Monday 27 June 2016

PENGERTIAN HERBISIDA





Herbisida merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk mengendalikan, mematikan, atau menghambat pertumbuhan gulma tanpa mengganggu tanaman pokok.
Herbisida  merupakan suatu bahan atau senyawa kimia  yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan tumbuhan.

Herbisida ini dapat mempengaruhi satu atau lebih proses-proses (seperti pada  proses pembelahan sel, perkembangan jaringan, pembentukan klorofil, fotosintesis, respirasi, metabolisme nitrogen, aktivitas enzim dan sebagainya) yang sangat diperlukan tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Di samping itu herbisida bersifat racun terhadap gulma atau tumbuhan penganggu juga terhadap tanaman.
Herbisida yang diaplikasikan dengan dosis tinggi akan mematikan seluruh bagian dari jenis tumbuhan.
Pada dosis yang  lebih rendah, herbisida akan membunuh tumbuhan dan tidak merusak tumbuhan yang lainnya.

Klasifikasi Herbisida
Untuk dapat memakai herbisida dengan baik, kita perlu mengetahui herbisida tersebut dengan baik pula.
Sehingga dilakukan pengolongan herbisida dengan tujuan untuk mempermudah pengenalan jenis herbisida yang banyak jenisnya.
Dengan adanya penggolongan tersebut akan lebih mudah mendalami dan mengenal sifat masing-masing herbisida.


Secara Umum Klasifikasi Herbisida ada 4, yaitu :

*Berdasarkan Waktu Aplikasi
Waktu aplikasi herbisida biasanya ditentukan oleh stadia pertumbuhan dari tanaman maupun gulma.
Berdasarkan hal tersebut, maka waktu aplikasi herbisida terdiri dari :
a. Pre plant
Maksudnya herbisida diaplikasikan pada saat tanaman belum ditanam, tetapi tanah sudah diolah.
b. Pre emergence
Maksudnya herbisida diaplikasikan sebelum benih tanaman atau biji gulma berkecambah.
Pada perlakuan ini benih dari tanaman sudah ditanam, sedangkan gulma belum tumbuh.
c. Post emergence
Maksudnya herbisida diaplikasikan pada saat gulma dan tanaman sudah lewat stadia perkecambahan.
Aplikasi herbisida bisa dilakukan pada saat tanaman masih muda maupun sudah tua.

*Berdasarkan Cara Aplikasi
Cara aplikasi Herbisida ada 2 yaitu :
a. Aplikasi Melalui Daun
Aplikasi melalui daun ada dua, yaitu :
1. Bersifat Kontak :
Berarti herbisida ini hanya mematikan bagian hijau tumbuhan yang terkena semprotan.
Herbisida ini cocok untuk mengendalikan gulma setahun, karena bila terkena akan menyebabkan mati secara keseluruhan.
Contohnya :
Herbisida Paraquat (Gromoxone) kerjanya menghambat proses photosistem 1 pada fotosintesis.

a) Herbisida Kontak Selektif :
Herbisida ini hanya membunuh satu beberapa spesies gulma.
b) Herbisida kontak non selektif :
Herbisida ini dapat membunuh semua jenis tumbuhan yang terkena, terutama bagian yang berwarna hijau.

2. Bersifat Sistemik :
Berarti herbisida yang diberikan pada tumbuhan (gulma) setelah diserap oleh jaringan daun kemudian ditranslokasikan keseluruh bagian tumbuhan tersebut misalnya : titik tumbuh, akar, rimpang, dan lain-lain, sehingga tumbuhan/gulma tersebut akan mengalami kematian total.
Contoh :
Glyphosate (Roundup) cara kerjanya menghambat sintesa protein dan metabolisme asam amino.


b. Aplikasi Melalui Tanah
Umumnya herbisida yang diberikan melalui tanah adalah herbisida bersifat sistemik.
Herbisida ini disemprotkan ke tanah, kemudian diserap oleh akar dan ditranslokasikan bersama aliran transpirasi dam pai ke “side of action” pada jaringan daun dan menghambat proses pada photosystem II pada fotosintesis.
Contohnya :
Herbisida Diuron, golongan Triazine, Uracil, Urea, dan Ioxynil.

*Berdasarkan Bentuk Molekul
Berdasarkan bentuk molekulnya, herbisida dibagi menjadi dua, yaitu :

a) *Herbisida Anorganik
Merupakan suatu herbisida yang tersusun secara anorganik.
Contohnya :
· Ammonium sulfanat,
Akan memperpanjang masa dormansi sampai cadangan karbohidrat dan gula menjadi habis dan meyebabkan kematian.
· Ammonium sulfat,
Menyebabkan peningkatan nilai pH pada cairan tubuh tumbuhan yang terkena ammonium, yang menyebabkan tumbuhan cepat mati. Ammonium juga beracun pada protoplasma sel.
· Ammonium tio

No comments:

Post a Comment