Tuesday 1 November 2016

JENIS CACING PENYEBAB CACINGAN PADA SAPI, PENCEGAHAN & PENGOBATANNYA


     Peternak umumnya hanya tahu salah satu penyebab sapi kurus dan tidak berkembang meskipun makannya banyak adalah karena cacingan.

     Sebenarnya penyakit cacingan pada sapi sendiri bisa bermacam-macam karena adanya beberapa jenis cacing penyebabnya.

Penyakit cacingan ini sangat merugikan peternak.
Kerugian yang ditimbulkan antara lain :

  • Berat badan sapi turun/susut
  • Sapi menjadi Kurus
  • Kenaikan berat badan tidak baik
  • Rugi biaya
  • Rugi waktu
  • Bisa Menulari sapi lain
  • Harga jual sapi rendah

Berikut beberapa penyakit cacingan pada sapi dan jenis cacing penyebabnya :

Cacing Hati (Fasciola Hepatica)

Gejala
Sapi yang menderita cacingan ini menjadi kurus, lesu dan pucat.
Mengakibatkan Berat badan berkurang. Kadang-kadang sapi menjadi busung pada berbagai bagian tubuhnya.

Penyebab
Cacing hati (Fasciola hepatica) ini menyerang ternak sapi berbagai umur. bentuknya segitiga, pipih, berwarna abu-abu kehijauan sampai kecokelatan. Panjangnya bisa mencapai 2-3 cm.
Cacing ini mengalami siklus hidup yang kompleks.

Penularan (Penyebaran)
Penyebarannya melalui pakan dan air minum, khususnya melalui dedaunan atau rerumputan yang telah ditulari larva (tempayak).

Akibat
Pengaruh cacing ini tergantung pada banyak larva yang masuk ke dalam tubuh dan kondisi tubuh ternak itu sendiri.
Cacing ini menyebabkan penderitaan yang kronis, menahun, kekurangan darah dan gizi.
Pertumbuhan menjadi lambat.
Timbul peradangan hati dan empedu.

Pencegahan (Pemberantasan)
Pembasmian penyakit terutama ditujukan kepada pembasmian siput, bekicot.
Misalnya :
  • Tidak dibiarkan lapangan pangonan tergenang air atau drainase jelek.
  • Memberikan copper sulphate di lapangan penggembalaan atau trusi.
Hal ini harus dilakukan karena perkembangan cacing hati oleh siput sebagai hospes perantara.

Pengobatan*
  • Hexachlorophene.

Siklus Hidup
  • Cacing hati yang masih muda berupa larva berasal dari telur yang menetas di dedaunan atau rerumputan yang basah.
  • Larva itu berenang-renang mencari siput atau bekicot yang hidup di tempat-tempat yang basah atau tergenang air, seperti rawa-rawa, payau dan sebagainya.
  • Di dalam tubuh siput, larva mengalami beberapa fase perkembangan dengan cara membelah diri dan berubah bentuk.
  • Setelah 6 minggu dalam tubuh siput, mereka mengalami perkembangan yang sempurna dan kemudian keluar dari tubuh siput.
  • Larva yang baru saja keluar dari tubuh siput aktif berenang-renang dan menempel pada dedaunan atau rerumputan yang berada di dekatnya dan membungkus dirinya dengan suatu kista sebagai perlindungan.
  • Namun, mereka tidak kuat bertahan terhadap kondisi yang kering.
  • Bersama-sama rumput yang termakan hewan, kista masuk ke dalam alat pencernaan.
  • Kemudian dinding kista hancur dan cacing hati yang masih muda tadi muncul.
  • Akhirnya mereka menembus dinding-dinding usus, pindah ke hati bersama aliran darah.
  • Parasit-parasit muda tadi akan berada dalam hati selama 6 – 8 minggu.
  • Sesudah mereka mengalami kedewasaan, parasit berpindah ke saluran empedu dan bertelur di situ.
  • Telur-telur tadi berpindah ke alat pencernaan melalui saluran darah dan kemudian keluar dari tubuh hewan bersama kotoran.


Stomach Worm atau Cacing Perut

Gejala
Sapi yang mengidap cacing perut akan tampak pucat karena kekurangan darah (anemia).
Kondisi menurun, pertumbuhan lambat, berat badan turun.
Kotoran encer, diare.

Penyebab
Ada berbagai jenis cacing yang hidup di dalam perut keempat (abomasum) dan usus.

Cacing-cacing itu (Parasitic Gastro Enteritis) bisa menimbulkan gangguan penyakit, seperti anemi, radang, gangguan pencernaan dan sebagainya.

