Tentang Kutu Daun (Myzus
persicae)
1. Kutu Daun (Myzus persicae)
tergolong dalam family Aphididae,
hama ini merupakan serangga super kecil (ukurannya 1/32 sampai 1/8 inci)
hama ini merupakan serangga super kecil (ukurannya 1/32 sampai 1/8 inci)
Walaupun kecil, tapi masih bisa
dilihat dengan mata telanjang kutu daun ini berwarna hijau tua sampai hitam
atau kuning kecoklatan. Hama ini termasuk polifag. Kutu daun betina mampu
menghasilkan keturunan tanpa kehadiran pejantan.
Serangan Kutu aphid pada daun
cabai, bergerombol di bagian bawah daun dan tangkai bunga. Di bagian mulutnya
memiliki tindik penghisap.
Mereka menyerang daun cabai (dan
banyak tanaman budidaya lainnya) dengan cara menghisap cairan dalam daun,
terutama pada daun muda dan pucuk.
Mereka juga menyerang jaringan
batang tanaman yang lunak, dan menghisap nutrisi di dalamnya. Kutu daun ini
mengeluarkan zat sekresi lengket, berbau manis, yang mengundang ketertarikan
semut-semut. Oleh karena itu jika tanaman cabai dikerubungi semut (terutama di
bagian pucuknya), itu bisa jadi pertanda kalau tanaman Anda teserang hama kutu
daun.
Selain hama ini juga sebagai
vector virus.
2. Kutu Daun (Myzus persicae)
Gejala Serangan Kutu Daun
Hama ini menyerang di semua umur
tanaman, Jika tanaman masih muda terserang hebat, pertumbuhannya menjadi kerdil
dan memutar (berpilin) dan daun keriting kedalam, akibat cairan daun yang
dihisapnya, menyebabkan daun menjadi melengkung ke atas, keriting (kadang
memelintir ke samping), dan belang-belang. Daun seringkali menjadi layu,
menguning, dan akhirnya rontok, tunas dan percabangan tidak berkembang,
dan tanaman gagal berbunga Kerugian yang diakibatkan serangan kutu daun cukup
besar, di mana bisa menurunkan hasil panen, walaupun memang jarang menyebabkan
tanaman mati.
3. Gejala serangan kutu daun
Langkah Pengendalian
Cara pengendalian kutu daun
yaitu; secara kimia; nabati dan teknik kultur.
a.Secara kimia
Pengendalian secara kimia ini
sudah biasa dilakukan oleh petani yaitu dengan pemakaian insektisida kimia.
Produk kimia ini ada yang bersifat kontak maupun sistemik. Anjuran pengendalian
kimia ini dilakukan apabila sudah mengalami gejala yang berat.
b.Nabati
Pengendalian secara nabati yaitu
salah satu cara pengendalian dengan memanfaatkan bahan-bahan alami misal daun
tembakau, papaya, bawang putih dll. Saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan
yang sudah memproduksi pestisida nabati ini. Untuk membuat pestisida nabati ini
sebenarnya sangat sederhana dan bahan-bahannya banyak tersedia di alam. Salah
satu bahan dan cara pembuatan pestisida nabati untuk mengendalikan kutu daun
pada tanaman cabe yaitu dengan pemanfaatan tembakau dan deterjen.
Cara pembuatannya dengan merendam
segenggam tembakau dalam 5 (lima) liter air deterjen selama satu malam,
selanjutnya disaring dan dapat diaplikasikan di tanaman yang terserang. Penyemprotan
di ulang dengan interval waktu 3 hari, hingga kutu tidak menyerang tanaman
lagi.
c.Teknik Kultur
Pengendalian hama dengan Teknik
Kultur ini dimaksudkan sebagai langkah preventif (pencegahan) masuknya hama ke
areal pertanaman cabe, yaitu dengan menanam tanaman perangkap disekeliling
kebun, misalnya dengan menanam jagung di sekeliling areal pertanaman cabe.
Tanaman jagung ini juga merupakan tanaman inang kutu daun, sehingga diharapkan
dapat mengurangi intensitas serangan hama.
Kesimpulan
Untuk mempertahankan
produktifitas cabe diperlukan penanganan yang intensif, sejak di persemaian
hingga tanaman menghasilkan. Kendala iklim yang ekstrim saat ini menyebabkan
tidak menentunya cuaca sehingga berimbas pada berubah-ubahnya musim
tanam. Tanaman cabe menghendaki curah hujan yang tidak teralu tinggi, karena
pada kondisi banyaknya curah hujan mengakibatkan serangan hama dan penyakit
meningkat tajam. Sehingga diperlukan teknologi Budidaya cabe pada curah hujan
yang tidak menentu seperti saat ini.
PENYAKIT CABAI
Penyakit yang menyerang tanaman
cabe bisa disebabkan virus, bakteri, cendawan maupun jamur. Setidaknya ada enam
macam penyakit yang biasa menyerang tanaman cabe, diantranya:
1. Bercak Daun
Penyakit bercak daun yang
menyerang tanaman cabe disebabkan oleh jamur Cercospora capsici. Gejalanya
terdapat bercak-bercak bundar berwarna abu-abu dengan pinggiran coklat pada
daun. Bila serangan menghebat daun akan berwarna kuning dan akhirnya
berguguran. Penyakit ini biasanya menyerang pada musim hujan dimana kondisi
kelembaban cukup tinggi.
