1.
Bibit varietas Numbu (resmi dari BSM 1 pintu) = 5 Kg
2.
Asam Humat (1 pintu) = 6 Ltr.
3.
K-Bioboost =
2 Ltr/bulan
Jarak tanam :
·
75 : 25 cm
·
70 : 20 cm
·
1 lubang = 2 butir benih
·
Asam Humat = 6 SMT
·
Bioboost
= 3-5
SMT
·
Bioboost sebulan sekali 2 Ltr/Ha
Pengolahan tanah untuk sorgum sama
dengan jagung, yaitu
- Lahan
dibajak satu atau dua kali,
- Siramkan/semprotkan
secara merata larutan Bravo Humat (1 ha 4-6 ltr ) 1 ltr Bravo Humat dilarutkan
50 ltr air.
- Setelah
tanah diratakan, dibuat saluran drainase di sekeliling atau di tengah lahan.
Ukuran petakan disesuaikan dengan keadaan lahan.
- Semprotkan/siramkan
secara merata larutan Bio Boost 3 hari sebelum tanam (aplikasi awal 2 ltr Bio
Boost di campur air 200 ltr)
- Untuk
lahan yang hanya mengandalkan residu air tanah, pengolahan hanya dilakukan
secara ringan dengan mencangkul tipis permukaan tanah untuk mematikan gulma.
- Pengolahan
tanah secara ringan sangat efektif untuk menghambat penguapan air tanah sampai
tanaman panen. Tanah yang sudah diolah sebaiknya diberikan pupuk organik,
misalnya pupuk kandang atau kompos. Pengolahan tanah ini bertujuan antara lain
untuk memperbaiki struktur tanah, memperbesar persediaan air, mempercepat
pelapukan, meratakan tanah dan memberantas gulma. Sebaiknya pengolahan tanah
paling baik dilakukan 2-4 minggu sebelum tanam.
Waktu Tanam
Sorgum dapat ditanam pada sembarang musim tanam asalkan pada
saat tanaman muda tidak tergenang atau kekeringan. Namun begitu waktu tanam
yang paling baik adalah pada akhir musim hujan atau awal musim kemarau.
Pada areal yang telah disiapkan sebelumnya dibuatkan lubang
tanam dengan jarak tanam disesuaikan dengan varietas yang digunakan,
ketersediaan air dan tingkat kesuburan tanah. Pada tanah yang kurang subur dan
kandungan air tanah rendah sebaiknya di gunakan jarak tanam lebih lebar atau
populasi tanam dikurangi dari populasi baku (seharusnya).
Penanaman
a. Populasi Tanaman
Pada umumnya tanaman sorgum ditanam
sebagai tanaman seta pada tanaman pokok padi gogo, kedelai atau tanaman
palawija lainnya. Bila ditanam secara monokultur populasi tanaman per/hektar
sekitar 100.000 - 150.000 tanaman. Jarak tanam yang dianjurkan adalah 75 X 25
Cm atau 75 X 20 Cm dengan masing-masing 2 tanaman perlubang. Menurut hasil
penelitian, peningkatan populasi di atas 150.000 tanaman/hektar, masih
cenderung meningkat hasil walaupun tidak begitu besar.
b. Cara penanaman
Pada waktu menanam, benih ditanam 2
- 3 biji perlubang. Penjarangan menjadi 2 tanaman perlubang, dilakukan pada
umur 2 minggu setelah tanam. Penyulaman dapat dilakukan dengan biji atau dengan
pemindahan tanaman yang lama umurnya (trans planting) dengan cara putaran.
Pemeliharaan
a. Pengairan
Tujuan pengairan adalah menambah air bila tanaman kekurangan
air. Bila tidak kekurangan maka pengairan tidak perlu dilakukan. Sebaliknya,
bila kebanyakan air justru harus segera dibuang dengan cara membuat saluran
drainase.
