1. Hormon Tumbuh
Hormon tumbuhan atau pernah dikenal juga dengan nama
fitohormon, adalah sekumpulan senyawa organik bukan hara, baik yang terbentuk
secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil dapat
mendorong, menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan dan atau
pergerakan tumbuhan.
Hormon tumbuhan/fitohormon ini selanjutnya dikenal dengan
nama Zat Pengatur Tumbuh (Plant Growt Regulator) untuk membedakanya dengan
hormon pada hewan.
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT ) mempunyai peranan penting dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman.
Konsep Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) diawali dari konsep hormon.
Hormon tanaman atau fitohormon adalah senyawa-senyawa
organik tanaman yang dalam konsentrasi rendah mempengaruhi proses-proses
fisiologis.
Proses-proses fisiologis terutama mengenai proses
pertumbuhan, diferensiasi dan perkembangan tanaman.
Proses-proses lain seperti pengenalan tanaman, pembukaan
stomata, translokasi dan serapan hara dipengaruhi oleh hormon tanaman.
Dengan berkembangnya pengetahuan biokimia dan industri kimia
banyak ditemukan senyawa-senyawa yang mempunyai fisiologis serupa dengan hormon
tanaman.
Senyawa ini dikenal dengan nama ZPT.
Batasan tentang Zat Pengatur Tumbuh pada tanaman (plant
regulator), adalah senyawa organik yang tidak termasuk hara (nutrient), yang
mempunyai 2 fungsi yaitu menstimulir dan menghambat atau secara kualitatif
mengubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Sedangkan fitohormon adalah senyawa organik yang bukan
nutrisi yang aktif dalam jumlah kecil yang disintetis pada bagian tertentu,
yang umumnya ditranslokasikan ke bagian lain tanaman yang menghasilkan suatu
tanggapan secara biokimia, fisiologis dan morfologis.
2. Golongan Hormon Tumbuh (ZPT)
Pada saat ini dikenal lima kelompok utama ZPT yaitu auksin
(auxins), sitokinin (cytokinins), giberelin (giberelins, GAs), etilen (etena,
ETH), dan asam absisat (abscisic acid, ABA).
Auksin, Sitokinin, dan Giberelin bersifat positif bagi
pertumbuhan tanaman pada konsentrasi fisiologis, etilena dapat mendukung maupun
menghambat pertumbuhan, dan asam absisat merupakan penghambat (inhibitor)
pertumbuhan.
Golongan ZPT berdasarkan fungsinya.
Auksin
Peranannya:
1. Pengembangan sel
Dari hasil studi tentang pengaruh auksin terhadap perkembangan
sel, menunjukan bahwa terdapat indikasi yaitu auksin dapat menaikan tekanan
osmotik, meningkatkan permeabilitas sel terhadap air, menyebabkan pengurangan
tekanan pada dinding sel, meningkatkan sintesis protein, meningkatkan
plastisitas dan pengembangan dinding sel.
Dalam hubungannya dengan permeabilitas sel, kehadiran auksin
meningkatkan difusi masuknya air ke dalam sel.
Hal ini ditunjang oleh pendapat Cleland dan Brustrom (1961)
bahwa auksin mendukung peningkatan permeabilitas masuknya air ke dalam sel.
2. Phototropisme
Suatu tanaman apabila disinari suatu cahaya, maka tanaman
tersebut akan membengkok ke arah datangnya sinar.
Membengkoknya tanaman tersebut adalah karena terjadinya
pemanjangan sel pada bagian sel yang tidak tersinari lebih besar dibanding
dengan sel yang ada pada bagian tanaman yang tersinari.
Perbedaan rangsangan (respond) tanaman terhadap penyinaran
dinamakan phototropisme.
Terjadinya phototropisme ini disebabkan karena tidak samanya
penyebaran auksin di bagian tanaman yang tidak tersinari dengan bagian tanaman
yang tersinari.
Pada bagian tanaman yang tidak tersinari konsentrasi
auksinnya lebih tinggi dibanding dengan bagian tanaman yang tersinari.
3. Geotropisme
Geotropisme adalah pengaruh gravitasi bumi terhadap
pertumbuhan organ tanaman.
Bila organ tanaman yang tumbuh berlawanan dengan gravitasi
bumi, maka keadaan tersebut dinamakan geotropisme negatif.
Contohnya seperti pertumbuhan batang sebagai organ tanaman,
tumbuhnya kearah atas.
Sedangkan geotropisme positif adalah organ-organ tanaman
yang tumbuh kearah bawah sesuai dengan gravitasi bumi.
