Buat yang saat ini sedang beternak Kambing maupun Sapi
betina terutama yang baru bunting, sepertinya materi ini sangat penting buat
dibaca karena ternak yang habis beranak biasanya sangat rentan terserang
penyakit Mastitis.
Apa sih sebenarnya Mastitis itu..?
Mastitis adalah penyakit yang menyerang kelenjar susu ternak
yang ditandai dengan pembengkaan dan kesakitan pada ambing susu.
Meski demikian ada juga yang disebut dengan Mastitis
subklinis yakni Mastitis yang tidak disertai gejala sakit sehingga hanya bisa
diketahui dengan pemeriksaan laboratorium.
Mastitis menyerang ternak pada masa produksi susu maupun
pada masa kerig (dua minggu setelah penghentian pemerahan atau dua minggu
sebelum melahirkan).
Waktu yang paling rawan adalah beberapa hari setelah
melahirkan.
Mengapa..?
Karena pada masa ini umumnya kondisi tubuh ternak sedang
turun karena sedang dalam pemulihan pasca melahirkan sehingga kemampuan tubuh
melawan infeksi menjadi berkurang apalagi pada ternak yang sudah tua (beranak
lebih dari 5 kali).
Jadi pemberian multivitamin sangat penting pada masa ini.
PENYEBAB
Mastitis pada ternak Kambing dan Sapi disebabkan oleh
Bakteri dan Jamur.
Beberapa jenis Bakteri yang dikonfirmasi sebagai penyebab
Mastitis adalah :
- Staphylococcus aureus
- Staphylococcus epidermidis
- Streptococcus dysgalactiae
- Streptococcus agalactiae
- Streptococcus uberis
- Klebsiella
- Escherichia colli
Sedang dari golongan Jamur adalah :
- Actinomyces sp
- Candida sp
Bakteri yang sering ditemukan pada kasus Mastitis subklinis
adalah :
- Staphylococcus aureus
- Streptococcus agalactiae
- Escherichia colli
Apa sih nilai penting kita mengetahui jenis-jenis mikroba
penyebab Mastitis..?
Nilai pentingnya adalah kita bisa memperkirakan langkah-langkah
pengobatan yang akan kita ambil nantinya.
Jika penyebabnya adalah Jamur maka akan percuma kita
memberikan antibiotik dan juga perlu diketahui tidak semua Bakteri sensitif
(bisa diberantas) dengan salah satu jenis antibiotik
PATOGENESIS
Bagaimana infeksi terjadi pada ambing..?
Untuk bisa memahami bagaimana terjadinya infeksi pada ambing
maka ada baiknya kita mengetahui bagaimanakah struktur anatomy dari ambing
ternak.
Ambing pada ternak disusun oleh beberapa bagian :
A. Puting
1. Streak canal/lubang puting
2. Sphincter muscle/klep
3. Teat cistern/rongga puting
B. Penampung Susu (Gland Cistern)
C. Kelenjar Susu
1. Lobe/kelenjar susu
2. Ductus/saluran susu
Ada dua jalan untuk terjadinya infeksi pada ambing (kantong
susu) :
Yang pertama adalah infeksi dari luar tubuh yang kedua
adalah dari dalam organ tubuh yang terinfeksi yang menyebar melalui pembuluh
darah/limfe (jarang terjadi).
Infeksi dari luar tubuh dimulai dari masuknya mikroba ke
dalam ambing melalui lubang puting (teat canal) yang terbuka karena diperah
atau disusu anaknya.
Infeksi dimulai pada rongga bagian bawah ambing yang
kemudian apabila tidak diobati akan menyebar ke atas dan mengakibatkan infeksi
yang lebih parah.
Perbedaan lokasi infeksi dan jenis bakteri akan menghasilkan
gejala yang berbeda secara klinis maupun laboratoris.
Pada dasarnya ambing telah dibekali mekanisme pertahanan
berupa spincter atau klep yang dapat menutup setelah diperah atau disusu namun
proses penutupan ini membutuhkan beberapa waktu.
Pada jeda inilah tingkat kerawanan infeksi meningkat,
sehingga pada prosedur baku pemerahan biasanya dianjurkan untuk mencelup puting
susu dengan antiseptik (alkohol 70% atau povidon iodin 1%) setiap kali selesai
pemerahan.
Jalur infeksi yang kedua adalah melalui saluran darah,
infeksi ini terjadi pada Mastitis yang disebabkan oleh bakteri Brucella abortus
yang menyebar dari organ reproduksi.
TANDA KLINIS
Sebelum berbicara tentang tanda klinis Mastitis ada baiknya
kita mengetahui beberapa pembagian Mastitis.
1. Berdasarkan onset (proses kejadian) penyakit Mastitis
dibagi menjadi Mastitis perakut, akut dan kronis.
2. Berdasar tampak tidaknya gejala Mastitis dibagi menjadi
Mastitis klinis dan subklinis (tidak tampak).
Secara umum Mastitis ditandai dengan pembengkakan salah satu
kuartir/bagian ambing kanan atau kiri, jarang terjadi
dua-duanya/keempat-empatnya (Sapi), ambing menjadi keras, memerah, panas dan
sakit saat disentuh.
Bila diperah maka susu akan berubah menjadi bening dan
encer, saat sudah lanjut susu akan menjadi pecah/berjonjot dan kadang disertai
darah.
Pada Mastitis perakut gejala klinis akan berlangsung cepat
dan dalam satu hari bisa diikuti dengan kematian (terutama pada Kambing),
umumnya penyakit berlangsung akut (1-3 hari) sehingga dengan pengamatan yang
cermat dapat segera ditangani.