Sorgum termasuk tanaman yang tidak memerlukan air dalam
jumlah yang banyak, tanaman ini tahan terhadap kekeringan, tetapi ada masa
tertentu tanaman tidak boleh kekurangan air yaitu :
Tanaman berdaun empat, masa bunting waktu biji malai berisi;
pada waktu tersebut tanaman tidak boleh kekurangan.
Selama pertumbuhan pemberian air cukup dilakukan 3 – 6 kali
setiap 4 – 10 hari sekali.
Pemberian air dilakukan pada sore/malam hari, setelah suhu
tanah tidak terlalu tinggi.
Pemberian air dihentikan setelah biji mulai agak mengeras,
hal ini dikarenakan agar biji dapat masak dengan serempak.
b. Pemupukan.
Tanaman sorgum banyak membutuhkan pupuk N (Nitrogen), Namun
demikian pemupukan sebaiknya diberikan secara lengkap (NPK) agar produksi yang
dihasilkan cukup tinggi. Dosis pemupukan yang diberikan berbeda-beda tergantung
pada tingkat kesuburan tanah dan varietas yang ditanam, tetapi secara umum
dosis yang dianjurkan adalah 150 kg Urea, 50 kg TSP atau SP36 dan 50 kg KCl.
Selain pupuk NPK tersebut diperlukan pupuk Hayati Bio Boost
untuk mengurai residu kimia tanah dan mengurai hara yang tidak dapat diserap
oleh tanaman yang masih terikat dengan ion lain. Bio Boost diberikan 3 hari
sebelum tanam (atau setelah pemberian pupuk dasar) dan 3 hari setelah pemberian
pupuk NPK yang kedua.
Pemberian pupuk Urea diberikan dua kali, yaitu 1/3 bagian
diberikan pada waktu tanam sebagai pupuk dasar bersama-sama dengan pemberian
pupuk TSP/SP36 dan KCl. Sisanya (2/3 bagian) diberikan setelah umur satu bulan
setelah tanam. Pemupukan dasar dilakukan saat tanam dengan cara di tugal sejauh
7 cm dari lubang tanam. Urea dan TSP/SP36 dimasukkan dalam satu lubang, sedang
KCl dalam lubang di sisi yang lain.
Pemupukan kedua juga ditugal sejauh ± 15 cm dari barisan,
kemudian ditutup dengan tanah. Lubang tugal baik untuk pupuk dasar maupun
susulan sedalam ± 10 cm, atau bisa juga dengan di kocor.
c.
Penjarangan
Tanaman
Pertumbuhan tanaman sorgum biasanya sudah merata/seragam
pada umur 2 minggu setelah tanam. Namun demikian tidak semuanya tanaman yang
tumbuh di tiap lubang dengan baik.
Apabila terdapat tumbuh yang kurang baik perlu dilakukan penjarangan
dengan mencabut tanaman yang kurang baik tersebut. Sehingga pada tiap lubang
tersisa tanaman yang terbaik untuk dipelihara hingga panen.
d.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan mencabut tumbuhan pengganggu
(gulma) hingga perakarannya secara hati-hati, agar tidak mengganggu perakaran
tanaman utama. Keberadaan gulma akan menjadi pesaing bagi tanaman utama dalam
mendapatkan air dan unsur hara yang ada di dalam tanah atau bahkan menjadi
tempat hama atau penyakit.
Oleh sebab itu gulma harus secara rutin disiangi. Gulma yang
telah dicabut sebaiknya ditampung atau dikubur di suatu tempat agar membusuk
sehingga kemudian dapat dijadikan kompos.
e.
Pembubunan
Pembubunan dilakukan dengan cara menggemburkan tanah
disekitar tanaman sorgum, kemudian menimbunkan tanah tersebut pada pangkal
batang tanaman sorgum sehingga membentuk guludan-guludan kecil yang bertujuan
untuk mengokohkan batang tanaman agar tidak mudah rebah dan merangsang
terbentuknya akarakar baru pada pangkal batang.
f.