Contohnya tumbuhnya akar sebagai organ tanaman ke arah
bawah.
Keadaan auksin dalam proses geotropisme ini, apabila suatu
tanaman (celeoptile) diletakan secara horizontal, maka akumulasi auksin akan
berada di bagian bawah.
Hal ini menunjukan adanya transportasi auksin ke arah bawah
sebagai akibat dari pengaruh geotropisme.
Sel-sel tanaman terdiri dari berbagai komponen bahan cair
dan bahan padat.
Dengan adanya gravitasi maka letak bahan yang bersifat cair
akan berada di atas.
Sedangkan bahan yang bersifat padat berada di bagian bawah.
Bahan-bahan yang dipengaruhi gravitasi dinamakan statolith
(misalnya pati) dan sel yang terpengaruh oleh gravitasi dinamakan statocyste
(termasuk statolith).
4. Dominasi Apikal
Di dalam pola pertumbuhan tanaman, pertumbuhan ujung batang
yang dilengkapi dengan daun muda apabila mengalami hambatan, maka pertumbuhan
tunas akan tumbuh ke arah samping yang dikenal dengan "tunas lateral"
misalnya saja terjadi pemotongan pada ujung batang (pucuk), maka akan tumbuh
tunas pada ketiak daun.
Fenomena ini kita namakan "apical dominance“.
Hubungan antara auksin dengan apical dominance pada suatu
tanaman, dimana pucuk tanaman kacang (apical bud) dibuang, sebagai akibat treatment
akan menyebabkan tumbuhnya tunas di ketiak daun.
Dari ujung tanaman yang terpotong itu diletakan blok agar
yang mengandung auksin.
Dari perlakuan tersebut ternyata bahwa tidak terjadi
pertumbuhan tunas pada ketiak daun.
Hal ini membuktikan bahwa auksin yang ada di apical bud
menghambat tumbuhnya tunas lateral.
5. Perpanjangan akar (root initiation)
Hasil suatu eksperimen dengan menggunakan zat kimia NAA
(Naphthalene acetic acid), IAA (Indole acetid acid) dan IAN
(Indole-3-acetonitrile) yang ditreatment pada kecambah kacang.
Dari hasil eksperimennya diperoleh petunjuk bahwa ketiga
jenis auksin ini mendorong pertumbuhan primordia akar.
Namun perlu diingat bahwa pemberian konsentrasi IAA yang
relatif tinggi pada akar, akan menyebabkan terhambatnya perpanjangan akar
tetapi meningkatkan jumlah akar.
6. Pertumbuhan batang (stem growth)
Di dalam alam, hubungan antara auksin dengan pertumbuhan
batang nyata erat sekali.
Apabila ujung coleoptile dipotong, kemungkinan tanaman
tersebut akan terhenti pertumbuhannya.
Di dalam tanaman, jaringan-jaringan muda terdapat pada
apical meristem.
Hubungannya dengan pertumbuhan tanaman peranan auksin sangat
erat sekali.
7. Parthenocarpy
Di dalam alam sering kita menjumpai buah yang tidak berbiji.
Seperti ; Anggur, dan tanaman famili mentimun.
Keadaan seperti ini disebabkan tidak dialaminya pembuahan
pada perkembangan buah.
Di dalam fisiologi, keadaan seperti ini dinamakan
Parthenocarpy.
Di dalam proses Parthenocarpy, hormon auksin bertalian erat.
Hasil penelitian menunjukan pula bahwa kandungan auksin pada
ovary yang mengalami pembuahan (pollination) meningkat bila dibandingkan dengan
ovary yang tidak mengalami pembuahan.
8. Pertumbuhan buah (fruit growth)
Peningkatan volume buah ada hubungannya dengan pertumbuhan
buah.
Keadaan ini akibat hasil pembelahan sel dan/atau
pengembangan sel.
Fase pembelahan sel biasanya overlap dengan pengembangan sel
(cell enlargementh).
Keadaan perkembangan ini selalu diikuti oleh peningkatan
ukuran buah.
Bahwa endosperma dan embrio di dalam biji menghasilkan
auksin yang menstimulasi pertumbuhan endosperma.
Suatu anggapan mengenai peranan auksin dalam pertumbuhan
buah, diaplikasikan pada black berry, anggur, strawberry dan jeruk.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pertumbuhan buah lebih
cepat 60 hari dari fase normal rata-rata 120 hari.
