Thursday 8 September 2016

JENIS-JENIS MEDIA TANAM


Media tanam adalah komponen mutlak ketika bakal bertepat tanam. Media tanam yang bakal dipakai wajib disesuaikan dengan tipe tanaman yang ingin ditanam. Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk tipe tanaman yang tak sama habitat sumbernya adalah faktor yang susah. Faktor ini dikarenakan setiap daerah mempunyai kelembaban dan kecepatan angin yang tak sama. Dengan cara umum, media tanam wajib bisa menjaga kelembaban daerah kurang lebih akar, menyediakan lumayan udara, dan bisa menahan keterdapatan unsur hara. Jenis media tanam yang dipakai pada setiap daerah tak rutin sama. Di Asia Tenggara, umpama, sejak tahun 1940 memakai media tanam berupa pecahan batu bata, arang, sabut kelapa, kulit kelapa, alias batang pakis. Bahan-bahan tersebut juga tak hanya dipakai dengan cara tunggal, tetapi bisa dikombinasikan antara bahan satu dengan lainnya. Umpama, pakis dan arang dicampur dengan perbandingan tertentu hingga menjadi media tanam baru. Pakis juga bisa dicampur dengan pecahan batu bata. Untuk memperoleh media tanam yang baik dan sesuai dengan tipe tanaman yang bakal ditanam, seorang kegemaranis wajib mempunyai pemahaman tentang karakteristik media tanam yang mungkin tak sama dari setiap jenisnya. berdasarkan tipe bahan penyusunnya, media tanam dibedakan menjadi bahan organik dan anorganik.


Arang.
Arang bisa berasal dari kayu alias batok kelapa. Media tanam ini sangat cocok dipakai untuk tanaman anggrek di daerah dengan kelembapan tinggi. Faktor itu dikarenakan arang tak lebih sanggup mengikat air dalam jumlah tak sedikit. Keunikan dari media tipe arang adalah sifatnya yang bufer (penyangga). Dengan demikian, apabila terjadi kekeliruan dalam pemberian unsur hara yang terkandung di dalam pupuk bisa segera dinetralisir dan diadaptasikan. Selain itu, bahan media ini juga tak mudah lapuk jadi susah ditumbuhi jamur alias cendawan yang bisa mengesalkan tanaman. Tetapi, media arang cenderung miskin bakal unsur hara. Oleh sebabnya, ke dalam media tanam ini butuh disuplai unsur hara berupa software pemupukan. Sebelum dipakai sebagai media tanam, idealnya arang dipecah menjadi potongan-potongan kecil terlebih dahulu jadi memudahkan dalam penempatan di dalam pot. Ukuran pecahan arang ini sangat bergantung pada wadah yang dipakai untuk menanam dan tipe tanaman yang bakal ditanam. Untuk mengisi wadah yang mempunyai diameter 15 cm alias lebih, umumnya dipakai pecahan arang yang berkapasitas panjang 3 cm, lebar 2-3 cm, dengan ketebalan 2-3 cm. Untuk wadah (pot) yang lebih kecil, ukuran pecahan arang juga wajib lebih kecil.


Tanah Liat
Tanah liat adalah tipe tanah yang bertekstur paling halus dan lengket alias berlumpur. Karakteristik dari tanah liat adalah mempunyai pori-pori berkapasitas kecil (pori-pori mikro) yang lebih tak sedikit daripada pori-pori yang berkapasitas besar (pori-pori makro) jadi mempunyai performa mengikat air yang cukup kuat. Pori-pori mikro adalah pori-pori halus yang berisi air kapiler alias udara. Sementara pori-pori makro adalah pori-pori kasar yang berisi udara alias air gravitasi yang mudah hilang. Ruang dari setiap pori-pori mikro berkapasitas sangat sempit jadi menyebabkan sirkulasi air alias udara menjadi lamban. Pada dasarnya, tanah liat bersifat miskin unsur hara jadi butuh dikombinasikan dengan bahan-bahan lain yang kaya bakal unsur hara. Pemakaian tanah liat yang dikombinasikan dengan bahan-bahan lain semacam pasir dan humus sangat tepat dijadikan sebagai media penyemaian, cangkok, dan bonsai.