Pengendalian
hama penyakit
Tanaman Sorgum termasuk tanaman yang sedikit terserang hama
penyakit bila dibandingkan dengan tanaman lainnya. Namun terdapat beberapa hama
dan penyakit tanaman sorgum yang utama seperti :
- Lalat
bibit (Atherigona exiqua Stein)
Lalat bibit ini menyerang tanaman di bagian pangkal batang
tanaman dengan menggerek dan menyerang tanaman sorgum muda (berumur 3 minggu
setelah tanam) sehingga menyebabkan berlubang kecil tidak teratur dan akhirnya
tanaman menjadi layu mati. Pengendalian lalat bibit dapat dilakukan dengan
melakukan pertanaman serempak dan menaburkan insektisida 10 kg Furadan 3 G per
hektar pada saat tanam.
- Ulat
Tanah (Agrotis sp)
Ulat ini biasanya menyerang tanaman pada malam hari dengan
sasaran tanaman sorgum stadium muda. Serangannya menyebabkan pangkal batang
tanaman terpotong tepat diatas permukaan tanah sehingga bekas serangannya
tampak terkulai. Cara pengendalian dengan menaburkan insektisida Furadan 3 G
berdosis 20-30 kg/ha yang dilakukan bersamaan saat penanaman.
- Hama
bubuk
Disebabkan oleh serangan Sitophilus sp yang menyerang
biji sorgum di gudang penyimpanan. Serangga ini menyerang biji sorgum yang berlubang-lubang
dan keropos sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. Pengendalian hama bubuk ini
dengan cara menyimpan biji sorgum yang dicampur dengan serbuk daun putri malu (Mimosa
pudica) dengan perbandingan 10 : 1. Hal ini disebabkan karena daun putri
malu mengandung protein mimosan yang dapat merusak dan menghambat pertumbuhan
larva hama bubuk.
- Karat
daun
Gejala serangannya adalah munculnya noda-noda kecil berwarna
merah karat yang kemudian diikuti dengan timbulnya massa tepung berwarna coklat
kekuning-kuningan yang menutupi permukaan daun. Pengendaliannya dengan cara
memangkas daun yang terinfeksi berat dan melakukan pergiliran/rotasi tanaman.
- Bercak
daun
Ditandai dengan munculnya bercak bulat berukuran kecil dan
berwarna kuning yang dikelilingi warna coklat pada daun yang terinfeksi.
Pengendalian penyakit bercak dapat dilakukan dengan menanam varietas yang tahan
(Mandau) dan disemprot dengan fungisida (Dithane M45 atau Antracol 70 WP).
- Kapang
Jelaga
Gejala serangan pada permukaan atas daun tertutup oleh
lapisan yang berwarna hitam, kering dan tipis dan dapat dikendalikan dengan
menyemprotkan kapur atau menghembuskan belerang
PANEN DAN PASCA PANEN
Untuk mendapatkan hasil panen yang optimal, waktu musim
penanaman diusahakan tepat sehingga pada saat pemasakan biji sampai panen
berada pada musim kering. Karena apabila pada waktu pemasakan pada musim hujan
dikhawatirkan banyak biji yang busuk dan berkecambah.
Kualitas dan kuantitas hasil panenan sorgum sangat
ditentukan oleh ketepatan waktu (baik tanam maupun panen), cara panen dan
penanganan pasca panen.
a.
Panen
Tanaman sorgum sudah dapat dipanen pada umur 3 – 4 bulan
tergantung varietas. Penentuan saat panen sorgum dapat dilakukan dengan
berpedoman pada umur setelah biji terbentuk atau dengan melihat ciriciri visual
biji. Pemanenan juga dapat dilakukan setelah terlihat adanya cirri-ciri seperti
daun-daun berwarna kuning dan mengering, biji -biji bernas dan keras
serta berkadar tepung maksimal.
