Sunday, 10 July 2016

KOMPOS



 Kompos adalah material hasil suatu penguraian (dekomposisi) aneka bahan organik yang dapat dipercepat oleh berbagai jenis bakteri, jamur dan ragi dalam kondisi suhu, kelembaban, dan intensitas oksigen tertentu (aerobik atau anaerobik). Kompos yang memenuhi syarat C/N rasio < 20, kadar air dan nutrisi tertentu, dikatagorikan kedalam pupuk organik karena terbuat dari bahan alami yakni berasal dari bahan makhluk hidup (hewan, manusia dan tumbuhan)


CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN KOMPOS

Kompos sebagai material yang dikategorikan kedalam jenis pupuk organik terbuat dari penguraian (dekomposisi) bahan-bahan organik atau alami, berasal dari material makhluk hidup (hewan, manusia dan tumbuhan).

Selain kompos, hasil fermentasi bahan alami tersebut, termasuk dalam katagori pupuk organik antara lain pupuk kandang, kascing, gambut, rumput laut dan guano.
Jika berdasar pada bentuk, kompos dapat disajikan dalam bentuk padat, granul, remah, serbuk dan cair. Kompos dalam bentuk cair antara lain teh kompos (compost tea), ekstrak tumbuh-tumbuhan, cairan fermentasi limbah cair peternakan, fermentasi tumbuhan-tumbuhan dan semua material hasil fermentasi dari bahan alami lainnya.

Dalam pupuk kompos, walaupun dalam konsentrasi rendah, terdapat senyawa-senyawa organik yang bermanfaat bagi tanaman, seperti asam humat, asam fulvat, dan senyawa-senyawa organik lain.

Dalam bahan alami, tidak ada kompos yang memiliki kandungan hara tinggi atau menyamai pupuk kimia.
Karenanya menghitung kebutuhan kompos (pupuk organik) bagi keperluan tanaman tertentu tidak akan sebanding dengan dosis pupuk kimia sintetik.

Jika menghitung kebutuhan pupuk organik berdasarkan kandungan hara, hara pupuk organik disetarakan dengan kandungan hara dari pupuk kimia, niscaya kebutuhan kompos (pupuk organik) akan jadi berlipat dibandingkan dengan dosis pupuk kimia.

Kebutuhan adanya patokan penggunaan dosis kompos oleh para praktisi pertanian, terutama awam dalam ilmu pertanian dan tumbuhan, mengharuskan kita memiliki patokan.
Tanpa itu, banyak keraguan pengguna kompos ketika akan mengaplikasikan pada tanaman yang sedang diusahakannya.
Pada dasarnya, pemanfaatan kompos bagi pertanian lebih didasarkan pada keinginan memelihara kesuburan tanah yang dinyatakan oleh kandungan C Organik.
Semakin tinggi kandungannya, maka lahan kebun atau tanah itu disebut memiliki kesuburan yang baik.
Ketika kita ingin membuat target kesuburan lahan naik, misalnya menaikan kandungan C Organik 2%, setelah diuji sebelumnya kandungan C organik lahan ternyata rendah dibawah 2%.

Sebagai ilustrasi, apabila hasil analisa laboratorium tanah diketahui kandungan C organik tanah di suatu tempat = 2% dan target dinaikan 1.26%, maka guna mencapai kondisi kandungan C organik tanah dalam lapisan olah (20 cm) seluas 1 ha menjadi 3,26% adalah
Target menaikan C organik =  1,26 x 1,724 x 20 x 10.000  =  4.344 ton/Ha,

Kebutuhan Kompos (C organik) = Target peningkatan kandungan C organik Tanah x 1.724 x 20 cm x 10.000 m2  
C organik tanah = dapat diuji kemudian berdasarkan hasil analisa tanah di laboratorium 1.724 = konstanta 20 cm = kedalaman lapisan olah tanah 10.000 m2 = luas areal.

Berdasar pada pemahaman bahwa kompos memiliki sedikit hara namun mengandung senyawa-senyawa organik lain, seperti asam humat dan asam fulvat, maka mengukur nilai dan kemanfaatan kompos tidak bisa disamakan dengan analisa harga pupuk kimia sintetis.
Nilai kedua asam yang memiliki peranan seperti hormon yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman, tidak bisa dimiliki oleh pupuk kimia.
Bahkan, kompos juga diketahui dapat meningkatkan nilai KTK (kapasitas tukar kation) tanah.
Tanaman akan lebih mudah menyerap unsur hara, tanah yang diberi kompos menjadi lebih gembur dan aerasi lebih baik.

Tanah yang diberi kompos lebih banyak menyimpan air dan tidak mudah kering, aktivitas mikrobial dalam  tanah dengan diberi kompos akan lebih tinggi.
Mikrobial ini memiliki peranan dalam penyerapan unsur hara oleh tanaman, bahkan beberapa diantaranya mampu mengikat unsur hara dari lingkungan mikro tanaman. 
Kompos dapat memperbaiki sekaligus sifat kimia, fisik dan sifat biologi tanah.

Semoga Bermanfaat..

No comments:

Post a Comment