Kali ini akan dibahas mengenai Bawang Merah Tumpang sari
dengan Lombok atau Cabai.
Tidak dipungkiri lagi penghidupan masyarakat desa saat ini
banyak dari menanam bawang merah, hal yang sama ketika bawang merah panen
dengan hasil yang kurang maksimal, ide para petani dengan cara tumpangsari
dengan tujuan menutup hasil panen dengan hasil pembiayaan yang membengkak atau
bahkan bisa mendatangkan hasil tambahan yang maksimal.
Berikut penjelasan mengenai tumpang sari :
Penataan pertanaman tumpang sari yaitu :
Apabila dua jenis tanaman atau lebih yang umurnya tidak
banyak berbeda ditanam bersama-sama dan ditempat yang sama pula.
Misalnya antara beberapa barisan bawang merah ditanami
beberapa jenis lombok dan sebagainya.
Dari beberapa pola pertanaman yang paling banyak
mendatangkan keuntungan dari pada kerugiannya adalah sistim pertanaman tumpang
sari, (Tohir, 1982).
Terdapat kelebihan dan kelemahan dalam usahatani bawang
merah tumpang sari dengan lombok yaitu :
Kelebihan
1. Memperkecil resiko kegagalan usaha.
2. Mempertinggi gelombang panen, sehingga diperoleh hasil
pendapatan yang lebih banyak.
3. Menyediakan bahan-bahan makanan yang beraneka ragam.
4. Mempertinggi kesuburan tanah.
5. Mencegah timbulnya hama atau penyakit.
6. Mengurangi biaya dan pencurahan tenaga kerja.
7. Menimbulkan timbulnya peternakan.
Kelemahan
1. Adanya kesulitan memperoleh benih bawang merah dan benih
lombok.
2. Adanya kesulitan dalam menanggulangi hama dan penyakit.
3. Kurangnya tenaga kerja.
4. Kurangnya modal untuk menjalankan usahatani bawang
merah tumpang sari dengan lombok.
1. Pengolahan Lahan
Hampir sama dengan halnya dengan pengolahan tanah pada
usahatani bawang merah monokultur.
2. Benih
a. Benih Bawang Merah
Penggunaan benih yang baik sangat menentukan produksi.
Benih yang dianjurkan ditanam adalah benih Varietas Ampenan,
benih yang mempunyai kemurnian dan benih yang bebas dari hama dan penyakit.
Jadi dalam hal ini sangat tidak dianjurkan memilih benih
dengan cara sembarangan, karena benih yang baik akan menentukan produksi yang
baik pula.
b. Benih Lombok
Benih yang digunakan petani adalah benih lombok yang
diperoleh dari panennya atau membeli buah lombok yang segar, kemudian
dibenihkan sendiri.
Lombok yang terpilih untuk benih dikeluarkan bijinya dengan
cara membelah secara membujur, kemudian biji di jemur sampai kering.
Penggunaan bibit yang baik akan menghasilkan produksi yang
bagus.
Penggunaan bibit lombok menggunakan Varietas Hibrida.
3. Penanaman
a. Waktu penanaman
Penanaman bawang merah dan lombok pada sistem tumpang sari
biasanya dilakukan pada saat akhir musim hujan kira-kira bulan April atau bulan
oktober.
b. Jarak Tanam
Yang pertama-tama ditanam adalah lombok dan penanamannya
dilakukan secara berbaris pada bedengan yang dilubangi dengan jarak tanam 60 cm
x 60 cm.
Jarak tanam antar barisnya 50 cm dan jarak tanam antar
tanaman 60 cm.
Setelah penanaman selesai kemudian di siram dengan air
melalui saluran air dan tanaman disemprotkan dengan pestisida untuk mencegah
serangan hama.
Tiga hari kemudian benih bawang merah siap ditanam dengan
jarak tanam 20 cm x 15 cm.
Jarak tanam antar baris adalah 10 cm dan jarak tanam antar
tanaman adalah 20 cm, pada waktu menanam bagian pangkal benih berada di bawah.
Benih ditanam 2/3 bagian berada di bawah permukaan tanah,
sedangkan 1/3 bagian di atas permukaan tanah.
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan pada usahatani bawang merah
tumpang sari dengan lombok meliputi :
a. Pemupukan
Kebutuhan akan pupuk yang diberikan untuk usahatani bawang
merah tumpang sari dengan lombok adalah pupuk kandang dan pupuk buatan.
Pemberian pupuk oleh petani sebanyak 3-4 kali. Dimana pupuk diberikan pada saat
pengolahan tanah, pemupukan susulan kedua diberikan setelah tanaman berumur 20
hari dan pemupukan terakhir setelah tanaman berumur 40 hari.
b. Penyiangan
Sama seperti pada usaha tani bawang merah monokultur.
c. Pengairan dan penyiraman.
Sama seperti pada tanaman bawang merah monokultur.
d. Pengendalian hama dan penyakit
Penyemprotan pestisida yang dilakukan petani bawang merah
tumpang sari dengan lombok hanya dilakukan apabila tanaman tersebut terserang
hama dan penyakit.
Adapun jenis hama penyakit yang sering menyerang tanaman
bawang merah antara lain : Ulat, Gerandong (daun layu), Hama Lekor (daun
rubuh), Kupu, dan hujan awan.
Adapun jenis hama yang sering menyerang tanaman lombok
antara lain: Trips, Ulat daun, Ulat grayuh, Ulat tanah.
Dan penyakit yang sering menyerang tanaman lombok antara
lain : Antraknosa, Fusarium, Pitium, Bercak daun, Kriting daun.
5. Pemanenan
Pemanenan bawang merah pada usahatani bawang merah tumpang
sari dengan lombok sama seperti tanaman bawang merah monokultur. Pemanenan
lombok dapat dilakukan minimal 15 kali dan satu kali panen pada saat masa
trubus.
Panen lombok dilakukan setiap tiga hari sekali, panen
dilakukan dengan cara dipetik.
Pada panen ke satu hingga ke lima dilakukan pada saat buah
lombok 40% berwarna merah, produksi lombok masih rendah, pada panen ke enam
hingga panen ke delapan produksi lombok yang dihasilkan meningkat masa panen
ini dikatakan panen raya karena hasil panen lombok meningkat.
Pada panen ke sembilan hingga panen ke lima belas produksi
lombok yang dihasilkan agak menurun.
Panen lombok berikutnya dilakukan setelah masa trubus, masa
trubus adalah waktu setelah panen ke lima belas tanaman berbunga dan berbuah
kembali.
Masa trubus ini kurang lebih tiga puluh hari, dan pemanenan
dilakukan sebelum buah lombok berwarna merah, hal ini dikarenakan pada masa
trubus tanaman lombok rentan terhadap hama dan penyakit sehingga panen
dilakukan lebih awal.
Setelah masa trubus tanaman sudah tidak dapat berproduksi
lagi sehingga tanaman harus digantikan dengan tanaman lombok yang baru lagi
dimana umur tanaman lombok yang produktif hanya enam bulan saja.
Semoga Bermanfaat..
No comments:
Post a Comment