Ada 3 alasan PH tanah penting untuk diketahui sebelum budidaya
tanaman :
Warna tanah merupakan indikator sifat kimiawi tanah.
- Sifat Kimia Tanah
Sifat kimia yang penting adalah : pH tanah, kandungan
C-organik, kandungan mineral tanah, dan
C/N tanah.
C/N tanah.
- pH Tanah
Menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap oleh
tanaman. Umumnya unsur hara yang
diserap oleh akar pada pH 6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara mudah larut
dalam air.
diserap oleh akar pada pH 6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara mudah larut
dalam air.
Derajat keasaman atau pH tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi tanaman. Pada tanah masam. Banyak ditemukan unsur aluminiun yang selain bersifat racun juga mengikat phosphor, sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Pada tanah masam unsur-unsur mikro menjadi mudah larut sehingga ditemukan unsur mikro, seperti Fe, Zn, Mn, Cu dalam jumlah yang terlalu besar. Akibatnya juga menjadi racun bagi tanaman. Pada tanah alkali, ditemukan juga unsur yang dapat meracuni tanaman, yaitu natrium (Na) dan molibdenum (Mo).
Derajat keasaman atau pH tanah sangat mempengaruhi
perkembangan mikroorganisme di dalam tanah. Pada pH 5,5-7 bakteri dan jamur
pengurai bahan organik dapat berkembang dengan baik.
Dapat disimpulkan, secara umum pH yang ideal bagi
pertumbuhan tanaman adalah mendekati netral (6,5-7). Namun, kenyataannya setiap
jenis tanaman memiliki kesesuaian pH yang berbeda-beda. Tindakan pemupukan
tidak akan efektif apabila pH tanah diluar batas optimum. Pupuk yang telah
ditebarkan tidak akan mampu diserap tanaman dalam jumlah yang diharapkan.
Karenanya, pH tanah sangat penting diketahui jika efisiensi pemupukan ingin
dicapai. Pemilihan jenis pupuk tanpa mempertimbangkan pH tanah juga dapat
memperburuk pH tanah.
Derajat keasaman (pH) tanah yang sangat rendah dapat
ditingkatkan dengan menebarkan kapur pertanian, sedangkan pH tanah yang terlalu
tinggi dapat diturunkan dengan penambahan sulfur. Sebelum pengapuran, pH tanah
harus diketahui terlebih dahulu. Nilai pH yang didapat akan menentukan jumlah
kapur yang harus ditebarkan.
Khusus untuk tanah gambut, komposisi ini relatif berlainan,
karena bagian padatnya 100% dapat berupa bahan organik, sedangkan ruang porinya
100% dapat terisi air, sehingga ketiadaan bahan mineral dan udara pada tanah ini
merupakan masalah utama dalam pemanfaatannya menjadi lahan pertanian produktif.
Untuk menaikan pH, tanah diberi kapur
Pengapuran akan menambah unsur hara kalsium yang diperlukan
untuk dinding sel tanaman. Pengapuran dapat menggunakan dolomit/calmag (CaCO3
MgCO3) kalsit/kaptan (CaCO3)
Setelah diperoleh pH rata-rata, penentuan kebutuhan dapat
dilakukan dengan menggunakan data berikut ini :
- < 4,0 (paling asam) : jumlah kapur >10,24 ton/ha
- 4,2 (sangat asam) : jumlah kapur 9,28 ton/ha
- 4,6 (asam) : jumlah kapur 7,39 ton/ha
- 5,4 (asam) : jumlah kapur 3,60 ton/ha
- 5,6 (agak asam) : jumlah kapur 2,65 ton/h
- 6,1 – 6,4 (agak asam) : jumlah kapur <0,75 ton/ha
Semoga bermanfaat...
No comments:
Post a Comment