Vermikulit dan Perlit
Vermikulit adalah media anorganik steril yang dihasilkan dari pemananasan kepingan-kepingan mika dan mengandung potasium dan Helium. Berdasarkan sifatnya, Vermikulit adalah media tanam yang mempunyai performa kapasitas tukar kation yang tinggi, khususnya dalam kondisi padat dan pada saat basah. Vermikulit bisa menurunkan berat jenis, dan menambah daya serap air apabila dipakai sebagai campuran media tanaman. Apabila dipakai sebagai campuran media tanam, vermikulit bisa menurunkan berat tipe dan menambah daya absorbsi air jadi bisa dengan mudah diserap oleh akar tanaman. Tidak sama dengan Vermikulit, Perlit adalah produk mineral berbobot ringan dan mempunyai kapasitas tukar kation dan daya serap air yang rendah. Sebagai campuran media tanam, kegunaaan Perlit sama dengan Vermikulit, yakni menurunkan berat tipe dan menambah daya serap air. Pemakaian Vermikulit dan Perlit sebagai media tanam sebaiknya dikombinasikan dengan bahan organik untuk mengoptimalkan tanaman dalam menyerap unsur-unsur hara.


Gabus (Styrofoam)
Styrofoam adalah bahan anorganik yang terbuat dari kopolimer styren yang bisa dijadikan sebagai pilihan media tanam. Mulanya, styrofoam hanya dipakai sebagai media aklimatisasi (penyesuaian diri) bagi tanaman sebelum ditanam di lahan. Proses aklimatisasi tersebut hanya bersifat sementara. Styrofoam yang dipakai berbentuk kubus jengan ukuran (1 x 1 x 1) cm. Sekarang, beberapa nursery memakai styrofoam sebagai campuran media tanam untuk menambah porousitas media tanam. Untuk kebutuhan ini, styrofoam yang dipakai dalam bentuk yang telah dihancurkan jadi menjadi bola-bola kecil, berkapasitas sebesar biji kedelai. Penambahan styrofoam ke dalam media tanam membikinnya menjadi riangan. Tetapi, media tanam tak jarang dijadikan sarang oleh semut


Batang Pakis
Berdasarkan warnanya, batang pakis dibedakan menjadi 2, yaitu batang pakis hitam dan batang pakis coklat. Dari kedua tipe tersebut, batang pakis hitam lebih umum dipakai sebagai media tanam. Batang pakis hitam berasal dari tanaman pakis yang telah tua jadi lebih kering. Tidak hanya itu, batang pakis ini pun mudah dibentuk menjadi potongan kecil dan dikenal sebagai cacahan pakis. Selain dalam bentuk cacahan, batang pakis juga tak sedikit dipasarkan sebagai media tanam siap pakai dalam bentuk lempengan persegi empat. Umumnya, bentuk lempengan pakis dipakai sebagai media tanam anggrek. Kelemahan dari lempengan batang pakis ini adalah tak jarang dihuni oleh semut alias binatang-binatang kecil lainnya. Karakteristik yang menjadi keunggulan media batang pakis lebih dikarenakan sifat-sifatnya yang mudah mengikat air, mempunyai aerasi dan drainase yang baik, dan bertekstur lunak jadi mudah ditembus oleh akar tanaman.


Kompos
Kompos adalah media tanam organik yang bahan dasarnya berasal dari proses fermentasi tanaman alias limbah organik, semacam jerami, sekam, daun, rumput, dan sampah kota. Kelebihan dari pemakaian kompos sebagai media tanam adalah sifatnya yang sanggup mengembalikan kesuburan tanah melewati pembetulan sifat-sifat tanah, baik fisik, kimiawi, maupun biologis. Tidak hanya itu, kompos juga menjadi fasilitator dalam penyerapan unsur nitrogen (N) yang sangat diperlukan oleh tanaman. Kandungan bahan organik yang tinggi dalam kompos sangat penting untuk membenahi kondisi tanah. Berdasarkan faktor tersebut dikenal 2 peranan kompos yakni soil conditioner dan soil ameliorator. Soil ( condotioner yaitu peranan kompos dalam membenahi struktur tanah, khususnya tanah kering, sedangkan soil ameliorator berkegunaaan dalam memperbaiki performa tukar kation pada tanah. Kompos yang baik untuk dipakai sebagai media tanam yaitu yang telah mengalami pelapukan dengan cara sempurna, ditandai dengan  perubahan warna dari bahan pembentuknya (hitam kecokelatan), tak berbau, mempunyai kadar air yang rendah, dan mempunyai suhu ruang.