Sedangkan pada Mastitis kronis biasanya gejala klinis tidak
begitu mencolok namun diikuti dengan perubahan jaringan menjadi jaringan ikat
atau kematian kelenjar susu.
Langkah Pemeriksaan Mastitis Secara Mandiri
1. Lakukan restrain atau pengekangan dengan tali, tujuannya
agar hewan tidak berontak dan untuk menjaga keamanan pemeriksa.
2. Amati dari jarak dekat perubahan-perubahan yang mungkin
terjadi pada ambing.
Perubahan bisa berupa pembengkakan atau perubahan warna
kulit ambing.
3. Raba ambing dan lakukan sedikit tekanan, perhatikan ada
atau tidak respon rasa sakit dan rasakan apakah ambing berubah menjadi keras
atau tidak.
4. Selanjutnya coba lakukan pemerahan pada ambing yang
dicurigai mengalami Mastitis, lihat apakah ada perubahan pada bentuk cairan
susu seperti berubah menjadi encer, berjonjot atau bercampur dengan darah.
Apabila dengan pemeriksaan tersebut tidak ditemukan tanda
Mastitis tapi produksi susu menurun bisa jadi ternak mengalami Mastitis
subklinis.
Pada Mastitis subklinis penyakit dapat diketahui dengan
pemeriksaan jumlah sel somatik yang ada pada susu di laboratorium.
Kerugian yang ditimbulkan akibat penyakit Mastitis :
Kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh Mastitis meliputi
penurunan produksi susu/kuartir, penurunan kualitas susu yang mengakibatkan
penolakan, peningkatan biaya perawatan dan pengobatan, pengafkiran ternak lebih
awal dan pembelian ternak baru.
Langkah yang dinilai paling tepat dalam mensikapi kasus
Mastitis pada ternak adalah dengan langkah pencegahan.
Langkah Pencegahan Mastitis
Mastitis adalah penyakit yang umum terjadi pada ternak
betina terutama ternak yang dimanfaatkan hasil susunya.
Mastitis dapat dicegah atau diminimalisir dengan menerapkan
beberapa langkah berikut :
1. Peningkatan sanitasi kandang, dilakukan dengan cara
menyemprot kandang/membersihkan kandang beberapa saat sebelum dilakukan
pemerahan.
Kandang diupayakan selalu dalam keadaan bersih dan kering.
2. Penerapan higiene pemerahan susu yang baik, seperti
pencucian ambing sebelum dan sesudah pemerahan dengan kain yang bersih dan
tidak dipakai bergantian dengan ternak lainnya, dipping atau pencelupan puting
susu setelah diperah dengan iodin 1%, menjaga kebersihan tangan atau mesin
perah.
3. Peningkatan kualitas kesehatan ternak dengan cara
memberikan pakan yang cukup dan pemberian multivitamin mineral terutama pada
masa-masa kritis/resiko tinggi seperti pasca beranak atau pasca
ditransportasikan.
Apabila langkah pencegahan telah diterapkan dengan baik
namun kasus tetap muncul maka perlu dilakukan langkah pengobatan.
Dalam pengobatan Mastitis ada beberapa hal yang harus
diperhatikan sehingga pengobatan menjadi efektif seperti pemilihan jenis obat
dan penentuan waktu yang tepat untuk pengobatan.
Langkah Pengobatan Mastitis
Mastitis sebagian besar disebabkan oleh bakteri dan jarang
disebabkan oleh jamur, sehingga secara umum bisa diterapi dengan antibiotik.
Langkah yang harus dilakukan sebelum melakukan pengobatan
dengan antibiotik adalah melakukan uji sensitivitas bakteri terhadap antibiotik
namun langkah ini sangat sulit untuk dilakukan dilapangan.
Kabar baiknya adalah dari sekian banyak bakteri penyebab
Mastitis bakteri Staphylococcus aureus adalah yang palling sering ditemui dan
data sensitivitas bakteri tersebut terhadap antibiotik telah diteliti.
Tabel hasil uji sensitivitas Bakteri Staphylococcus aureus
(Turutoglu et al, 2006) terhadap beberapa jenis antibiotik berikut ini :
No. Jenis Antibiotik Resistensi Efektivitas
1. Oxytetracycline
65,8% 34,2%
2. Penicillin G 76,3% 23,7%
3. Ampicillin 73,7% 26,3%
4. Ampicillin/Sulbactam 2,6% 97,4%
5. Amoxycillin/Clavulanic acid 0,0% 100%
6. Cloxacillin 18,4% 81,6%
7. Neomycin 7,9% 92,1%
8. Trimethoprim/Sulpha-Metoxazone
47,7% 52,3%
9. Gentamicin 57,9% 42,1%
Dari data tersebut kita bisa melihat bahwa obat jenis
Amoxycillin adalah obat yang memiliki efektivitas tertinggi, disusul Ampicillin/Sulbactam
dan Neomycin.
Ada baiknya dalam memillih antibiotik tidak memilih yang
bersifat "Long Acting" sehingga apabila setelah diterapi tidak tampak
adanya perkembangan maka bisa diganti dengan antibiotik lainnya tanpa harus
menunggu waktu lama.
Kapan waktu pengobatan yang paling efektif..?
Pengobatan Mastitis yang paling baik adalah pada masa kering
susu.
Apabila telah dilakukan pengobatan dengan beberapa jenis
antibiotik namun tidak respon bisa jadi penyebab Mastitis adalah Jamur.
Demikian seputar Penyakit dan Pengobatan Mastitis pada
Kambing dan Sapi.
Semoga bermanfaat...
No comments:
Post a Comment