1. Thrips (Thrips parvispinus)
Thrips menyerang daun-daun muda, dengan cara menggaruk dan
mengisap cairan daun.
Gejala serangan ditandai dengan bagian bawah daun yang
terserang berwarna keperakan, selanjutnya berubah menjadi kecoklatan.
Daun tampak keriput, mengeriting dan melengkung ke atas.
Pengendalian Thrips pada tanaman yang dilakukan dengan
sistem pengendalian hama terpadu (PHT) adalah sebagai berikut:
1. Pemasangan Perangkap Lekat (warna biru, putih atau
kuning).
2. Pemanfaatan Musuh Alami.
Musuh alami potensial yang dapat digunakan untuk
mengendalikan thrips adalah predator kumbang macan Menochilus sexmaculatus (1
ekor/tanaman) dan jamur patogen Verticillium lecanii (konsentrasi 3 x 108
spora/ml).
Pelepasan kumbang predator dan penyemprotan jamur patogen V.
lecanii dilakukan mulai tanaman tembakau berumur satu minggu setelah tanam.
Penyemprotan jamur patogen V. lecanii dilakukan pada sore
hari sekitar pukul 16.00.
Di luar negeri, musuh alami Thrips sudah diperdagangkan
seperti kepik Orius sp., tungau predator Amblyseius sp. dan jamur patogen V.
lecanii.
3. Penyemprotan Insektisida.
Penyemprotan insektisida untuk mengendalikan Thrips pada
tanaman merupakan upaya terakhir.
Insektisida yang dianjurkan adalah insektisida yang selektif
yaitu yang berbahan aktif Spinosad.
Penggunaan insektisida dilakukan jika populasi hama tersebut
telah mencapai ambang pengendalian.
Nilai ambang pengendalian Thrips pada tanaman paprika adalah
:
- Fase vegetatif (0–5 minggu setelah tanam) adalah 2,7 ekor
thrips/daun atas.
- Fase berbunga (6–11 minggu setelah tanam) adalah 0,3 ekor
thrips/daun pucuk dan 0,8 ekor thrips/bunga.
- Fase berbuah (> 11 minggu setelah tanam) adalah 0,3
ekor thrips/daun atas
2. Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)
Ulat muda makan daun dengan menyisakan epidermis, sehingga
daun menjadi transparan.
Ulat tua memakan seluruh bagian daun dan yang ditinggalkan
hanya tulang daunnya saja.
Ulat mempunyai warna yang bervariasi, tetapi ada ciri utama,
yaitu adanya garis menyerupai kalung berwarna hitam yang melingkar pada ruas
ketiga.
Kepompongnya berwarna coklat tua dan terdapat dipermukaan
tanah.
Pengendalian Ulat Grayak:
1. Pengumpulan kelompok telur dan larva.
Kelompok telur dan larva S. litura yang terdapat pada tanaman dikumpulkan lalu dimusnahkan.
Kelompok telur dan larva S. litura yang terdapat pada tanaman dikumpulkan lalu dimusnahkan.
2. Pemasangan Feromonoid Seks atau Perangkap Lampu.
Untuk menekan populasi awal S. litura dipasang perangkap
feromonoid seks atau perangkap lampu mulai
saat tanam.
saat tanam.
Tujuannya adalah untuk menangkap imago atau ngengat S. litura.
3. Pemanfaatan Musuh Alami.
Musuh alami yang potensial mengendalikan ulat grayak adalah
virus patogen SlNPV (Spodoptera litura
Nuclear Polyhedrosis Virus).
Nuclear Polyhedrosis Virus).
Penyemprotan virus patogen ini dilakukan mulai umur tanaman
1 minggu setelah tanam dengan interval 1
minggu.
minggu.
4. Penggunaan Insektisida.
Jika serangan ulat grayak sudah mencapai ambang
pengendalian, yaitu 5% kerusakan daun baru boleh
digunakan insektisida.
digunakan insektisida.
Insektisida yang dianjurkan adalah insektisida selektif
seperti Spinosad.
3. Kutu Daun persik (Myzus persicae)
Kutu daun persik sering pula disebut sebagai kutu daun
tembakau.
Nimfa dan serangga dewasa menyerang daun-daun muda, dengan
cara menusuk dan mengisap cairan daun.
Gejala serangan ditandai dengan perubahan tekstur daun
menjadi keriput, terpuntir, berwarna kekuningan, pertumbuhan tanaman kerdil,
daun menjadi layu dan akhirnya mati.
Di samping itu, kutu daun merupakan vektor penyakit virus
PLRV dan PVY.
Tubuhnya berwarna kuning kehijauan dengan panjang tubuh
berkisar antara 0,8–1,2 mm.
Pengendalian kutu daun persik pada tanaman tembakau yang
dilakukan dengan sistem PHT adalah sebagai berikut :
1. Pemanfaatan Musuh Alami.
Di alam, kutu daun persik mempunyai musuh alami yang
potensial yaitu parasitoid Aphidius sp., kumbang macan M. sexmaculatus dan
larva lalat Syrphidae.
Pelepasan kumbang macan M. sexmaculatus dilakukan sejak
tanaman tembakau berumur 1 minggu setelah tanam dan diulang setiap minggu.
2. Penggunaan Insektisida.
Jika populasi kutu daun persik telah mencapai ambang
pengendalian, yaitu 7 ekor/10 daun, maka pertanaman disemprot dengan
insektisida Fipronil (Regent 50 EC).
Semoga Bermanfaat..
No comments:
Post a Comment