Peternakan
kambing yang memanfaatkan metode fermentasi pakan ternak.
Ada 2 masalah
utama yang menyebabkan pakan ternak khususnya pakan ternak ruminansia yang
diberikan tidak memenuhi kecukupan jumlah dan asupan nutrient.
Masalah pertama
adalah bahan pakan pada umumnya berasal dari limbah pertanian yang rendah kadar
protein kasarnya dan tinggi serat kasarnya.
Tingginya
kadar serat ini yang umumnya didominasi komponen lignoselulosa (karbohidrat
komplek) yang sulit dicerna.
Masalah lainnya
adalah ketersedian pakan yang tidak kontinyu.
Ini
dikarenakan langkanya bahan pakan terutama di musim kemarau.
Untuk
mengatasi masalah tersebut berbagai terobosan telah dilakukan.
Untuk
meningkatkan nilai gizi dari pakan ternak yang umum dilakukan adalah dengan
memebuat menjadi hijauan kering (hay), penambahan urea (amoniasi) dan awetan
hijauan (silase).
Pengolahan
bahan pakan dengan pengeringan sangat tergantung dengan musim/panas matahari
sedangkan pengolahan dengan amoniasi (penambahan urea) acapkali terjadi kausus
toksikasi karena tingginya amonia.
Teknologi yang
sekarang berkembang adalah pembuatan pakan tidak hanya sekedar awet (silase)
tapi juga kadar nutrient sesuai dengan kebutuhan gizi ternak.
Kenapa Dibuat Silase Komplit?
Dikarenakan
sebagian besar pakan sapi mengandung serat yang tinggi, pengolahan bentuk
silase memiliki beberapa keunggulan.
Silase
merupakan hijauan yang diawetkan dengan cara fermentasi dalam kondisi kadar air
yang tinggi (40-80 persen).
Keunggulan
pakan yang dibuat silase adalah pakan awet (tahan lama), tidak memerlukan
proses pengeringan, meminimalkan kerusakan zat makanan/gizi akibat pemanasan
serta mengandung asam-asam organik yang berfungsi menjaga keseimbangan populasi
mikroorganisme pada rumen (perut) sapi.
Konsep teknologi
silase yang dikembangkan selama ini masih bersifat silase tunggal (single
silage) dan proses pembuatannya dalam kondisi anaerob (tanpa oksigen).
Dalam praktek
di lapangan, konsep silase ini cukup terkendala karena selain meminta tempat
simpan (pemeraman) yang cukup vakum juga silase yang dihasilkan jika diberikan
ke ternak hanya memenuhi 30-40 persen kebutuhan nutrisi ternak.
Berbeda dengan silase tunggal, silase
komplit memiliki beberapa keunggulan :
1. Lebih mudah
dalam pembuatannya karena tidak perlu memerlukan tempat pemeraman yang
an-aerob, cukup dengan semi aerob.
2. Kandungan
gizi yang dihasilkan juga lebih tinggi, dapat memenuhi 70-90 persen kebutuhan
gizi ternak sapi.
3. Memiliki
sifat organoleptis (bau harum, asam) sehingga lebih disukai ternak (palatable).
Teknik
Pembuatan Silase Komplit Prinsip pembuatan pakan komplit dalam bentuk
silase ini seperti proses fermentasi pada umumnya.
Bahan-bahan yang digunakan terdiri dari 3
kelompok bahan yakni :
Kelompok bahan
pakan hijauan, kelompok bahan pakan konsentrat dan kelompok bahan pakan aditif.
Bahan pakan
hijauan disini dapat berupa bahan pakan dari hijauan makanan ternak (HMT)
seperti rumput gajah (Pennisetum purpureum), rumput kolonjono (Panicum
muticum), Tanaman Jagung (Zea mays) dan rumput-rumput lainnya.
Selain dari
HMT, limbah-limbah dari sisa panen seperti jerami padi, jerami kedelai juga
dapat digunakan.
Bahan pakan
ini sebagai sumber serat utama.
Kelompok bahan
pakan konsentrat dapat berupa dedak padi/bekatul, onggok (ampas tapioka), ampas
sagu, ampas tahu dan lain-lain.
Bahan pakan
konsentrat ini selain untuk memperbaiki kandungan nutrisi dari pakan yang
dihasilkan juga berfungsi sebagai substrat penopang proses fermentasi
(ensilase).
