Friday 21 October 2016

MENGHITUNG PRODUKSI JAGUNG


      Jagung merupakan salah satu komoditas serealia yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.
Peranan jagung selain sebagai pangan dan pakan, sekarang banyak digunakan sebagai energi serta bahan baku industri lainnya yang kebutuhannya setiap tahunnya terus mengalami peningkatan.

Oleh sebab itu..
Peluang peningkatan produksi jagung dalam negeri masih terbuka lebar, baik melalui peningkatan produktivitas maupun perluasan areal tanam, atau melalui peningkatan Indeks Pertanaman (IP).

     Informasi tentang tantangan dan peluang dalam usaha pengembangan jagung serta teknologi budidaya jagung, baik dilahan kering ataupun di lahan sawah/tadah hujan serta teknologi pasca panen jagung sudah diupayakan disampaikan kepada para petani, terutama melalui kegiatan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL PTT) Jagung.

     Produksi/hasil panen tanaman jagung yang telah dicapai oleh para petani perlu dihitung melalui kegiatan pendugaan hasil yang lebih tepat.
Menurut  Balai Penelitian Tanaman Serealia (Panduan Teknis Menduga Hasil Jagung Sebelum dan Sesudah Panen) bahwa cara ubinan yang umum dipakai menghitung hasil jagung, hasilnya cenderung bias karena angka dugaan lebih tinggi dari angka sesungguhnya.
Untuk memperbaiki hasil dugaan, faktor populasi tanaman dan kadar air harus diperhatikan.

     Menurut Panduan Teknis Menduga Hasil Jagung Sebelum Dan Ketika Panen (Balai Penelitian Tanaman Serealia) pendugaan hasil jagung biasanya dilakukan dengan mengukur 3 (tiga) variabel, yaitu populasi tanaman, ukuran biji dan jumlah biji dalam 1 (satu) tongkol.


1. Menentukan Populasi Tanaman

     Komponen teknologi dasar pada Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) jagung mensyaratkan bahwa populasi tanaman  berkisar 66.000 – 75.000 tanaman/Ha.
Populasi ini dapat dicapai dengan jarak tanam 70 – 75 cm  x  20 cm (1 biji/lubang tanaman) atau 70 – 75 cm  x  40 cm (2 biji/lubang tanaman) dengan benih yang mempunyai daya tumbuh  >95%.  

     Untuk menentukan populasi tanaman nyata dilapangan dapat dilakukan dengan menghitung jumlah tanaman setiap 5 (lima) meter, jika pertanaman dilakukan dalam barisan.
Penghitungan dilakukan sebanyak  10 (sepuluh) kali secara  acak  pada baris contoh, dan diukur jarak antar barisan.  Gunakan angka rata-rata.
Hitung jumlah populasi dengan rumus sebagai berikut :

Jumlah Tanaman/Ha
= Jumlah tanaman dalam luasan 5 m x 10.000 / 5 x  jarak antar baris

Jika pertanaman tidak teratur maka hitung jumlah tanaman pada luasan 20 m² (4 x 5 m) dan dilakukan secara acak pada 10 (sepuluh) tempat.

Jumlah populasi dihitung dengan rumus berikut :

Jumlah Tanaman/Ha
= Jumlah tanaman dalam luasan 20 m² x 10.000 m²/20


2. Ukuran Biji

Ukuran biji bervariasi antar varietas, karena yang diduga adalah hasil akhir maka digunakan angka jumlah biji/Kg pada kadar air 15%, diasumsikan 3500 biji dalam 1 kg jagung.
Namun bila ada informasi berat 1000 biji (dalam deskripsi varietas) maka dapat digunakan angka ini.

Varietas Pioneer 21 mempunyai bobot 1000 biji sebesar 311 gram.
Artinya setiap 1 kg biji Pioneer 21 memiliki 3215 butir, yakni dengan menghitung (1000/311 x 1000).


3. Jumlah biji dalam 1 tongkol

Ditentukan dengan cara mengambil 10 (sepuluh) tongkol secara acak, kupas kelobot dan hitung jumlah biji/baris (a)  serta jumlah baris/tongkol (b).
Jumlah biji/tongkol adalah C  = a  x  b


Produksi Jagung

Produksi jagung dalam Kg/Ha dapat dihitung dengan rumus :

Produksi = a x b x C x 1/3500.

a = Jumlah tanaman/Ha
b = Jumlah tongkol/tanaman
C = Jumlah biji per tongkol


Jumlah tongkol/tanaman berdasarkan kondisi umum di lapangan.



Semoga Bermanfaat..

No comments:

Post a Comment