Aneka Ragam Istilah Dalam PakanDalam ilmu pakan ternak ini
banyak istilah yang perlu diketahui untuk mencegah terjadinya salah pengertian
yang akan berakibat tidak efisiennya program pemberian pakan, kerugian
finansial yang muncul akibat program pemberian pakan untuk tujuan pemeliharaan
yang salah. Kematian ternak karena keracunan, hal ini bisa terjadi karena
ketidaktahuan istilah umum dalam perdagangan, terutama pada bahan pembuat
premix dimana penggunaan bahan tersebut perlu mendapat perhatian khusus,
khususnya terhadap kandungan zat-zat yang sifatnya membahayakan dalam dosis
yang berlebih.
Feed (s) adalah bahan pakan yang dimakan oleh ternak, yang
mengandung energi dan zat-zat gizi. Bahan pakan ini terdiri dari air dan bahan
kering, bila kita telusuri lagi secara laboratorium bahan kering ini terdiri
dari bahan organik dan anorganik. Bahan organik bila kita pecah lagi secara
kimiawi terdiri dari protein, lemak, serat kasar, bahan ekstrak tanpa nitrogen,
sedang bahan anorganik yang dimasud abu seperti calsium, phospor, magnesium,
kalium, natrium dan lain sebagainya. Kandungan bahan organik ini dapat
diketahui dengan melakukan analisis proximate dan analisis terhadap vitamin dan
mineral untuk masing masing komponen vitamin dan mineral yang terkandung
didalam bahan dilakukan dilaboratorium dengan teknik dan alat yang spesifik.
Antibiotik yaitu suatu obat yang disintesis oleh suatu
mikroorganisme dan mempunyai kemampuan (dalam konsentratsi tertentu) untuk
menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Penggunaan antibiotik ini harus
hati-hati dalam pakan ternak ruminansia, karena dalam sistim pencernaan ternak
ruminansia akan membentuk residu yang apabila termakan oleh manusia akan
terjadi keracunan antibiotik atau terjadi kekebalan yang menyebabkan kebalnya
terhadap dosis yang akan diberikan ketika sakit.
Ransum yaitu pakan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan
ternak selama 24 jam. Ransum ternak unggas dan ternak ruminansia sangat
berbeda. Perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan dalam sistim
pencernaanya. Ternak ruminansia, sistim pencernaanya memiliki kemampuan
merombak bahan pakan yang mengandung serat tinggi menjadi produk berupa daging
dan susu.
Alat pencernaan ruminansia terbagi menjadi empat bagian
yaitu: rumen, retikulum, omasum dan abomasum, yang paling besar volume dan
aktivitas perombakan pakan yaitu dibagian rumen, disini tumbuh dan berkembang
biak bakteri yang bertanggung jawab merombak bahan pakan menjadi bagian yang
mudah diserap oleh tubuh ternak ruminansia.
Ransum sapi perah dan potong terdiri dari hijauan dan
konsentrat. Sebenarnya pakan utamanya sapi adalah hijauan sebagai sumber energi
untuk menunjang kehidupannya. Jika hijauan yang tersedia memiliki kualitas yang
baik maka produktivitas ternak biasa maksimal. Kondisi hijauan di Indonesia
secara umum kualitasnya masih rendah, hal ini ditandai dengan rendahnya
kandungan protein, tingginya lignin dan rendahnya nilai kecernaanya. Bila kita
akan merencanakan sapi dengan tingkat produksi susu yang tinggi pemberian pakan
sapi harus kombinasi antara hijauan dengan konsentrat.
Konsentrat sapi, sudah dikenal para peternak sapi untuk
produk yang dihasilkan pabrik pakan, Konsentrat ini dibuat dari dua atau lebih
bahan hasil ikutan pabrik, limbah pabrik atau produk pabrik. Kandungan
proteinnya biasanya berkisar 14 sampai 17% dengan kandungan TDN 65 sampai 70%,
dilengkapi dengan vitamin dan mineral. Konsentrat ini biasanya diberikan
sebagai pakan tambahan setelah diberi sapi diberi rumput
Konsentrat unggas biasannya disebut ransum, konsentrat ini
dibuat untuk berbagai jenis dan periode hidup ternak unggas. Yang menjadi
pertimbangan dalam penyusunan konsentrat ini adalah kandungan asam-asam amino
essensial (kualitas protein) hal ini dikarenakan unggas tidak mampu memenuhi
kebutuhannya bila tidak tersedia dalam ransum. Sistem pencernaanya tidak mampu
memanfaatkan hijauan sebagai makanannya
Keterbatasan ini dikarenakan sistim pencernaan unggas tidak
mampu mencerna serat kasar, sehingga serat kasar menjadi faktor yang harus dibatasi
dalam pembuatan konsentrat.
Keseimbangan energi dengan protein ransum perlu mendapat
perhatian serius karena berkaitan erat dengan tingkat konsumsi. Yang pada
gilirannya akan mempengaruhi kecukupan akan zat-zat makanan. Dalam pembuatan
konsentrat untuk unggas ini sangat banyak faktor yang harus dipertimbangkan.
Sehingga didalam pemberiannya nanti dalam jumlah tertentu diharapkan akan
memenuhi kebutuhan zat-zat makanan yang dibutuhkan untuk dapat tumbuh dan
berproduksi.
Semoga bermanfaat...
No comments:
Post a Comment