Kelompok ketiga adalah bahan-bahan aditif.
Bahan aditif
disini dapat terdiri dari campuran urea, mineral, tetes dan lain-lain.
Rasio dari
ketiga kelompok bahan tadi dapat mengacu pada formula 7:2:1 atau 6:3:1
berturut-turut; untuk Hijauan : Konsentrat : Aditif yang didasarkan pada
persentase berat.
Pencampuran
dilakukan dengan urutan komponen bahan aditif dicampur dulu dengan konsentrat
selanjutnya dicampurkan ke hijauan.
Jika kondisi
hijauan atau limbah petanian agak kering maka diperlukan tambahan air sehingga
kadar air campuran mencapai lebih dari 40%
Pembuatan Pakan Ternak Komplit
1. Bahan :
Tongkol jagung
3 kg
Jerami kedelai
2 kg
Slamper jagung
½ kg
Dedak halus
(bekatul) 2 kg
Kulit kopi 1½
kg
Ampas tahu
yang dikering angin 1 kg
Molase/tetes
tebu 30 cc
Bioboost 2
tutup
Garam 1 sendok
teh
Air 2 liter
2. Alat :
Sekop
Timba
Kotak kayu
Plastik
Pengaduk
3. Cara Pembuatan :
Campur ampas
tahu dengan dedak halus dan slamper jagung sampai rata.
Campur tongkol
jagung dengan jerami kedelai dan kulit kopi sampai rata.
Kedua campuran
dicampur dengan membalik-balik agar rata, Buat larutan induk dengan cara
mencampur molase/tetes tebu dengan Bioboost, Suplemen, garam dan air sebanyak 2
liter.
Siramkan
larutan induk pada campuran bahan sambil dibalik-balik agar dapat merata
pemberian larutan.
Tumpuk dan
tutup dengan plastik penutup. Biarkan sampai 7 hari, lakukan pembalikan setiap
2 hari
Informasi Kandungan Bahan Pakan
Sumber
energi termasuk dalam golongan ini adalah semua bahan pakan ternak yang
kandungan protein kasarnya kurang dari 20%, dengan konsentrasi serat kasar di
bawah 18%.
Berdasarkan
jenisnya, bahan pakan sumber energi dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu:
a. Kelompok
serealia/biji-bijian (jagung, gandum, sorgum)
b. Kelompok
hasil sampingan serealia (limbah penggilingan)
c. Kelompok
umbi (ketela rambat, ketela pohon dan hasil sampingannya)
d. Kelompok
hijauan yang terdiri dari beberapa macam rumput (rumput gajah, rumput benggala
dan rumput setaria).
Sumber Protein
Golongan bahan
pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang mempunyai kandungan protein
minimal 20% (berasal dari hewan/tanaman).
Golongan ini dibedakan menjadi 3 kelompok:
a. Kelompok
hijauan sebagai sisa hasil pertanian yang terdiri atas jenis daun-daunan
sebagai hasil sampingan (daun nangka, daun pisang, daun ketela rambat, ganggang
dan bungkil)
b. Kelompok
hijauan yang sengaja ditanam, misalnya lamtoro, turi kaliandra, gamal dan
sentero.
c. Kelompok
bahan yang dihasilkan dari hewan (tepung ikan, tepung tulang dan sebagainya).
Sumber Vitamin dan Mineral
Hampir semua
bahan pakan ternak, baik yang berasal dari tanaman maupun hewan, mengandung
beberapa vitamin dan mineral dengan konsentrasi sangat bervariasi tergantung
pada tingkat pemanenan, umur, pengolahan, penyimpanan, jenis dan
bagian-bagiannya (biji, daun dan batang).
Disamping itu
beberapa perlakuan seperti pemanasan, oksidasi dan penyimpanan terhadap bahan
pakan akan mempengaruhi konsentrasi kandungan vitamin dan mineralnya.
Saat ini
bahan-bahan pakan sebagai sumber vitamin dan mineral sudah tersedia di pasaran
bebas yang dikemas khusus dalam rupa bahan olahan yang siap digunakan sebagai
campuran pakan, misalnya premix, kapur, Ca2PO4 dan beberapa mineral.
No comments:
Post a Comment