
d. Penyakit Virus
Gejalanya menyerang daun muda.
Serangan virus ini menyerang pada saat tumbuh (bibit,
tanaman muda dan tanaman yang sudah berbuah).
Penyebab gejala tersebut adalah Cucumber mosaic virus (CMV).
Pengendaliannya antara lain :
• Dengan memusnahkan tanaman yang terserang.
• Menyeleksi bibit yang akan di pidah tanam ke lapang.
• Memberantas vector virus (serangga).
Semoga Bermanfaat..
No comments:
Post a Comment