Metode perbandingan lokasi perairan budidaya rumput laut :
1) Metode scoring (matriks penilaian)
Penggunaan metode scoring merupakan analisa penilaian yang
relatif mudah dan dapat dilakukan secara konvensional dengan menilai beberapa
variabel dengan pembobotan yang sesuai dengan daya dukung rumput laut yang akan
dibudidayakan. Uraian pembobotan untuk matriks kesesuaian lokasi penanaman
rumput laut yang dilakukan di laut (Eucheuma cottonii) dapat diurutkan menjadi
3 variabel berdasarkan skala prioritasnya. berikut dibawah ini
variable-variabel pembobotan dalam matriks penilaian kelayakan lokasi budidaya
rumput laut yang dilaksanakan di laut :
a) Variabel Primer
Merupakan syarat utama yang harus dipenuhi untuk
kelangsungan hidup dan pertumbuhan. Jika syarat ini tidak terpenuhi dapat
menggagalkan usaha budidaya yang diinginkan. Variabel yang termasuk dalam
variabel primer adalah :
(1) Fosfat dan Nitrat
Variabel fosfat dan nitrat merupakan nutrien yang diperlukan
bagi tumbuhan air dalam pembentukan protein maupun aktivitas metabolisme.
(2) Kedalaman Perairan.
Variabel ini dianggap penting karena berkaitan dengan
pembangunan instalasi budidaya, maupun keberlangsungan usaha. Pada saat yang
sama, perairan yang terlalu dalam memungkinkan kemampuan penetrasi cahaya tidak
maksimal. Semakin dalam suatu perairan akan semakin berkurang penetrasi cahaya.
Sebaliknya perairan yang terlalu dangkal dapat menyebabkan bervariasinya suhu
dan padatan tersuspensi
(3) Kecerahan
Kecerahan merupakan variabel yang berhubungan dengan
besarnya penetrasi cahaya kedalam perairan. Energi sinar matahari dibutuhkan
oleh thallus rumput laut dalam mekanisme fotosintesis. Karena itu, kecerahan
sangat penting dalam menentukan lokasi budidaya rumput laut.
(4) Kecepatan Arus
Variabel ini dianggap penting karena berkaitan dengan proses
pertukaran dan pengangkutan unsur hara, perpindahan sedimen dan perusakan
struktur komunitas perairan. Pada saat yang lain, peubah ini penting bagi
sistem penjangkaran dan penempelan kotoran pada thallus rumput laut.
b) Variabel Sekunder
Variabel ini merupakan syarat optimal yang harus dipenuhi
oleh suatu kegiatan usaha budidaya rumput laut. Syarat ini diperlukan bagi
kehidupan biota/tumbuhan agar lebih baik. Yang termasuk dalam variabel sekunder
adalah :
(1) Muatan Padatan Tersuspensi (MPT)
Variabel ini merupakan partikel yang melayang dalam badan
air dan dianggap penting, karena dapat mengganggu usaha budidaya dengan
beberapa cara, misalnya, perairan menjadi keruh dan rumput laut mudah terserang
penyakit.
(2) Suhu dan Salinitas
Suhu dan salinitas perairan termasuk dalam variabel sekunder
karena kedua varabel ini di perairan selalu berada dalam kondisi yang alami.
Keberadaan variabel ini dilaporkan perubahannya selalu kecil di daerah tropis.
Tetapi dengan melihat kondisi lingkungan budidaya rumput laut yang cukup
potensial bagi aktifitas pasut, maka keberadaan variabel cukup penting.
Perubahan suhu mencapai tingkat ekstrim dapat menyebabkan thallus pucat dan
berwarna kuning.
c). Variabel Tersier
Variabel ini dianggap sebagai syarat pendukung dimana
keberadaannya di perairan, dianggap tidak langsung berpengaruh pada kehidupan
kultivan tersebut. Variabel ini dipenuhi, untuk kehidupan biota/tumbuhan secara
sempurna. Variabel tersebut adalah :
(1) Kepadatan fitoplankton
Fitoplankton dianggap sebagai variabel tersier, karena
keberadaanya tidak berhubungan langsung dengan rumput laut. Walaupun demikian
fitoplankton merupakan penyusun kesuburan perairan, penyangga kualitas air dan
dasar dalam rantai makanan di perairan atau produsen primer .
(2) Klorofil- a
Variabel ini termasuk tersier karena keberadaannya tidak
berhubungan langsung dengan rumput laut. Konsentrasi klorofil-a di perairan
mengikuti jenis dan besarnya jumlah fitoplankton. Variabel ini merupakan salah
satu indikator dalam penentuan kesuburan perairan. Pada saat yang lain pigmen
ini, diperlukan untuk mekanisme fotosintesa mikroalga.
(3) Material Dasar Perairan
Variabel ini, berhubungan dengan kebiasaan hidup dan sifat
fisiologis. Beberapa kejadian dapat ditoleransi, tetapi untuk keadaan yang
ekstrim tidak dapat menghasilkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup biota
tersebut dengan baik. Karena itu, rumput laut membutuhkan dasar perairan yang
relatif stabil. Alga makro tumbuh di perairan laut yang memiliki substrat keras
dan kokoh yang memiliki fungsi sebagai tempat melekat.
(4) Oksigen Terlarut
Variabel oksigen terlarut di perairan dianggap sebagai
variabel tersier karena keberadaan variabel ini tidak berhubungan langsung
dengan kultivan. Rumput laut hanya membutuhkan oksigen pada kondisi tanpa
cahaya. Tetapi pada perairan terbuka dimana pergerakan air dan sirkulasi masih
terjadi, oksigen terlarut berada pada kondisi alami. Dengan demikian jarang di
jumpai kondisi perairan terbuka yang miskin oksigen (Brotowidjoyo et al.
(5) pH
Nilai pH dalam suatu perairan tidak terlepas dari berbagai
aktivitas yang terjadi di perairan. Perubahan pH, berakibat pada toksisitas
dari bahanbahan yang bersifat racun dan perubahan komunitas biologi perairan.
Tetapi keberadaan pH dalam suatu perairan juga berada dalam nilai-nilai yang
alami. Dalam perairan nilai pH relatif konstan karena adanya penyangga cukup
kuat dari hasil keseimbangan karbon dioksida, asam karbonat, karbonat dan
bikarbonat yang disebut buffer.
Semoga bermanfaat...
No comments:
Post a Comment