Moss
Moss yang dijadikan sebagai media tanam berasal dari akar paku-pakuan, alias kadaka yang tak sedikit dijumpai di hutan-hutan. Moss tak jarang dipakai sebagai media tanam untuk masa penyemaian hingga dengan masa pembungaan. Media ini mempunyai tak sedikit rongga jadi memungkinkan akar tanaman tumbuh dan berkembang dengan leluasa. Menurut sifatnya, media moss sanggup mengikat air dengan baik dan mempunyai sistem drainase dan aerasi yang lancar. Untuk hasil tanaman yang optimal, sebaiknya moss dikombinasikan dengan media tanam organik lainnya, semacam kulit kayu, tanah gambut, alias daun-daunan kering.


Pupuk Kandang
Pupuk organik yang berasal dari kotoran fauna disebut sebagai pupuk kandang. Kandungan unsur haranya yang lengkap semacam natrium (N), fosfor (P), dan kalium (K) membikin pupuk kandang tepat untuk dijadikan sebagai media tanam. Unsur-unsur tersebut penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tidak hanya itu, pupuk kandang mempunyai kandungan mikroorganisme yang diyakini sanggup merombak bahan organik yang susah dicerna tanaman menjadi komponen yang lebih mudah untuk diserap oleh tanaman. Komposisi kandungan unsur hara pupuk kandang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tipe hewan, umur hewan, kondisi hewan, tipe makanan, bahan hamparan yang dipakai, perlakuan, dan penyimpanan sebelum disoftwarekan sebagai media tanam. Pupuk kandang yang bakal dipakai sebagai media tanam wajib yang telah matang dan steril. Faktor itu ditandai dengan warna pupuk yang hitam pekat. Pemilihan pupuk kandang yang telah matang berfungsi untuk mencegah munculnya bakteri alias cendawan yang bisa merusak tanaman.


Sabut Kelapa (Coco Peat)
Sabut kelapa alias coco peat adalah bahan organik pilihan yang bisa dipakai sebagai media tanam. Sabut kelapa untuk media tanam yang baik berasal dari buah kelapa tua sebab mempunyai serat yang kuat. Pemakaian sabut kelapa sebagai media tanam sebaiknya diperbuat di daerah yang bercurah hujan rendah. Air hujan yang berlebihan bisa menyebabkan media tanam ini mudah lapuk. Tidak hanya itu, tanaman pun menjadi cepat membusuk jadi bisa menjadi sumber penyakit. Untuk menanggulangi pembusukan, sabut kelapa butuh direndam terlebih dahulu di dalam larutan fungisida. Apabila dibandingkan dengan media lain, pemberian fungisida pada media sabut kelapa wajib lebih tak jarang diperbuat sebab sifatnya yang cepat lapuk jadi mudah ditumbuhi jamur. Kelebihan sabut kelapa sebagai media tanam lebih dikarenakan karakteristiknya yang sanggup mengikat dan menyimpan air dengan kuat, sesuai untuk daerah panas, dan mengandung unsur-unsur hara esensial, semacam kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (N), dan fosfor (P).


Sekam Padi
Sekam Padi adalah kulit biji padi (Oryza sativa) yang telah digiling. Sekam padi yang biasa dipakai bisa berupa sekam bakar alias sekam mentah (tidak dibakar). Sekam bakar dan sekam mentah mempunyai tingkat porositas yang sama. Sebagai media tanam, keduanya berperan penting dalam pembetulan struktur tanah jadi sistem aerasi dan drainase di media tanam menjadi lebih baik. Pemakaian sekam bakar untuk media tanam tak butuh disterilisasi lagi sebab mikroba patogen telah mati selagi proses pembakaran. Tidak hanya itu, sekam bakar juga mempunyai kandungan karbon (C) yang tinggi jadi membikin media tanam ini menjadi gembur, Tetapi, sekam bakar cenderung mudah lapuk. Sementara kelebihan sekam mentah sebagai media tanam yaitu mudah mengikat air, tak mudah lapuk, adalah sumber kalium (K) yang diperlukan tanaman, dan tak mudah menggumpal alias memadat jadi akar tanaman bisa tumbuh dengan sempurna. Tetapi, sekam padi mentah cenderung miskin bakal unsur hara. Butuh Sekam Bakar Berkualitas, Beli di Jual Sekam Bakar Murah Berkualitas.


