Biaya pakan berkontribusi sebesar 70–75% dari total biaya
produksi peternakan unggas, khususnya ayam broiler.
Harga bahan pakan terus meningkat karena adanya peningkatan
jumlah peternakan unggas.
Biaya pakan peternakan unggas di Botswana bahkan mencapai
70–80% dari total produksi.
Hal ini disebabkan karena sebagian besar bahan pakan masih
diimpor.
Harga ransum komersial mahal dan tidak terjangkau oleh
peternak rakyat.
Ketersediaanya juga terbatas, sedangkan permintaan terhadap
bahan pakan yang murah terus meningkat.
Penggunaan bahan pakan lokal dapat menekan biaya produksi.
Kandungan protein menentukan harga bahan pakan sehingga
alternatif bahan pakan yang murah dengan kandungan protein tinggi terus
diupayakan.
Serangga berpotensi sebagai sumber protein yang murah dan
kontinuitasnya terjamin karena banyak tersedia di alam.
Tepung serangga dapat dijadikan bahan pakan pengganti tepung
ikan baik sebagian maupun keseluruhan karena kandungan proteinnya yang tinggi.
Selain itu, pemanfaatan
serangga sebagai bahan pakan memiliki keuntungan seperti mengurangi hama
tanaman dan polusi lingkungan akibat penggunaan pestisida.
Namun kandungan kitin pada serangga harus dipertimbangkan
karena dapat mempengaruhi kecernaan protein.
Materi ini bertujuan untuk mengulas potensi beberapa jenis
serangga, seperti ulat phane, belalang, jangkrik, dan belatung sebagai
alternatif bahan pakan sumber protein untuk unggas, terutama sebagai pengganti
tepung ikan yang harganya lebih mahal.
Materi ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
berbagai bahan pakan alternatif asal serangga yang murah dan sesuai untuk
unggas.
SERANGGA SEBAGAI ALTERNATIF PAKAN AYAM PEDAGING
Ulat Phane
Ulat ini banyak digunakan untuk konsumsi penduduk di Afrika
dalam bentuk dikeringkan, direbus, dipanggang, atau digoreng.
Ulat ini dikenal sebagai protein hewani termurah di beberapa
negara Afrika.
Ulat Phane adalah larva awal dari ngengat Imbrasia belina
yang hidup pada tanaman Colophospermum mophane.
Potensi ulat phane sebagai bahan pakan unggas cukup besar
karena kaya akan asam amino esensial.
Kandungan Ulat Phane :
- Protein Kasar 55%
- Abu 5,8%
- Lemak Kasar 16,7%
- Kalsium 16,0 mg/g
- Fosfor 14,7 mg/g
- Natrium 33,3mg/g
- Kalium 35,2 mg/g.
Ulat Phane mengandung
kitin, yaitu : komponen rangka luar serangga yang mencapai 27% dari bobot
keringnya.
Kitin dapat menghambat akses enzim pencernaan untuk
menghidrolisis protein dan lemak sehingga mengurangi kecernaannya.
Menurut penelitian, daging ayam broiler yang diberi 40%
tepung ulat phane mengandung mineral kalium, natrium, dan fosfor lebih banyak
daripada yang hanya diberi 20%.
Belalang
Memiliki kandungan nutrien tinggi, yaitu :
- Protein Kasar 71,55%
- Lemak 5,75%
- Mineral 2,50%
- Serat Kasar 3,89%
- Apabila kandungan bahan keringnya 100%.
Kandungan protein bervariasi sebesar 28,13 – 53,38%
tergantung fase pertumbuhan daerah tersebut.
Tepung belalang sebanyak 0%, 50%, dan 100% dapat
menggantikan penggunaan tepung ikan dalam ransum ayam broiler secara
signifikan.
Jangkrik
Berperan penting bagi nutrisi manusia di Afrika Barat.
Kandungan protein kasar, karbohidrat, dan lemak jangkrik
coklat (Brachytrypes membranaceus L.) jantan lebih rendah daripada jangkrik
betina, namun kandungan seratnya lebih tinggi.
Jangkrik merupakan sumber Fe, Zn, K, Na dan P yang baik.
