Perbedaan paling menonjol antara hidroponik dan budidaya
konvensional adalah terletak pada penyediaan nutrisi tanaman. Pada budidaya
konvensional penyediaan nutrisi tanaman sangat bergantung pada kemampuan tanah
menyediakan unsur hara dalam jumlah cukup dan lengkap. Pada budidaya
hidroponik, semua kebutuhan nutrisi diupayakan tersedia dalam jumlah yang tepat
dan mudah diserap oleh tanaman. Nutrisi itu diberikan dalam bentuk larutan yang
bahannya dapat berasal dari bahan organik maupun anorganik. Beberapa nutrisi
atau pupuk yang digunakan dalam sistem hidroponik pada umumnya meliputi :
Growmore, hyponex, vitabloom, vitagrow, gandapan, gandasil, baypolan dan
lain-lain.
Untuk tanaman sayuran hidroponik nutrisi atau pupuk yang
umum digunakan adalah yang mengandung unsur nitrogen tinggi atau dominan, hal
ini dikarenakan tanaman sayuran yang diutamakan adalah pertumbuhan
vegetatifnya. Unsur Nitrogen tinggi dianjurkan dipakai pada tanaman :
1. Tanaman hias,
bunga potong, anggrek.
2. Semangka, melon,
jeruk, apel, mangga, durian, kopi, coklat, lada
3. Padi, palawija
(jagung, kedele, kacang-kacangan).
4. Sayuran (tomat, kentang, kubis, bawang,
cabe, broccoli).
5. Lapangan golf
dan tanaman hidroponik
Adapun kandungan unsur hara yang didominasi oleh unsur
nitrogen dan beberapa kandungan unsur hara mikro lain.
Jenis unsur hara Kandungan (%)
Nitrogen (N) = 32
Phospor (P) = 10
Kalium (K) = 10
Kalsium (Ca) = 0,05
Magnesium (Mg) = 0,10
Belerang/sulfur
(S) = 0,20
Boron (B) = 0,02
Tembaga (Cu) = 0,05
Besi (Fe) = 0,10
Mangan (Mn) = 0,05
Molybdenum (Mo) = 0,0005
Seng (Zn) = 0,05.
K-Bioboost dapat menggantikan pupuk yang mengandung unsur
hara dan nutrisi yang dibutuhkan tanaman tersebut diatas.
Semoga bermanfaat...
No comments:
Post a Comment