Humus
Humus adalah segala macam hasil pelapukan bahan organik oleh Jasad mikro dan adalah sumber energi jasad mikro tersebut. Bahan-bahan organik tersebut bisa berupa jaringan orisinil tubuh flora alias binatang mati yang belum lapuk. Biasanya, humus berwarna gelap dan dijumpai khususnya pada lapisan atas tanah (top soil). Humus sangat menolong dalam proses penggemburan tanah. dan mempunyai performa daya tukar ion yang tinggi jadi bisa menyimpan unsur hara. Oleh sebabnya, bisa menunjang kesuburan tanah, Tetapi, media tanam ini mudah ditumbuhi jamur, terlebih ketika terjadi perubahan suhu, kelembaban, dan aerasi yang ekstrim. Humus Juga mempunyai tingkat porositas yang rendah jadi akar tanaman tak sanggup menyerap air, Dengan demikian, sebaiknya pemakaian humus sebagai media tanam butuh ditambahkan media lain yang mempunyai porositas tinggi, umpama tanah dan pasir.


Gel
Gel alias hidrogel adalah kristal-kristal polimer yang tak jarang dipakai sebagai media tanam bagi tanaman hidroponik. Pemakaian media tipe ini sangat praktis dan efisien sebab tak butuh repot-repot untuk mengganti dengan yang baru, menyiram, alias memupuk. Tidak hanya itu, media tanam ini juga mempunyai keanekaragaman warna jadi pemilihannya bisa disesuaikan dengan selera dan warna tanaman. Oleh sebabnya, faktor tersebut bakal menciptakan keindahan dan keasrian tanaman hias yang diletakkan di ruang tamu alias ruang kerja. Hampir semua tipe tanaman hias indoor bisa ditanam dalam media ini, umpama philodendron dan anthurium. Tetapi, gel tak cocok untuk tanaman hias berakar keras, semacam adenium alias tanaman hias bonsai. Faktor itu bukan dikarenakan ketidakmampuan gel dalam memasok kebutuhan air, tetapi lebih dikarenakan pertumbuhan akar tanaman yang mengeras jadi bisa membikin vas pecah. Sebagian besar nursery lebih memilih gel sebagai pengganti tanah untuk pengangkutan tanaman dalam jarak jauh. Tujuannya supaya kelembapan tanaman masih terjaga. Keunggulan lain dari gel yaitu masih cantik meskipun bersanding dengan media lain. Di Jepang gel dipakai sebagai komponen terarium bersama dengan pasir. Gel yang berwarna-warni bisa memberi kesan nasib pada taman miniatur tersebut.


Pasir
Pasir tak jarang dipakai sebagai media tanam pilihan untuk menggantikan kegunaaan tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai apabila dipakai sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering bakal memudahkan proses pelantikan bibit tanaman yang dianggap telah lumayan umur untuk dipindahkan ke media lain. Sementara bobot pasir yang lumayan berat bakal memudahkan tegaknya setek batang. Tidak hanya itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam pemakaian dan bisa menambah sistem aerasi dan drainase media tanam. Pasir malang dan pasir bangunan adalah Tipe pasir yang tak jarang dipakai sebagai media tanam. Oleh sebab mempunyai pori-pori berkapasitas besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi (ketahanan kepada proses pemisahan) pasir sangat kecil jadi mudah terkikis oleh air. Dengan demikian, media pasir lebih membutuhkan irigasi dan pemupukan yang lebih intensif. Faktor tersebut yang menyebabkan pasir jarang dipakai sebagai media tanam dengan cara tunggal. Pemakaian pasir sebagai media tanam tak jarang dikombinasikan dengan campuran bahan anorganik lain, semacam kerikil, batu-batuan, alias bahan organik yang disesuaikan dengan tipe tanaman. Pasir pantai alias semua pasir yang berasal dari daerah yang bersersalinitas tinggi adalah tipe pasir yang wajib dihindari untuk digunakan sebagai media tanam, kendati pasir tersebut telah dicuci terlebih dahulu. Kadar garam yang tinggi pada media tanam bisa menyebabkan tanaman menjadi merana. Tidak hanya itu, organ-organ tanaman, semacam akar dan daun, juga menunjukan gejala terbakar yang selanjutnya mendampakkan kematian jaringan (nekrosis).


