Bakteri dapat diklasifikasikan menjadi aerob dan anaerob.
Mengidentifikasi apakah bakteri adalah aerob atau anaerob penting dalam
pengobatan infeksi bakteri. Dua klasifikasi lain adalah bakteri mikroaerofilik
dan bakteri aerotolerant.
Perbedaan utama antara keduanya adalah kenyataan bahwa
bakteri aerob membutuhkan oksigen untuk tetap hidup, sementara bakteri
anaerob tidak bergantung pada oksigen untuk proses metabolisme dan kelangsungan
hidup.
Sedangkan aerob dapat berkembang di habitat yang memiliki
oksigen berlimpah, anaerob dapat mati dalam dengan adanya oksigen. Jenis
bakteri memang memiliki keunggulan pertumbuhan area tubuh tidak terpapar
oksigen, dan mereka bisa menjadi patogen virulen. Perbedaan kapasitas untuk
memanfaatkan oksigen antara aerob dan anaerob penting dalam pengobatan infeksi
tubuh.
Agar dapat menghasilkan energi, bakteri perlu merombak
makanannya melalui proses respirasi secara aerobik atau secara anaerobik.
Berdasarkan kebutuhannya terhadap oksigen, bakteri dapat dibedakan menjadi tiga
golongan, yaitu bakteri aerob, bakteri anaerob fakultatif, dan bakteri anaerob
obligat. Klasifikasi bakteri dapat didasarkan tidak hanya pada apakah atau
tidak mereka membutuhkan oksigen, tetapi juga pada bagaimana mereka
menggunakannya.
1. Bakteri aerob
Bakteri aerob adalah bakteri yang membutuhkan oksigen
untuk hidupnya. Bila tidak ada oksigen, maka bakteri akan mati. Bakteri aerob
menggunakan glukosa atau zat organik lainnya (misalnya etanol) untuk dioksidasi
menjadi CO2 (karbon dioksida), H2O (air), dan sejumlah energi. Yang
termasuk bakteri aerob antara lain Nitrosomonas, Nitrosococcus,
Nitrobacter, Methanomonas(pengoksidasi metan), Hydrogenomonas,
Thiobacillus thiooxidans, Acetobacter, danNocardia
asteroides (penyebab penyakit paru-paru).
2. Bakteri Aerob obligat
Aerob obligat adalah mikroorganisme yang membutuhkan oksigen
untuk bertahan hidup dan mati karena ketiadaan kata tersebut. Contohnya adalah
bakteri Bacillus anthracis. Anaerob obligat adalah organisme yang mati bila
terkena oksigen, seperti Clostridium tetani dan Clostridium botulinum, yang
masing-masing menyebabkan tetanus dan botulisme.
3. Bakteri anaerob fakultatif
Bakteri anaerob fakultatif adalah bakteri yang dapat hidup
dengan baik bila ada oksigen maupun tidak ada oksigen. Contoh bakteri anaerob
fakultatif antara lain Escherichia coli, Streptococcus, Alcaligenes,
Lactobacillus, danAerobacter aerogenes. Anaerob Fakultatif dapat hidup
dengan adanya atau tidak adanya oksigen, tetapi lebih memilih untuk menggunakan
oksigen. Contoh jenis ini termasuk Escherichia coli (E. coli) dan
Staphylococcus, atau hanya Staph. Subtipe E. coli, seperti O157: H7,
menyebabkan diare berdarah, sementara Staph dikenal sebagai penyebab infeksi kulit
seperti bisul, folikulitis, dan impetigo. Ketika laserasi kulit luarnya menjadi
terinfeksi dengan Staph, bentuk yang lebih parah dari infeksi yang disebut
selulitis dapat terjadi.
Dua klasifikasi lain adalah bakteri mikroaerofilik dan
bakteri aerotolerant. Mikroaerofil bisa hidup di habitat yang memiliki kadar
oksigen jika dibandingkan dengan udara. Contoh Mikroaerofil adalah Helicobacter
pylori, yang menyebabkan tukak lambung, dan Borrelia burgdorferi, yang
menyebabkan penyakit Lyme.
Bakteri anaerob Aerotolerant tidak menggunakan oksigen namun
tidak terpengaruh oleh kehadirannya. Contohnya adalah genus Lactobacillus, yang
biasanya ditemukan dalam usus, kulit, dan vagina. Ketika populasi Lactobacillus
dalam vagina menjadi habis, bakteri Gardnerella faginalis seperti Bacteroides
dan berkembang biak, menyebabkan vaginosis bakteri.
Bakteri yang dibudidayakan di laboratorium mikrobiologi
untuk memberikan petunjuk penting dari identitas mereka. Secara khusus, bila
ditanam dalam tabung reaksi, pengamatan berikut dapat didokumentasikan. Aerob
obligat berkumpul di permukaan media kultur untuk memaksimalkan penyerapan
oksigen, sedangkan anaerob obligat berkumpul di bagian bawah untuk menjauhkan
diri dari oksigen. Bakteri fakultatif berkumpul di dekat bagian atas, sedangkan
Mikroaerofil berkumpul di dekat bagian atas, tetapi tidak di permukaan. Anaerob
Aerotolerant tersebar merata di sepanjang kedalaman medium.
Mengidentifikasi apakah bakteri adalah aerob atau anaerob
penting dalam pengobatan infeksi bakteri. Pengobatan infeksi yang disebabkan
oleh bakteri anaerob sering lebih menantang karena mereka resisten terhadap
terapi antibiotik biasa. Misalnya, pengobatan bakteri seperti Bacillus fragilis
biasanya mencakup antibiotik kombinasi seperti piperasilin / tazobactam,
imipenem / silastatin, amoksisilin / klavulanat, dan metronidazol ditambah
ciprofloxacin atau gentamisin.
Semoga bermanfaat.....
No comments:
Post a Comment