Minapadi adalah cara yang digunakan oleh petani dengan
menggabungkan teknik budidaya padi dan pemeliharaan ikan, yang dilakukan secara
bersamaan di lahan sawah.
Budidaya Minapadi terdapat 2(dua) jenis budidaya ikan di
sawah yaitu budidaya ikan sebagai penyelang tanaman padi dan budidaya secara
tumpangsari atau budidaya ikan bersama padi.
A. Budidaya Ikan Sebagai Penyelang Tanaman Padi
Pemeliharaan ikan sebagai penyelang dilakukan setelah tanah
sawah dikerjakan sambil menunggu penanaman padi.
Lamanya pemeliharaan biasanya 20–30 hari, sampai pada saat
benih padi siap untuk ditanam.
Pada sistem ini biasanya hanya dilakukan untuk pendederan
benih ikan.
Tujuannya adalah setelah umur 20–30 hari, hasil dederan
berubah menjdai anak ikan yang siap ditebarkan di kolam.
Budidaya Minapadi dengan penyelang dapat dilakukan sebagai
berikut:
1. Persiapan lahan
- Membabat jerami sampai pangkalnya dan dibenamkan
- Perbaikan pematang untuk mencegah kebocoran air.
- Saluran pemasukan dan pengeluaran terletak pada sisi yang
berseberangan dilengkapi dengan saringan yang terbuat dari kawat, bambu atau
saringan.
- Pengolahan dan pembalikan tanah menggunakan luku atau
retovator (traktor).
- Pembuatan careng keliling dengan lebar 40–100 cm dan
careng penampungan (kobakan panen) dengan ukuran 1x2 m dan kedalaman 50–75 cm.
2. Pemupukan
- Pemupukan dengan SP36 dan Urea tahap I sebanyak 6–7
gram/m2dilakukan setelah persiapan lahan atau 4–5 hari sebelum penebaran benih.
- Pupuk organik diberikan setelah petakan digenangi air
setinggi 15 cm dengan frekuensi 1-2 pekan sekali sebanyak 30–100 gram/m2.
3. Pemeliharaan
- Benih ikan yang ditebar sebanyak 30.000 ekor/Ha/MT
berukuran 1–3 cm
- Pakan tambahan untuk ikan berupa dedak halus sebanyak
4% dari bobot total ikan, dengan frekuensi 3 kali sehari.
- Ketinggian air di dalam petakan selama masa
pemeliharaan adalah 30–40 cm
- Balikkan tumpukan jerami 3 hari sekali dan
aplikasikan Bioboost untuk mempercepat proses pembusukan dan pertumbuhan pakan
alami.
- Suplai air terus–menerus dengan kecepatan 2–4
liter/detik untuk petakan seluas 500 m2.
4. Pemanenan.
- Panen dilakukan 2-3 hari sebelum tanam padi.
- Pengeringan petakan secara total dan dipasang
saringan pada pipa pengeluaran untuk mencegah lolosnya benih.
- Setelah masa pemeliharaan selama 30 hari dihasilkan
benih ikan berukuran 3-5 cm sebanyak 21.000 ekor setara dengan 105 kg/ha.
B. Budidaya Ikan Bersama Padi
Budidaya ikan bersama padi merupakan pemeliharaan ikan di
sawah yang dilakukan bersama dengan tanaman padi.
Lama pemeliharaan adalah sejak benih padi ditanam sampai
penyiangan I, penyiangan II atau sampai tanaman padi mulai berbunga, kira-kira
umur tanaman padi 50 hari.
Budidaya Minapadi ini sering disebut sebagai sistem
tumpangsari.
Budidaya Minapadi dengan sistem tumpangsari dapat dilakukan
sebagai berikut:
1. Persiapan Lahan.
- Sawah dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan penanaman
padi dan pemeliharaan ikan
- Tanah diolah atau dibajak sampai lumpur mencapai
15–30 cm, dengan perbandingan lumpur dan air, 1:1
- Pembuatan parit/caren untk udang galah berukuran
lebar 1 m dengan kedalaman 60 – 75 cm
- Penanaman padi
2. Pemupukan Padi
Pada pemupukan dasar, pupuk ditaburkan secara merata pada
keadaan sawah masih melumpur.
