Dalam pertumbuhan dan
perkembangannya, secara umum tanaman mengalami dua fase yaitu fase vegetatif
dan fase reproduktif.
Walaupun berbeda tetapi kedua
fase itu tetap jalan bersama, artinya tanaman yang sedang menjalani fase vegetatif
sebenarnya juga melakukan kegiatan reproduktif meskipun sedikit, demikian
sebaliknya.
Suatu tanaman disebut sedang
mengalami fase vegetatif atau reproduktif tergantung pada dominasi salah satu
fase.
Apabila fase vegetatif lebih
dominan dari pada fase reproduktif berarti tanaman berada pada fase vegetatif.
Sebaliknya bila fase reproduktif
lebih dominan dibanding fase vegetatif, berarti tanaman sedang mengalami fase
reproduktif.
Fase vegetatif merupakan fase
pertumbuhan yang menggunakan sebagian besar karbohidrat yang dibentuk dari
proses fotosintesis.
Fase ini terutama terjadi pada
perkembangan akar, batang, cabang-cabang dan daun-daun.
Sedangkan fase reproduktif
merupakan fase pertumbuhan yang menimbun sebagian besar karbohidrat yang
dihasilkan tanaman. Karbohidrad ini digunakan untuk pembentukan bunga, biji dan
pembesaran dan pendewasaan struktur penyimpanan (cadangan) makanan.
BIBIT TANAMAN
Bibit tanaman buah umumnya bisa
diperoleh dengan dua cara yaitu secara vegetatif dan secara generatif.
Kedua cara tersebut dibedakan
berdasarkan bagian tanaman yang digunakan untuk memperoleh tanaman baru.
Bibit tanaman yang diperbanyak
dengan cara generatif berasal dari biji yang dibenihkan.
Tetapi perbanyakan dengan cara
demikian sebaiknya tidak dilakukan karena mempunyai beberapa kelemahan.
Bibit tanaman kelak akan
menghasilkan buah dalam jangka waktu yang sangat lama.
Disamping itu ada kemungkinan
tanaman akan menghasilkan buah yang sifatnya menyimpang dari tanaman induk
akibat adanya sifat biji yang mudah sekali bersegregasi.
Cara ini boleh dilakukan apabila
perbanyakan tanaman hanya bisa dilakukan dengan cara generatif, seperti
misalnya pepaya, semangka, kelapa, serta apabila kita ingin memperoleh batang
bawah untuk perbanyakan tanaman dengan teknik okulasi maupun penyambungan.
Itupun harus dipilih dari bibit
yang berumur genjah dan bersifat unggul.
Sedangkan bibit tanaman yang
diperoleh secara vegetatif berasal dari bagian tanaman yang bukan biji,
misalnya akar, cabang, daun, bagian sel yang tidak dibuahi, dsb.
Umumnya semua tanaman buah yang
berupa semak atau herba dan pohon berkulit keras dapat diperbanyak dengan cara
vegetatif.
Keistimewaan perbanyakan secara
vegetatif ini adalah kecepatan tanaman untuk menghasilkan buah, karena masa
pertumbuhan tanaman lebih pendek dibanding dari tanaman yang berasal dari bibit
generatif.
Selain itu hasil buahnya identik
dengan sifat-sifat unggul tanaman induknya.
Dengan demikian sifat unggul
tanaman induk akan dapat dipertahankan sampai keturunan berikutnya.
Ada beberapa teknik yang biasa
digunakan dalam perbanyakan secara vegetatif, yaitu teknik stek, cangkok,
rundukan, tunas/anakan, dsb.
Teknik lain yang bisa digunakan
adalah teknik kombinasi generatif dan vegetatif yang biasa disebut okulasi
(penempelan), sambungan (enten). Selain mempercepat tanaman berbuah, cara ini
dapat juga meningkatkan keunggulan sifat tanaman induk.
Cara-cara ini dikenal juga dengan
istilah hibridisasi vegetatif.
CARA PENANAMAN.
Yang dimaksud cara penanaman
disini bukanlah teknik dan cara-cara bertanam, melainkan cara penanaman yang
dapat mempengaruhi cepat lambatnya tanaman menghasilkan buah.
Menanam tanaman buah-buahan di
pekarangan atau kebun memerlukan areal khusus, paling tidak harus cukup luas,
sebab akan memungkinkan bibit tanaman tumbuh dan berkembang secara maksimum.
Akar, batang dan cabang serta
daun-daunnya terus dapat tumbuh sehingga fase vegetatif tanaman berlangsung
dalam waktu yang lama dan panjang.
Selain itu perawatan dan
pemeliharaan yang kita berikan untuk tanamab buah-buahan yang kita tanam perlu
diperhatikan.
Tahap pemupukan biasanya
dilakukan dalam jangka waktu yang panjang.
Hal ini berdasarkan pertimbangan
masih adanya faktor-faktor lain yang mampu menyediakan unsur-unsur hara secara
alami, misalnya dari air hujan dan dekomposisi bahan-bahan organik.
