Thursday, 22 September 2016

HARA AIR LAUT UNTUK PUPUK


Tahukah......Hara Air Laut bisa dijadikan Pupuk??

      Air laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5% air murni. Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut (densitas, kompresibilitas, titik beku, temperatur dimana densitas menjadi maksimum) beberapa tingkat tetapi tidak menentukannya. Beberapa sifat (viskositas, daya serap cahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas. Dua sifat yang sangat ditentukan oleh jumlah garam di laut adalah daya hantar listrik (konduktivitas) dan tekanan osmosis.

      Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%) dan sisanya (kurang dari 1%) teridiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida. Tiga sumber utama dari garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal vents) di laut dalam. salinitas merupakan jumlah dari seluruh garam-garaman dalam gram pada setiap kilogram air laut.

      Unsur hara (garam-garaman) yang terkandung dalam air laut berpengaruh terhadap pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman, yang ditentukan oleh dua faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu faktor lingkungan yang sangat menentukan lajunya pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman adalah tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam tanah. Semua tanaman hijau memerlukan seperangkat dasar hara mineral yang sama dan berbagai unsur digunakan oleh tanaman yang berbeda untuk menghasilkan tujuan akhir yang sama. Tanaman tingkat tinggi membutuhkan 16 jenis hara esensial yang terdiri atas kelompok hara makro dan mikro, meskipun pengelompokan tersebut masih diperdebatkan karena hara mikro tertentu dapat menjadi hara makro untuk tanaman lain.

      Diantaranya 105 unsur yang ada di atas permukaan bumi, ternyata baru 16 unsur yang mutlak diperlukan oleh suatu tanaman untuk dapat menyelesaikan siklus hidupnya dengan sempurna. Ke 16 unsur tersebut terdiri dari 9 unsur makro dan 7 unsur mikro. 9 unsur makro dan 7 unsur mikro inilah yang disebut sebagai unsur-unsur esensial. Unsur-unsur esensial ini berkaitan dengan pembuatan pupuk, diantaranya sebagai bahan dasar dan harus melalui pengolahan lebih lanjut.
Pada umumnya pupuk yang mengandung garam-garaman tersebut (Na, Mg, Ca, K) berpengaruh baik terhadap tanaman misalnya pada kalsium, pada proses sintesa protein dibutuhkan untuk pembelahan dan pembesaran sel-sel tanaman, di samping dapat menetralkan asam-asam organik yang dihasilkan pada proses metabolisme tanaman sehingga tanaman terhindar dari keracunan. Selain berpengaruh pada pembentukan Net pada tanaman melon, elemen ini berperan dalam menaikkan pH. Dengan demikian unsur yang terdapat dalam air laut sebagian besar dapat digunakan sebagai bahan pembuat pupuk.

1. Air Laut sebagai Sumber Hara
       Air laut mengandung banyak ion mengakibatkan tingginya salinitas. Distribusi hara di dalam air laut dipengaruhi oleh sirkulasi air laut, proses biologi dan mineralisasi serta regenerasi nutrisi dengan adanya migrasi hewan dan suplai dari daratan. Rata-rata konsentrasi garam-garam terlarut di air laut berkisar 3.5%, namun konsentrasi tersebut tergantung pada lokasi dan laju evaporasi. Konsentrasi ion utama terlarut bervariasi dari satu lokasi ke lokasi lain, namun secara proporsi relatifnya konstan. Air laut sudah banyak digunakan untuk mengairi tanaman yang toleran terhadap salinitas (halophytes) pada daerah-daerah dekat pantai. Mengingat tingginya kandungan kation, air laut dapat digunakan sebagai salah satu sumber hara bagi tanaman termasuk tanaman yang sensitif terhadap kadar garam yang tinggi.

2. Pengaruh Unsur Esensial terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
      Pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh dua faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu faktor lingkungan yang sangat menentukan lajunya pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman adalah tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam tanah. Banyak unsur-unsur esensial, yang ada di dalam tanah, yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman, diantaranya unsur natrium (Na), magnesium (Mg), kalsium (Ca), dan kalium (K).

3. Cara Pemanfaatan Garam Air Laut Sebagai Alternatif Solusi Kelangkaan Pupuk
      Pada dasarnya pemanfaatan air laut sebagai pengganti pupuk merupakan penggantian pemakaian kalium menjadi natrium. Kalium merupakan unsur yang sangat penting bagi tumbuhan namun keberadaannya di alam sangat terbatas, oleh sebab itu, petani menggunakan pupuk seperti pupuk NPK.