Urea dan SP36 tidak dianjurkan untuk dicampurkan pada saat
penaburan.
Pada pemupukan susulan, air dalam petakan diusahakan dalam
keadaan macak-macak sebelum penebaran (ikan berada pada kemalir kuat diungsikan
terlebih dahulu).
Pupuk ditaburkan diantara barisan tanaman atau ditebar
secara merata.
Benamkan pupuk dengan landak sambil menyiang atau
diinjak-injak khusus agar bisa terbenam pada kedalaman lebih dari 3 cm.
3. Penebaran ikan
Padat penebaran dan ukuran benih ikan disesuaikan dengan
tujuan penanaman penanaman, penebaran, pertama benih berukuran 1–3 cm
(fingerking) dengan padat penebaran 3–5 cm ekor/m2 dilakukan 3–5 cm
setelah tanam padi.
Jika benih ikan yang ditebar berukuran kurang dari 5 cm,
gunakan panglojo ikan pembimbing, yang ukurannya lebih besar (50-75 gram)
sebanyak 200-150 ekor/ha.
Karena ikan ini dapat membolak balikan lumpur sehingga dapat
membantu ikan-ikan kecil mencari makan.
Ikan dapat diganti dengan dengan udang galah berukuran 5–8
gram/ekor sebanyak 2 ekor/m2.
Jadwal tanam ikan pada budidaya minapadi sesuai dengan
ukuran ikan dan lama pemeliharaan.
4. Pemeliharaan
- Apabila pertumbuhan padi tidak normal atau anakan kurang
turunkan permukaan air sampai 5 cm selama 2–4 hari guna memberi kesempatan padi
untuk bertunas.
- Ikan perlu diberi pakan tambahan berupa dedak dengan
takaran 4–5 % dari berat badan ikan.
Untuk pakan udang galah diberikan pekan berupa pellet
protein 30% sebanyak 1% dari berat badan udang/hari dengan frekuensi 3
kali sehari.
- Selama masa pemeliharaan kedalaman air di pelataran
10–15 cm dan parit 30-40 cm.
- Pemasukan dan pengeluaran air dilakukan berdasarkan
grafitasi.
- Lamanya pemeliharaan ikan tergantung pada ukuran
benih dan besarnya ikan yang hendak dipanen.
Lama pemeliharaan benih dari ukuran kebul sampai ukuran belo
15–20 hari, dari belo sampai ngaramo 20–30 hari dan dari ngaramo menjadi ikan
konsumsi 40–55 hari.
5. Pemanenan ikan
- Pemanenan ikan sebaiknya dilakukan pada pagi hari
atau sore hari pada saat suhu udara rendah.
- Pengeringan petakan pada waktu panen harus dilakukan
perlahan–lahan agar ikan dapat mencapai parit.
- Keluarkan air pada bagian kemalir agar ikan berkumpul
pada kemalir tersebut samai ketinggian air mencapai 3–5 cm.
- Air yang terkumpul ditangkap dan ditampung dalam hapa
yang ditempatkan pada air mengalir.
Setelah petakan kering, air dapat dialiran kembali agar ikan
yang masih tersisa dalam petakan dapat terselamatkan
- Setelah masa pemeliharaan selama 90 hari dihasilkan
udang ukuran konsumsi (25–35 g/ekor) sebanyak 15.000–16.000 ekor setara dengan
450 kg.
Pengendalian Hama Padi dan Ikan
Untuk mengantisipasi serangan hama padi pada daerah-daerah
endemik, dapat digunakan pestisida alami seperti saponim terdapat dalam biji
teh, retenone terdapat dalam akar tumbuhan dan nikotine terdapat dalam daun
tembakau, yang diberikan bersamaan dengan pemupukan dasar.
