Kerontokan Bunga dan Buah serta Usaha Pengendaliannya
Kerontokan organ atau bagian-bagian bunga tanaman
buah-buahan ini terjadi pada bagian yang disebut lapisan atau jaringan rontok
atau lapisan absciccion.
Lapisan rontok ini merupakan selapis atau beberapa lapis sel
tipis yang terbentuk pada saat organ-organ bunga tersebut tumbuh
Bila saatnya tiba, sel-sel lapisan rontok dindingnya akan
mengering, menipis dan saling lepas sehingga oleh angin kecil atau oleh
beratnya sendiri, bunga atau bagian-bagian bunga atau pentil-pentil bunga akan
gugur.
Dengan demikian, kerontokan atau gugurnya bunga dan buah
terjadi antara sel-sel lapisan rontok pada tangkai bunga dan buah terjadi di
antara sel-sel lapisan rontok pada tangkai bunga dan buah yang melekat ke
cabang, ranting atau malai.
Umumnya kerontokan daun hanya ditemukan pada tanaman
buah-buahan berkeping dua (dikotil).
Daun-daun tanaman pisang dan herba lainnya tidak memiliki
lapisan rontok.
Oleh karena itu, daun-daunnya tidak pernah gugur.
Daun-daun tanaman tersebut meskipun telah kering atau mati
tetap melekat pada pohonnya.
Baru setelah busuk daun-daun ini terlepas dengan sendirinya
dari pohonnya.
Selain kerontokan bunga, buah dan daun, ranting dan cabang
dapat patah atau pepohonan dapat pula roboh oleh angin.
Daya lentur ranting dan cabang serta daya tahan atau daya
cengkeram akar kadang tidak kuat menerima terpaan angin keras pada kecepatan
tertentu.
Terpaan angin keras ini telah dihitung menurut kecepatan
tiap kilometernya dan ditetapkan sebagai skala Beaufort.
Skala ini membagi kecepatan angin menjadi 13, yaitu dari
skala 0 sampai 12, diantaranya sebagai berikut :
- Skala 0 disebut angin tenang dengan kecepatan kurang dari
1,6 km/jam
- Skala 11 disebut angin topan dengan kecepatan antara 102,4
– 120 km/jam
- Skala 12 disebut badai hurricane dengan kecepatan lebih
dari 120 km/jam
Kerontokan bunga dan buah berdasarkan penyebabnya
dapat dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu
kerontokan bunga dan buah alami
kerontokan bunga dan buah non patogen
kerontokan bunga dan buah oleh hama
kerontokan bunga dan buah oleh penyakit.
Kerontokan bunga dan buah alami
Penyebab kerontokan :
Bunga tanaman buah-buahan dapat berbentuk bunga jantan,
bunga betina atau bunga sempurna yang akan mekar bila telah masak.
Bila telah masak, bunga jantan akan mengeluarkan butir
serbuk sari yang cukup banyak dari kepala sarinya.
Namun, butir serbuk sari yang banyak ternyata memiliki daya
kemampuan yang tidak sama pada setiap varietas atau individunya: Ada yang
hampa, ada yang cacat, ada yang tidak cocok dan ada yang bernas.
Gugurnya bunga, pentil dan buah oleh faktor-faktor yang
berasal dari bunga itu sendiri, seperti serbuk sari hampa dan cacat serta tidak
compatible, serbuk sari rendah atau tidak mampu berkecambah, putik atau sel
telur cacat atau usaha pohon buah-buahan menyelaraskan kekuatan pertumbuhannya
disebut gugur alami.
Gugur pada masa pembungaan, 1 – 3 hari setelah bunga mekar
dan gugur pada masa pentil, 1 -2 minggu setelah mahkota bunga gugur tampaknya
banyak juga terjadi.
Namun keguguran alami ini adalah suatu hal yang wajar karena
memang fungsi organ-organ tersebut hanya sampai demikian saja.
Keguguran seperti itu sering ditemukan pada pelbagai jenis
atau varietas buah-buahan di daerah tropis dan subtropis.
