Wednesday, 6 July 2016

FASE VEGETATIF DAN REPRODUKSI




Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, secara umum tanaman mengalami dua fase yaitu fase vegetatif dan fase reproduktif.
Walaupun berbeda tetapi kedua fase itu tetap jalan bersama, artinya tanaman yang sedang menjalani fase vegetatif sebenarnya juga melakukan kegiatan reproduktif meskipun sedikit, demikian sebaliknya.

Suatu tanaman disebut sedang mengalami fase vegetatif atau reproduktif tergantung pada dominasi salah satu fase.
Apabila fase vegetatif lebih dominan dari pada fase reproduktif berarti tanaman berada pada fase vegetatif.
Sebaliknya bila fase reproduktif lebih dominan dibanding fase vegetatif, berarti tanaman sedang mengalami fase reproduktif.

Fase vegetatif merupakan fase pertumbuhan yang menggunakan sebagian besar karbohidrat yang dibentuk dari proses fotosintesis.
Fase ini terutama terjadi pada perkembangan akar, batang, cabang-cabang dan daun-daun.
Sedangkan fase reproduktif merupakan fase pertumbuhan yang menimbun sebagian besar karbohidrat yang dihasilkan tanaman. Karbohidrad ini digunakan untuk pembentukan bunga, biji dan pembesaran dan pendewasaan struktur penyimpanan (cadangan) makanan.

BIBIT TANAMAN
Bibit tanaman buah umumnya bisa diperoleh dengan dua cara yaitu secara vegetatif dan secara generatif.
Kedua cara tersebut dibedakan berdasarkan bagian tanaman yang digunakan untuk memperoleh tanaman baru.
Bibit tanaman yang diperbanyak dengan cara generatif berasal dari biji yang dibenihkan.
Tetapi perbanyakan dengan cara demikian sebaiknya tidak dilakukan karena mempunyai beberapa kelemahan.
Bibit tanaman kelak akan menghasilkan buah dalam jangka waktu yang sangat lama.
Disamping itu ada kemungkinan tanaman akan menghasilkan buah yang sifatnya menyimpang dari tanaman induk akibat adanya sifat biji yang mudah sekali bersegregasi.
Cara ini boleh dilakukan apabila perbanyakan tanaman hanya bisa dilakukan dengan cara generatif, seperti misalnya pepaya, semangka, kelapa, serta apabila kita ingin memperoleh batang bawah untuk perbanyakan tanaman dengan teknik okulasi maupun penyambungan.
Itupun harus dipilih dari bibit yang berumur genjah dan bersifat unggul.

Sedangkan bibit tanaman yang diperoleh secara vegetatif berasal dari bagian tanaman yang bukan biji, misalnya akar, cabang, daun, bagian sel yang tidak dibuahi, dsb.
Umumnya semua tanaman buah yang berupa semak atau herba dan pohon berkulit keras dapat diperbanyak dengan cara vegetatif.

Keistimewaan perbanyakan secara vegetatif ini adalah kecepatan tanaman untuk menghasilkan buah, karena masa pertumbuhan tanaman lebih pendek dibanding dari tanaman yang berasal dari bibit generatif.
Selain itu hasil buahnya identik dengan sifat-sifat unggul tanaman induknya.
Dengan demikian sifat unggul tanaman induk akan dapat dipertahankan sampai keturunan berikutnya.

Ada beberapa teknik yang biasa digunakan dalam perbanyakan secara vegetatif, yaitu teknik stek, cangkok, rundukan, tunas/anakan, dsb.
Teknik lain yang bisa digunakan adalah teknik kombinasi generatif dan vegetatif yang biasa disebut okulasi (penempelan), sambungan (enten). Selain mempercepat tanaman berbuah, cara ini dapat juga meningkatkan keunggulan sifat tanaman induk.
Cara-cara ini dikenal juga dengan istilah hibridisasi vegetatif.

CARA PENANAMAN.
Yang dimaksud cara penanaman disini bukanlah teknik dan cara-cara bertanam, melainkan cara penanaman yang dapat mempengaruhi cepat lambatnya tanaman menghasilkan buah.
Menanam tanaman buah-buahan di pekarangan atau kebun memerlukan areal khusus, paling tidak harus cukup luas, sebab akan memungkinkan bibit tanaman tumbuh dan berkembang secara maksimum.
Akar, batang dan cabang serta daun-daunnya terus dapat tumbuh sehingga fase vegetatif tanaman berlangsung dalam waktu yang lama dan panjang.

Selain itu perawatan dan pemeliharaan yang kita berikan untuk tanamab buah-buahan yang kita tanam perlu diperhatikan.
Tahap pemupukan biasanya dilakukan dalam jangka waktu yang panjang.
Hal ini berdasarkan pertimbangan masih adanya faktor-faktor lain yang mampu menyediakan unsur-unsur hara secara alami, misalnya dari air hujan dan dekomposisi bahan-bahan organik.

