Tahukah......Hara Air Laut bisa dijadikan Pupuk??
Air laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5%
material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik
dan partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan
oleh 96,5% air murni. Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air
laut (densitas, kompresibilitas, titik beku, temperatur dimana densitas menjadi
maksimum) beberapa tingkat tetapi tidak menentukannya. Beberapa sifat
(viskositas, daya serap cahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh
salinitas. Dua sifat yang sangat ditentukan oleh jumlah garam di laut adalah
daya hantar listrik (konduktivitas) dan tekanan osmosis.
Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah
klorida (55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%),
potasium (1%) dan sisanya (kurang dari 1%) teridiri dari bikarbonat, bromida,
asam borak, strontium dan florida. Tiga sumber utama dari garam-garaman di laut
adalah pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang
hidrotermal (hydrothermal vents) di laut dalam. salinitas merupakan jumlah dari
seluruh garam-garaman dalam gram pada setiap kilogram air laut.
Unsur hara (garam-garaman) yang terkandung dalam air laut
berpengaruh terhadap pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman, yang
ditentukan oleh dua faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan.
Salah satu faktor lingkungan yang sangat menentukan lajunya pertumbuhan,
perkembangan dan produksi suatu tanaman adalah tersedianya unsur-unsur hara
yang cukup di dalam tanah. Semua tanaman hijau memerlukan seperangkat dasar
hara mineral yang sama dan berbagai unsur digunakan oleh tanaman yang berbeda
untuk menghasilkan tujuan akhir yang sama. Tanaman tingkat tinggi membutuhkan
16 jenis hara esensial yang terdiri atas kelompok hara makro dan mikro,
meskipun pengelompokan tersebut masih diperdebatkan karena hara mikro tertentu
dapat menjadi hara makro untuk tanaman lain.
Diantaranya 105 unsur yang ada di atas permukaan bumi,
ternyata baru 16 unsur yang mutlak diperlukan oleh suatu tanaman untuk dapat
menyelesaikan siklus hidupnya dengan sempurna. Ke 16 unsur tersebut terdiri
dari 9 unsur makro dan 7 unsur mikro. 9 unsur makro dan 7 unsur mikro inilah
yang disebut sebagai unsur-unsur esensial. Unsur-unsur esensial ini berkaitan
dengan pembuatan pupuk, diantaranya sebagai bahan dasar dan harus melalui
pengolahan lebih lanjut.
Pada umumnya pupuk yang mengandung garam-garaman tersebut
(Na, Mg, Ca, K) berpengaruh baik terhadap tanaman misalnya pada kalsium, pada
proses sintesa protein dibutuhkan untuk pembelahan dan pembesaran sel-sel
tanaman, di samping dapat menetralkan asam-asam organik yang dihasilkan pada
proses metabolisme tanaman sehingga tanaman terhindar dari keracunan. Selain
berpengaruh pada pembentukan Net pada tanaman melon, elemen ini berperan dalam
menaikkan pH. Dengan demikian unsur yang terdapat dalam air laut sebagian besar
dapat digunakan sebagai bahan pembuat pupuk.
1. Air Laut sebagai Sumber Hara
Air laut mengandung banyak ion mengakibatkan tingginya
salinitas. Distribusi hara di dalam air laut dipengaruhi oleh sirkulasi air
laut, proses biologi dan mineralisasi serta regenerasi nutrisi dengan adanya
migrasi hewan dan suplai dari daratan. Rata-rata konsentrasi garam-garam
terlarut di air laut berkisar 3.5%, namun konsentrasi tersebut tergantung pada
lokasi dan laju evaporasi. Konsentrasi ion utama terlarut bervariasi dari satu
lokasi ke lokasi lain, namun secara proporsi relatifnya konstan. Air laut sudah
banyak digunakan untuk mengairi tanaman yang toleran terhadap salinitas
(halophytes) pada daerah-daerah dekat pantai. Mengingat tingginya kandungan
kation, air laut dapat digunakan sebagai salah satu sumber hara bagi tanaman
termasuk tanaman yang sensitif terhadap kadar garam yang tinggi.
2. Pengaruh Unsur Esensial terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman
Pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman
ditentukan oleh dua faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan.
Salah satu faktor lingkungan yang sangat menentukan lajunya pertumbuhan,
perkembangan dan produksi suatu tanaman adalah tersedianya unsur-unsur hara
yang cukup di dalam tanah. Banyak unsur-unsur esensial, yang ada di dalam
tanah, yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman,
diantaranya unsur natrium (Na), magnesium (Mg), kalsium (Ca), dan kalium (K).
3. Cara Pemanfaatan Garam Air Laut Sebagai Alternatif Solusi
Kelangkaan Pupuk
Pada dasarnya pemanfaatan air laut sebagai pengganti pupuk
merupakan penggantian pemakaian kalium menjadi natrium. Kalium merupakan unsur
yang sangat penting bagi tumbuhan namun keberadaannya di alam sangat terbatas,
oleh sebab itu, petani menggunakan pupuk seperti pupuk NPK.