9. Absisi
Absisi adalah suatu proses secara alami terjadinya pemisahan
bagian/organ tanaman dari tanaman, seperti ; daun, bunga, buah atau batang.
Dalam proses abscission ini faktor alami seperti ; dingin,
panas, kekeringan, akan berpengaruh terhadap abscission.
Dalam hubungannya dengan hormon tumbuh, maka mungkin hormon
ini akan mendukung atau menghambat proses tersebut.
Pengaruh auksin terhadap absisi ditentukan oleh konsentrasi
auksin itu sendiri.
Konsentrasi auksin yang tinggi akan menghambat terjadinya
absisi, sedangkan auksin dengan konsentrasi rendah akan mempercepat terjadinya
absisi.
Respon absisi pada daun terhadap auksin dapat dibagi kedalam
dua fase jika perlakuan auksin diberikan setelah daun terlepas.
Fase pertama, auksin akan menghambat absisi, dan fase kedua
auksin dengan konsentrasi yang sama akan mendukung terjadinya absisi.
10. Senescence
Senescence adalah suatu penurunan kemampuan tumbuh
(viability) disertai dengan kenaikan vulnerability suatu organisme.
Namun di dalam tanaman, istilah ini diartikan; menurunnya
fase pertumbuhan (growth rate) dan kemampuan tumbuh (vigor) serta diikuti
dengan kepekaan (susceptibility) terhadap tantangan lingkungan, penyakit atau
perubahan fisik lainnya.
Ciri dari fenomena ini selalu diikuti dengan kematian.
Di dalam alam, senescence terjadi pada daun, batang dan
buah.
Ada empat bentuk senescence yang terjadi pada tanaman yaitu:
a. Semua organ tumbuh mengalami senescence (over-all
senescence)
b. Senescence yang terjadi pada bagian atas (top senescence)
c. Senescence yang terjadi seluruh bagian daun dan buah
(decideus senescence)
d. Senescence berkembang dari daun paling bawah menuju ke
arah atas (progresive senescence)
b. Sitokinin
Sitokinin, adalah hormon tumbuhan turunan adenin berfungsi
untuk merangsang pembelahan sel dan diferensiasi mitosis, disintesis pada ujung
akar dan ditranslokasi melalui pembuluh xylem.
Aplikasi Untuk merangsang tumbuhnya tunas pada kultur
jaringan atau pada tanaman induk, namun sering tidak optimal untuk tanaman
dewasa.
Sitokinin memiliki struktur menyerupai adenin yang
mempromosikan pembelahan sel dan memiliki fungsi yang sama lain untuk kinetin.
Kinetin adalah sitokinin pertama kali ditemukan dan
dinamakan demikian karena kemampuan senyawa untuk mempromosikan sitokinesis
(pembelahan sel).
Meskipun itu adalah senyawa alami, hal ini tidak dibuat di
tanaman, dan karena itu biasanya dianggap sebagai "sintetik"
sitokinin (berarti bahwa hormon disintesis di tempat lain selain di pabrik).
Sitokinin telah ditemukan di hampir semua tumbuhan yang
lebih tinggi serta lumut, jamur, bakteri, dan juga di banyak tRNA dari
prokariota dan eukariota.
Saat ini ada lebih dari 200 sitokinin alami dan sintetis
serta kombinasinya.
Konsentrasi sitokinin yang tertinggi di daerah meristematik
dan daerah potensi pertumbuhan berkelanjutan seperti akar, daun muda,
pengembangan buah-buahan, dan biji-bijian.
Peranan sitokinin antara lain:
a. bersama dengan auksin dan giberelin merangsang pembelahan
sel-sel tanaman.
b. merangsang morfogenesis (inisiasi/pembentukan tunas) pada
kultur jaringan.
c. merangsang pertumbuhan pertumbuhan kuncup lateral.
d. merangsang perluasan daun yang dihasilkan dari pembesaran
sel atau merangsang pemanjangan titik tumbuh daun dan merangsang pembentukan
akar cabang.
e. meningkatkan membuka stomata pada beberapa spesies.
f. mendukung konversi etioplasts ke kloroplas melalui
stimulasi sintesis klorofil.
g. menghambat proses penuaan (senescence) daun.
h. mematahkan dormansi biji
Sitokinin alami terdapat pada air kelapa.
c. Giberelin
Giberelin atau asam giberelat (GA), merupakan hormon
perangsang pertumbuhan tanaman yang diperoleh dari Gibberella fujikuroi atau
Fusarium moniliforme, aplikasi untuk memicu munculnya bunga dan pembungaan yang
serempak (Misalnya GA3 yang termasuk hormon perangsang pertumbuhan golongan
gas).
