Tuesday, 12 July 2016

HAMA DAN PENYAKIT PARE




Salah satu syarat agar tanaman pare dapat tumbuh dan berkembang sehingga menimbulkan buah adalah tanaman pare harus sehat.
Agar sehat tanaman harus terbebas dari gangguan hama dan penyakit pada tanaman.
Yang dimaksud dengan hama adalah semua hewan yang dapat mengganggu tanaman sehingga dapat merugikan bagi tanaman tersebut.
Sedangkan penyakit tanaman adalah semua gangguan pada tanaman yang disebabkan oleh jamur, virus, dan kekurangan unsur hara dalam tanaman.
Hama penyakit dan hama yang menyerang tanaman pare sebenarnya tidak terlalu banyak, namun demikian ada beberapa hama dan penyakit yang menyerang tanaman pare yang perlu kita ketahui, baik dari gejala maupun pengendaliannya.


Hama Penyerang Tanaman Pare
Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan sehari-hari manusia.
Walaupun dapat digunakan untuk semua organisme, dalam praktek istilah ini paling sering dipakai hanya kepada hewan.
Suatu hewan juga dapat disebut hama jika menyebabkan kerusakan pada ekosistem alami atau menjadi agen penyebaran penyakit dalam habitat manusia.
Dalam pertanian, hama adalah organisme pengganggu tanaman yang menimbulkan kerusakan secara fisik, dan ke dalamnya praktis adalah semua hewan yang menyebabkan kerugian dalam pertanian.


Berikut ini adalah macam-macam hama yang dapat menyerang tanaman Pare beserta gejala dan penanganannya :

a. Ulat Grayak yang menyerang Daun

Ulat ini menyerang pada malam hari, sedangkan pada siang hari ulat ini bersembunyi didalam tanah.
Dalam kondisi serangan berat semua daun pare bisa habis dimakannya, karena sifat hama ini adalah hampir semua jenis daun dimakannya.
Pemberantasan hama ini dapat dilakukan dengan :
- penanganan secara mekanis yaitu mengambil telur-telur yang baru menetas diambil bersama-sama
  dengan daun yang menempel.
- penanganan secara biologis yaitu dengan penyemprotan Bacillus thungiriensis atau Borelinevirus litura.
- Penanganan secara kimia dengan menyemprotkan pestisida azodrin 2 cc/lt.



b. Lembing (Epilachma sparsa)

Gejala tanaman yang ini adalah daun pare yang diserang hanya tersisa tulang daunnya saja, daun menjadi kering dan kecoklatan, yang akhirnya produksi buah akan menurun.
Hama ini berbentuk lembing bulat, warnanya merah mempunyai bercak hitam sebanyak 12-26 buah.

Cara pengendaliannya antara lain dengan :
- menangkap telur, larva dan lembing dengan tangan dan dimatikan.
- Memberantas dengan musuh alaminya, yaitu jenis tabuhan yang menjadi parasit telur, larva dan pupa.
- Selain itu dilakukan rotasi tanaman dan disemprot dengan insektisida.



c. Kumbang Aulacophora silimis

Gejala terserang kumbang ini yaitu tanaman menjadi layu karena jaringan akarnya dimakan larva dan daunnya dimakan kumbang.
Hama ini menyerang akar.

- Pengendalian secara kimia yaitu dengan menyemprot insektisida curacon 500 EC.
- Pengendalian secara mekanik yaitu dengan gropyokan.



d. Kepik Leptoglossus australis

Hama ini menyerang buah.
Gejalanya kualitas buah akan menurun, bekas serangan hama bisa ditumbuhi cendawan nestopora, akhirnya buah menjadi busuk.

Pengendalian kimia dengan menyemprot racun kontak seperti azodrin dosis 2 cc/lt.



e. Lalat Buah

Gejalanya adalah daging buah tidak dapat dimakan karena busuk dan berair dengan ratusan belatung.

Pengendalian dengan membungkus tanaman pare pada waktu berbuah, menggunakan insect trap, mengadakan penyiangan dan pembubunan.



f. Siput (Pamarion pupillaris humb)*

Gejala serangannya yaitu tanaman terutama dipersemaian terkoyak, lalu mati.

Pengendalian dengan ditangkap secara langsung, atau diberantas menggunakan racun kontak mesurol dengan bahan kimia methiocrab dengan dosis 2 gram/1 L air.



Penyakit Pada Tanaman Pare

Selain hama, berikut ini adalah penyakit yang terdapat dan dapat merusak tanaman pare, antara lain :

a. Penyakit Embun Tepung

Gejala awalnya ditandai dengan adanya tepung putih pada daun terbawah.
Daun yang terserang menjadi kuning, coklat, dan akhirnya mongering.
Batang jg diserang tepung ini, batang dilapisi tepung.
Tanaman akan lemah dan mati atau buahnya tidak normal.
Penyebab gejala ini adalah cendawan Oidium sp.

Pengendalian dapat dilakukan dengan :
• Mengurangi kelembaban disekitar tanaman dengan cara pengaturan jarak tanam dan drainase yang baik.
• Menyemprot fungisida sulfur dosis 2 g/liter
• Menanam varietas yang resisten
• Membuang bagian tanaman yang diserang.


b. Penyakit Antraktosa

Gejala penyakit ini daun bernoda hitam.
Pada serangan berat batang dan buah juga diserang, dan serangan lebih berat jika terjadi pada musim hujan.
Gejala penyakit ini disebabkan oleh cendawan collectrichum sp.

Pengendalian dengan memusnahkan tanaman yang terserang, pergiliran tanaman, dan penyemprotan dengan fungisida benlate dengan dosis 2 gram/L


c. Penyakit Layu

Gejala layu tampak pada ujung daun, kemudian seluruh daun akan mengkerut lalu mongering.
Tanaman akan mati sejak beberapa saat terinfeksi.
Menyerang tanaman bibit yang baru berkecambah, tanaman muda dan tanaman dewasa.
Penyebab penyakit ini disebabkan oleh Fusarium sp.

Pengendalian 
dengan memusnahkan tanaman yang terserang, menyiram dengan larutan fungisida benlate 2 gram/liter ke tanah bekas tanaman yang terkena penyakit dan menggunakan benih yang tahan terhadap serangan patogen.



d. Penyakit Virus

Gejalanya menyerang daun muda.
Serangan virus ini menyerang pada saat tumbuh (bibit, tanaman muda dan tanaman yang sudah berbuah).
Penyebab gejala tersebut adalah Cucumber mosaic virus (CMV).

Pengendaliannya antara lain :
• Dengan memusnahkan tanaman yang terserang.
• Menyeleksi bibit yang akan di pidah tanam ke lapang.
• Memberantas vector virus (serangga).


Semoga Bermanfaat..

No comments:

Post a Comment