Saturday, 30 July 2016

CIRI-CIRI FISIK TANAMAN KEKURANGAN & KELEBIHAN UNSUR HARA MAKRO-MIKRO



Unsur hara adalah senyawa organik dan anorganik yang ada di dalam tanah atau dengan kata lain nutrisi yang terkandung dalam tanah.
Unsur hara sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang tanaman terutama yang menghasilkan buah dan umbi.

Berdasarkan tingkat kebutuhannya maka dapat digolongkan menjadi 2 bagian yaitu :
- Unsur Hara Makro
- Unsur Hara Mikro.


Unsur Hara Makro
Adalah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah besar, yang termasuk unsur hara makro adalah N, P, K, Ca, S dan Mg.

Unsur Hara Mikro
Adalah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah kecil/sedikit, yang termasuk unsur hara mikro adalah Fe, Cu, Zn, Mn, Mo, B, Na, Cl.

Kebutuhan unsur hara ini mutlak bagi setiap tanaman dan tidak bisa digantikan oleh unsur yang lain, tentunya dengan kadar yang berbeda sesuai jenis tanamannya sebab jika kekurangan unsur hara akan menghambat pertumbuhan dan hasil tanaman itu sendiri.

Tanaman yang mengalami kelebihan dan kekurangan Unsur Hara baik Makro maupun Mikro akan memberi Respon yang berbeda-beda.
Berikut ini adalah ciri-ciri darai tanaman yang mengalami kelebihan dan kekurangan unsur hara.


1. Nitrogen (N)
Nitrogen adalah unsur Hara Makro Utama yang dibutuhkan semua tanaman dalam jumlah yang banyak.
Nitrogen merupakanan unsur yang sangat penting untuk pembentukan protein, daun-daunan dan berbagai persenyawaan organik lainnya.

Nitrogen ditinjau dari berbagai sudut, mempunyai pengaruh positif sebagai berikut :
a. Besar pengaruhnya dalam menaikkan potensi pembentukan daun-daun dan ranting.
b. Mempunyai pengaruh positif terhadap kadar protein pada rumput dan tanaman makanan ternak dan
    lainnya.
c. Pada berbagai tanaman gandum menaikkan kadar protein pada butir gandum.

Gejala kekurangan unsur N :
– Warna daun yang hijau agak kekuningan selanjutnya berubah menjadi kuning.
– Daun menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan.
– Pada fase dewasa pertumbuhan yang terhambat ini akan berpengaruh terhadap pembuahan sehingga
   buahnya tidak sempurna, umumnya kecil dan cepat matang.

Gejala kelebihan unsur N
– Tanaman akan tampak terlalu subur, ukuran daun akan menjadi lebih besar.
– Batang menjadi lunak dan berair (sekulensi) sehingga mudah rebah dan mudah diserang penyakit.
– Penundaan pembentukan bunga, bahkan mudah lebih mudah rontok dan pemasakan buah cenderung
   terlambat.


2. Fosfor (P)
Gejala kekurangan unsur P
– Warna daunnya akan tampak tua dan sering tampak mengkilap kemerahan.
– Tepi daun bercabang.
– Batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning.
– Jika tanaman berbuah, buahnya kecil, tampak jelek dan lekas matang.

Gejala kelebihan unsur P
– Tumbuhan kerdil
– Warna daun berubah menjadi ungu atau coklat mulai dari ujung-ujung daun.


3. Kalium (K)
Gejala kekurangan unsur K
– Daun terlihat lebih tua.
– Batang dan cabang lemah dan mudah rebah.
– Muncul warna kuning di tepi daun yang sudah tua yang akhirnya mengering dan rontok.
– Daun keriting dimulai daun yang paling tua.
– Kematangan buah terhambat.
– Ukuran buah menjadi lebih kecil dan mudah rontok.


4. Kalsium (Ca)
Kalsium penting untuk tanaman dan tanah.
Kalsium merupakan bagian dari semua sel Tanaman.
Di dalam tanaman, ia bersifat immobial.
Ia tidak bergerak dari daun-daun muda, sehingga menyediakan kalsium yang berkesinambungan sangat mutlak selama siklus hidup tanaman yang bersangkutan. Bagi tanah kalsium yang seimbang jumlahnya dapat memperbaiki struktur tanah.