Kerikil
Pada dasarnya, pemakaiaan kerikil sebagai media tanam terbukti tidak jauh berbeda dengan pasir. Hanya saja, kerikil mempunyai pori-pori makro lebih tak sedikit daripada pasir. Kerikil tak jarang dipakai sebagai media untuk budidaya tanaman dengan cara hidroponik. Pemakaian media ini bakal menolong peredaran larutan unsur hara dan udara dan pada prinsipnya tak menekan pertumbuhan akar. Tetapi, kerikil mempunyai performa mengikat air yang relatif rendah jadi mudah basah dan cepat kering apabila penyiraman tak diperbuat dengan cara rutin. Seiring kemajuan teknologi, sekarang tak sedikit dijumpai kerikil sintesis. Sifat kerikil sintesis cenderung menyerupai batu apung, yakni mempunyai rongga-rongga udara jadi mempunyai bobot yang ringan. Kelebihan kerikil sintesis dibandingkan dengan kerikil biasa adalah performanya yang lumayan baik dalam menyerap air. Tidak hanya itu, sistem drainase yang dihasilkan juga baik jadi masih bisa mempertahankan kelembapan dan sirkulasi udara dalam media tanam.
   

Pecahan Batu Bata
Pecahan batu bata juga bisa dijadikan pilihan sebagai media tanam. Semacam halnya bahan anorganik lainnya, media tipe ini juga berkegunaaan untuk melekatkan akar. Sebaiknya, ukuran batu-bata yang bakal dipakai sebagai media tanam dibangun kecil, semacam kerikil, dengan ukuran kurang lebih 2-3 cm. Terus kecil ukurannya, performa daya serap batu bata kepada air maupun unsur hara bakal terus balik. Tidak hanya itu, ukuran yang terus kecil juga bakal membikin sirkulasi udara dan kelembapan di kurang lebih akar tanaman berjalan lebih baik. Hal yang butuh diperhatikan dalam pemakaian media tanam ini adalah keadaannya yang miskin hara. Tidak hanya itu, kebersihan dan kesterilan pecahan batu bata yang belum pasti terjamin. Oleh sebab itu, pemakaian media ini butuh ditambahkan dengan pupuk kandang yang komposisi haranya disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Meskipun miskin unsur hara, media pecahan batu bata tak mudah melapuk. Dengan demikian, pecahan batu bata tepat dipakai sebagai media tanam di dasar pot sebab mempunyai performa drainase dan aerasi yang baik. Tanaman yang tak jarang memakai pecahan batu bata sebagai media dasar pot adalah anggrek.


Spons (Floralfoam)
Para kegemaranis yang berkecimpung dalam budi daya tanaman hias telah tak jarang menggunakan spons sebagai media tanam anorganik. Dilihat dari sifatnya, spons sangat ringan jadi mudah dipindah-pindahkan dan ditempatkan di mana saja. Meskipun ringan, media tipe ini tak membutuhkan pemberat, sebab seusai direndam alias disiram air bakal menjadi berat dengan sendirinya jadi bisa menegakkan tanaman. Kelebihan lain dari media tanam spons adalah tingginya daya serap terhadap air dan unsur hara esensial yang biasanya dibagi dalam bentuk larutan. Tetapi, pemakaiannya tak awet sebab bahannya mudah hancur. Oleh sebab itu, apabila spons telah terkesan tak layak pakai (mudah hancur ketika dipegang), sebaiknya segera diganti dengan yang baru. Berdasarkan kelebihan dan ketidak lebihannya tersebut, spons tak jarang dipakai sebagai media tanam untuk tanaman hias bunga potong (cutting flower) yang pemakaiannya cenderung hanya sementara waktu saja.



Semoga bermanfaat...

No comments:

Post a Comment