Salah satu kendala pemaanfaatan air laut sebagai pupuk yaitu
salinitas dari air laut yang sangat tinggi. Hal ini dapat diantisipasi dengan
cara mengencerkan air laut. Saat lahan dibasahi dengan air laut, petani
hendaknya mengairi lahannya menggunakan air tanah atau air sungai yang tidak
mengandung garam. Air yang berasal dari sungai yang tawar dapat melarutkan air
asin. Untuk itu daerah persawahan, hendaknya membuat parit-parit kelililing dan
mengisinya dengan air hujan atau air sungai yang dapat melarutkan air laut yang
masuk. Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu frekuensi irigasi. Pada
daerah-daerah dengan intensitas curah hujan yang tinggi, pencucian terhadap
konsentrasi garam yang tinggi dapat dilaksanakan mengandalkan jumlah curah
hujan tersebut.
Cara kimia yang dapat kita lakukan untuk mengurangi tingkat
salinitas air laut yaitu dengan penambahan suatu basa misalnya kapur, baik
berupa kalsit, dolomit atau gypsum. Penggunaan kapur dapat mengefisienkan dana
produksi karena harganya cukup murah. Penambahan kapur dapat memperbaiki
perkembangan bibit tanaman, memperbaiki kualitas air yang masuk dan disimpan,
meningkatkan pencucian garam-garam terlarut, mengurangi biaya pengolahan tanah.
Bahan lainnya yang dapat digunakan untuk menurunkan tingkat salinitas adalah
pupuk organik, baik berupa pupuk kandang, pupuk hijau, maupun kompos dari bahan
sisa-sisa tanaman dan gulma. Tujuan pemberian bahan-bahan ini adalah untuk
menyeimbangkan hara terutama terhadap kensentrasi antara Na, Ca dan Mg.
Telah diadakan penelitian terhadap tanaman nanas. Tanaman
nanas yang tergolong CAM terbukti dapat memanfaatkan Na dari air laut terutama
untuk menggantikan sebagian fungsi K tanpa menimbulkan pengaruh buruk pada
tanah dan tanaman, serta hara lainnya setelah air laut diencerkan. Peningkatan
konsentrasi Na, EC dan SAR di tanah akibat aplikasi air laut masih dibawah
batas yang membahayakan bagi tanaman. Peningkatan serapan Na pada tanaman
akibat aplikasi air laut ternyata juga meningkatkan serapan K, Ca dan Mg baik
pada daun tua, daun D, akar dan batang nanas. Produksi biomasa dan buah nanas
yang tinggi diperoleh pada saat 30% kebutuhan K digantikan oleh Na ditambah
dengan unsur hara lainnya yang terkandung pada air laut. Hasil ini sama dengan
yang didapat dengan menggunakan rekomendasi pemupukan spesifik lokasi yaitu 300
kg K/ha.
4. Kelebihan dan Kekurangan Pupuk serta Pemanfaatan
Garam-Garaman Air Laut
Pupuk buatan merupakan pupuk yang dibuat di dalam pabrik.
Bahannya dari bahan anorganik dan dibentuk dengan proses kimia sehingga pupuk
ini lebih dikenal dengan pupuk anorganik. Pupuk anorganik umumnya diberi
kandungan zat hara tinggi. Pupuk ini tidak diperoleh di alam, tetapi merupakan
hasil ramuan di pabrik. Oleh karena pupuk anorganik di buat manusia maka
kandungan haranya dapat beragam, dan sesuai kebutuhan tanaman. Dibandingkan
dengan pupuk organik, pupuk anorganik mempunyai keunggulan sebagai berikut :
- Kandungan zat hara pupuk anorganik di buat secara tepat.
- Pemberiannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.
- Pupuk anorganik mudah di jumpai karena tersedia dalam jumlah banyak.
- Praktis dalam transportasi dan menghemat ongkos angkut.
- Beberapa pupuk anorganik dapat langsung diaplikasikan sehingga menghemat waktu.
Di samping ada keuntungannya, pupuk ini juga memiliki
kelemahan, yaitu tidak semua pupuk anorganik mengandung unsur yang lengkap
(makro dan mikro). Bahkan, ada yang hanya mengandung satu unsur saja, Oleh
karenanya pemberian harus disertai dengan pupuk mikro dan pupuk kandang/kompos.
Selain itu, pemakaian pupuk anorganik harus sesuai yang dianjurkan, karena bila
berlebihan menyebabkan tanaman mati. Pemberian pupuk organik secara
terus-menerus umumnya berakibat buruk pada kondisi tanah. Tanah menjadi cepat
mengeras, kurang mampu menyimpan air, dan cepat menjadi asam.