Gejala kekurangan unsur Ca
– Tepi daun muda yang mengalami klorosis.
– Kuncup-kuncup muda akan mati karena perakarannya yang kurang sempurna.
– Kalau pun ada daun yang muncul, warnanya akan berubah dan jaringan di beberapa tempat pada helai
   daun akan mati.

Gejala kelebihan unsur Ca
– Akar tanaman tidak mampu tumbuh memanjang dengan cepat.
– Menghalangi pertumbuhan serta mekarnya daun-daun muda dan pucuk-pucuk.
– Menghalangi pertumbuhan bagian tepi daun, oleh karena itu daun-daunnya menjadi keriting.


5. Magnesium (Mg)
Gejala kekurangan unsur Mg
– Daun mengalami klorosis dan tampak ada bercak-bercak coklat.
– Daun yang semula hijau segar menjadi kekuningan dan tampak pucat.
– Warna kekuningan ini pun timbul di antara tulang-tulang daun.
– Daun mengering dan kerap kali langsung mati.

Gejala kelebihan unsur Mg
– Daun berwarna kuning, hal ini terjadi karena pembentukan klorofil terganggu.
– Pada tanaman jagung kekahatan Mg terlihat pada daun adanya garis-garis kuning yang agak menonjol
   sedangkan pada daun-daun muda keluar lender terutama bila kekahatan sudah berlanjut.


6. Belerang (S)
Belerang diserap oleh tanaman sebagai anion SO42-.
Peranan fisiologisnya analog dengan nitrogen, sebab keduanya merupakan penyusun protein.

Peranan unsur belerang (S) adalah :
– Sebagai koenzim yang terlibat dalam rantai transfer electron pada respirasi dan fotosintesis.
– Bahan produksi sekunder yang mudah menguap.

Gejala kekurangan unsur S
– Daun muda yang berubah menjadi hijau muda, kadang-kadang tampak tidak merata, sedikit mengkilat
   agak keputihan lantas berubah menjadi kuning kehijauan.
– Pertumbuhan tanaman akan terhambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus.


7. Besi (Fe)
Fungsi lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses metabolisme.

Gejala kekurangan unsur Fe
– Pada daun muda, mula-mula secara bertempat-tempat daun berwarna hijau pucat dan hijau kekuningan.
– Tulang daun tetap berwarna hijau serta jaringannya tidak mati.
– Pada tulang daun terjadi klorosis yang tadinya berwarna hijau berubah menjadi warna kuning dan ada pula
   yang menjadi warna putih.


8. Mangan (Mn)
Gejala kekurangan unsur Mn
– Tanaman berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekahatan Fe tapi lebih banyak
    menyebar sampai ke daun yang lebih tua.
– Pada serealia bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada bagian tengah
   dan pangkal daun muda.

9. Seng (Zn)
Gejala kekurangan unsur Zn
– Tanaman kerdil
– Ruas-ruas batang memendek
– Daun mengecil dan mengumpul (resetting)
– Klorosis pada daun-daun muda dan intermedier serta adanya nekrosis.10. Tembaga (Cu).

10. Tembaga (Cu)
Fungsi dan peranan Cu
- Mengaktifkan enzim sitokrom-oksidase, askorbit-oksidase, asam butirat-fenolase dan laktase.
- Berperan dalam metabolisme protein dan karbohidrat, berperan terhadap perkembangan tanaman
  generatif, berperan terhadap fiksasi N secara simbiotis dan penyusunan lignin.

Gejala kekurangan unsur Cu
– Pembungaan dan pembuahan terganggu.
– Warna daun muda kuning dan kerdil.
– Daun-daun lemah, layu dan pucuk mengering serta batang.
– Tangkai daun lemah.

11. Molibdenum (Mo)
Fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat reduktase dan xantine oksidase.

Gejala kekurangan unsur Mo
– Pertumbuhan tanaman terhambat.
– Daun menjadi pucat dan mati.
– Pembentukan bunga terlambat.