      Salah satu kendala pemaanfaatan air laut sebagai pupuk yaitu salinitas dari air laut yang sangat tinggi. Hal ini dapat diantisipasi dengan cara mengencerkan air laut. Saat lahan dibasahi dengan air laut, petani hendaknya mengairi lahannya menggunakan air tanah atau air sungai yang tidak mengandung garam. Air yang berasal dari sungai yang tawar dapat melarutkan air asin. Untuk itu daerah persawahan, hendaknya membuat parit-parit kelililing dan mengisinya dengan air hujan atau air sungai yang dapat melarutkan air laut yang masuk. Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu frekuensi irigasi. Pada daerah-daerah dengan intensitas curah hujan yang tinggi, pencucian terhadap konsentrasi garam yang tinggi dapat dilaksanakan mengandalkan jumlah curah hujan tersebut.

      Cara kimia yang dapat kita lakukan untuk mengurangi tingkat salinitas air laut yaitu dengan penambahan suatu basa misalnya kapur, baik berupa kalsit, dolomit atau gypsum. Penggunaan kapur dapat mengefisienkan dana produksi karena harganya cukup murah. Penambahan kapur dapat memperbaiki perkembangan bibit tanaman, memperbaiki kualitas air yang masuk dan disimpan, meningkatkan pencucian garam-garam terlarut, mengurangi biaya pengolahan tanah. Bahan lainnya yang dapat digunakan untuk menurunkan tingkat salinitas adalah pupuk organik, baik berupa pupuk kandang, pupuk hijau, maupun kompos dari bahan sisa-sisa tanaman dan gulma. Tujuan pemberian bahan-bahan ini adalah untuk menyeimbangkan hara terutama terhadap kensentrasi antara Na, Ca dan Mg.
Telah diadakan penelitian terhadap tanaman nanas. Tanaman nanas yang tergolong CAM terbukti dapat memanfaatkan Na dari air laut terutama untuk menggantikan sebagian fungsi K tanpa menimbulkan pengaruh buruk pada tanah dan tanaman, serta hara lainnya setelah air laut diencerkan. Peningkatan konsentrasi Na, EC dan SAR di tanah akibat aplikasi air laut masih dibawah batas yang membahayakan bagi tanaman. Peningkatan serapan Na pada tanaman akibat aplikasi air laut ternyata juga meningkatkan serapan K, Ca dan Mg baik pada daun tua, daun D, akar dan batang nanas. Produksi biomasa dan buah nanas yang tinggi diperoleh pada saat 30% kebutuhan K digantikan oleh Na ditambah dengan unsur hara lainnya yang terkandung pada air laut. Hasil ini sama dengan yang didapat dengan menggunakan rekomendasi pemupukan spesifik lokasi yaitu 300 kg K/ha.

4. Kelebihan dan Kekurangan Pupuk serta Pemanfaatan Garam-Garaman Air Laut
      Pupuk buatan merupakan pupuk yang dibuat di dalam pabrik. Bahannya dari bahan anorganik dan dibentuk dengan proses kimia sehingga pupuk ini lebih dikenal dengan pupuk anorganik. Pupuk anorganik umumnya diberi kandungan zat hara tinggi. Pupuk ini tidak diperoleh di alam, tetapi merupakan hasil ramuan di pabrik. Oleh karena pupuk anorganik di buat manusia maka kandungan haranya dapat beragam, dan sesuai kebutuhan tanaman. Dibandingkan dengan pupuk organik, pupuk anorganik mempunyai keunggulan sebagai berikut :
  • Kandungan zat hara pupuk anorganik di buat secara tepat.
  • Pemberiannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.
  • Pupuk anorganik mudah di jumpai karena tersedia dalam jumlah banyak.
  • Praktis dalam transportasi dan menghemat ongkos angkut.
  • Beberapa pupuk anorganik dapat langsung diaplikasikan sehingga menghemat waktu.
      Di samping ada keuntungannya, pupuk ini juga memiliki kelemahan, yaitu tidak semua pupuk anorganik mengandung unsur yang lengkap (makro dan mikro). Bahkan, ada yang hanya mengandung satu unsur saja, Oleh karenanya pemberian harus disertai dengan pupuk mikro dan pupuk kandang/kompos. Selain itu, pemakaian pupuk anorganik harus sesuai yang dianjurkan, karena bila berlebihan menyebabkan tanaman mati. Pemberian pupuk organik secara terus-menerus umumnya berakibat buruk pada kondisi tanah. Tanah menjadi cepat mengeras, kurang mampu menyimpan air, dan cepat menjadi asam.
      Pemakaian pupuk anorganik selama ini telah diakui banyak menimbulkan kerusakan, terutama rusaknya struktur tanah, kejenuhan tanah pada unsur hara tertentu seperti urea dan sebagainya. Kejenuhan itu terjadi justru lantaran 30 tahun lebih para petani menggunakan pupuk anorganik jenis tertentu seperti urea. Kecenderungan itu terjadi karena petani ingin melihat pengaruh secara nyata dari pemupukan yang mereka lakukan. Pupuk urea mampu memenuhi hal itu karena kandungan nitrogennya sangat tinggi.
       Akhir-akhir ini banyak dikeluhkan petani bahwa pemberian pupuk jenis tertentu tak lagi berpengaruh pada produksi karena mikroorganisme tanah sudah menurun jumlahnya di dalam tanah. Kondisi ini terjadi karena eksploitasi terus-menerus dengan pemakaian pupuk anorganik yang menyebabkan terjadinya kerusakan tanah. Banyak contoh, tanah yang diberikan pupuk anorganik tertentu akan menjadi pecah-pecah saat kering atau berliat pada saat basah. Suatu kondisi yang tak baik bagi pertumbuhan akar tanaman.
Penggunaan air laut sebagai alternatif solusi akan kelangkaan pupuk akan sangat membantu petani dalam mengurangi pemakaian pupuk buatan sehingga kegagalan panen akibat kekurangan pupuk dapat teratasi. Penggunaan hara air laur sangat efektif mengingat di indonesia saat ini mengalami kelangkaan pupuk bersubsidi bagi para petani kecil. Untuk memenuhi kebutuhan pupuknya para petani terpaksa membeli pupuk yang lebih mahal (tidak bersubsidi). Hal ini meningkatkan biaya produksi petani sehingga dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi mereka.

