Di dunia ini sebenarnya tersedia banyak sekali indikator
asam basa.
Baik masih berupa tanaman, ataupun telah dalam bentuk olahan
manusia.
Indikator asam basa yang masih berupa tanaman misalnya
hydrangea.
Namun tumbuhan lain pun dapat menjadi indikator keasaman
suatu tanah.
Jika suatu daerah tanahnya terlalu asam atau terlalu basa
maka tumbuhan yang tumbuh di tanah tersebut menjadi kerdil, bahkan tidak ada
tanaman yang bisa hidup di tanah tersebut.
Tanaman-tanaman yang kami gunakan sebagai indikator,
terkadang, bahkan seringkali diabaikan kita.
Padahal tanaman-tanaman tersebut selain sebagai tanaman
hias, makanan ternak, atau sebagai sayuran, memiliki manfaat lain yang belum
diketahui banyak orang.
Seperti bunga terompet biru yang biasa terdapat di tepi
jalan, pekarangan, lapangan, tepi sawah, bahkan di tepi got/saluran air yang
sering diabaikan, diinjak-injak, atau dijadikan pakan ternak ternyata
bermanfaat bunganya untuk dijadikan indikator asam basa.
Baik berupa cairan maupun dalam bentuk kertas lakmus.
Namun tidak semua bunga dapat dijadikan indikator.
Hanya bunga-bunga tertentu yang dapat dijadikan indikator.
Selain itu ekstrak bunga yang bisa dijadikan indikator pun
tidak semuanya bisa dijadikan bahan kertas lakmus.
Hanya yang memiliki keawetan warna yang cukup saja yang bisa
dijadikan kertas lakmus.
Indikator lakmus yang biasa dijumpai di laboratorium pun
sebenarnya terbuat dari kertas yang direndam dalam ekstrak lumut kerak atau
lichenes.
Namun untuk menguji suatu zat yang asam dan basa dibutuhkan
2 jenis kertas lakmus; Lakmus Biru dan Lakmus Merah.
Sedangkan kertas lakmus sederhana buatan memiliki keunggulan
yang tidak dimiliki kertas lakmus biasa, karena lakmus dari ekstrak bunga
terompet ungu bersifat universal atau dapat bereaksi baik dengan asam maupun
basa.
Pengenalan Indikator
Indikator adalah suatu senyawa kompleks yang dapat bereaksi
dengan asam dan basa.
Dengan indikator, kita dapat mengetahui suatu zat bersifat
asam atau basa.
Indikator juga dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
kekuatan suatu asam atau basa.
Indikator yang sering tersedia di laboratorium adalah kertas
lakmus karena praktis dan harganya murah.
Beberapa jenis tanaman dapat dijadikan sebagai indikator.
Ada pula tanaman bunga yang menjadi indikator keasam basaan
tanah tempat ia ditanam.
Yaitu bunga hydrangea atau lebih dikenal dengan nama bunga
panca warna.
Bunga hydrangea ini akan berwarna biru jika ditanam di tanah
yang terlalu asam.
Namun bukan bunga hydrangea yang kami gunakan sebagai indikator
alami.
Melainkan bunga dan tanaman yang sudah kita kenal akrab,
yaitu :
1. Bunga Terompet Biru
Bunga terompet biru yang berwarna ungu kebiruan ini termasuk
dalam famili Solanaceae (terong-terongan).
Bunga ini berbentuk seperti terompet, berwarna ungu
kebiruan, buahnya yang kering jika dikenai air selama beberapa detik akan
pecah/meledak seperti petasan namun tidaklah berbahaya karena ukurannya kecil
(1cm-2,5 cm).
2. Bunga Sepatu (Hibiscus rosa sinensis)
Bunga sepatu memang sudah dikenal dapat digunakan sebagai
indikator asam basa.
Bunga sepatu atau nama ilmiahnya Hibiscus rosa-sinensis
termasuk dalam famili Malvaceae atau kapas-kapasan bermanfaat sebagai tanaman
hias, bahan campuran kosmetik (sabun), dan sebagai indikator.
Bunga sepatu ini memiliki banyak varietas warna dan bentuk.
Namun biasanya yang digunakan untuk indikator adalah yang berwana merah.
3. Bunga Suring
Tanaman yang daunnya di beberapa daerah seperti Puworejo,
Kebumen, Pati, dsb ini dijadikan sayuran lezat, ternyata bunganya pun bermanfaat
sebagi indikator asam basa.
Tanaman ini masih berkerabat jauh dengan bunga matahari dan
bunga krisan yang termasuk famili Compositae.
Bunga suring pun memiliki beberapa varietas dan jenis yang
bermacam-macam, ada yang bunganya berwarna kuning, oranye, dan pink keunguan.
Namun yang kami gunakan untuk indikator adalah yang berwarna
oranye.
4. Bunga Terompet Ungu
Bunga ini sekilas mirip dengan bunga terompet biru.
Namun jika lebih diperhatikan, warnanya lebih ungu daripada
bunga terompet biru.
Apalagi jika kita melihat bentuk tanamannya, baik batang
maupun daunnya sangat berbeda.
Jika bunga terompet biru daunnya membulat ujungnya, maka
daun bunga terompet ungu ini berbentuk oval dengan ujung daun meruncing, bunga
terompet biru batangnya tidak terlalu tinggi sedangkan bunga terompet ungu
batangnya tinggi.
Tetapi bunga ini masih termasuk famili Solanaceae.
5. Bunga Canna sanseviera
Bunga yang sering kita jumpai di tepi-tepi jalan sebagai
penghias tepi jalan ini dapat pula dijadikan indikator asam basa.
Bunga yang berwarna merah ini termasuk dalam famili Cannae
atau tasbih-tasbihan.
6. Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalapa L)
Bunga yang termasuk dalam famili Nyctaginaceae ini termasuk
tanaman multifungsi.
Manfaatnya yaitu sebagai obat tradisional, terutama batang,
akar, daun, dan bijinya.
Akan tetapi kami menemukan manfaat lain dari tanaman ini,
yaitu bunganya dapat dijadikan indikator asam basa.
7. Bunga Pacar Cina
Bunga ini biasa kita temui di pinggir-pinggir kebun, tepi
jalan, atau di depan rumah kita.
Tanaman ini bunganya berbentuk seperti bunga anggrek,
warnanya bermacam-macam; ada yang oranye, merah, ungu, pink, putih, dll.
Daunnya biasa dijadikan cat kuku dengan cara ditumbuk lalu
dibubuhkan pada kuku.
Buahnya berbentuk oval dan berisi biji-biji kecil yang
coklat bila sudah tua.
Tanaman ini termasuk dalam famili Balsaminaceae.
Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai indikator adalah
daunnya karena bunganya tidak dapat digunakan.
Demikianlah tanaman-tanaman yang digunakan sebagai indikator
alami.
Selain tanaman-tanaman di atas, dapat menggunakan bunga yang
sejenis dengan bunga sepatu namun kelopaknya berduri.
Tanaman ini tidak dapat dijelaskan karena cukup sulit
dijumpai dan hanya ada dibeberapa daerah tertentu.
Semoga Bermanfaat..
No comments:
Post a Comment