12. Boron (B)
Fungsi boron dalam tanaman antara lain berperanan dalam metabolisme asam nukleat, karbohidrat, protein, fenol dan auksin.

Gejala kekurangan unsur B
– Pertumbuhan terhambat pada jaringan meristematik (pucuk akar).
– Mati pucuk (die back).
– Mobilitas rendah
– Buah yang sedang berkembang sangat rentan terserang penyakit.

13. Klor (Cl)
Klor berfungsi sebagai pemindah hara tanaman, meningkatkan osmose sel, mencegah kehilangan air yang tidak seimbang, memperbaiki penyerapan ion lain, untuk tanaman kelapa dan kelapa sawit dianggap hara makro yang penting.
Juga berperan dalam fotosistem II dari proses fotosintesis, khususnya dalam evolusi oksigen.

Gejala kekurangan unsur Cl
– Pola percabangan akar abnormal.
– Gejala wilting (daun lemah dan layu).
– Warna keemasan (bronzing) pada daun.
– Pada tanaman kol daun berbentuk mangkuk.


Semoga Bermanfaat..

JENIS LIMBAH



Jenis limbah dibedakan berdasarkan beberapa sifat yaitu :

1. Berdasarkan Jenis Kandungannya

a. Limbah Organik
Yaitu Limbah yang mengandung senyawa organik seperti unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O).
Limbah organik berasal dari makhluk hidup, seperti daun, kulit kayu, kotoran hewan, dll.
Limbah organik lebih mudah di daur ulang karena cepat terurai (membusuk) menjadi zat-zat hara.

b. Limbah Anorganik
Yaitu Limbah yang mengandung senyawa anorganik seperti logam dan semi logam.
Limbah anorganik berasal dari bahan buatan manusia, seperti plastik, kaleng, logam, kain, dll.
Limbah anorganik lebih sukar terurai karena sangat awet.

c. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Yaitu Limbah yang mengandung senyawa berbahaya dan beracun bagi lingkungan dan manusia.
Limbah ini terdiri dari logam berat dan radioaktif, seperti limbah pabrik, limbah pertambangan, limbah pertanian dan limbah nuklir.
Sifat limbah B3 adalah mudah meledak, mudah terbakar, mudah bereaksi, beracun, menyebabkan infeksi, dan bersifat korosif.


2. Berdasarkan Wujudnya

a. Limbah Padat
Yaitu limbah berupa padatan, seperti kayu, plastik, logam, dll.
Limbah Padatan disebut juga Sampah.

Limbah Padat dibedakan dalam beberapa bentuk yaitu :

1. Limbah Organik
Limbah yang mudah busuk (sampah basah), seperti sisa makanan, sayuran, buah, dll.

2. Limbah Anorganik
Limbah yang sukar membusuk (sampah kering), seperti kaca, logam, plastic, kertas, dll.

3. Limbah Industri
Yaitu sampah yang berasal dari pabrik atau industry lainnya.

4. Limbah Abu
Yaitu limbah hasil pembakaran sampah.


b. Limbah Cair
Yaitu Limbah berupa cairan atau limbah yang terlarut dalam cairan, seperti limbah cair pabrik, air sabun, dll.

Limbah Cair dibedakan atas :

1. Limbah Cair Domestik
Yaitu limbah cair yang dihasilkan oleh rumah tangga, pemukiman, dan perkantoran.
Contohnya air sabun/detergen, air cucian rumah tangga, dll.

2. Limbah Cair Industri
Yaitu limbah cair yang dihasilkan industri.
Misalnya limbah warna, limbah pengolahan karet, limbah pengalengan, limbah pencelupan, dll.

3. Limbah Rembesan
Yaitu limbah cair yang merembes dari sumber limbah ke dalam tanah. Misalnya air hujan asam, pestisida, air pupuk, air AC, air pipa pecah, dll.


c. Limbah Gas
Yaitu Limbah berupa gas, seperti asap, gas knalpot, asap cerobong pabrik, dll.

