Tuesday, 5 July 2016

PENYEBAB PRODUKSI TELOR AYAM MENURUN



Keberhasilan Produksi Telor Ayam

Produksi telur yang prima tentu menjadi kunci keberhasilan pada peternak ayam petelur, bahkan bicara produksi telur bagi sebagian peternak bisa menjadi  suatu hal yang sensitif.
Sensitifnya bisa baik bisa juga tidak baik, tergantung pada performa produksinya, selain itu tergantung juga pada permintaan dan harga telur pada saat itu.
Jika performa produksi baik, permintaan pasar lancar, dan harga telur juga sedang bagus-bagusnya pada saat itu, tentu tingkat keuntungan peternak pun akan menjadi sangat baik.

Bicara soal produksi telur yang prima, tentu tidak hanya dinilai dari segi jumlah atau kuantitasnya saja, tetapi juga dari segi kualitas telurnya.
Nah, bagaimana jika yang terlihat  adalah indikasi adanya penurunan produksi telur atau adanya kualitas telur yang kurang baik?

Beberapa hal berikut ini mungkin adalah penyebabnya :


Mengapa Produksi Telor Menurun?

Produksi telur turun sudah curiga ke penyakit..?
ND, IB, atau jangan-jangan AI..?
Tunggu dulu, ketika terjadi penurunan produksi tidak selalu diartikan adanya infeksi dari agen penyakit tertentu.
Justru kecurigaan adanya infeksi agen penyakit adalah kecurigaan akhir setelah kita memeriksa bagaimana manajemen pemeliharaan, bagaimana kualitas pakan, dan adakah faktor-faktor yang menyebabkan stress pada ayam.

Bicara manajemen pemeliharaan disini terutama soal sistem perkandangannya;
Apakah kandang yang merupakan rumah bagi ayam-ayam kita itu sudah menjadi rumah yang nyaman untuk bertelur?
Mungkin penghuninya terlalu banyak alias terlalu padat populasinya?
Mungkin suhu udara di dalam kandang tidak sesuai untuk ayam yang akan bertelur?
Atau sirkulasi udara di dalam kandang kurang baik dan kadar amonia menjadi tinggi?
Kepadatan populasi dalam kandang harus diperhatikan.

Populasi yang terlalu padat di dalam kandang membuat ayam akan saling berebut bahkan saling mematuk untuk mendapatkan makanannya, selain itu menjadikan suhu di dalam kandang menjadi tidak nyaman.
Suhu udara yang nyaman, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin, dibutuhkan untuk produksi telur yang aman.
Suhu udara yang nyaman untuk bertelur sekitar 23-27 derajat C.
Kalau suhu udara terlalu panas ayam bisa stress dan terganggu produksi telurnya, dan kalau suhu udara terlalu dingin ayam akan meregulasi seluruh energi tubuhnya untuk tetap hangat, tidak untuk produksi telur.
Sementara tingginya kadar amonia akan menyebabkan iritasi dan penyakit pernafasan pada ayam, kalau sudah sakit artinya proses produksi telur pun akan terganggu.


Pengaruh Kualitas Pakan Terhadap Produksi Telor

Lalu bagaimana kualitas pakan mempengaruhi produksi telur?
Jika kualitas pakannya tidak baik atau bahkan berjamur.
Perhatikan komposisi atau kandungan protein dalam pakan, memasuki masa produksi ini kebutuhan proteinnya kurang lebih sekitar 17.5-19%.

Jika komposisi protein dalam pakan ada dalam jumlah yang kurang maka itu akan memperlambat produksi telur.
Kemudian komposisi Kalsium dalam pakan juga harus diperhatikan, setidaknya sekitar 3.3% dari total pakan. Kalsium selain bermanfaat untuk produksi telur secara kuantitas, juga bermanfaat untuk menjaga kualitas kerabang telur yang dihasilkan.
Kekurangan kalsium bisa menyebabkan kerabang telur menjadi lunak atau pun mudah retak, atau bahkan menjadikan telur yang dikeluarkan tidak berkerabang.
Selebihnya dapat pula ditambahkan vitamin dan mineral dalam bentuk premiks atau lewat air minum.

Jika penurunan produksi telur terjadi secara mendadak bahkan ekstrem atau langsung drastis turunnya, kemungkinan terdapat serangan agen penyakit.
Adanya serangan agen penyakit mengindikasikan turunnya daya tahan tubuh, dan penurunan daya tahan tubuh ini juga akan mempengaruhi produksi telur.
Beberapa penyakit yang bisa menyebabkan penurunan produksi, seperti beberapa penyakit viral (ND, AI, IB, EDS), beberapa penyakit bakterial (Coryza, E. Colli), Mycoplasma, dan parasit (Leucocytozoon, cacing).


PENTING DISIMAK....

Tips Pembersihan Kandang Unggas

Penyakit viral lebih sering menjadi ‘tersangka’ turunnya produksi telur.
Penyakit ND dan IB, selain menurunkan tingkat produksi, juga membuat kualitas telur berubah, misal warna kerabang menjadi pucat atau putih, ukuran telur kecil, kerabang tidak halus atau kasar seperti pasir pada gejala IB, dan putih telurnya lebih encer.
Sementara penyakit AI bisa menurunkan produksi secara drastis hingga 40-50%..!
Tindak pencegahan sudah sepatutnya dilakukan sebelum agen viral menyerang, lakukan biosekuriti yang ketat dan vaksinasi yang tepat.


Semoga Bermanfaat...

No comments:

Post a Comment