Penyemprotan dilakukan 1-2 hari seblum penabaran benih pada
pagi atau sore hari dan air dalam petakan sawah setinggi 30–40 cm, penyemprotan
ulang dilakukan seminggu sekali selama masa pemeliharaan.
Hama ikan terdiri dari ulat, belut, ikan gabus, biawak,
berang-berang, burung kuntul dan kuang-kuang.
Untuk mengendalikan hama ulat digunakan bubu perangkap.
Keuntungan dan Kelemahan Minapadi
Keuntungan
Minapadi memiliki beberapa keuntungan yaitu sebagai berikut:
- Meningkatkan pendapatan petani sawah yang mengalami
kegagalan panen akibat serangan hama wereng yang meningkat akibat perubahan
iklim. Karena dengan adanya ikan di sawah akan mengonsumsi hama wereng yang
jatuh ke air akibat gerakan ikan.
- Meningkatkan produksi padi yaitu sekitar 10-20%
dengan pola minapadi dan sekaligus peningkatan produksi ikan minimal 1 ton/ha
permusim tanam.
- Membantu percepatan perbaikan lingkungan karena
dengan pola minapadi akan mengurangi gas metan yang dibuang dari sisa pemupukan.
- Penghematan pengeluaran pemerintah untuk subsidi
pupuk karena dengan minapadi bisa mengurangi penggunaan pupuk 20–30%.
- Peningkatan konsumsi ikan guna perbaikan gizi
keluarga karena dari data konsumsi ikan terlihat pada provinsi utama penghasil
beras jumlah konsumsi ikan perkapita yang terendah.
- Pengembangan industri pedesaan selain adanya
penggilingan padi juga diharapkan tumbuh industri pengelolaan ikan pedesaan.
- Diperoleh dua macam produksi sekaligus, sehingga
dapat meningkatkan pendapatan keluarga.
- Petani menjadi lebih rajin mengawasi sawahnya karena
di tuntut setiap hari harus mengecek aliran air yang masuk ke sawahnya dan
pengecekan saringan/filter yang ada agar ikan di sawah tidak gampang terlepas.
- Kotoran ikan merupakan pupuk organik bagi tanaman
padi.
- Memperbaiki struktur tanah, karena ikan dalam mencari
makan selalu membolak-balikan lumpur.
- Ikan akan membantu memakan binatang-binatang kecil
yang merupakan hama tanaman padi.
- Mengurangi ketergantungan terhadap impor daging
karena ikan dapat kita produksi dengn harga yang lebih murah dibandingkan
daging.
- Ketahanan pangan yang selama ini disangga oleh beras akan
dapat dikurangi dan sekaligus kelebihan beras yang dihasilkan akan dapat
mengisi kebutuhan pangan dunia.
- Meningkatkan potensi lahan sawah yang ada.
- Meningkatkan keragaman hasil sawah selain bisa
menghasilkan padi organik juga bisa menghasilkan ikan.
- Meningkatkan pendapatan karena double usaha padi dan
ikan.
- Panen padi dengan kualitas yang bagus dan bisa
organik karena bisa meminimalisir penggunaan obat-obatan kimia dan kotoran ikan
bisa menjadi pupuk organik.
- Panen ikan dengan menghemat biaya pakan karena ikan
bisa memakan Azolla dan lumut yang ada disawah sebagai pakan tambahannya.
- Meningkatkan produlsi ikan dengan luas kolam dan
ketinggian airnya.
- Membantu mengurangi serangan hama dan penyakit.
- Bisa memelihara ikan sesuai umur padi diperoleh ikan
siap konsumsi pada saat panen.
Kelemahan Minapadi
Kelemahan dari sistem Minapadi adalah pemberian pestisida
yang berlebihan pada padi, juga dapat mempengaruhi kehidupan ikan dan mudahnya
hama seperti ular, kodok, dan burung masuk kedalam Minapadi.
Semoga bermanfaat....
Semoga bermanfaat....
No comments:
Post a Comment