Limbah Gas dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Limbah Gas Primer
Yaitu limbah yang langsung masuk ke udara menyebabkan pencemaran.

2. Limbah Sekunder
Yaitu limbah yang bereaksi dengan gas lain membentuk pencemaran udara.


3. Berdasarkan Sumbernya

a. Limbah Rumah Tangga/Pemukiman
Yaitu Limbah yang berasal dari rumah tangga, seperti daun pisang, kulit buah, air sabun, plastik, dll.

b. Limbah Perkantoran dan Perdagangan
Yaitu Limbah yang berasal dari perkantoran dan perdagangan (pasar), seperti kertas, plastik, barang elektronik, dll.

c. Limbah Industri dan Pertambangan
Yaitu Limbah yang berasal dari industri (pabrik) dan pertambangan, seperti limbah cair, asap cerobong, dll.

d. Limbah Pertanian dan Perkebunan
Yaitu Limbah yang berasal dari areal pertanian dan perkebunan, seperti pupuk dan pestisida.


4. Berdasarkan Tempat

a. Limbah udara
Yaitu Limbah yang masuk ke udara, biasanya berwujud gas.

b. Limbah Perairan
Yaitu Limbah yang masuk ke perairan seperti di selokan, sungai, danau, kolam, dan laut.

c. Limbah Tanah
Yaitu Limbah yang berada di tanah atau dalam tanah.


K-BIOBOOST merupakan salah satu "SOLUSI" penting untuk masalah limbah di lingkungan kita..


Semoga Bermanfaat..

PESTISIDA & INSEKTISIDA ALAMI



*Pestisida Alami dan Insektisida Alami*


Pestisida alami merupakan pemecahan jangka pendek untuk mengatasi masalah hama dengan cepat.
Pestisida alami harus menjadi bagian dari sistem pengendalian hama, dan hanya digunakan bila diperlukan.
Jangan menggunakan pestisida alami bila tidak terdapat hama atau tidak ada tanaman yang rusak.

Bahkan, sebaiknya masih belum digunakan bila hanya terdapat sedikit kerusakan tanaman.
Luangkan waktu untuk mengamati apakah predator hama memakan hama-hama dan apakah hama-hama tersebut menyebar dengan cepat atau lambat, bila masih ada predator hama, sebaiknya biarkan mereka yang bekerja.

Beberapa insektisida alami sangat kuat dan akan membunuh segala serangga, yang merugikan dan yang bermanfaat.
Hati-hatilah karena sebagian besar serangga sebenarnya tidak membahayakan tanaman Anda dan membunuh mereka justru bisa menciptakan masalah di kemudian hari.


*SEMPROTAN SERANGGA (Semprotan Biologis)*

Ambil segenggam hama serangga yang makan tanaman, tumbuk dan aduk dalam seember kecil air., biarkan selama 2 hari.
Saring cairan tersebut dan semprotkan ke tanaman yang rusak.
Hama yang sama seperti hama dalam semprotan itu akan menghindari cairan tersebut.
Bekas-bekas tubuh serangga dapat dimasukkan di wadah dan diletakkan mengitari tanaman-tanaman.
Aroma tersebut akan terus menolak hama.
Semprotan tersebut efektif untuk cacing, ulat bulu, keong, siput dan berbagai hama kecil, namun kurang efektif untuk belalang.


*SEMPROTAN NIMBA*

Tanaman ini dapat dipakai untuk semprotan insektisida alami yang aman dan efektif.
Nimba dapat dipakai pada hampir semua serangga, termasuk nyamuk.
Terkadang memerlukan waktu beberapa minggu untuk menunggu efeknya karena untuk beberapa jenis serangga, nimba bekerja dengan memutus daur perkembangbiakan serangga tersebut.
Nimba merupakan salah satu tanaman terbaik untuk digunakan karena aman bagi manusia dan tidak menimbulkan banyak masalah bagi serangga yang menguntungkan, khususnya predator hama.
Dalam kondisi tertentu bahkan bisa meningkatkan produksi ulat yang berguna.
Keong/siput, nematode, lebah penyengat, ulat, ngengat, penggerek daun, lalat, nyamuk, dan belalang adalah beberapa jenis serangga yang dapat dikendalikan dengan nimba.