Penyakit ini menyebar saat jamur
masih berupa spora dan bisa dibawa oleh angin, air hujan, hama vektor, dan alat
pertanian. Spora jamur juga bisa terikut pada benih atau biji cabe.
Pencegahan terhadap penyakit ini
dengan memilih benih yang sehat bebas patogen. Merenggangkan jarak tanam
berguna meminimalkan serangan agar lingkungan tidak terlalu lembab.
Pengendalian teknis bisa dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terinfeksi
dengan cara dibakar. Bila serangan menghebat bisa diberikan fungisida.
2. Patek atau Antraknosa
Penyakit ini disebabkan oleh
cendawan Colletotrichum capsici dan Colletotrichum gloeosporioides. Pada fase
pembibitan penyakit ini menyebabkan kecambah layu saat disemaikan. Sedangkan
pada fase dewasa menyebabkan mati pucuk, serangan pada daun dan batang
menyebabkan busuk kering. Sementara itu, pada buah akan menjadi busuk seperti
terbakar.
Penyakit ini bisa terbawa dari
benih atau biji cabe. Pencegahan bisa dilakukan dengan memilih benih yang sehat
dan bebas patogen. Pengendalian bisa dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang
terserang dan penyemprotan fungisida.
3. Busuk
Terdapat dua macam penyakit busuk
yang biasa menyerang tanaman cabe, yakni busuk cabang dan busuk kuncup. Busuk
cabang pada tanaman cabe disebabkan oleh Phytophthora capsici. Menyerang saat
musim hujan dan penyebarannya sangat cepat. Busuk kuncup disebabkan oleh
cendawan Choanosearum sp. Penyakit ini masih jarang dijumpai di Indonesia.
Gejalanya, kuncup tanaman berwarna hitam dan lama kelamaan mati.
Penyakit ini bisa dikendalikan
dengan mengurangi dosis pemupukan nitrogen seperti Urea dan ZA. Kemudian
mengatur jarak tanam agar sirkulasi udara berjalan lancar. Tanaman yang
terinfeksi sebaiknya dicabut dan dibakar. Penyemprotan bisa dilakukan dengan
fungisida, bila dilakukan saat musim hujan pilih fungisida yang memiliki
perekat.
4. Layu
Penyakit layu merupakan penyakit
yang cukup sulit dikendalikan pada budidaya tanaman cabe. Penyakit layu bisa
ditumbulkan oleh beragam jasad penganggu tanaman seperti berbagai jenis
cendawan dan bakteri. Layu yang disebabkan cendawan disebut layu fusarium.
Jenis cendawannya adalah Fusarium sp., Verticilium sp. dan Pellicularia sp.
Cendawan ini hidup di lingkungan yang masam. Sedangkan layu bakteri disebabkan oleh
bakteri Pseudomonas solanacearum. Bakteri ini hidup di jaringan batang.
Pengendalian penyakit layu harus diamati dengan lebih spesifik agar
penanganannya bisa lebih tepat.
5. Bule atau Virus Kuning
Tanaman cabe yang terserang virus
kuning, daun dan batangnya akan terlihat menguning. Penyakit ini disebut juga
penyakit bule atau bulai. Penyebabnya adalah virus Gemini, penyakit ini bisa
dibawa dari benih atau biji dan ditularkan oleh kutu. Penyakit yang disebabkan
virus tidak akan mempan dengan penyemprotan racun-racun kimia. Pengendalian
harus dilakukan semenjak dini, dengan memilih benih unggul dan tahan serangan
virus. Selain itu bisa juga dengan membasmi hama yang menjadi vektornya,
seperti kutu.
Untuk menaikan daya tahan tanaman
cabe terhadap serangan virus kuning, bisa dengan mengintensifkan pemupukan,
misalnya penggunaan pupuk organik cair yang mengandung zat hara makro dan mikro
lengkap (Bioboost). Tujuannya agar tanaman cabe tumbuh subur sehingga lebih
tahan terhadap patogen.
6. Keriting Daun atau Mozaik
Penyebab serangan penyakit mosaik
adalah Cucumber Mozaic Virus (CMV). Gejalanya, pertumbuhan menjadi kerdil,
warna daun belang-belang hijau tua dan hijau muda, ukuran daun lebih kecil,
tulang daun akan berubah menguning. Penyakit ini bisa menyebar dan menular ke
tanaman lain oleh aktivitas serangga. Penyemprotan kimia bertujuan untuk
menghilangkan serangga bukan penyakitnya. Untuk mengurangi penyakit, musnahkan
tanaman cabe yang telah parah terserang.
Pemilihan benih tahan virus
membantu menghindari resiko serangan penyakit ini. Hal lain yang bisa membantu
mengurangi resiko serangan adalah pemupukan yang baik dan tepat.
Semoga bermanfaat..
Bagaimana jika larutan bio boost disemprotkan terkena daun atau batang cabe ? Apakah ada efek nya ?
ReplyDeleteGa pa2 pak... Ga ada efek nya jika kena daun dan batang
ReplyDeleteKalau cabe dudah berbuah baru pakai bio boost bisa gak? Baiknya disemprot ke daun atau di kocor ke akar
ReplyDelete