Keguguran alami ini sulit ditetapkan begitu saja, artinya
sulit dibedakan dengan keguguran oleh sebab-sebab lain yang berasal dari luar
bunga seperti faktor iklim, kesuburan lahan, atau keguguran oleh hama dan
penyakit.
Keguguran-keguguran ini baik itu keguguran alami, keguguran
oleh hama dan penyakit atau non parasit lainnya senantiasa dapat terjadi
bersamaan atau saling mengikuti.
Usaha Pengendalian
Usaha pengendalian keguguran bunga atau buah alami di
antaranya adalah sebagai berikut:
Bila bunga jantan, bunga betina atau kedua oleh sifat
pembawaannya masing-masing memang tidak berfungsi (serbuk sari hampa dan kepala
putik atau sel telur cacat) maka setelah 1–3 hari mekar, bunga-bunga ini akan
berguguran.
Gugurnya bunga ini tidak perlu dirisaukan bila bibit yang digunakan
adalah bibit unggul yang telah direkomendasi.
Sifat bunga seperti ini masih dapat diperbaiki oleh para
pemulia tanaman melalui seleksi atau perbaikan sifat tanaman secara
hibridisasi.
Bila keguguran ini melebihi batas kewajaran, maka perlu
dicari penyebab lain :
Apakah oleh faktor non patogen, hama atau
penyakit.Pengenalan terhadap gejala kerusakan ini diperlukan agar dapat
dilakukan tindakan pencegahan yang tepat.
Umumnya pohon buah-buahan memang memerlukan penyerbukan
silang.
Oleh karena itu akan lebih aman bila menanam beberapa
varietas atau kultivar.
Di luar negeri telah digunakan bantuan lebah madu guna
menjamin penyerbukan pohon buah-buahan.
Budidaya buah dan budidaya lebah madu merupakan kombinasi
usaha tani yang serasi.
Keduanya akan saling meningkatkan pertambahan hasil.
Kerontokan Bunga dan Buah Nonpatogen Penyebab
Kerontokan
Berbeda dengan kerontokan bunga dan buah alami, kerontokan
bunga dan buah non patogen terjadi oleh pengaruh atau akibat dari luar tanaman.
Faktor luar tanaman yang berpengaruh langsung maupun tak
langsung terhadap kerontokan bunga dan buah di antaranya adalah iklim dan
kesuburan lahan pertanaman.
Iklim
Unsur iklim yang berpengaruh buruk terhadap bunga dan buah
di antaranya adalah hujan, suhu dan angin
Hujan
Beberapa jenis bunga dan pentil buah tanaman buah-buahan
peka bila terkena air hujan.
Organ-organ bunganya juga pentil buahnya sangat lunak dan
bila terkena air hujan akan rusak membusuk.
Bunga dan pentil buah seperti ini ditemukan antara lain pada
tanaman mangsa, jambu mete, semangka dan melon.
Hujan lebat juga dapat menyebabkan bunga dan pentil buah
berguguran.
Air hujan yang membasahi butir-butir tepung sari, akan
menyebabkan butir tepung sari membesar, membengkak kemudian berkecambah atau
saling menggumpal berlekatan.
Butir-butir tepung sari yang terkenan air hujan menjadi
tidak berfungsi atau tidak dapat menyerbuk dan membuahi putik dan bakal buah.
Bunga-bunga yang tidak diserbuk akan berguguran setelah 1-2
hari.
Embun, kabut dan kelembaban yang tinggi juga berpengaruh
seperti air hujan.
Pada saat hari hujan atau berkabut lebah dan serangga
penyerbuk lainnya lebih banyak berdiam diri.
Dengan demikian proses penyerbukan dan pembuahan akan
terganggu secara tidak langsung.
Bunga-bunga yang tidak diserbuk atau penyerbukan tidak
sempurna ini akhirnya berguguran.
Bila hujan berkepanjangan sedangkan areal lahan jelek maka
air yang berlebihan tersebut akan menyebabkan lahan kekurangan udara sehingga
akar-akar rambut mati dan membusuk.
Akibatnya proses fisiologi pohon menjadi terganggu sehingga
pentil buah yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan berguguran.
