Wednesday 10 August 2016

SEX REVERSAL PADA BENIH IKAN NILA & IDENTIFIKASI KELAMINNYA DGN ACETOKARMIN


Sex Reversal merupakan suatu cara membalikan arah perkembangbiakan kelamin pada spesies ikan seharusnya berkelamin betina diarahkan perkembangan gonadnya menjadi jantan atau sebaliknya.
Teknik sex reversal hanya merubah fenotip ikan tanpa merubah genotipnya, dengan demikian susunan genetic ikan masih sama karena genotip tidak berubah.
Sex reversal dilakukan saat gonad masih belum terdiferensiasi secara jelas jantan atau betinanya, belum terdiferensiasinya gonad secara jelas (jantan atau betina) biasanya saat ikan dalam fase larva.
Oleh karena itu, waktu yang cocok untuk untuk dilakukan sex reversal pada ikan nila saat menjadi larva umur 6-7 hari sampai umur 27-28 hari setelah penetasan telur, sedangkan pada ikan nila merah sex reversal dilakukan pada saat menjadi larva umur 20 hari.

Manfaat dan kelebihan sex reversal yakni mendapatkan ikan dengan pertumbuhan cepat akibat populasi ikan yang diproduksi adalah populasi ikan monosex, sedangkan budidaya ikan monosex hasil sex reversal lebih menguntungkan karena dapat memaksimalkan usaha produksi perikanan. Ikan nila hasil reversal mempunyai manfaat/keunggulan yakni mencegah terjadinya pemijahan liar karena populasi ikan semuanya monosex, mendapatkan penampilan ikan yang baik, dan untuk pemurnian ras ikan melalui suatu ginogenesis.
Kekurangan dari sex reversal yakni hasil dari sex reversal tidak dapat dipastikan 100%, akan ada ikan yang mati saat dilakukan sex reversal, harga hormon untuk sex reversal mahal, dibutuhkan dosis hormon yang banyak agar proses sex reversal berhasil, dan butuh skill dan pengetahuan ekstra untuk melakukan sex reversal agar hasilnya 100% berhasil.

Ciri-ciri Nila Jantan yakni:
- Dagu berwarna kemerahan atau kehitaman,
- Sirip dada berwarna coklat kemerahan,
- Serut pipih berwarna kehitaman, jika dipijat (striping) bagian perut akan mengeluarkan cairan berwarna putih (sperma),
- Alat kelamin berbentuk runcing,
- Mempunyai 2 lubang yakni anus dan urogenital.

Ciri-ciri nila betina yakni
- Dagu berwarna putih,
- Sirip dada berwarna kehitaman,
- Perut berwarna putih dan mengembang,
- Jika dilakukan striping di bagian perutnya tidak mengeluarkan cairan atau mengeluarkan cairan berwarna kuning (telur),
- Alat kelamin berbentuk bulat sabit,
- Memiliki 3 lubang yakni anus, lubang genital, dan lubang urin.

Ikan nila dapat dibedakan jenis kelaminnya saat berat badan ikan mencapai 30-40 gram per ekornya atau kira-kira saat nila berumur dua bulan.
Nilai SR (Survival Rate) nila tidak mempengaruhi keberhasilan sex reversalnya, akan tetapi proses sex reversal-lah yang mempengaruhi nilai SR, keberhasilan sex reversal sangat dipengaruhi oleh  faktor lingkungan (terutama suhu dan pH), dosis hormon, lama perlakuan, dan jenis hormon.

Dalam penentuan kelamin nila setelah proses sex reversal dilakukan menggunakan pemberian larutan acetokarmin.
Acetokarmin adalah larutan pewarna yang digunakan dalam pewarnaan gonad ikan untuk pemeriksaan di bawah mikroskop.
Acetokarmin dapat mempermudah identifikasi gonad saat pengamatan sehingga jenis kelamin dari benih ikan nila akan cepat diketahui (teridentifikasi).
Larutan acetokarmin dibuat dari bubuk karmin dalam 100 ml asam asetat 45%.

Kelebihan identifikasi jenis kelamin benih ikan menggunakan acetokarmin yakni praktis, mudah dilakukan, cepat pengerjaannya, dan tidak perlu peralatan khusus, sedangkan kelemahanya yakni dibutuhkan ketrampilan khusus dan butuh penguasaan ekstra dalam pemeriksaan gonad.
Prinsip kerja identifikasi kelamin benih ikan menggunakan metode acetokarmin dipraktikum adalah ikan disiapkan, ikan dibedah dan diambil gonadnya, lalu gonad diletakan di gelas objek, kemudian diteteskan acetokarmin, dilakukan pencacahan, diamkan dan tutup dengan cover glass, lalu diamati di bawah mikroskop.

Pemberian acetokarmin berfungsi sebagai cat warna agar sel-sel gonad terlihat jelas dan dapat dibedakan antara gonad jantan dan betina, pencacahan dilakukan untuk menyebar larutan acetokarmin agar semua sel di gonad terwarnai dan tidak hanya tersebardi satu sisi, pencacahan juga dilakukan agar tidak terjadi penumpukan sel-sel yang dapat menghalangi proses identifikasi, sedangkan mikroskop sebagai alat bantu dalam pengamatan dan identifikasi gonad.


Semoga bermanfaat...

No comments:

Post a Comment