Giberelin alami banyak terdapat didalam umbi bawang merah.
Giberelin adalah turunan dari asam gibberelat.
Merupakan hormon tumbuhan alami yang merangsang pembungaan,
pemanjangan batang dan membuka benih yang masih dorman.
Ada sekitar 100 jenis giberelin, namun Gibberellic acid
(GA3)-lah yang paling umum digunakan.
Di dalam alam, dijumpai pula beberapa senyawa yang di
ekstrak dari tanaman.
Senyawa tersebut tidak mengandung giberelin atau
gibberellane structure tetapi termasuk ke dalam giberelin.
Dari hasil penelitian Tamura dkk, ia menemukan suatu
substansi dalam jamur.
Peranan giberelin bagi tanaman :
- Mematahkan dormansi atau hambatan pertumbuhan tanaman
sehingga tanaman dapat tumbuh normal
(tidak kerdil) dengan cara mempercepat proses pembelahan sel.
(tidak kerdil) dengan cara mempercepat proses pembelahan sel.
- Meningkatkan pembungaan.
- Memacu proses perkecambahan biji.
Salah satu efek giberelin adalah mendorong terjadinya sintesis enzim dalam biji seperti amilase, protease dan lipase dimana enzim tersebut akan merombak dinding sel endosperm biji dan menghidrolisis pati dan protein yang akan memberikan energi bagi perkembangan embrio diantaranya adalah radikula yang akan mendobrak endosperm, kulit biji atau kulit buah yang membatasi pertumbuhan/perkecambahan biji sehingga biji berkecambah.
- Berperan pada pemanjangan sel.
- Berperan pada proses partenokarpi.
Pada beberapa kasus pembentukan buah dapat terjadi tanpa
adanya fertilisasi atau pembuahan, proses ini dinamai partenokarpi.
d. Etilen
Etilen, hormon yang berupa gas yang dalam kehidupan tanaman
aktif dalam proses pematangan buah.
Aplikasi mengandung ethephon, maka kinerja sintetis ethylen
berjalan optimal sehingga tujuan agar buah cepat masak tercapai.
Struktur kimia etilen sangat sederhana yaitu terdiri dari 2
atom karbon dan 4 atom hidrogen (H2C=CH2 ).
Auksin dosis tinggi dapat merangsang produksi Etilen.
Kelebihan Etilen malah dapat menghalangi pertumbuhan, menyebabkan gugur daun
(daun amputasi), dan bahkan membunuh tanaman.
Peranan etilen bagi tanaman
Di dalam proses fisiologis, etilen mempunyai peranan
penting. Wereing dan Phillips (1970) telah mengelompokan pengaruh etilen dalam
fisiologi tanaman sebagai berikut:
a. mendukung respirasi climacteric dan pematangan buah.
b. mendukung epinasti
c. menghambat perpanjangan batang (elengation growth) dan
akar pada beberapa species tanaman walaupun etilen ini dapat menstimulasi
perpanjangan batang, coleoptyle dan mesocotyle padatanaman tertentu, misalnya
Colletriche dan padi.
d. Menstimulasi perkecambahan
e. Menstimulasi pertumbuhan secara isodiametrical lebih
besar dibandingkan dengan pertumbuhan secara longitudinal.
f. Mendukung terbentuknya bulu-bulu akar
g. Mendukung terjadinya abscission pada daun
h. Mendukung proses pembungaan pada nanas
i. Mendukung adanya flower fading dalam persarian anggrek
j. Menghambat transportasi auksin secara basipetal dan
lateral
k. Mekanisme timbal balik secara teratur dengan adanya
auksin yaitu konsentrasi auksin yang tinggi menyebabkan terbentuknya etilen.
e. Inhibitor
Yang dimaksud dengan istilah inhibitor adalah zat yang
menghambat pertumbuhan pada tanaman, sering didapat pada proses perkecambahan,
pertumbuhan pucuk atau dalam dormansi.
Di dalam tanaman, inhibitor menyebar disetiap organ tubuh
tanaman tergantung dari jenis inhibitor itu sendiri.
Beberapa jenis inhibitor adalah merupakan bentuk phenyl
compound termasuk phenol, benzoic acid, cinamic acid dan coffeic acid.
Gallic acid dan shikimic acid merupakan turunan dari benzoic
acid.
Selanjutnya ia mengemukakan pula bahwa gallic acid dapat
diketemukan pada buah yang matang, sedangkan ferulic acid dan p-coumaric acid
merupakan ko faktor untuk IAA oksida.
