Friday 30 September 2016

BAWANG MERAH TUMPANG SARI DENGAN LOMBOK/CABAI


     Kali ini akan dibahas mengenai Bawang Merah Tumpang sari dengan Lombok atau Cabai.
Tidak dipungkiri lagi penghidupan masyarakat desa saat ini banyak dari menanam bawang merah, hal yang sama ketika bawang merah panen dengan hasil yang kurang maksimal, ide para petani dengan cara tumpangsari dengan tujuan menutup hasil panen dengan hasil pembiayaan yang membengkak atau bahkan bisa mendatangkan hasil tambahan yang maksimal.

Berikut penjelasan mengenai tumpang sari :

Penataan pertanaman tumpang sari yaitu :
     Apabila dua jenis tanaman atau lebih yang umurnya tidak banyak berbeda ditanam bersama-sama dan ditempat yang sama pula.
Misalnya antara beberapa barisan bawang merah ditanami beberapa jenis lombok dan sebagainya.
Dari beberapa pola pertanaman yang paling banyak mendatangkan keuntungan dari pada kerugiannya adalah sistim pertanaman tumpang sari, (Tohir, 1982).

Terdapat kelebihan dan kelemahan dalam usahatani bawang merah tumpang sari dengan lombok yaitu :

Kelebihan

1. Memperkecil resiko kegagalan usaha.

2. Mempertinggi gelombang panen, sehingga diperoleh hasil pendapatan yang lebih banyak.

3. Menyediakan bahan-bahan makanan yang beraneka ragam.

4. Mempertinggi kesuburan tanah.

5. Mencegah timbulnya hama atau penyakit.

6. Mengurangi biaya dan pencurahan tenaga kerja.

7. Menimbulkan timbulnya peternakan.


Kelemahan

1. Adanya kesulitan memperoleh benih bawang merah dan benih lombok.

2. Adanya kesulitan dalam menanggulangi hama dan penyakit.

3. Kurangnya tenaga kerja.

4. Kurangnya modal untuk menjalankan usahatani bawang merah tumpang sari dengan lombok.


1. Pengolahan Lahan

Hampir sama dengan halnya dengan pengolahan tanah pada usahatani bawang merah monokultur. 

2. Benih

a. Benih Bawang Merah
     Penggunaan benih yang baik sangat menentukan produksi.
Benih yang dianjurkan ditanam adalah benih Varietas Ampenan, benih yang mempunyai kemurnian dan benih yang bebas dari hama dan penyakit.
Jadi dalam hal ini sangat tidak dianjurkan memilih benih dengan cara sembarangan, karena benih yang baik akan menentukan produksi yang baik pula.

b. Benih Lombok
     Benih yang digunakan petani adalah benih lombok yang diperoleh dari panennya atau membeli buah lombok yang segar, kemudian dibenihkan sendiri.
Lombok yang terpilih untuk benih dikeluarkan bijinya dengan cara membelah secara membujur, kemudian biji di jemur sampai kering.
Penggunaan bibit yang baik akan menghasilkan produksi yang bagus.
Penggunaan bibit lombok menggunakan Varietas Hibrida.

3. Penanaman

a. Waktu penanaman
     Penanaman bawang merah dan lombok pada sistem tumpang sari biasanya dilakukan pada saat akhir musim hujan kira-kira bulan April atau bulan oktober.

b. Jarak Tanam
     Yang pertama-tama ditanam adalah lombok dan penanamannya dilakukan secara berbaris pada bedengan yang dilubangi dengan jarak tanam 60 cm x 60 cm.
Jarak tanam antar barisnya 50 cm dan jarak tanam antar tanaman 60 cm.
Setelah penanaman selesai kemudian di siram dengan air melalui saluran air dan tanaman disemprotkan dengan pestisida untuk mencegah serangan hama.
Tiga hari kemudian benih bawang merah siap ditanam dengan jarak tanam 20 cm x 15 cm.
Jarak tanam antar baris adalah 10 cm dan jarak tanam antar tanaman adalah 20 cm, pada waktu menanam bagian pangkal benih berada di bawah.
Benih ditanam 2/3 bagian berada di bawah permukaan tanah, sedangkan 1/3 bagian di atas permukaan tanah.

4. Pemeliharaan

Pemeliharaan yang dilakukan pada usahatani bawang merah tumpang sari dengan lombok meliputi :

a. Pemupukan
     Kebutuhan akan pupuk yang diberikan untuk usahatani bawang merah tumpang sari dengan lombok adalah pupuk kandang dan pupuk buatan. Pemberian pupuk oleh petani sebanyak 3-4 kali. Dimana pupuk diberikan pada saat pengolahan tanah, pemupukan susulan kedua diberikan setelah tanaman berumur 20 hari dan pemupukan terakhir setelah tanaman berumur 40 hari.

b. Penyiangan
Sama seperti pada usaha tani bawang merah monokultur.

c. Pengairan dan penyiraman.
Sama seperti pada tanaman bawang merah monokultur.

d. Pengendalian hama dan penyakit
     Penyemprotan pestisida yang dilakukan petani bawang merah tumpang sari dengan lombok hanya dilakukan apabila tanaman tersebut terserang hama dan penyakit.
Adapun jenis hama penyakit yang sering menyerang tanaman bawang merah antara lain : Ulat, Gerandong (daun layu), Hama Lekor (daun rubuh), Kupu, dan hujan awan.

Adapun jenis hama yang sering menyerang tanaman lombok antara lain: Trips, Ulat daun, Ulat grayuh, Ulat tanah.

Dan penyakit yang sering menyerang tanaman lombok antara lain : Antraknosa, Fusarium, Pitium, Bercak daun, Kriting daun.


5. Pemanenan

     Pemanenan bawang merah pada usahatani bawang merah tumpang sari dengan lombok sama seperti tanaman bawang merah monokultur. Pemanenan lombok dapat dilakukan minimal 15 kali dan satu kali panen pada saat masa trubus.
Panen lombok dilakukan setiap tiga hari sekali, panen dilakukan dengan cara dipetik.
Pada panen ke satu hingga ke lima dilakukan pada saat buah lombok 40% berwarna merah, produksi lombok masih rendah, pada panen ke enam hingga panen ke delapan produksi lombok yang dihasilkan meningkat masa panen ini dikatakan panen raya karena hasil panen lombok meningkat.
Pada panen ke sembilan hingga panen ke lima belas produksi lombok yang dihasilkan agak menurun.
Panen lombok berikutnya dilakukan setelah masa trubus, masa trubus adalah waktu setelah panen ke lima belas tanaman berbunga dan berbuah kembali.
Masa trubus ini kurang lebih tiga puluh hari, dan pemanenan dilakukan sebelum buah lombok berwarna merah, hal ini dikarenakan pada masa trubus tanaman lombok rentan terhadap hama dan penyakit sehingga panen dilakukan lebih awal.
Setelah masa trubus tanaman sudah tidak dapat berproduksi lagi sehingga tanaman harus digantikan dengan tanaman lombok yang baru lagi dimana umur tanaman lombok yang produktif hanya enam bulan saja.


Semoga Bermanfaat..

No comments:

Post a Comment