Suhu
Suhu udara antara 15-30°C merupakan suhu optimal bagi
penyerbukan dan perkecambahan serbuk sari.
Tentunya unsur cahaya dan kelembaban optimal juga berperan
dalam proses ini.
Di atas atau di bawah suhu optimal serbuk sari sulit
berkecambah.
Secara tidak langsung bunga dan buah akhirnya akan
berguguran.
Suhu antara 40-50°C akan merusak jaringan organ bunga dan
pentil buah hingga berguguran.
Bila suhu tinggi berkepanjangan atau musim kering
berkelanjutan sedangkan air tanah sudah cukup dalam, maka pohon buah-buahan
yang sedang berbuah akan mengalami gangguan fisiologi berupa kekurangan air dan
asimilat.
Akibatnya buah-buahan yang sedang mengalami pertumbuhan akan
layu, mengerut kemudian berguguran.
Sedangkan suhu yang lebih rendah dari titik beku hujan salju
di daerah subtropis dan dingin serta embun dingin di daerah tropis akan merusak
bunga dan buah-buahan lainnya.
Angin
Angin senantiasa berhembus lemah bermanfaat bagi pertumbuhan
dan pembuahan tanaman buah-buahan khususnya bagi pertukaran udara dan
penyerbukan butir tepung sari.
Namun, angin sama seperti unsur iklim lainnya senantiasa
berubah-ubah.
Angin keras dapat menerbangkan debu atau pasir sehingga
kepala putik menjadi berlapis debu atau pasir.
Dengan angin keras dapat mematahkan ranting atau cabang
pohon.
Kelenjar madu dan kepala putik menjadi kering dibuatnya.
Dengan demikian angin keras secara tidak langsung akan
mengurangi daya tarik serangga penyerbuk karena kelenjar madu menjadi kering
dan mengurangi kesuburan kepala putik sebagai media kecambah serbuk sari karena
kering dan berlapis madu.
Angin keras juga membuat serangga penyerbuk malas
beterbangan.
Kesuburan Lahan
Kesuburan lahan menentukan pertumbuhan dan pembuahan normal
tanaman buah-buahan.
Untuk tumbuh dan berbuah normal, tanaman buah-buahan
memerlukan unsur-unsur penyusun tumbuh (C,H,O,N,S,P dan Mg), unsur katalisator
(Fe, Cu, Zn, Mn dan Co), unsur-unsur perangsang (Na dan Cl), dan unsur-unsur
fisiologis penting lainnya (K, Ca, Bo, Mo, Si, He dan Al) dalam jumlah tertentu
pada setiap tingkat pertumbuhannya. Dengan demikian, kebutuhan hara pohon
buah-buahan harus lengkap secara kualitatif dan kuantitatif.
Oleh karena itu, guna menjamin pembuahan normal secara
teratur masalah pemupukan tanaman buah-buahan tidak boleh terabaikan terutama
pada saat menjelang pembungaan dan pembuahan.
Upaya Pengendalian
Usaha pencegahan kerontokan bunga dan buah non patogen yang
disebabkan oleh unsur-unsur iklim umumnya dilakukan secara tidak langsung,
diantaranya seperti di bawah ini :
Unsur iklim merupakan faktor alami yang sulit diperhitungkan
dan dihindari.
Oleh karena itu ramalan cuaca perlu dijadikan dasar untuk
menetapkan masa tanam dan tindakan-tindakan agronomi lainnya seperti pola
pengerjaan tanah, pemupukan, pemberantasan hama penyakit, pengairan dan
sebagainya.
Selain itu kita juga perlu mengetahui sifat dan kebutuhan
setiap jenis tanaman yang berbeda.
Penggunaan hormon tumbuh juga dapat mengatasi kerontokan
bunga dan buah.
Pemupukan merupakan tindakan agronomi yang harus dilakukan
pada setiap usaha tani buah.
Kerontokan Bunga dan Buah oleh Hama
Hama yang menyerang, merusak dan memakan organ-organ tanaman
buah-buahan dan tanaman lain disebut fitofagus (Phytophagous).