Pada sebagian besar tanaman
buah-buahan, pemangkasan merupakan salah satu perlakuan penting yang harus
diberikan untuk merangsang terbentuknya buah.
Pemangkasan yang kita lakukan
terhadap tanaman buah-buahan biasanya agak sulit dilakukan karena keadaan pohon
yang rimbun dan tinggi, hal ini menyebabkan jarang dilakukan pemangkasan,
sehingga menyebabkan tanaman tidak segera berbuah.
PENGATURAN C/N RATIO UNTUK
MEMPERCEPAT TANAMAN BERBUAH
Tanaman yang sudah saatnya
berbuah tetapi belum juga muncul buahnya, akan bisa segera berbuah dengan jalan
mengatur keseimbangan C/N ratio dalam tanaman tersebut.
C/N ratio ini mempengaruhi fase
vegetatif dan fase reproduktif dalam tanaman.
C adalah jumlah Karbohidrat dalam
daun dan N adalah jumlah Nitrogennya.
C/N ratio yang tinggi dapat
sangat diperlukan untuk pembentukan bunga dan buah.
Dengan C/N ratio yang tinggi maka
akan terjadilah penumpukan karbohidrat yang akhirnya akan terbentuklah bunga
dan buah.
C/N ratio ini dapat diatur dengan
cara : pemangkasan, pelilitan/pencincinan/pengikatan, pelukaan batang-akar atau
umbi, pemotesan ujung tunas cabang.
1. PEMANGKASAN
Pemangkasan bisa dibedakan
menjadi tiga yaitu : pemangkasan ringan, sedang dan berat.
Pemangkasan ringan yaitu
pemangkasan yang dilakukan dengan tujuan untuk membuang ranting-ranting yang
tidak produktif.
Biasanya dilakukan pada tanaman
buah supaya tunas-tunas produktif lebih dapat menghasilkan buah.
Pemangkasan sedang biasanya
dilakukan pada tanaman anggur, apel, jeruk yaitu pemangkasan cabang-cabang yang
rusak dan ujung-ujung cabang agar lebih cepat berbuah.
Pemangkasan berat biasa dilakukan
dengan tujuan untuk meremajakan tanaman yang sudah tua, hingga buahnya bisa
menjadi lebat kembali.
Selain itu pemangkasan berat bisa
juga untuk memperpendek tanaman buah-buahan hingga memudahkan kita untuk
memanen hasilnya.
Untuk melakukan pemangkasan harus
memperhatikan kondisi lingkungan dan kondisi tanaman itu sendiri.
Terutama untuk pemangkasan berat,
sebaiknya dilakukan pada akhir musim kemarau atau awal musim penghujan, sebab
suhu udaranya waktu itu tidak terlalu tinggi, sehingga penguapan cairan dalam
tanaman pun tidak terlalu tinggi, sehingga tunas-tunas baru akan lebih cepat
tuimbuh.
Untuk lebih amannya dari serangan
hama dan penyebab penyakit pada bekas luka pemangkasan dipoles dengan cat, tir
atau parafin.
2. PELILITAN / PENCINCINAN /
PENGIKATAN
Melilit pohon merupakan suatu
cara tradisional, tujuannya untuk mempercepat proses pembuahan.
Dahulu kita tidak mengerti mengapa
dengan diikat demikian tak lama kemudian pohon berbunga dan berbuah. Memang
dengan melilit batang tanaman, pengangkutan karbihidrat hasil fotosintesis ke
bagian akar menjadi terhambat dan akhirnya terjadilah timbunan-timbunan zat
makanan yang kemudian akan merangsang timbulnya pembungaan dan pembuahan.
Bagian tanaman yang dililit bisa
pada batang primernya maupun pada batang sekundernya.
Alat yang digunakan untuk melilit
biasanya adalah kawat, Kawat ini dililitkan pada batang kencang sekali.
Setelah tanaman buah-buahan
tersebut berbunga atau setelah bakal-bakal buahnya bermunculan barulah lilitan
dilepas.
3. PELUKAAN BATANG, AKAR ATAU
UMBI
Pelukaan merupakan cara yang
sudah lama, namun bila tidak hati-hati melakukannya tanaman akan mati.
Mengapa dengan cara dilukai
tanaman malah menjadi cepat berbuah ?
Dengan pelukaan, pengangkutan
hasil fotosintesis ke bagian akar menjadi terganggu.
Sehingga terjadilah pemusatan
zat-zat makanan ke cabang-cabang daun dedaunan.
Pemusatan ini akan mendorong
proses pembungaan untuk lebih cepat terjadi, yang kemudian diikuti dengan
proses pembuahan.
Pelukaan ini bisa dilakukan pada
pangkal batang yang disebut penyunatan, bisa pada batang yang disebut
pencacahan.
Untuk pelukaan pada akar/umbi
jarang dilakukan sebab terlalu riskan.
Bila pelukaan pada akar/umbi
jangan lupa diolesi dengan parafin, cat tau tir untuk menghindari infeksi jamur
dan sebagainya.
Ada pula dengan cara pengerokan
kulit batang pohon.