Pada sebagian besar tanaman buah-buahan, pemangkasan merupakan salah satu perlakuan penting yang harus diberikan untuk merangsang terbentuknya buah.
Pemangkasan yang kita lakukan terhadap tanaman buah-buahan biasanya agak sulit dilakukan karena keadaan pohon yang rimbun dan tinggi, hal ini menyebabkan jarang dilakukan pemangkasan, sehingga menyebabkan tanaman tidak segera berbuah.

PENGATURAN C/N RATIO UNTUK MEMPERCEPAT TANAMAN BERBUAH
Tanaman yang sudah saatnya berbuah tetapi belum juga muncul buahnya, akan bisa segera berbuah dengan jalan mengatur keseimbangan C/N ratio dalam tanaman tersebut.
C/N ratio ini mempengaruhi fase vegetatif dan fase reproduktif dalam tanaman.
C adalah jumlah Karbohidrat dalam daun dan N adalah jumlah Nitrogennya.

C/N ratio yang tinggi dapat sangat diperlukan untuk pembentukan bunga dan buah.
Dengan C/N ratio yang tinggi maka akan terjadilah penumpukan karbohidrat yang akhirnya akan terbentuklah bunga dan buah.
C/N ratio ini dapat diatur dengan cara : pemangkasan, pelilitan/pencincinan/pengikatan, pelukaan batang-akar atau umbi, pemotesan ujung tunas cabang.

1. PEMANGKASAN
Pemangkasan bisa dibedakan menjadi tiga yaitu : pemangkasan ringan, sedang dan berat.

Pemangkasan ringan yaitu pemangkasan yang dilakukan dengan tujuan untuk membuang ranting-ranting yang tidak produktif.
Biasanya dilakukan pada tanaman buah supaya tunas-tunas produktif lebih dapat menghasilkan buah.

Pemangkasan sedang biasanya dilakukan pada tanaman anggur, apel, jeruk yaitu pemangkasan cabang-cabang yang rusak dan ujung-ujung cabang agar lebih cepat berbuah.

Pemangkasan berat biasa dilakukan dengan tujuan untuk meremajakan tanaman yang sudah tua, hingga buahnya bisa menjadi lebat kembali.
Selain itu pemangkasan berat bisa juga untuk memperpendek tanaman buah-buahan hingga memudahkan kita untuk memanen hasilnya.

Untuk melakukan pemangkasan harus memperhatikan kondisi lingkungan dan kondisi tanaman itu sendiri.
Terutama untuk pemangkasan berat, sebaiknya dilakukan pada akhir musim kemarau atau awal musim penghujan, sebab suhu udaranya waktu itu tidak terlalu tinggi, sehingga penguapan cairan dalam tanaman pun tidak terlalu tinggi, sehingga tunas-tunas baru akan lebih cepat tuimbuh.

Untuk lebih amannya dari serangan hama dan penyebab penyakit pada bekas luka pemangkasan dipoles dengan cat, tir atau parafin.

2. PELILITAN / PENCINCINAN / PENGIKATAN
Melilit pohon merupakan suatu cara tradisional, tujuannya untuk mempercepat proses pembuahan.
Dahulu kita tidak mengerti mengapa dengan diikat demikian tak lama kemudian pohon berbunga dan berbuah. Memang dengan melilit batang tanaman, pengangkutan karbihidrat hasil fotosintesis ke bagian akar menjadi terhambat dan akhirnya terjadilah timbunan-timbunan zat makanan yang kemudian akan merangsang timbulnya pembungaan dan pembuahan.
Bagian tanaman yang dililit bisa pada batang primernya maupun pada batang sekundernya.
Alat yang digunakan untuk melilit biasanya adalah kawat, Kawat ini dililitkan pada batang kencang sekali.
Setelah tanaman buah-buahan tersebut berbunga atau setelah bakal-bakal buahnya bermunculan barulah lilitan dilepas.

3. PELUKAAN BATANG, AKAR ATAU UMBI
Pelukaan merupakan cara yang sudah lama, namun bila tidak hati-hati melakukannya tanaman akan mati.

Mengapa dengan cara dilukai tanaman malah menjadi cepat berbuah ?
Dengan pelukaan, pengangkutan hasil fotosintesis ke bagian akar menjadi terganggu.
Sehingga terjadilah pemusatan zat-zat makanan ke cabang-cabang daun dedaunan.
Pemusatan ini akan mendorong proses pembungaan untuk lebih cepat terjadi, yang kemudian diikuti dengan proses pembuahan.

Pelukaan ini bisa dilakukan pada pangkal batang yang disebut penyunatan, bisa pada batang yang disebut pencacahan.
Untuk pelukaan pada akar/umbi jarang dilakukan sebab terlalu riskan.
Bila pelukaan pada akar/umbi jangan lupa diolesi dengan parafin, cat tau tir untuk menghindari infeksi jamur dan sebagainya.
Ada pula dengan cara pengerokan kulit batang pohon.
Biasanya cara ini digunakan untuk mempercepat pembungaan dan pembuahan pada tanaman lengkeng.
Pengerokan ini dilakukan setelah pemangkasan.