Adapun kelebihan penggunaan air laut sebagai peminimalisir penggunaan pupuk :
  • Air laut banyak mengandung unsur hara yang di butuhkan oleh tanaman, terutama hara yang berupa ion-ion yang memerlukan biaya tinggi pada proses pembuatannya.
  • Dapat mengurangi penggunaan pupuk buatan sehingga biaya produksi petani bisa berkurang. Mengingat air laut tersedia dalam jumlah yang melimpah.
  • Sangat berpotensi untuk pertanian di daerah dekat pantai, untuk memperluas areal pertanian dalam rangka meningkatkan produksi bahan pangan Indonesia.
  • Menggunakan kapur untuk menurunkan tingkat salinitas air laut.
Pertanian berbasis air laut telah banyak dikembangkan terutama pada tanaman yang tergolong halophytic yang ditanam dekat pantai dimana kekurangan air bersih. Berbagai hasil penelitian memberikan peluang yang besar dalam budidaya tanaman halophytic khususnya yang menghasilkan dedaunan untuk pakan dan biji menggunakan air laut.

      Selain potensi di atas penggunaan air laut sebagai pupuk juga mengandung beberapa kendala, diantaranya adalah sebagai berikut :
  • Memerlukan identifikasi jenis-jenis tanaman baik tahunan maupun musiman yang toleran terhadap salinitas.
  • Memerlukan identifikasi jenis-jenis tanaman baik tahunan maupun musiman yang yang memerlukan Na baik sebagai nutrien maupun sebagai pengganti K.
  • Memerlukan identifikasi jumlah hara yang dibutuhkan suatu tanaman dan jumlah yang dapat disuplai dari air laut.
  • Hanya sangat berpotensi pada pertanian di daerah pantai.

KESIMPULAN
      Air laut mengandung unsur hara yang dapat dibutuhkan. Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%) dan sisanya (kurang dari 1%) terdiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida. Tiga sumber utama dari garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal vents) di laut dalam. salinitas merupakan jumlah dari seluruh garam-garaman dalam gram pada setiap kilogram air laut.
Banyak unsur-unsur esensial, yang ada di dalam tanah, yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman, diantaranya unsur natrium (Na), magnesium (Mg), kalsium (Ca), dan kalium (K). Masing-masing unsur esensial tersebut mempunyai peranan dan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman.
Pada dasarnya pemanfaatan air laut sebagai pengganti pupuk merupakan penggantian pemakaian kalium menjadi natrium. Kalium merupakan unsur yang sangat penting bagi tumbuhan namun keberadaannya di alam sangat terbatas, oleh sebab itu, petani menggunakan pupuk seperti pupuk NPK.
Penggunaan air laut sebagai peminimalisir penggunaan pupuk mempunyai beberapa

kelebihan dan kekurangan (kendala). Penggunaan hara air laur sangat efektif mengingat di indonesia saat ini mengalami kelangkaan pupuk bersubsidi bagi para petani kecil



Semoga bermanfaat...

No comments:

Post a Comment