Bila suatu jenis hama, misalnya serangga menyerang dan
memakan bunga suatu jenis tanaman buah-buahan maka bagian-bagian bunga atau
keutuhan bunga menjadi rusak dan akhirnya gugur.
Serangan itu dapat pula dilakukan oleh larvanya, yaitu ulat
yang menetas dari telur serangga,
Kerontokan bunga oleh hama
Jenis hamaKerontokan bunga oleh hama biasanya terjadi oleh
serangan jenis-jenis hama dari bangsa atau ordo kepik dan kutu (Hemiptera),
kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera), Kumbang (Coleoptera) serta lalat dan
nyamuk (Diptera)
Usaha pengendalian
Pengendalian kerontokan bunga oleh hama dapat dilakukan
diantaranya dengan memanfaatkan musuh alami, penggunaan insektisida.
Kerontokan buah oleh hama
Jenis hama
Kerontokan buah oleh hama biasanya disebabkan oleh beragam
jenis hama
Dari bangsa atau ordo tungau (Acarina),
Kepik dan kutu (Hemiptera),
Kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera),
Kumbang (Coleoptera),
Kalong (Chiroptera),
Hewan pengerat (Rodentia),
Hewan buas (Carnivora)
Burung nuri (Psittaciformes).
Usaha Pengendalian
Penggunaan akarisida untuk tungau, insektisida dan musuh
alami untuk kepik dan kutu, insektisida untuk serangan ngengat dan kumbang,
pemasangan umpan beracun, diburu atau ditembak dan dijerat untuk serangan
kalong, bajin, musang dan burung
Kerontokan Bunga dan Buah oleh Penyakit
Kerontokan bunga dan buah oleh penyakit ini terbatas
ditimbulkan oleh jenis :
Cendawan kantong (Ascomycetes),
Cendawan tidak sempurna (Deuteromycetes),
Fungi imperfecti dan virus.
Kerontokan bunga penyakit
Serangan cendawan pada bunga umumnya dilakukan oleh jenis
dari anggota keluarga Erysiphaceae.
Jenis cendawan ini merupakan parasit obligat penyebab
penyakit tepung (powdery mildew).
Cendawan ini tidak hanya menyerang bunga, tetapi juga
menyerang pentil, daun dan ranting tanaman buah-buahan baik di daerah
tropismaupun di daerah subtropis dan dingin.
Gejala penyakitnya beragam menurut jenis virus dan jenis
tanamannya.
Kerontokan bunga oleh cendawan
Satu-satunya serangan cendawan pada bunga dan menyebabkan
kerontokan ditimbulkan oleh jenis cendawan dari keluarga Erysiphaceae penyebab
penyakit tepung.
Infeksi ke dalam jaringan bunga dan lainnya hanya terjadi di
sekitar lapisan atau jaringan epidermis dan penyebaran konidia sangat mudah
dibantu oleh hembusan angin.
Kerontokan bunga oleh virus
Umumnya terjadi oleh serangan virus ke seluruh organ
tanaman. Jadi, tidak khusus menyerang dan merontokkan bunga.
Bentuk dan gejala serangannya berbeda-beda menurut jenis
tanamannya. Namun, gejala umum yang tampak adalah kekuatan tanaman berkurang,
daun menjadi berbercak kuning dan cepat menua, ranting-ranting mati, bentuk dan
jumlah bunga yang keluar tidak normal, akar rambut dan akar cabang mati,
kemudian daun menjadi layu akhirnya tanaman akan mati.
Ada dua jenis penyakit oleh virus yang menimbulkan
kerontokan bunga yaitu penyakit likubin dan penyakit leaf curl.
Penyakit likubin menunjukkan gejala klorosis, tulang-tulang
daun tampak menguning, demikian juga jaringan mesofil dan sekitarnya.
Setelah daun-daun berguguran, daun-daun yang terbentuk
kemudaan tampak menjadi lebih kecil dan lebih pucat.
Tanaman berbunga lebih cepat dan lebih lebat tetapi bunga
yang muncul kecil-kecil dan berbentik tidak seperti biasanya. Bunga-bunga ini
gugur lebih cepat dan tidak bisa menjadi buah.