Di dalam alam, abscisic acid dapat dijumpai pada daun,
batang, rizoma, ubi (tuber), tunas (bud), tepung sari, buah, embrio, endosperm,
ataupun kulit biji (seed coat) misalnya pada tanaman kentang, kacang, apel,
adpokat rose dan kelapa.
Plant growth retardant adalah inhibitor yang berperan dalam
menghambat aktivitas apical meristematik.
Peranan inhibitor di dalam tanaman:
a. Asam absisat
Di dalam tanaman, Asam absisat (ABA) menyebar di dalam
jaringan.
Inhibitor ini mempunyai fungsi atau peranan yang berlawanan
dengan zat pengatur tumbuh: auksin, gibberellin, dan sitokinin.
b. Plant growth retardant
Plant growth retardant adalah inhibitor yang berlawanan
dengan kegiatan gibbberellin pada perpanjangan batang.
PEMBUATAN DAN APLIKASI ZPT
1. Tujuan pembuatan ZPT
Tujuan penulisan artikel adalah untuk memberikan informasi
teknologi membuat ZPT, yaitu bagaimana mengekstrak hormon dengan jalan
fermentasi.
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) mempunyai peranan penting dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman.
Sebenarnya ZPT sudah terkandung dalam tanaman itu sendiri
yang kita sebut dengan hormon tanaman.
Jadi ZPT adalah tiruan atau sintetik dari hormon tanaman.
Cuma yang jadi masalah adalah kita tidak tahu pada tanaman
apa dan bagian tanaman yang mana hormon/ZPT itu ada serta bagaimana cara kita
mengekstrak hormon/ZPT tersebut.
Salah satu cara mengekstrak hormon/ZPT adalah difermentasi
menggunakan mikroorganisme.
Sehingga kita bisa memperoleh hormon/ZPT dengan harga murah
yang berasal dari tanaman sekitar kita.
2. Cara pembuatan
Berikut ini beberapa cara mudah membuat auksin, sitokinin
dan giberelin.
a. Pembuatan Auksin
Bahan :
- 1 Kg Keong mas / Bekicot,
- 5 Lt Air,
- 1 Kg Gula / Tetes tebu,
- 1 gelas Bioboost
Cara Pembuatan :
- Keong mas/bekicot direbus dengan air sampai mendidih
kemudian diambil dagingnya, cangkang dibuang.
- Setelah dingin, masukkan Bioboost, aduk dan campur sampai
rata.
- Masukkan dalam wadah, tutup dengan plastik lalu ikat
dengan karet.
- Simpan dan letakkan pada tempat yang teduh, biarkan selama
7 hari.
b. Pembuatan Sitokinin
Bahan :
- 1 Kg bonggol pisang,
- 5 Lt air,
- 1 Kg gula/tetes tebu
- 1 gelas Bioboost
Cara Pembuatan :
- Bonggol pisang dicacah atau diblender,
- Campur dengan semua bahan,
- Aduk sampai rata,
- masukkan dalam wadah kemudian tutup dengan plastik dan
ikat memakai karet,
- Simpan dan diamkan selama 7hari pada tempat yang teduh.
c. Pembuatan Giberelin
Bahan :
- 1 Kg rebung bambu,
- 5 Lt air,
- 1 Kg gula/tetes tebu,
- 1 gelas Bioboost
Cara Pembuatan :
- Kupas rebung bambu,
- Cacah kecil-kecil,
- Campur dengan semua bahan lainnya,
- Aduk sampai rata,
- Masukkan ke dalam wadah kemudian tutup dengan plastik dan
ikat memakai karet,
- Simpan dan diamkan selama 7hari pada tempat yang teduh.
Beberapa bagian tanaman yang bisa digunakan untuk membuat
Homon/ ZPT adalah:
1. Untuk membuat Hormon/ZPT auksin kita bisa gunakan tauge,
bekicot atau keong mas.
2. Untuk membuat Hormon/ZPT giberelin kita bisa gunakan biji
jagung dan rebung
3. Untuk membuat Hormon/ZPT sitokinin kita bisa gunakan air
kelapa dan bonggol pisang
3. Aplikasi
Aplikasi ZPT dilakukan dengan cara menyemprotkan ke tanaman,
bisa bersamaan dengan aplikasi pestisida.
Dapat juga dengan cara dikocorkan dengan mencampurkannya
dengan NPK (tanaman hortikultura).
Semoga Bermanfaat
No comments:
Post a Comment