4. PEMOTESAN UJUNG TUNAS CABANG (PINCHING)
Dalam pemotesan ini dengan cara memangkas ujung-ujung tunas, sehingga pertumbuhan memanjang dari cabang-cabang dapat dihambat.
Dengan demikian zat-zat hara yang digunakan untuk membentuk tunas-tunas cabang bisa ditimbun untuk pembentukan buah.
Pemotesan bisa menggunakan gunting pangkas.

PEMUPUKAN
Pemupukan untuk merangsang tanaman agar cepat berbuah, akhir-akhir ini banyak menggunakan pupuk daun.
Pupuk daun adalah pupuk yang diberikan kepada tanaman melalui penyemprotan pada daun.
Pemberian pupuk lewat daun ini mempunyai kelebihan yaitu unsur hara lebih cepat terserap sehingga tidak mengalami fiksasi (khususnya pupuk N yang mudah terfiksasi) hasilnya lebih bisa cepat dilihat dengan munculnya tunas-tunas baru ataupun kuncup bunga.

Pupuk daun yang cocok untuk merangsang tanaman agar cepat berbuah adalah pupuk daun yang kandungan unsur P nya tinggi. Seperti kita ketahui pupuk P bermanfaat untuk mempercepat pembungaan dan pembuahan.
Menyemprotnya memerlukan teknik khusus.
Untuk itulah kita harus tahu cara-cara penyemprotannya serta alat yang cocok digunakannya.
Pemberian pupuk daun harus sesuai benar dengan anjuran, dilihat benar-benar aturan penggunaanya seperti dalam label anjuran.
Bila tidak ada aturannya, cukup disemprot sampai semua daunnya basah saja.
Interval pemakaian biasanya dilakukan 7 – 10 hari sekali.
Yang penting, penyemprotan dilakukan terhadap sisi permukaan bawah daun, sebab ditempat inilah penyerapan yang paling efektif pada daun, karena tempat stomata-stomata yang berperan dalam penyerapan zat hara.

Ada satu hal yang perlu diingat dalam penyemprotan pupuk daun ini yaitu jangan sampai bersamaan dengan penyemprotan insektisida berperekat. Sebab akan mengganggu proses penyerapan oleh daun.
Pupuk daun akan menjadi lengket dengan daun dan karena sifatnya yang higroskopis, air dalam daun bisa terserap keluar dan akhirnya daun menjadi hangus karenanya.

PENGAIRAN
Air mempunyai manfaat yang sangat besar terhadap tanaman.
Manfaat air antara lain sebagai pelarut untuk memudahkan zat hara dalam tanah diangkut, mempertahankan tekanan turgor dalam transpirasi dam pertumbuhan tanaman, sebagai zat hara untuk pertumbuhan tanaman.

Kekurangan air pada tanaman bisa menimbulkan hal yang fatal.
Tanaman menjadi layu dan lama kelamaan akan mati.
Bisa pula menimbulkan gugurnya bunga dan gagalnya perkembangan bakal buah menjadi buah.
Kelebihan air pun bisa fatal, akar menjadi busuk dan tanaman bisa mati karenanya.
Untuk itu dalam pengairan harus hati-hati, jangan sampai terlalu banyak dan jangan sampai kurang.

Pengairan ini sangat diperlukan untuk meningkatkan produktivitasnya, pengairan bisa merangsang pertumbuhan dan perkembangan bunga serta buah.
Pada tanaman buah-buahan tertentu bahkan perlu penggenangan pada saat kemarau untuk merangsang timbulnya bunga.

PEMBERIAN HORMON
Hormon adalah zat yang berfungsi sebagai pengatur yang dapat mempengaruhi jaringan-jaringan berbagai organ maupun sistim organ tanaman.
Untuk memperoleh tanaman agar cepat berbuah, dapat diberikan hormon yang dapat merangsang pertumbuhan dan pembentukan bunga dan buah, sehingga selain pertumbuhan bunga dan buah lebih cepat, akan diperoleh hasil yang banyak.
Ada pula hormon yang bisa menyebabkan buah lebih serempak dan menjaga buah agar lebih bagus.

Secara umum penggunaan hormon dengan cara menyemprotkannya pada tanaman, ada pula yang dibasahkan pada akar tanaman, dengan penyuntikan (penginfusan) pada batang tanaman.
Disamping mempercepat tanaman berbuah, juga bisa untuk meningkatkan kualitas buah dalam ukuran buah.

Cara penggunaan hormon harus tepat yaitu digunakan pada saat pertumbuhan vegetatifnya sudah maksimum.
Dosis yang digunakan harus sesuai anjuran yang terdapat pada labelnya.


Semoga Bermanfaat..

No comments:

Post a Comment