*Cara menggunakan Nimba :*

1. Tumbuklah biji nimba dan masukkan ke dalam kantong kain.
Masukkan kantong kain ini dalam ember atau drum berisi air selama semalam.
Gunakan 500 gr biji nimba untuk tiap 10 liter air.
Gunakan sebagai semprotan pada serangga hama dan tanaman yang terserang.
Biji nimba ini lebih efektif daripada daunnya.

2. Ambillah segenggam besar daun nimba segar, lumatkan, dan masukkan ke dalam seember air.
Biarkan selama 2 hari, kemudian buanglah daunnya dan gunakan sebagai semprotan.

3. Keringkan segenggam penuh daun nimba, tumbuk, dan masukkan ke dalam air.
Biarkan selama 2 hari, saring dan gunakan sebagai semprotan.

4. Semprotan nimba ini juga dapat dibuat dengan merendam biji nimba yang telah dihancurkan dalam alkohol, atau membuat minyak dari biji nimba dengan menggunakan suatu alat pengepres minyak.
Metode ini lebih mahal namun dapat menghasilkan produk yang lebih kuat.


*SEMPROTAN BAWANG PUTIH DAN CABE*

Campur 3 biji bawang putih yang sudah dikupas dengan segenggam lombok dan rebuslah dalam sepanci air.
Tambahkan ¼ balok sabun, aduk rata kemudian biarkan selama sehari.
Saring cairan tersebut dan gunakan 2 cangkir larutan tersebut untuk satu kali penyemprotan.
Bawang putih merupakan sebuah insektisida, fungisida dan penolak hama.
Lombok juga merupakan sebuah insektisida dan penolak hama.
Sabun akan membantu semprotan untuk melekat pada tanaman dan serangga.
Gunakan larutan ini untuk aphid, cacing, ulat bulu, dan ngengat.


*SEMPROTAN DAUN PEPAYA*

Kumpulkan 1 kg daun pepaya (sekitar 1 tas plastik besar), lumatkan, dan campurkan ke dalam 1 liter air, lalu biarkan selama 1 jam.
Saring dan tambahkan 4 liter air lagi dan 1 sendok besar sabun.
Semprotkan pada hama serangga.
Semprotan pepaya ini dapat digunakan untuk aphid, rayap, hama kecil, dan ulat bulu.
Untuk rayap, tumbuk buah papaya muda dan kumpulkan jus/sarinya.
Semprotkan langsung ke rayap-rayap dan kayu-kayu yang rusak.


*SEMPROTAN SARI/JUS JAHE*

Parut segenggam penuh jahe dan masukkan ke dalam seember air.
Biarkan selama sehari, lalu semprotkan ke tanaman yang rusak untuk mengontrol larva ulat dan ulat bulu.


*SEMPROTAN DAUN TALAS*

Daun-daun talas mengandung asam lisollic.
Bila serangga memakannya, ibarat manusia merasa makan pecahan gelas.

*Cara Meraciknya :*
Tumbuk 10 lembar daun talas dan masukan dalam 3 liter air (½ ember), aduk dengan baik.
Percikkan ke tanaman dengan menggunakan sapu lidi.
Pastikan masing-masing tanaman terciprat larutan ini untuk perlindungan yang baik terhadap serangga.


*SEMPROTAN DAUN TOMAT*

Daun tomat merupakan insektisida alami dan fungisida ringan, dapat digunakan untuk aphid, semut, cacing, ulat bulu, telur serangga, belalang, ngengat, nematoda, lalat putih, jamur dan bakteri pembusuk.

*Cara Membuatnya :*
Masaklah 1 kg daun tomat dalam 2 liter air selama 30 menit, tambahkan lagi potongan 2 genggam daun, batang dan buahnya, dan 2 liter air.
Aduk bahan-bahan tersebut, lalu biarkan selama 6 jam (½ hari).
Saring dan tambahkan ¼ batang sabun.
Semprotkan larutan ini setiap 2 hari bila jumlah serangga, khususnya ngengat, cukup banyak.