Berdasarkan hasil penelitian, mengenai kualitas protein
jangkrik Mormon (Anabrus simplex Haldeman) pada ransum ayam broiler menunjukkan
bahwa pertambahan bobot dan konversi ransum antara ayam yang diberi ransum
jangkrik dan ransum jagung-bungkil kedelai tidak berbeda nyata.
Nakagaki meneliti hal yang sama, dan menemukan bahwa
konversi ransum lebih baik secara signifikan apabila ransum disuplementasi
metionin dan arginin.
Jangkrik lapangan (Gryllus testaceus) mengandung 58,3%
protein kasar pada basis bahan kering dengan lemak 10,3%.
Kandungan lemak tepung jangkrik lebih tinggi daripada tepung
ikan, meat bone meal, maupun bungkil kedelai.
Kandungan lisin, metionin, dan sistein tepung jangkrik yaitu
4,79%, 1,93% dan 1,01% sehingga lebih tinggi daripada tepung ikan (4,51%, 1,59%
dan 0,49%).
Kecernaan asam amino tepung jangkrik lapangan yaitu 92,9%
sehingga lebih tinggi daripada tepung ikan, yaitu 91,3%.
Hal ini menunjukkan bahwa tepung jangkrik potensial sebagai
bahan pakan sumber protein untuk substitusi tepung ikan.
Belatung
Merupakan larva lalat rumah (Musca domestica) yang memiliki
kandungan nutrien tinggi.
Tepung belatung mengandung :
- Kadar Air 86,0 ±0,47%
- Abu 10,03 ± 0,44%
- Serat Kasar 5,89 ± 0,05%
- Protein Kasar 48,0%
- Lemak Kasar 31,76± 0,02%
- Kalori 3755 ± 190 kkal/kg energi.
Variasi kandungan protein kasar tergantung pada kualitas
lingkungan dan makanan belatung serta metode pemrosesan, pengeringan, dan penyimpanan.
Pembuatan 1 kg tepung belatung 20% lebih murah daripada 1 kg
tepung ikan.
Penggunaan 4% tepung ikan dengan 50% tepung belatung pada
ransum finisher ayam broiler menghasilkan performa yang lebih baik dan ekonomis
daripada ransum basal.
Ransum yang mengandung 10–15% tepung belatung dapat
meningkatkan persentase karkas, kualitas karkas, dan performa ayam broiler.
Penggunaan tepung
belatung sebagai pengganti tepung ikan dalam ransum ayam petelur tidak
berdampak buruk bagi performa dan karakteristik kualitas telur.
Kolesterol kuning telur dan konsentrasi kalsium telur secara
signifikan menurun jika level tepung belatung ditingkatkan.
Larva Ngengat Hawk (Agrius convolvuli L)
Merupakan sumber protein hewani masyarakat pedesaan di
Botswana yang banyak ditemukan di musim hujan (Oktober-Januari) namun belum ada
penelitian yang dilakukan untuk mengevaluasi kandungan nutrien dan pengaruhnya
terhadap ternak.
Belalang dan jangkrik sulit diperoleh pada bulan Juni dan
Juli.
Ulat Phane sulit diperoleh pada bulan Juni sampai September.
Sedangkan Larva A. convolvuli hanya melimpah selama Oktober
sampai Desember.
Untuk menjamin kontinuitas bahan pakan unggas, serangga yang
selalu tersedia sepanjang tahun seharusnya dapat dimanfaatkan secara optimal.
Dapat disimpulkan bahwa serangga berpotensi sebagai bahan
pakan unggas yang tinggi protein untuk menggantikan tepung ikan atau ransum
komersial.
Serangga yang potensial sebagai bahan pakan unggas yang
murah dengan kontinuitas terjamin yaitu belatung (larva lalat) karena selalu
tersedia sepanjang tahun.
Serangga lainnya seperti belalang, jangkrik, maupun ulat
juga memiliki profil nutrien yang unggul sebagai pengganti bahan pakan impor,
namun tidak selalu tersedia sepanjang tahun.
Penggunaan serangga untuk menggantikan tepung ikan dapat
menekan biaya produksi dalam peternakan unggas tanpa berpengaruh negatif
terhadap performa unggas dan produktivitasnya.
Semoga Bermanfaat..
No comments:
Post a Comment