Dalam hal pemberian pupuk, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan :
Pertama
Mengenai kesesuaian pupuk dengan fase pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
Misalnya : Untuk unsur hara makro, unsur ini dibutuhkan
tanaman sepanjang hidupnya.
Akan tetapi pemberian unsur nitrogen yang terus-menerus pada
fase pertumbuhan vegetatif akan menyebabkan tanaman terlambat atau enggan
memasuki fase generatif.
Akibatnya..
Tanaman akan rimbun tetapi tidak berbunga atau berbuah.
Hal ini karena pada fase perubahan generatif, unsur yang
dibutuhkan tanaman adalah fosfor.
Hal ini karena fosfor dapat merangsang pembungaan.
Kedua
Anda harus memperhatikan cara pemberian pupuk secara benar.
Sebagai contoh pupuk akar harus diberikan dengan cara
dibenamkan di sekeliling tanaman.
Caranya dengan membuat lubang yang memanjang melingkari
tanaman.
Jarak lubang dari tanaman sekitar 10 cm dan lubang memiliki
kedalaman 7-10 cm.
Setelah itu, pupuk yang berbentuk butiran ditaburkan kemudian
disiram dan ditimbun agar tidak menguap.
Hal ini perlu dilakukan karena pupuk akar mudah menguap
apabila terkena cahaya matahari.
Selain dengan cara tersebut, pupuk akar juga dapat diberikan
dengan cara dilarutkan terlebih dahulu kemudian disiramkan ke akar.
Cara seperti ini akan lebih mudah diserap oleh akar.
Adapun pupuk daun diberikan dengan cara disemprotkan ke daun
menggunakan sprayer sehingga pupuk tersebut mudah diserap oleh daun.
Ketiga
Melakukan pemupukan pada waktu yang tepat.
Anda sebaiknya melakukan pemupukan pada jam 6-9 pagi atau
jam 4-6 sore.
Pada jam tersebut intensitas cahaya matahari tidak terlalu
terik, sehingga penguapan pupuk dapat dihindari.
Namun apabila tanaman yang akan diberi pupuk dalam jumlah
banyak, sebaiknya pemupukan dilakukan sejak pagi hari, sehingga pemupukan dapat
dapat dilangsungkan bersamaan, tidak ada yang tertunda.
Untuk pupuk daun harus diberikan pada pagi atau sore hari.
Hal ini karena pada waktu pagi dan sore hari stomata
membuka, sehingga pupuk akan langsung terserap oleh daun.
Akan tetapi, stomata pada siang hari menutup sehingga
apabila dilakukan pemupukan tidak akan efektif.
Keempat
Jumlah pupuk yang diberikan harus sesuai dengan umur dan
kondisi tanaman.
Apabila pemupukan tidak sesuai dengan kebutuhan, maka
pemupukan tidak akan ada hasilnya, justru akan merugikan tanaman itu sendiri.
Sebagai contoh :
Agar tabulampot yang Anda tanam dapat berproduksi dengan
baik, Anda perlu melakukan pemupukan secara rutin.
Anda bisa menggunakan pupuk NPK, dengan pemberian dalam
dosis 15 : 15 : 15, atau bisa juga dengan perbandingan 16 : 16 : 16.
Frekuensi pemberian pupuk pada tanaman buah di dalam pot ini
juga akan menjadi lebih tinggi jika dibandingkan tanaman buah tadi hidup di
luar pot.
Meskipun pemberian pupuk pada tabulampot dengan frekuensi
yang lebih tinggi, namun dosis yang Anda berikan harus lebih sedikit,
berbanding lurus dengan besaran atau ukuran pot tempat tabulampot.
Pemberian pupuk tersebut harus sesuai dosis.
Jika tanaman buah masih berukuran kecil, maka Anda bisa
memberikan pupuk dengan dosis 10-15 gr/tanaman.
Jika berukuran sedang, maka pupuk yang Anda berikan dengan
menggunakan dosis 25-30 gr/tanaman.
Namun jika tabulampot telah berukuran besar, maka dosis
pemupukan yang kita berikan adalah 30-50 gr/tanaman.
Pemberian pupuk NPK pada tabulampot ini, bisa Anda berikan
sejak tanaman berusia 2 bulan.
Setelah berumur 4 hingga 6 bulan, pemberian pupuk NPK tadi
bisa kita tambahkan dengan menggunakan pupuk kandang atau bisa juga dengan
menggunakan kompos.
Nah, hal ini menunjukkan bahwa pemupukan yang efektif dan
dengan memperhatikan waktu dan cara pemupukan akan dapat mendukung pertumbuhan
dan perkembangan tanaman secara optimal.
Semoga Bermanfaat..
No comments:
Post a Comment