*WASPADALAH DAN WAJIB DIPERHATIKAN..!*

Daun tomat ketika dipakai sebagai insektisida bersifat racun bagi manusia.
Ini disebabkan karena unsur kimia yang ada dalam daun tomat menjadi jauh lebih pekat konsentrasinya.
Gunakan sarung tangan dan penutup hidung serta mulut sekaligus saat menyemprotkannya.


*SEMPROTAN LEM*

Semprotan lem bisa dibuat dari sisa air rebusan singkong, talas, atau kentang.
Serangga kecil akan menempel pada lem ini dan akhirnya menyebabkan serangga tersebut mati lemas.
Semprotan ini berguna untuk aphid, ulat bulu dan lalat putih, namun cobalah juga pada serangga kecil lainnya.

*Cara Membuatnya :*
Campurkan air sisa memasak singkong, talas, atau kentang dengan air tambahan untuk membuat larutan.
Kekuatannya bervariasi tergantung jenis tanaman yang digunakan, kira-kira saja.
Semprotkan pada tanaman.
Larutan yang baik akan menyisakan lapisan tipis pada tanaman ketika larutan kering.


*SEMPROTAN SABUN*

Semprotan ini efektif untuk siput, keong, aphid, ulat bulu, kumbang kecil, dan serangga-serangga pemakan daun lainnya.

*Caranya Membuatnya :*
Gunakan 1 sendok besar sabun bubuk atau cair per liter air.
Semprotkan hanya pada hama atau tanaman yang rusak.
Kiya juga dapat menggunakan bekas air cucian piring atau pakaian kotor untuk membuat pestisida ini.


SEMPROTAN SARI/JUS BUAH PINANG

Getah buah pinang dikenal sebagai racun yang efektif untuk bekicot dan jenis siput lainnya.
Kumpulkan getah buah pinang dalam sebuah ember, campur dengan air dan semprot langsung pada siput.
Bahan semprotan ini bisa dari buah pinang atau kapur sirih, atau kombinasi keduanya.
Semprotkan di bagian luar bedeng sayuran untuk menghalangi siput masuk.
Namun, semprotan ini tidak disarankan untuk disemprot langsung ke tanaman.
Lakukan secara teratur.


SEMPROTAN DAUN TEMBAKAU

Semprotan tembakau sebaiknya digunakan sebagai alternatif terakhir.
Gunakan pelindung yang baik dan lindungi tangan dan wajah kita ketika membuat dan menggunakan semprotan tembakau.
Daun tersebut sangat beracun dan dapat membunuh serangga yang berguna juga.
Semprotan daun tembakau dapat digunakan untuk sebagian besar hama serangga.

Cara Membuatnya :
Rendam 1 kg (1 tas plastik) tumbukan daun tembakau dalam 15 liter air selama 1 hari 1 malam.
Tambahkan 2 sendok besar cairan sabun atau sabun batangan dan aduklah dengan baik.
Saringlah dan gunakan sebagai semprotan.
Bisa juga dengan mengeringkan daun dan menumbuknya hingga menjadi bubuk.
Bubuk ini bisa digunakan untuk aphid, keong, siput, ulat bulu, dan virus daun keriting.
Jangan gunakan bahan ini pada tanaman tomat, kentang, terong, lombok, atau bunga mawar.
Semut menyebabkan masalah melalui penggalian mereka dan pemindahan benih-benih.
Mereka sama sekali tidak pernah bisa dihilangkan, tapi efek-efek mereka dapat dikurangi.
Untuk kerusakan akar, coba gunakan penyemprotan biologis, cabe, bawang putih, tomat, atau tembakau.


Semoga Bermanfaat..

PENCEMARAN TANAH



Pencemaran Tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami.
Pencemaran ini biasanya terjadi karena :
· Kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial;
· Penggunaan pestisida;
· Masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; · Kecelakaan
  kendaraan
  pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah;
· Air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah
  secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah.
Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah.
Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
Atau perubahan fisik maupun kimiawi tanah yang dapat mengakibatkan menurunnya daya guna atau berkurangnya kemampuan daya dukung tanah, bila digunakan tanpa pengolahan lebih dahulu.