Panen yang dilakukan terlambat atau melampaui stadium buah
tua dapat menurunkan kualitas biji. Biji-biji akan mulai berkecambah bila
kelembaban udara cukup tinggi. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada keadaan cuaca
cerah/terang. Pada saat pemanenan sebaiknya pemotongan dilakukan pada pangkal
tangkai/malai buah sorgum dengan panjang sekitar 15 – 25 cm.
Untuk meningkatkan produksi sorgum dapat dilakukan budidaya
lanjutan dengan cara ratun (ratoon) yaitu pemangkasan batang tanaman pada musim
panen pertama yang dilanjutkan dengan pemeliharaan tunas-tunas baru pada
periode kedua.
Adapun tata cara budidaya sorgum ratun setelah panen musim
pertama adalah sebagai berikut :
- Seusai
panen pada musim pertama segera dilakukan pemotongan batang yang tua tepat
diatas permukaan tanah.
- Tanah
disekitar tanaman sorgum dibersihkan dari rumput liar/gulma.
- Di
buatkan larikan kecil sejauh 10 15 cm dari pangkal batang tanaman sorgum kemudian
disebarkan pupuk yang terdiri dari 45 kg Urea + 100 kg TSP + 50 kg KCl per
hektar. 3 hari kemudian siramkan/semprotkan larutan Bio Boost.
- Satu
bulan kemudian diberikan pupuk susulan berupa 90 kg Urea/ha. Dan 3 hari setelah
pemberin pupuk Urea semprotkan/siramkan larutan Bio Boost.
- Tanaman
yang berasal dari tunas-tunas baru (ratun) dipelihara dengan baik seperti pada
pemeliharaan tanaman periode pertama.
- Pada
stadium buah tua dilakukan panen musim ke dua.
Hal yang
sangat perlu diperhatikan adalah tata cara pemotongan batang tanaman.
Pemotongan harus tepat dilakukan diatas permukaan tanah agar tunas-tunas baru
tumbuh dari bagian batang yang berada di dalam tanah. Ratoon sorgum dapat
dilakukan 2-3 kali. Dengan pemeliharaan yang baik, dapat diperoleh hasil ratoon
menyamai atau melebihi tanaman induknya,
b. Pasca Panen
1. Pengeringan
Pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
dijemur dibawah sinar matahari atau dengan menggunakan mesin pengering. Lama
penjemuran hingga biji sorgum berkadar air 12% – 14% adalah sekitar 60 jam.
1.
Perontokkan
Biji sorgum dirontokan dari malainya dengan cara diirik atau
dapatpula dengan menggunakan mesin perontok. Biji sorgum dibersihkan dari
kotoran atau limbah (sekam) kemudian dijemur ulang dengan disebarkan secara
merata diatas lantai jemur.
2.
Pewadahan
dan Penyimpanan
Biji sorgum segera diwadahi dalam karung, tiap karung
sebaiknya berkapasitas 25 kg 50 kg, kemudian disimpan dalam gudang penyimpanan
yang kering dan berventilasi baik.
Penyimpanan
Penyimpanan sederhana di tingkat petani adalah dengan cara
menggantungkan mulai sorgum di ruangan di atas perapian dapur. Cara ini
berfungsi ganda yaitu untuk melanjutkan proses pengeringan dan asap api
berfungsi pula sebagai pengendalian hama selama penyimpanan. Namun jumlah biji
yang dapat disimpan dengan cara ini sangat terbatas. Bila biji disimpan dalam
ruangan khusus penyimpanan (gudang) maka tinggi gudang harus sama dengan
lebarnya supaya kondensasi uap air dalam gudang tidak mudah timbul. Dinding
gudang sebaiknya ' terbuat dari bahan yang padat sehingga perubahan suhu yang
terjadi pada biji dapat dikurangi. Tidak dianjurkan ruang penyimpanan dari
bahan besi, karma sangat peka terhadap perubahan suhu. Sebelum disimpan biji
harus kering, bersih dan utuh (tidak pecah).
No comments:
Post a Comment