Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk
menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman. Penggolongan pupuk
umumnya didasarkan pada sumber bahan yang digunakan, cara aplikasi, bentuk, dan
kandungan unsur haranya. Namun jika dilihat dari sumber bahan yaitu organik dan
anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari bahan organik atau
makluk hidup yang telah mati. Bahan organik ini mengalami pembusukan oleh
mikroorganisme sehingga sifat fisik akan berbeda dari semula. Pupuk organik
termasuk pupuk majemuk lengkap karena kandungan unsur haranya lebih dari satu
unsur dan mengandung unsure mikro. Berdasarkan bentuknya pupuk organik dibagi
menjadi dua, yakni pupuk cair dan padat. Pupuk cair adalah larutan yang mudah
larut berisi satu atau lebih pembawa unsur yang dibutuhkan tanaman. Kelebihan
dari pupuk cair adalah dapat memberikan hara sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Selain itu, pemberiannya dapat lebih merata dan kepekatannya dapat diatur
sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Pupuk organik padat berasal dari sisa tanaman, kotoran
hewan dan manusia yang berbentuk padat, seperti pupuk kandang, pupuk hijau,
kompos dan humus.
Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil pembusukan
bahanbahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, manusia yang
kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Kelebihan dari pupuk organik ini
adalah dapat secara cepat mengatasi defisiensi hara, tidak bermasalah dalam
pencucian hara, dan mampu menyediakan hara secara cepat. Saat ini penggunaan
pupuk organik cair dalam teknik hidroponik juga semakin luas. Hal ini karena
pupuk organik cair dapat dipakai sebagai pengganti larutan hara dengan harga
yang lebih murah. Untuk membuat larutan nutrisi organik sama sekali tidak
menggunakan bahan kimia. Formula dasar nutrisi ini berupa bahan organik, yaitu
bahan dari penguraian sisa tumbuhan atau hewan. Semua bahan difermentasi
menjadi bokhasi (kompos super), selanjutnya bokashi diekstrak. Hasil ekstraksi bokashi
inilah yang diencerkan dengan air menjadi larutan nutrisi organic siap pakai.
Larutan hara dengan konsentrasi tertentu digunakan untuk
menyiram tanaman. Penyiraman secara manual biasanya menggunakan gayung atau
gembor. Pada awal pertumbuhan setiap polibag disiram dengan 100 ml larutan
hara. Frekuensi penyiraman dilakukan 1-2 kali/hari. Jika tanaman mulai
membesar, setiap tanaman memerlukan sekitar 200 ml larutan hara dan dilakukan
2-3 kali/hari. Kompos merupakan hasil dari pelapukan bahan-bahan berupa
dedaunan, jerami, alang-alang, rumput, kotoran hewan, maupun sampah.
Membuat kompos berarti merangsang perkembangan bakteri
(jasad-jasad renik) untuk menghancurkan atau menguraikan bahan-bahan yang
dikomposkan sehingga terurai menjadi senyawa lain. Proses penguraian tersebut
mengubah unsur hara terikat dalam senyawa organik sukar larut menjadi senyawa
organik larut sehingga berguna bagi tanaman. Pengomposan pada dasarnya proses
dekomposisi limbah organik. Proses dekomposisi dilakukan oleh berbagai mikroorganisme
terutama bakteri dan actinomycetes. Selama proses pengomposan, mikroorganisme
menguraikan bahan organik dan menghasilkan berbagai produk seperti
Karbondioksida, air, pelepasan panas dan produksi senyawa organik (humus).
Komunitas mikroorganisme berbeda pada setiap fase pengomposan. Dekomposisi awal
dilakukan oleh mikroorganisme mesofilik. Pelepasan panas menyebabkan
peningkatan suhu yang cepat. Ketika suhu naik di atas 400C, mikroorganisme
mesofilik menjadi kurang kompetitif dan digantikan oleh organisme termofilik.
Pada suhu di atas 550C, banyak mikroorganisme yang mengurai. Selama fase
termofilik, suhu tinggi mempercepat pemecahan protein, lemak dan karbohidrat
kompleks seperti selulosa dan hemiselulosa. Mikroba menguraikan bahan organik dan
menghasilkan produk seperti Karbon, Nitrogen dan energi serta nutrisi lainnya.
Pengomposan dapat terjadi secara aerobik maupun anaerobik.
Pengomposan anaerobik merupakan modifikasi biologi pada struktur kimia dan
biologi bahan organik tanpa kehadiran O2 (hampa udara). Proses pengomposan
secara anaerobik akan menghasilkan metana (alkohol), CO2 dan senyawa lain
seperti asam organik yang memiliki berat mlekul rendah (asam asetat, asam
propionat, asam butirat, dan asam laktat). Proses aerob umumnya dapat menimbulkan
bau tajam. Sisa hasil pengomposan anaerob berupa lumpur yang mengandung air
sebanyak 60% dengan warna coklat gelap sampai hitam.
Tapak liman (Elephantophus scaber L.) tumbuh di atas
dataran rumput, di pinggir jalan, tanggul dan di pinggir hutan hingga di
ketinggian 1200 m dari permukaan laut. Tapak liman merupakan tanaman jenis
rumput-rumputan yang tumbuh sepanjang tahun, berdiri tegak, berdaun hijau tua.
Daun berkumpul membentuk karangan di dekat akar-akar, dengan tangkai yang
pendek, bentuknya panjang sampai bundar telur, berbulu.
Pemanfaatan pupuk kandang atau pupuk organik padat
menyulitkan aplikasinya di lapang, karena jumlah yang diberikan harus banyak
sehingga membutuhkan banyak tenaga. Dengan teknologi, kotoran ternak dapat
diproses menjadi pupuk organik cair yang mengandung hara tinggi serta lebih
mudah dan murah dalam aplikasinya di lapang. Salah satu upaya untuk
meningkatkan kandungan hara pada pupuk kandang adalah dengan mengolahnya
menjadi pupuk cair. Inovasi teknologi pupuk cair dengan kandungan hara tinggi
berbahan limbah kandang ternak terbagi atas pupuk cair dari urine (biourine)
dan pupuk cair dari kotoran ternak yang padat (biokultur).
Salah satu ternak yang cukup berpotensi sebagai sumber pupuk
organic adalah kambing. Kotoran kambing mengandung bahan organik yang dapat
menyediakan zat hara bagi tanaman melalui proses penguraian (dekomposisi).
Proses ini terjadi secara bertahap dengan melepaskan bahan organik yang
sederhana untuk pertumbuhan tanaman. Feses kambing mengandung sedikit air
sehingga mudah diurai. Tekstur dari kotoran kambing adalah khas, karena
berbentuk butiranbutiran yang agak sukar dipecah secara fisik sehingga sangat
berpengaruh pada proses dekomposisi dan proses penyediaan haranya, nilai rasio
C/N pupuk kambing umumnya masih diatas 30. Pupuk yang baik harus mempunyai
rasio C/N < 20, sehingga pupuk kambing lebih baik bila dikomposkan terlebih
dahulu. Kadar air pupuk kandang kambing lebih rendah dari pupuk kandang sapi
dan sedikit lebih tinggi dari pupuk kandang ayam.
Kandungan hara pupuk kandang kambing mengandung Kalium yang
relative lebih tinggi dari pupuk kandang lainnya. Sementara kadar N dan P
hampir sama dengan pupuk kandang lainnya. Selain unsur hara makro, kotoran
kambing juga menyediakan unsur-unsur mikro seperti Mn, Zn dan Cu yang
dibutuhkan oleh tanaman
Semoga bermanfaat...
No comments:
Post a Comment