Melihat berbagai definisi pencemaran diatas maka dapat diketahui bahwa dampak yang timbul akibat pencemaran lingkungan tidak hanya berpengaruh terhadap lingkungan saja, akan tetapi berakibat dan berpengaruh terhadap kehidupan tanaman, hewan dan juga manusia.

Kalau lingkungan telah tercemar sudah barang tentu tanaman yang tumbuh dilingkungan tersebut akan ikut tercemar demikian pula dengan hewan dan manusia..

Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena.

Kromium, berbagai macam  zat kimia yang terkandung dalam limbah pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi.
Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.

Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia.

Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati.

PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati.

Organofosfat dan karmabat dapat dapat menyebabkan ganguan pada saraf otot.

Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat.

Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas.

Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian.

Pencemaran tanah akibat limbah industri pestisida juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem.
Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun.
Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut.

Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut.

Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas.
Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.

Dibawah ini zat-zat yang terkandung dalam limbah pestisida :

1. Atraktan
Zat kimia yang baunya dapat menyebabkan serangga menjadi tertarik. Sehingga dapat digunakan sebagai penarik serangga dan menangkapnya dengan perangkap.

2. Kemosterilan
Zat yang berfungsi untuk mensterilkan serangga atau hewan bertulang belakang.

3. Defoliant
Zat yang dipergunakan untuk menggugurkan daun supaya memudahkan panen, digunakan pada tanaman kapas dan kedelai.

4. Desiccant
Zat yang digunakan untuk mengeringkan daun atau bagian tanaman lainnya.

5. Disinfektan
Zat yang digunakan untuk membasmi atau menginaktifkan mikroorganisme.

6. Zat Pengatur Tumbuh
Zat yang dapat memperlambat, mempercepat dan menghentikan pertumbuhan tanaman.

7. Repellent
Zat yang berfungsi sebagai penolak atau penghalau serangga atau hama yang lainnya. Contohnya kamper untuk penolak kutu, minyak sereb untuk penolak nyamuk.

8. Sterilan Tanah
Zat yang berfungsi untuk mensterilkan tanah dari jasad renik atau biji gulma.

9. Pengawet Kayu
Biasanya digunakan pentaclilorophenol (PCP).

10.  Stiker
Zat yang berguna sebagai perekat pestisida supaya tahan terhadap angin dan hujan.

11. Surfaktan dan Agen Penyebar
Zat untuk meratakan pestisida pada permukaan daun.

12. Inhibitor
Zat untuk menekan pertumbuhan batang dan tunas.

13. Stimulan Tanaman
Zat yang berfungsi untuk menguatkan pertumbuhan dan memastikan terjadinya buah


Dan di bawah ini kriteria pengukuran sifat asam tanah :

Dari zat-zat yang terkandung dalam limbah peptisida
Dampak Pencemaran Tanah yang telah tercemar oleh bahan pencemar seperti senyawa di atas maka tanah tersebut akan menjadi asam, H2S yang bersama CO membentuk senyawa beracun didalam tanah sehingga cacing penggembur tanah mati.

Dampak pencemaran tanah ini dapat berakibat buruk terhadap lingkungan terutama karena hasil kegiatan industri dimana limbahnya langsung dibuang tanpa melalui proses pengolahan lebih dahulu yaitu limbah berbahaya yang masih mengandung racun (Limbah B3).


Dampak limbah indutri pestisida pada pertanian :

Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian.
Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman dimana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi.
Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.


Dampak limbah industri pestisida pada lingkungan :

Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke system dalam tubuh sangat rentan dan rentan polusi yang terdapat di dalam kromium.
Berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi.


Dampak limbah industri pestisida pada Ekosistem:

Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem.
Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun.

Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian.
Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi.
Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.


Penanganan Yang Harus Dilakukan

Ada beberapa langkah penangan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah, diantaranya:

1. Remidiasi
2. Bioremediasi


Semoga Bermanfaat..