Tunas-tunas pucuk tampak mati, kerontokan daun dapat terjadi
hanya pada sebelah tajuk sedangkan sebelah lainnya tampak berdaun normal.
Sedangkan gejala yang ditunjukkan oleh penyakit leaf curl
dimana gejala awal tampak pada daun di beberapa cabang.
Tulang daunnya menjadi menonjol jelas kemudian menjadi
kuning lalu rontok.
Tunas-tunas baru tumbuh lebat pada cabang ini.
Namun daun yang tumbuh kecil-kecil dan melengkung seperti
terserang kutu.
Cabang-cabang ikut tertular kemudian mati.
Bunga yang tumbuh sangat lebat namun hanya beberapa saja
yang dapat menjadi buah dan buahnya pun kecil-kecil.Kerontokan buah oleh
penyakit
Kerontokan buah yang terjadi pada tanaman jeruk disebabkan
oleh penyakit virus yang disebut penyakit grening (greening disease).
Penyakit ini tergolong penyakit berbahaya di antara penyakit
–penyakit virus lainnya.
Gejala mencolok dari penyakit ini tampak pada daun dan buah.
Daun menjadi klorosis, berwarna kuning keruh atau kuning
dengan bintik-bintik dan tulang daun hijau mirip dengan gejala defisiensi seng.
Kemudian tulang daun utama pada daun-daun tua menjadi kuning
tidak normal.
Akhirnya seluruh daun dan tulang daun menjadi kuning.
Daun-daun ini dapat juga berbercak-bercak atau bintil-bintil.
Bunga sering muncul di luar musim dan sangat lebat namun
buah-buah yang terbentuk kemudian berguguran.
Bila buah menjadi masak warnanya pun tidak menarik.
Kulit buah yang terkena sinar matahari menjadi kuning sedang
yang terlindung menjadi hijau pudar kepucatan.
Ranting-ranting pun lalu mati.
Usaha Pengendalian
Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit tepung yang
ditimbulkan oleh jenis-jenis cendawan berkantong (Ascomycetes) dan cendawan
tidak sempurna (fungi imperfecti) pada pelbagai pohon buah-buahan pada
prinsipnya sama, diantaranya adalah :
Sanitasi kebun; dimana ranting dan cabang yang mati bekas
serangan penyakit tepung segera dipangkas dan dimusnahkan dengan cara dibakar
karena cabang dan ranting ini merupakan inokulum bagi penyakit ini.
Pemberian belerang telah melalui hasil penelitian dapat
memberantas serangan penyakit ini.
Perlakuan tepung belerang hendaknya dilakukan pada pagi hari
saat bunga dan daun masih basah oleh embun, karena embun membantu tepung untuk
melekat serta penggunaan fungisida yang dianjurkan seperti Benomyl, Mankozeb,
Propineb dsb.
Penyakit virus pada pohon buah-buahan belum dapat
disembuhkan atau diberantas dengan pestisida.
Oleh karena itu tindakan-tindakan pencegahan perlu dilakukan
diantaranya :
Bila diketahui secara jelas suatu tanaman terserang virus
sebaiknya segera dilakukan eradiksi dengan jalan membongkar.
Penanaman kembali baru boleh dilakukan setelah 1-2 tahun
pembongkaran.
Menggunakan bibit yang bebas dari virus.
Penyakit likubin disebar oleh vektor kutu Toxoptera
citricida.
Kutu ini harus senantiasa di berantas dengan menggunakan
Bayrusil 250 EC, Hostathion 40 EC, dan Lannate 25 WP.
Bila memangkas ranting dan cabang atau saat mengokulasi
gunakanlah alat-alat yang steril dengan cara memanaskan gunting, pisau dsb di
atas api selama 10 -15 menit.
Musnahkan tanaman-tanaman yang merupakan pohon inang
kutu Toxoptera citricida.
Mematuhi peraturan karantina dengan tidak sembarang mengirim
atau memasukkan bibit dari tanpa ada izin dari dinas terkait.
Semoga Bermanfaat..
MZF
No comments:
Post a Comment