Pemakaian pupuk anorganik selama ini telah diakui banyak
menimbulkan kerusakan, terutama rusaknya struktur tanah, kejenuhan tanah pada
unsur hara tertentu seperti urea dan sebagainya. Kejenuhan itu terjadi justru
lantaran 30 tahun lebih para petani menggunakan pupuk anorganik jenis tertentu
seperti urea. Kecenderungan itu terjadi karena petani ingin melihat pengaruh
secara nyata dari pemupukan yang mereka lakukan. Pupuk urea mampu memenuhi hal
itu karena kandungan nitrogennya sangat tinggi.
Akhir-akhir ini banyak dikeluhkan petani bahwa pemberian
pupuk jenis tertentu tak lagi berpengaruh pada produksi karena mikroorganisme
tanah sudah menurun jumlahnya di dalam tanah. Kondisi ini terjadi karena
eksploitasi terus-menerus dengan pemakaian pupuk anorganik yang menyebabkan
terjadinya kerusakan tanah. Banyak contoh, tanah yang diberikan pupuk anorganik
tertentu akan menjadi pecah-pecah saat kering atau berliat pada saat basah.
Suatu kondisi yang tak baik bagi pertumbuhan akar tanaman.
Penggunaan air laut sebagai alternatif solusi akan
kelangkaan pupuk akan sangat membantu petani dalam mengurangi pemakaian pupuk
buatan sehingga kegagalan panen akibat kekurangan pupuk dapat teratasi.
Penggunaan hara air laur sangat efektif mengingat di indonesia saat ini
mengalami kelangkaan pupuk bersubsidi bagi para petani kecil. Untuk memenuhi
kebutuhan pupuknya para petani terpaksa membeli pupuk yang lebih mahal (tidak
bersubsidi). Hal ini meningkatkan biaya produksi petani sehingga dapat
menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi mereka.
Adapun kelebihan penggunaan air laut sebagai peminimalisir
penggunaan pupuk :
- Air laut banyak mengandung unsur hara yang di butuhkan oleh tanaman, terutama hara yang berupa ion-ion yang memerlukan biaya tinggi pada proses pembuatannya.
- Dapat mengurangi penggunaan pupuk buatan sehingga biaya produksi petani bisa berkurang. Mengingat air laut tersedia dalam jumlah yang melimpah.
- Sangat berpotensi untuk pertanian di daerah dekat pantai, untuk memperluas areal pertanian dalam rangka meningkatkan produksi bahan pangan Indonesia.
- Menggunakan kapur untuk menurunkan tingkat salinitas air laut.
Pertanian berbasis air laut telah banyak dikembangkan
terutama pada tanaman yang tergolong halophytic yang ditanam dekat pantai
dimana kekurangan air bersih. Berbagai hasil penelitian memberikan peluang yang
besar dalam budidaya tanaman halophytic khususnya yang menghasilkan dedaunan
untuk pakan dan biji menggunakan air laut.
Selain potensi di atas penggunaan air laut sebagai pupuk
juga mengandung beberapa kendala, diantaranya adalah sebagai berikut :
- Memerlukan identifikasi jenis-jenis tanaman baik tahunan maupun musiman yang toleran terhadap salinitas.
- Memerlukan identifikasi jenis-jenis tanaman baik tahunan maupun musiman yang yang memerlukan Na baik sebagai nutrien maupun sebagai pengganti K.
- Memerlukan identifikasi jumlah hara yang dibutuhkan suatu tanaman dan jumlah yang dapat disuplai dari air laut.
- Hanya sangat berpotensi pada pertanian di daerah pantai.
KESIMPULAN
Air laut mengandung unsur hara yang dapat dibutuhkan. Garam-garaman
utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55%), natrium (31%), sulfat
(8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%) dan sisanya (kurang dari 1%)
terdiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida. Tiga
sumber utama dari garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat,
gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal vents)
di laut dalam. salinitas merupakan jumlah dari seluruh garam-garaman dalam gram
pada setiap kilogram air laut.
Banyak unsur-unsur esensial, yang ada di dalam tanah, yang
mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman, diantaranya unsur
natrium (Na), magnesium (Mg), kalsium (Ca), dan kalium (K). Masing-masing unsur
esensial tersebut mempunyai peranan dan pengaruh yang berbeda terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman.
Pada dasarnya pemanfaatan air laut sebagai pengganti pupuk
merupakan penggantian pemakaian kalium menjadi natrium. Kalium merupakan unsur
yang sangat penting bagi tumbuhan namun keberadaannya di alam sangat terbatas,
oleh sebab itu, petani menggunakan pupuk seperti pupuk NPK.
Penggunaan air laut sebagai peminimalisir penggunaan pupuk
mempunyai beberapa
kelebihan dan kekurangan (kendala). Penggunaan hara air laur
sangat efektif mengingat di indonesia saat ini mengalami kelangkaan pupuk
bersubsidi bagi para petani kecil
Semoga bermanfaat...
No comments:
Post a Comment