Ribuan cacing dari berbagai ukuran tinggal di dalam perut.
Sebagian sulit diamati dengan mata karena terlalu kecil.

Pedet dan sapi-sapi muda yang menjadi sasaran utama cacing-cacing ini.
Sapi-sapi dewasa yang umurnya lebih dari dua tahun akan tahan terhadap infeksi cacing.

Penularan (Penyebaran)
Penularan atau penyebaran cacing ini melalui pakan atau air minum yang telah dicemari oleh larva (tempayak).

Akibat serangan bisa menimbulkan penyakit kekurangan gizi, mudah kena infeksi penyakit lain.

Siklus Hidup
Telur cacing keluar dari tubuh hewan bersama kotoran, kemudian jatuh di tanah.

Pada kondisi yang cocok karena kelembaban dan hawa serta zat asam menguntungkan baginya, maka dalam waktu 4-5 hari telur akan menetas menjadi larva dan kemudian akan menempel pada dedaunan dan rerumputan.

Pada saat rumput dimakan sapi, maka cacing yang masih muda atau berupa larva tadi ikut masuk ke dalam tubuh hewan.

Jika kondisi lingkungan tidak menguntungkan karena terlalu panas atau kering, maka larva akan mati dalam waktu beberapa hari saja.

Mereka bisa bertahan hidup berbulan-bulan apabila kondisi menguntungkan.

Pencegahan (Pengobatan)
Hindarkan kepadatan populasi ternak di dalam kandang ataupun di lapangan penggembalaan.

Jangan sekali-kali menggembalakan pedet di tempat yang habis dipakai untuk menggembalakan sapi dewasa.

Pakan yang diberikan harus cukup dan baik guna menguatkan tubuh.

Pedet tidak terlalu peka terhadap infeksi cacing.
Pada pedet yang sehat, cacing-cacing yang berada di dalam perut akan mati dengan sendirinya karena tidak bisa berkembang.

Memberikan obat cacing Anthelimintic secara periodik.


Cacing Paru-Paru (Husk)

Gejala
Pada awalnya, penderita berulang kali batuk-batuk.

Pernafasan meningkat lebih cepat.

Kondisi tubuh menurun, hewan kurus, kehilangan berat badan.

Penyebab
Cacing ini tinggal dan bertelur di dalam paru-paru.

Setiap hari cacing paru-paru bisa bertelur sampai ribuan.

Telur itu bisa berpindah ke dalam perut atau alat pencernaan pada saat penderita batuk, yaitu terlepas ke mulut dan dari mulut masuk ke dalam perut atau usus bersama dengan pakan yang tertelan.

Selama perjalanan di dalam tubuh hewan, telur tadi mengalami perkembangan dan perubahan menjadi larva.

Larva yang berada di dalam perut akhirnya keluar dari tubuh hewan jatuh ke tanah bersama kotoran.

Jika larva itu memperoleh kondisi yang sesuai, lembab udara dan yang menguntungkan baginya, larva bisa bertahan hidup sampai setahun.

Sebaliknya jika kondisi lingkungan terlalu kering dan larva tidak bisa berlindung, maka mereka tak akan bisa bertahan lebih dari sebulan.

Pada saat pedet makan rumput yang tercemar larva, larva itu masuk ke dalam tubuh pedet, yakni di dalam usus halus, kemudian menembus dinding usus pindah ke paru-paru.

Sesudah 28 hari larva itu berada di dalam tubuh hewan, mereka akan mengalami kedewasaan dan bertelur di dalam paru-paru.

Penularan (Penyebaran)
Penyebaran cacing paru-paru ini dari penderita kepada sapi yang sehat lewat pakan yang telah tercemar larva.

Akibat
Oleh karena ribuan cacing berada di dalam paru-paru, maka paru-paru sapi menjadi bengkak akibat jaringan-jaringan paru-paru rusak.

Penderita bisa pneumonia bahkan bisa lebih fatal lagi yakni penderita bisa mati.

Pencegahan (Pengobatan)
Sebaiknya sapi merumput di lapangan rumput yang kering.

Memberikan air minum yang bersih pada sapi yang sekiranya bersih dari pencemaran larva.

Hindarkan penggunaan pupuk kandang di lapangan penggembalaan yang berasal dari kotoran sapi yang menderita penyakit cacing paru-paru.

Diberikan pakan yang baik.

Lakukan pengobatan dengan Anthelmintic.

Mudah-mudahan jadi lebih jelas bahwa pengobatan cacingan pada sapi juga harus disesuaikan dengan jenis cacing penyebab cacingan tersebut.
Hal ini dimaksudkan agar pengobatan yang dilakukan bisa lebih efisien.


Semoga Bermanfaat..

No comments:

Post a Comment