Biasanya cara ini digunakan untuk
mempercepat pembungaan dan pembuahan pada tanaman lengkeng.
Pengerokan ini dilakukan setelah
pemangkasan.
4. PEMOTESAN UJUNG TUNAS CABANG
(PINCHING)
Dalam pemotesan ini dengan cara
memangkas ujung-ujung tunas, sehingga pertumbuhan memanjang dari cabang-cabang
dapat dihambat.
Dengan demikian zat-zat hara yang
digunakan untuk membentuk tunas-tunas cabang bisa ditimbun untuk pembentukan
buah.
Pemotesan bisa menggunakan
gunting pangkas.
PEMUPUKAN
Pemupukan untuk merangsang
tanaman agar cepat berbuah, akhir-akhir ini banyak menggunakan pupuk daun.
Pupuk daun adalah pupuk yang
diberikan kepada tanaman melalui penyemprotan pada daun.
Pemberian pupuk lewat daun ini
mempunyai kelebihan yaitu unsur hara lebih cepat terserap sehingga tidak
mengalami fiksasi (khususnya pupuk N yang mudah terfiksasi) hasilnya lebih bisa
cepat dilihat dengan munculnya tunas-tunas baru ataupun kuncup bunga.
Pupuk daun yang cocok untuk
merangsang tanaman agar cepat berbuah adalah pupuk daun yang kandungan unsur P
nya tinggi. Seperti kita ketahui pupuk P bermanfaat untuk mempercepat
pembungaan dan pembuahan.
Menyemprotnya memerlukan teknik
khusus.
Untuk itulah kita harus tahu
cara-cara penyemprotannya serta alat yang cocok digunakannya.
Pemberian pupuk daun harus sesuai
benar dengan anjuran, dilihat benar-benar aturan penggunaanya seperti dalam
label anjuran.
Bila tidak ada aturannya, cukup
disemprot sampai semua daunnya basah saja.
Interval pemakaian biasanya
dilakukan 7 – 10 hari sekali.
Yang penting, penyemprotan
dilakukan terhadap sisi permukaan bawah daun, sebab ditempat inilah penyerapan
yang paling efektif pada daun, karena tempat stomata-stomata yang berperan
dalam penyerapan zat hara.
Ada satu hal yang perlu diingat
dalam penyemprotan pupuk daun ini yaitu jangan sampai bersamaan dengan
penyemprotan insektisida berperekat. Sebab akan mengganggu proses penyerapan
oleh daun.
Pupuk daun akan menjadi lengket
dengan daun dan karena sifatnya yang higroskopis, air dalam daun bisa terserap
keluar dan akhirnya daun menjadi hangus karenanya.
PENGAIRAN
Air mempunyai manfaat yang sangat
besar terhadap tanaman.
Manfaat air antara lain sebagai
pelarut untuk memudahkan zat hara dalam tanah diangkut, mempertahankan tekanan
turgor dalam transpirasi dam pertumbuhan tanaman, sebagai zat hara untuk
pertumbuhan tanaman.
Kekurangan air pada tanaman bisa
menimbulkan hal yang fatal.
Tanaman menjadi layu dan lama
kelamaan akan mati.
Bisa pula menimbulkan gugurnya
bunga dan gagalnya perkembangan bakal buah menjadi buah.
Kelebihan air pun bisa fatal,
akar menjadi busuk dan tanaman bisa mati karenanya.
Untuk itu dalam pengairan harus
hati-hati, jangan sampai terlalu banyak dan jangan sampai kurang.
Pengairan ini sangat diperlukan
untuk meningkatkan produktivitasnya, pengairan bisa merangsang pertumbuhan dan
perkembangan bunga serta buah.
Pada tanaman buah-buahan tertentu
bahkan perlu penggenangan pada saat kemarau untuk merangsang timbulnya bunga.
PEMBERIAN HORMON
Hormon adalah zat yang berfungsi
sebagai pengatur yang dapat mempengaruhi jaringan-jaringan berbagai organ
maupun sistim organ tanaman.
Untuk memperoleh tanaman agar
cepat berbuah, dapat diberikan hormon yang dapat merangsang pertumbuhan dan
pembentukan bunga dan buah, sehingga selain pertumbuhan bunga dan buah lebih
cepat, akan diperoleh hasil yang banyak.
Ada pula hormon yang bisa
menyebabkan buah lebih serempak dan menjaga buah agar lebih bagus.
Secara umum penggunaan hormon
dengan cara menyemprotkannya pada tanaman, ada pula yang dibasahkan pada akar
tanaman, dengan penyuntikan (penginfusan) pada batang tanaman.
Disamping mempercepat tanaman
berbuah, juga bisa untuk meningkatkan kualitas buah dalam ukuran buah.
Cara penggunaan hormon harus
tepat yaitu digunakan pada saat pertumbuhan vegetatifnya sudah maksimum.
Dosis yang digunakan harus sesuai
anjuran yang terdapat pada labelnya.
Semoga Bermanfaat..
No comments:
Post a Comment